Tampilkan postingan dengan label Monumen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Monumen. Tampilkan semua postingan

Selasa, 13 Oktober 2020

Wisata di Bengkulu: Lengkap dengan Transportasi, Penginapan dan Oleh-Oleh Khasnya

Hai sahabat backpacker

Seperti biasa, di akhir perjalananku ke suatu daerah maka aku akan menyajikan daftar tempat-tempat wisata yang bisa dikunjungi di daerah tersebut beserta akomodasinya.

Kali ini aku mau berbagi informasi mengenai tempat-tempat wisata yang ada di Kota Bengkulu. Daftar ini ku buat berdasarkan tempat-tempat yang memang telah kukunjungi. Jadi bisa dijamin kebenaran tempatnya. Daftar ini akan kutambah jika nanti aku berkunjung lagi ke Bengkulu.

Baiklah, inilah daftar objek wisata yang ada di Bengkulu:

1.    Pantai Panjang

Pantai Panjang bisa dibilang ikon wisatanya Kota Bengkulu. Jadi belum sah rasanya ke Bengkulu kalo belum ke pantai ini. Sesuai namanya, pantai ini memiliki bibir pantai yang panjang yang mencapai 7 km dengan pantai berupa pasir putih.

Pantai ini letaknya tak jauh dari pusat Kota Bengkulu, jadi cukup mudah untuk dikunjungi. Waktu terbaik mengunjungi pantai ini adalah ketika sore hari. Karena pantai ini tepat menghadap ke barat sehingga pemandangan sunsetnya juara. 

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Pantai Panjang Bengkulu, Sunsetnya Juara

Pantai Panjang Bengkulu

2.    Pantai Tapak Paderi

Pantai Tapak Paderi adalah salah satu pantai lainnya yang ada di Kota Bengkulu. Pantai ini masih terhubung dengan Pantai Panjang. Pantai ini juga memiliki pantai berupa pasir putih yang halus. Asyiknya, di pantai ini terdapat banyak perahu-perahu nelayan yang sedang bersandar. Selain itu, karena pantainya membentuk teluk jadi di seberang lautannya terlihat daratan dengan pemandangan bukit-bukit dan gunung yang hijau. Cakep lah. 

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Pantai Tapak Paderi, Pondok Sendal Jodoh dan Bunker Jepang

Pantai Tapak Paderi

3.    Pondok Sendal Jodoh

Pondok Sendal jodoh terletak di dalam kawasan Pantai Tapak Paderi. Di pondok ini terdapat dinding bambu yang ditempeli ratusan sendal bekas yang hanyut terbawa arus ombak. Tujuan pembuatan pondok ini adalah untuk mengingatkan pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan, apalagi ke lautan. 

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Pantai Tapak Paderi, Pondok Sendal Jodoh dan Bunker Jepang 

Pondok Sendal Jodoh

4.    Danau Dendam Tak Sudah

Namanya emang serem sih, tapi pemandangan di danau ini cakep banget. Danaunya cukup luas dan pemukaan airnya tenang dan bersih. Di sekitar danau juga banyak pepohonan rindang yang membuat suasananya semakin adem. Di sini juga banyak penjual es kelapa muda. Jadi kita bisa menikmati segarnya es kelapa muda sembari melihat indahnya alam Danau Dendam Tak Sudah.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Danau Dendam Tak Sudah Bengkulu, Tempat Asyik Untuk Bersantai

Danau Dendam Tak Sudah

5.    Benteng Marlborough

Benteng Marlborough merupakan benteng peninggalan Inggris yang dibangun pada tahun 1713. Dulunya benteng ini menjadi benteng ppertahanan terkuat kedua milik Inggris di wilayah timur setelah Benteng St. George yang ada di Madras, India.

Saat ini, Benteng Marlborough menjadi salah satu destinasi wisata yang populer di Bengkulu. Selain bisa mengagumi arsitektur bentengnya yang megah, pengunjung juga bisa belajar sejarah perjuangan rakyat Bengkulu melawan penjajahan melalui koleksi bersejarah yang dipamerkan di dalam benteng ini.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Fort Marlborough, Benteng Inggris di Kota Bengkulu

Benteng Marlborough

6.    Bunker Jepang

Bunker Jepang adalah salah satu bangunan cagar budaya yang ada di Bengkulu. Bunker ini dibangun pada masa pendudukan Jepang di tahun 1942 hingga tahun 1945. Bangunan bunkernya masih berdiri kokoh, hanya saja kurang terawat. 

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Pantai Tapak Paderi, Pondok Sendal Jodoh dan Bunker Jepang

Bunker Jepang

7.    Rumah Pengasingan Bung Karno

Rumah bersejarah ini merupakan rumah yang menjadi tempat tinggal Bung Karno ketika diasingkan Belanda ke Bengkulu pada tahun 1938 hingga tahun 1942. Rumah pengasingan ini masih terawat dengan baik dan di dalamnya terdapat banyak barang-barang koleksi yang berkaitan dengan Bung Karno. Btw, harga tiket masuknya cuma Rp. 3000 aja loh.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu

Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu

8.    Rumah Ibu Fatmawati

Terletak tak jauh dari Rumah Pengasingan Bung Karno, rumah bersejarah ini juga menyimpan berbagai barang bersejarah milik Ibu Fatmawati, termasuk mesin jahit yang dulu digunakan beliau untuk menjadi bendera Merah Putih yang dikibarkan pada peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Mengunjungi Rumah Ibu Fatmawati

Rumah Ibu Fatmawati

9.    Masjid Jamik Bengkulu

Masjid Jamik Bengkulu adalah salah satu masjid tertua di Kota Bengkulu dan dibangun sejak abad ke-18. Ketika Bung Karno diasingkan ke Bengkulu, beliau pula lah yang mendesain renovasi masjid ini dan hingga sekarang desain rancangan Bung Karno masih dipertahankan di masjid ini.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Masjid Jamik Bengkulu

Masjid Jamik Bengkulu

10. Museum Negeri Bengkulu

Terletak di Padang Harapan, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu, museum ini menyimpan berbagai barang koleksi dari sejarah dan budaya masyarakat Bengkulu. Tiket masuk ke museum ini juga sangat terjangkau karena peorangnya hanya perlu membayar Rp. 3000 aja.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Museum Negeri Bengkulu, Mengenal Sejarah dan Budaya Bengkulu

Museum Bengkulu

11. Tugu Simpang Lima Ratu Samban

Tugu ini terletak di Pusat Kota Bengkulu, tepat di persimpangan lima jalan. Nama simpangnya diambil dari tokoh pahlawan setempat, Ratu Samban, yang gigih berjuang melawan penjajahan. Sedangkan tugunya sendiri berupa patung Ibu Fatmawati yang sedang menjahit bendera Merah Putih.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Simpang Lima Ratu Samban

Simpang Lima Ratu Samban

12. Monumen Thomas Parr

Monumen ini dibangun pada tahun 1808 oleh pihak Inggris untuk memperingati peristiwa terbunuhnya Thomas Parr, seorang Residen Inggris yang berkedudukan di Bengkulu. Thomas Parr tewas di tangan rakyat Bengkulu yang marah karena kepemimpinannya yang kejam dan zalim.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Tugu Thomas Parr, View Tower dan Gedung Daerah Provinsi Bengkulu

Monumen Thomas Parr

13. Alun-Alun Kota Bengkulu dan View Tower

Alun-Alun Kota Bengkulu merupakan tempat nongkrong yang cukup ramai di sore hari. Di alun-alun ini terdapat banyak pedagang makanan, mulai dari makanan ringan hingga makanan berat. Selain itu, di sini juga banyak pedagang mainan anak-anak, sehingga cocok dikunjungi bareng keluarga.

Di tengah alun-alunnya berdiri sebuah menara bernama View Tower. Menara setinggi 43 meter ini rencananya difungsikan sebagai menara pemantau tsunami dan bisa diakses oleh publik. Namun sayangnya hingga sekarang View Tower tak pernah dioperasikan. 

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Tugu Thomas Parr,View Tower dan Gedung Daerah Provinsi Bengkulu

View Tower

14. Gedung Daerah Provinsi Bengkulu

Gedung Daerah Provinsi Bengkulu adalah salah satu bangunan bersejarah di Kota Bengkulu. Dulunya gedung ini merupakan tempat tinggal bagi Residen Inggris yang memimpin Bengkulu. Saat ini, Gedung Daerah Provinsi Bengkulu dijadikan sebagai rumah dinas Gubernur Bengkulu dan masih terawat dengan baik. 

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Tugu Thomas Parr, View Tower dan Gedung Daerah Provinsi Bengkulu

Gedung Daerah Provinsi Bengkulu

          Cara Menuju Bengkulu

Ada beberapa cara untuk mengunjungi Kota Bengkulu. Cara pertama dan paling mudah adalah dengan menggunakan pesawat terbang. Bengkulu memiliki satu bandara bernama Bandara Fatmawati Soekarno. Bandara ini melayani penerbangan domestik dan internasional.

Bandara Fatmawati Soekarno terletak di Jalan Raya Padang Kemiling, Kecamatan Slebar, Kota Bengkulu. Jarak bandara ke pusat kota sekitar 14 km dan bisa menggunakan bus Damri, taksi bandara serta angkutan travel untuk menuju pusat kota.

Selain pesawat, juga bisa menggunakan transportasi bus. Ada beberapa bus yang memiliki trayek langsung ke Kota Bengkulu seperti Bus Putra Simas, PO SAN, Putra Rafflesia dan bus lainnya. Selain trayek langsung, teman-teman juga bisa naik bus tujuan Kota Lubuk Linggau di Sumatera Selatan. Dari kota tersebut tinggal naik bus tujuan Kota Bengkulu.

Tentang Bus Putra Simas bisa dibaca di sini: Perjalanan Menuju Bengkulu dengan Bus Putra Simas

Bus Putra Simas 

Selain itu, Bengkulu juga memiliki pelabuhan, yaitu Pelabuhan Pulau Baai. Dulunya pelabuhan ini melayani rute ke Jakarta dan Padang. Tapi sekarang aku tak menemukan informasi selain tentang kapal dengan rute Bengkulu menuju Pulau Enggano, salah satu pulau terluar di Provinsi Bengkulu. Mungkinkah rutenya udah ditutup?

Transportasi di dalam Kota Bengkulu

Saat ini Kota Bengkulu telah dilengkapi dengan kendaraan umum dalam kota berupa bus Trans Rafflesia Bengkulu. Bus ini akan membawa penumpang melalui beberapa destinasi wisata seperti Pantai Panjang, Benteng Marlborough, Danau Dendam dan pusat kota. Selain Trans Bengkulu, teman-teman juga bisa mengandalkan angkot serta babang ojol.

           Penginapan di Bengkulu

Ada banyak penginapan yang tersedia di Kota Bengkulu dengan harga yang beragama di mulai dari kurang Rp, 100.000 permalam. Penginapan-penginapan ini umumnya terletak tak jauh dari pusat kota dan objek-objek wisata yang ada di Bengkulu. Saya sendiri kemarin menginap di Tropicana Guest House yang terletak tak jauh dari Pantai Panjang dan Rumah Pengasingan Bung Karno. Di sini permalamnya cuma Rp. 110.000 dan udah dapat sarapan pagi.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Menginap di Tropicana Guest Hotel Bengkulu

Tropicana Guest House

           Oleh-Oleh Khas Bengkulu

Ada banyak oleh-oleh khas Bengkulu yang bisa bawa sebagai buah tangan ketika pulang dari Bengkulu seperti Lempuk Durian, Manisan Terong, Perut Punai, Kue Tat, hingga Kopi Bengkulu,

Selain makanan, juga banyak pernak-pernik yang tersedia seperti Batik Besurek, baju kaos bergambar khas Bengkulu hingga kerajianan dari kulit kayu lantung seperti gantungan kunci dan miniatur bunga rafflesia.

Untuk membeli oleh-oleh ini bisa di banyak tempat seperti Pantai Panjang dan Benteng Marlborough. Tapi menurutku tempat terbaik untuk berburu oleh-oleh ada di Sentra Oleh-Oleh Khas Bengkulu yang terletak tak jauh dari Simpang Lima Ratu Samban. Di tempat ini terdapat beberapa toko yang menjual oleh-oleh khas Bengkulu dengan harga yang terjangkau dan barangnya pun lengkap.

Minggu, 11 Oktober 2020

Bangunan Bersejarah di Kota Bengkulu

Bengkulu memiliki sejarah yang yang unik. Ketika wilayah lain di Indonesia berada di bawah jajahan Belanda, maka Bengkulu berada di bawah wilayah Inggris. Hingga akhirnya wilayah ini ditukar Inggris dengan wilayah Singapura kepada Belanda.

Oleh karena itu, kota ini memiliki banyak bangunan tua dan bersejarah yang sangat menarik untuk dikunjungi. Berikut ini adalah bangunan sejarah yang ada di Bengkulu. Daftar ini kubuat berdasarkan tempat-tempat yang pernah kukunjungi sendiri ketika traveling ke Bengkulu. Jadi bisa kujamin kebenarannya.

1.    Benteng Marlborough

Benteng Marlborough adalah sebuah benteng besar peninggalan Inggris yang didirikan oleh East India Company (EIC) pada tahun 1713 dan selesai pada tahun 1719 di bawah pimpinan gubernur Joseph Callet. Benteng ini merupakan benteng terkuat Inggris di wilayah Timur setelah Benteng St. Geogre di Madras, India. Meskipun disebut terkuat kedua, benteng ini juga pernah dibakar oleh rakyat Bengkulu hingga pihak Inggris harus mengungsi ke Madras.

Saat ini Benteng Marlborough menjadi salah satu tujuan wisata yang populer di Bengkulu. Di dalam bentengnya terdapat berbagai macam koleksi yang menceritakan tentang perjuangan rakyat Bengkulu dalam melawan penjajahan asing.

Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini: Fort Marlborough, Benteng Inggris di Kota Bengkulu. 

Benteng Marlborough

2.    Rumah Pengasingan Bung Karno

Rumah ini merupakan rumah tempat tinggal Bung Karno ketika diasingkan oleh Belanda ke Bengkulu sejak tahun 1938 hingga tahun 1942 karena dianggap melawan kolonial. Rumah ini masih terawat dengan baik dan di dalamnya terdapat banyak koleksi yang berhubungan dengan sejarah Bung Karno seperti sepeda onthel Bung Karno hingga meja rias buatan Bung Karno sendiri.

Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini: Wisata Sejarah Di Rumah Pengasingan Bung Karno Di Bengkulu 

Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu

3.    Rumah Ibu Fatmawati

Rumah Ibu Fatmawati terletak tak jauh dari Rumah Pengasingan Bung Karno. Rumah ini menyimpan berbagai koleksi yang berhubungan dengan Ibu Fatmawati seperti foto-foto tua, surat, hingga mesin jahit yang dulu digunakan untuk menjahit Bendera Merah Putih yang dikibarkan pada peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945.

Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini: Mengunjungi Rumah Ibu Fatmawati Di Bengkulu 

Rumah Ibu Fatmawati

4.    Masjid Jamik Bengkulu

Masjid Jamik Bengkulu adalah salah satu masjid tertua di Kota Bengkulu dan dibangun sejak abad ke-18  Saat itu bangunan Masjid Jamik Bengkulu masih sederhana dan masih berbahan kayu dengan atap yang terbuat dari rumbia.

Masjid ini memiliki hubungan yang erat dengan Bung Karno. Karena ketika beliau diasingkan ke Bengkulu, beliaulah yang mendesain renovasi masjid ini. Hingga saat ini desain masjid yang dirancang oleh Bung Karno masih tetap dipertahankan di Masjid Jamik Bengkulu ini.

Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini: Masjid Jamik Bengkulu, Masjid Bersejarah Yang Punya Hubungan Erat Dengan Soekarno. 

Masjid Jamik Bengkulu

5.    Bunker Jepang

Bunker Jepang terletak tidak jauh dari Benteng Marlborough dan dibangun oleh Jepang ketika mereka menguasai Indonesia pada tahun 1942 hingga tahun 1945. Bangunannya terbuat dari beton dengan bentuk atap setengah lingkaran. Kondisi bunker ini kurang terawat meski bangunannya masih berdiri kokoh.

Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini: Pantai Tapak Paderi, Pondok Sendal Jodoh dan Bunker Jepang 

Bunker Jepang

6.    Gedung Daerah Provinsi Bengkulu

Gedung Daerah Provinsi Bengkulu adalah rumah tinggal bagi Residen Inggris yang memerintah di Bengkulu. Rumah ini dulunya juga sempat menjadi tempat tinggal dari Thomas Stamford Raffles. Saat ini, Gedung Daerah Provinsi Bengkulu difungsikan sebagai rumah dinas Gubernur Bengkulu dan arsitektur aslinya masih dipertahankan.

Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini: Tugu Thomas Parr, View Tower dan Gedung Daerah Provinsi Bengkulu 

Gedung Daerah Provinsi Bengkulu

7.    Monumen Thomas Parr

Monumen Thomas Parr dibangun pada tahun 1808 oleh pihak Inggris untuk memperingati insiden pembunuhan Thomas Parr, Residen Inggris yang memimpin Inggris di Tanah Bengkulu. Namun bagi rakyat Bengkulu, tugu ini menjadi simbol perlawanan dan sebuah pengingat bahwa dahulu mereka pernah dijajah oleh seorang yang kejam.

Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini: Tugu Thomas Parr, View Tower dan Gedung Daerah Provinsi Bengkulu 

Monumen Thomas Parr

8.    Tugu Simpang Lima Ratu Ramban

Tugu Simpang Lima Ratu Samban adalah sebuah tugu yang berdiri di pusat kota Bengkulu dan tepat di tengah bundaran simpang lima. Nama persimpangannya diambil dari tokoh pahlawan setempat, Ratu Samban, yang gigih berjuang melawan Kolonial Belanda. Sedangkan tugunya berupa patung Ibu Fatmawati yang sedang menjahit bendera Merah Putih. Patung ini pun baru diresmikan tahun 2020. Sebelumnya di tugu ini memiliki patung seorang penunggang kuda.

Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini: Berhenti Sejenak di Simpang Lima Ratu Samban 

Tugu Simpang Lima Ratu Samban

9.    Bonus: Museum Negeri Bengkulu

Meski bukan termasuk bangunan bersejarah, tapi Museum Negeri Bengkulu menurutku bisa dimasukin juga ke dalam tempat-tempat bersejarah di Kota Bengkulu. Karena di museum ini terdapat banyak koleksi yang berhubungan dengan sejarah dan budaya masyarakat Bengkulu. Museum ini terletak di Padang Harapan, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu dengan harga tiket cuma Rp. 3000 saja.

Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini: Museum Negeri Bengkulu: Mengenal Sejarah dan Budaya Bengkulu 

Museum Negeri Bengkulu

Selasa, 29 September 2020

Tugu Thomas Parr, View Tower dan Gedung Daerah Provinsi Bengkulu


Tugu Thomas Parr

                  Hai sahabat backpacker, selamat datang di blognya backpacker yang ganteng dan unyu. Setelah sebelumnya aku mengunjungi Benteng Marlborough, aku kembali melanjutkan petualanganku di Bumi Rafflesia ini.

Baca juga: Fort Marlborough, Benteng Inggris di Kota Bengkulu

            Tujuanku selanjutnya adalah Tugu Thomas Parr, View Tower dan Gedung Daerah Provinsi Bengkulu yang letaknya tak jauh dari Benteng Marlborough ini. Palingan jaraknya kurang dari 200 meter doang dari Benteng Marlborough.

            Alamat Tugu Thomas Parr, View Tower dan Gedung Daerah

            Tugu Thomas Parr, View Tower dan Gedung Daerah ini letaknya berada di Jalan Ahmad Yani, Malabero, Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu. Ketiga tempat ini lokasinya berdekatan jadi aku bisa sekali kunjungi saja.

            Tugu Thomas Parr

            Tugu Thomas Parr dibangun pada tahun 1808 oleh pihak Inggris untuk memperingati insiden pembunuhan Residen Inggris yang memimpin Inggris di Tanah Bengkulu, Thomas Parr. Tugu ini memliki luas 70 meter persegi dan tinggi mencapai 13,5 meter. Bangunannya berbentuk oktagonal dengan sebuah kubah di atasnya.  

Pintu masuk Tugu Thomas Parr

Berbentuk oktagonal dengan tiang-tiang tinggi

            Meskipun dibangun Inggris untuk memperingati pembunuhan Thomas Parr, namun bagi rakyat Bengkulu tugu ini dijadikan sebagai simbol perlawanan dan sebuah pengingat bahwa dahulu mereka pernah dijajah oleh seorang yang kejam. Seseorang yang memerintahkan tanam paksa dan mengubah sistem peradilan masyarakat Bengkulu dengan semena-mena. Hingga akhirnya mereka memberontak dan terbunuhlah Thomas Parr.

Kapok lah, berani macam-macam sih

View Tower

Setelah merasa cukup dengan Tugu Thomas Parr, aku kembali melanjutkan perjalanan dengan menyusuri Jalan Ahmad Yani hingga menemukan Alun-Alun Bengkulu yang cukup ramai sore itu. Ada banyak pedagang kaki lima di pinggiran alun-alunnya. Dagangannya pun beragam, seperti makanan ringan kayak gorengan, bakso bakar hingga makanan berat, kayak mie bakso, soto, pempek dan yang sejenisnya. Selain itu juga ada yang menyediakan mainan anak-anak. Namun tujuanku bukan ini sih, melainkan sebuah menara yang berdiri di tengah Alun-Alun Kota Bengkulu. Menara tersebut dinamakan View Tower.

Pedagang di Alun-Alun Kota Bengkulu

View Tower adalah sebuah menara mercusuar pemantau tsunami yang dibangun pada tahun 2012 oleh Gubernur Bengkulu saat itu, Agusrin M Najamudin. Menara ini memiliki tinggi hingga 43 meter dan direncanakan dibuka untuk umum sehingga masyarakat bisa menikmati keindahan Kota Bengkulu dari ketinggian.

Namun sayangnya baru aja mau masuk ke dalam alun-alun, langkahku harus terhenti karena terdapat plang peringatan untuk tidak masuk ke dalam karena sedang dalam perbaikan. Yupz... View Tower ini semenjak diresmikan ternyata tak pernah difungsikan dan dirawat, sehingga kondisinya terbengkalai dan memperihatikan. Oleh karena itu, sempat ada wacana untuk merobohkannya meski akhirnya tidak jadi dan sekarang dilakukan renovasi untuk memperbaiki menara tersebut dan alun-alun agar lebih indah lagi.

Kebiasaan, ngebangun doang tapi kagak dirawat. -_-"


Dilarang masuk cuy
View Tower Bengkulu

Gedung Daerah Provinsi Bengkulu

Karena gagal melihat view Tower, aku kemudian berjalan ke sisi sebelah alun-alun yang terdapat Gedung Agung Provinsi Bengkulu. Gedung ini dulunya merupakan rumah tinggal bagi Residen Inggris yang memerintah di Bengkulu. Yup, di sinilah Thomas Parr tinggal dan terbunuh serta di sini jugalah Thomas Stamford Raffles tinggal selama memerintah di Bengkulu. Saat ini, Gedung Daerah dijadikan sebagi rumah dinas Gubernur Bengkulu. 

Gedung Daerah Provinsi Bengkulu

Hal yang menarik dari Gedung Daerah ini selain arsitekturnya yang megah adalah banyaknya rusa yang berkeliaran di halaman gedung. Di sekitar pagarnya juga banyak yang berjualan wortel dan sayur, sehingga bagi siapa yang mau memberi makan rusa, dipersilahkan.

Btw, kalo wartelnya mau dimakan sendiri juga boleh kok. :D

Rusa di halaman Gedung Daerah

Tak terasa senja telah menyapa Bumi Rafflesia. Karena esok hari aku masih ada ujian, jadi aku pun mengakhiri petualanganku di Kota Bengkulu untuk hari ini dan akan melanjutnya esok siang. Untuk saat ini aku pun kembali ke penginapan untuk beristirahat.

Sampai ketemu di hari selanjutnya,

to be continued...

Rabu, 20 Mei 2020

Berhenti Sejenak di Simpang Lima Ratu Samban

Note:
- Perjalanan ini dilakukan sebelum covid-19 mewabah
- Tetap di rumah ya kawan-kawan

Hai sahabat backpacker..

Maaf ya udah lama aku nggak update, soalnya jaringan Telkomsel bermasalah terus untuk beberapa hari ini dan itu bikin sulit buat update. Ngeselin banget cuy.
Simpang Lima Ratu Samban
Baiklah, setelah sebelumnya aku mengunjungi Rumah Ibu Fatmawati yang ada di Jalan Fatmawati, Kota Bengkulu, aku kemudian melanjutkan perjalanan di Kota Bengkulu. Aku lantas berjalan kaki menuju Simpang Lima Ratu Samban yang berjarak palingan 100 meter doang dari Rumah Ibu Fatmawati.

Simpang Lima Ratu Samban ini terletak di Anggut Atas, Kecamatan Ratu Samban, Kota Bengkulu. Simpang Lima ini juga merupakan pusat kota Bengkulu dan jalannya menghubungkan ke berbagai tempat-tempat yang menarik di Kota Bengkulu seperti ke Rumah Ibu Fatmawati, Rumah Pengasingan Bung Karno, Pantai Panjang, Masjid Jamik Bengkulu, Danau Dendam, bahkan menghubungkan dengan jalan lintas menuju keluar Kota Bengkulu.
Berada di pusat kota Bengkulu
Ratu Samban

Simpang lima ini dinamakan Simpang Lima Ratu Samban. Ratu Samban sendiri adalah salah satu tokoh pahlawan lokal di Bengkulu. Nama aslinya adalah Mardjati, salah satu depati Negeri Sembilan alias negeri Bintunan. Beliau diberikan gelar Ratu Samban oleh para tetua masyarakat karena telah membela kepentingan rakyat yang hidup kesulitan karena Kolonial Belanda.

Ketika itu Belanda menarik pajak hingga 30 ribu gulden dan hal tersebut sangat memberatkan masyarakat. Karena itu, pada tahun 1873, Ratu Samban membantai dua orang petinggi Kolonial Belanda di atas rakit yang ingin menyeberang ke Bintunan untuk mengontrol daerah dan menarik pajak. Sejak itu, beliau diburupihak Belanda hingga diberi harga buronan.

Ada banyak legenda dan cerita yang terjadi sejak ia diburu Kolonial Belanda. Hingga akhirnya pada 24 Maret 1889 beliau berhasil ditangkap Belanda dan dieksekusi di atas rakit seperti petinggi Belanda tersebut. Oleh masyarakat, beliau pun dimakamkan di Desa Bintunan, Kecamatan Batik Nau.

Monumen Ibu Fatmawati

Sebelumnya, Simpang Lima Ratu Samban ini bisa ditandai dengan adanya persimpangan lima jalan dan terdapat tugu bundaran di tengahnya. Di tugu tersebut terdapat patung seseorang membawa bendera dan sedang menunggang seekor kuda.
Namun sekarang patung kuda tersebut telah diganti dengan patung Ibu Fatmawati yang sedang menjahit Bendera Merah Putih sebagai bentuk penghargaan bagi jasa Ibu Fatmawati. Patung ini merupakan karya seniman Bali Nyoman Nuar.
Karya seniman Bali, Nyoman Nuar
Berbentuk Ibu Fatmawati yang sedang menjahit merah putih
Peresmiannya dilakukan langsung oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 5 Februari 2020, tepat pada peringatan hari ulang tahun Ibu Fatmawati dan tepat dua hari sebelum kedatanganku ke Bengkulu. Ya, nggak rezeki ketemu Bapak Presiden. Wkwkwkwk

Setelah selesai mengagumi patung Ibu Fatmawati yang kata penduduk setempat sebaiknya patungnya dicat, terutama patung kain merah putihnya, aku pun melanjutkan langkah menuju Masjid Jamik Bengkulu. Soalnya azan zhuhur udah berkumandang.
Simpang Lima Ratu Samban

Ada backpacker imut yang selfie dengan latar Simpang Lima Ratu Samban

Minggu, 29 Maret 2020

Bundaran HI, Bus Gratis, Ketoprak dan Damri ke Halim Perdana Kusuma

Puas banget rasanya, setelah sekian lama akhirnya aku bisa melihat secara langsung tempat para tokoh pahlawan nasional merumuskan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan melihat langsung lokasi pembacaan naskah poklamasi kemerdekaan tersebut yang sekarang menjadi Taman Proklamasi.

Saat pertama kali datang ke Jakarta setahun yang lalu, dua tempat ini sudah masuk dalam daftar tempat yang ingin kukunjungi. Namun gara-gara antrian buat naik ke puncak Monas tuh lama banget, bahkan sampe sore hari. Akhirnya gagal deh rencana tersebut dan baru sekarang terwujudnya.

Setelah puas mengelilingi dan melihat-lihat koleksi yang ada di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, aku pun segera keluar dari museum dan melanjutkan petualangan satu hariku di ibu kota.

Pas banget di depan museum ini ada halte bus feeder transjakarta, dengan naik bus aku melanjutkan petualangan menuju Bundara HI.
Bundaran HI
Brmmm.. brmmm...

Bundaran HI

Bundaran HI ini bisa dibilang salah satu ikonnya Jakarta. Dibangun pada tahun 1962 untuk menyambut para olahragawan yang bertanding di Asian Games IV. Tugunya dibangun setinggi 30 meter dan di puncaknya ada sepasang patung setinggi 7 meter yang sedang melambai.
Sepasang patung di puncak bundaran
Patung Bundaran HI aja berpasangan, kok kamu kagak sih?

-_-

Aku turun dari Transjakarta di Halte Thamrin yang nggak jauh dari Bundaran HI. Dari sana aku berjalan sampe ke bundaran. Emang keren sih nih bundaran, di sekelilingnya ada banyak gedung-gedung tinggi kayak Mall Grand Indonesia, Hotel Indonesia, Plaza Indonesia, Thamrin CBD, dan banyak lagi gedung-gedung tinggi lainnya jadi keliatan megah.

Aku pun duduk sejenak di bangku kayu yang ada di trotoar dekat Bundaran HI. Menikmati pemandangannya. Kalo hari minggu, di sini biasanya menjadi lokasi car free day dan ada banyak cewek-cewek cakep yang olahraga. Tapi karena nih hari sabtu, kagak ada car free day, yang ada matahari yang puanas banget dan asap knalpot. Asem banget.
Jalan menuju Bundara HI

Selfie di tengah cuaca terik
Setelah cukup istirahat, aku pun melanjutkan perjalanan dan saat itulah aku melihat bus transjakarta yang bertingkat dua. Ups.. menarik nih.

Bus Gratis

Bus yang kulihat itu emang bus gratis yang disediain buat wisatawan yang ingin berkeliling Jakarta. Busnya punya banyak rute ke berbagai tempat wisata di Jakarta. Oleh karena itu, aku segera naik ke dalam bus ini dan duduk dimanapun, karena isi busnya nggak begitu rame. Busnya nyaman banget, karena semua penumpang diwajibkan dapat tempat duduk. Kalo udah penuh, harus nunggu bus yang selanjutnya. Pemandangan dari bus juga jelas, apalagi kalo dari lantai duanya, keren uy.
Bus tingkat gratis

Masih sepi isinya cuy

Semua dapat tempat duduk

Pemandangan dari jendela bus
Brmm... Brmm...

Berhubung aku pengen ke Kota Tua, jadi aku harus pindah bus di depan Istiqlal. Begitu kata mbak-mbak cakep yang bertugas di dalam bus gratis ini. Jadi setelah berganti bus, akhirnya aku nyampe juga di Kota Tua.

Kota Tua

Sesampainya di Kota Tua, aku langsung menuju Taman Fatahillah, tujuanku cuma mau nyantai sambil menikmati bangunan-bangunan tua yang ada di Kota Tua ini. Apalagi dulu aku juga udah ngunjungi museum-museum yang ada di Kota Tua ini. Hanya Museum Bahari doang yang belum kesampaian ku kunjungi. Pengen sih ngunjunginya, tapi bentar lagi aku harus ke bandara, jadi aku balik lagi ke halte bus gratis dan berangkat ke Monas.
Taman Fatahillah dan Meriam Si Jagur
Let's go...

Kulineran di Lenggang Jakarta

Tujuanku ke Monas ini bukan untuk naik ke Monumen Nasionalnya, karena dulu pun aku udah pernah naik ke atas dan antriannya puanjang banget. Jadi kali ini aku ke Monas mau makan siang sekalian kulineran di Lenggang Jakarta. Lenggang Jakarta ini emang merupakan area food court di Monas yang punya banyak menu terutama makanan khas Indonesia.

Di sini aku memesan Ketoprak yang merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang sangat terkenal di Jakarta. Ketoprak ini terbuat dari ketupat, tahu, bihun, touge, telur rebus dan disiram kuah kacang. Rasanya mantap cuy, walau harganya juga lumayan mantap sih, Rp. 20.000 perporsi.
Sepiring ketoprak

Bus Damri ke Halim Perdana Kusuma

Selesai mengisi perut, aku pun berjalan ke Stasiun Gambir karena aku akan menuju bandara. Sesampainya di loket Damri, aku pun segera memesan tiket.

“Mbak, tiket ke Halimnya satu.”

“Maaf Mas, kita nggak menyediakan bus ke Halim.” Jawab si mbak.

“ Jadi kalo mau ke Halim, naiknya dari mana mbak?”

“ kita emang nggak punya bus yang tujuan Halim Mas.”

“ Serius Mbak?”

“ Dua ciyus malah.”

Asem lah. Padahal di situs-situs yang membahas tiket katanya ada bus dari dari Gambir ke Halim. Tapi kenyataannya malah kagak ada. Dasar situs pembohong. Aghhh... Kesel rasanya.

Segera aku memutar otak, waktu yang ku punya nggak begitu banyak dan jarak dari Gambir ke Halim juga cukup jauh. Jika naik Transjakarta, bakal ribet nyari rutenya lagi. Jadi pilihan terbaiknya adalah naik motornya abang ojol. Syukurnya orderanku segera diterima si abang ojol.

Brmmm... Brmm...

Akhirnya setengah jam sebelum waktu chek in, nyampe juga di Halim Perdana Kusuma. Sumpah, Gambir ke Halim naik motor itu kerasa banget jauhnya, apalagi ada banyak kemacetan yang dilalui dan juga ada kejadian motor abang ojol hampir disenggol kendaraan lain.

 Ahh.. capek rasanya cuy.
Nyampe juga di Halim Perdana Kusuma