Rabu, 30 Oktober 2019

Candi Kalasan

Brrmm... Brrrmm...

Sepeda motor Vario yang kami sewa selama di Yogyakarta kembali mengarungi jalanan yang menguhubungkan Yogyakarta dengan Solo. Setelah sebelumnya aku dan adikku menikmati indahnya peninggalan sejarah di Keraton Ratu Boko yang tidak jauh dari Candi Prambanan.

Sekarang kami kembali menuju pusat kota Yogyakarta, karena adikku pengen jalan-jalan ke Keraton Yogyakarta. Namun sebelum ke Keraton Yogyakarta, ada satu tempat yang ingin ku singgahi dahulu, tempat ini udah kuliat saat perjalanan pergi tadi pas mau ke Prambanan, tempat itu adalah Candi Kalasan, candi yang berada tepat di pinggir jalan. Sungguh menggoda sekali nih candi pas aku lewat tadi.
Candi Kalasan
Lokasi Candi Kalasan

Candi Kalasan ini terletak di Dusun Kalibening, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Lokasinya pas banget  di pinggir jalan, jadi mudah banget buat ngunjunginnya.

Karena itu, setelah belok dikit aja, nih motor bisa langsung diparkirin dan kami langsung aja beli tiket masuknya. Tiket masuknya juga cukup murah, cuma Rp. 5000 doang perorangnya. Murah meriah aja.

Sejarah Candi Kalasan

Berdasarkan Prasasti Kalasan yang berangka tahun 778 Masehi yang ditemuin di sekitar Candi Kalasan ini, diketahui kalo Candi Kalasan dibangun pada masa Rakai Panangkaran dari Dinasti Syailendra di Kerajaan Mataram Kuno.

Di prasastinya disebutin kalo guru sang raja Tejapurnapana Panangkaran alias Rakai Panangkaran berhasil membujuk sang raja untuk membangun bangunan suci Dewi Tara beserta biaranya bagi para pendeta sebagai hadiah dari Sangha. Katanya sih, biaranya itu adalah Candi Sari yang letaknya nggak jauh dari Candi Kalasan ini. Tapi sayangnya aku nggak sempat ke sana. Duh... Sayang kali cuy.
Papan informasi Candi Kalasan
Arsitektur Candi Kalasan

Secara arsitektur, candi ini cukup cantik sebenarnya. Bangunannya berbentuk bujur sangkar dengan 1 ruang utama dan 4 bilik yang menjorok keluar. Sedangkan atapnya berbentuk persegi delapan dan bertingkat dua. Di sekelilingnya terdapat bangunan stupa sebanyak 52 buah.
Arsitektur Candi Kalasan
Ciri khas yang dimiliki candi ini cukup istimewa dengan pola hias sulur gelung yang ditempatkan secara vertikal pada tubuh candi sehingga candi ini terkesan tinggi. Relief yang terukir di tubuh bangunan candi juga dipahat secara halus dan kemudian dilapisi lapisan semacam semen pelapis sisi luar bangunan.
Bangunannya terkesan tinggi

Tangga ke bilik candi

Arca di halaman candi
Dari prasasti yang ditemuin, dikatakan kalo di dalam kamar utama candi ini ada patung dewanya, tapi sayang sekarang patung itu udah nggak ada lagi. Ntah hilang kemana. Candi ini juga udah mengalami restorasi beberapa kali, tapi karena banyak batunya yang emang udah hilang, jadi nggak bisa diperbaiki secara utuh. Malahan pengunjung pun nggak diperbolehin buat masuk ke bilik utama candi. Sayang sekali.
Kondisi candinya kurang oke

Pengunjung dilarang masuk ke dalam cuy

Sidd caption

Rabu, 23 Oktober 2019

Berwisata di Keraton Ratu Boko

Brrmmm... Brmmm....

Begitulah kira-kira bunyi motor vario sewaan yang kami naiki membelah jalanan yang menghubungkan Yogyakarta dengan Kota Solo. Setelah sebelumnya aku dan adikku mengunjungi dan menikmati indahnya Taman Wisata Candi Prambanan, sekarang kami melanjutkan perjalanan untuk menjelajahi tempat-tempat wisata menarik lainnya yang ada di sekitar sini dan salah satunya adalah Keraton Ratu Boko.
Keraton Ratu Boko
Alamat Keraton Ratu Boko

Keraton Ratu Boko ini berada di Desa Bokoharjo dan Desa Sambireja, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Dari Taman Wisata Candi Prambanan, keraton ini cukup deket sih, kami tinggal menelurusi jalan menuju pusat kota Jogja, lalu di pertigaan Terminal Prambanan belok ke kiri, dari sini mah tinggal ikutin aja jalannya sampe ntar nemu plang penunjuk arah Keraton Ratu Boko.
Selamat datang di Keraton Ratu Boko
Sejarah Keraton Ratu Boko

Berdasarkan prasasti Abhayagiri Wihara yang berangka tahun 792 Masehi yang ditemuin di sekitar Situs Ratu Boko, disebutkan seorang tokoh yang bernama Tejahpurnapane Penamkarana atau Rakai Penangkaran, dan suatu wihara yang berada di atas bukit. Dari hasil penelitian sih, tempat ini dibangun Rakai Panangkaran ketika ia mengundurkan diri sebagai raja karena ingin ketenangan rohani dan mendalami agama.

Tapi di generasi-generasi selanjutnya, sepertinya tempat ini berubah fungsi utama dan dijadikan sebagai Keraton yang dilengkapi benteng pertahanan ketika terjadi perebutan kekuasaan dan hal itu disebutkan dalam Prasasti Siwagrha.

Hmm... Bangunan sejarah aja bisa berubah fungsi, apalagi perasaan si dia. -_-

Arsitektur dan Bagian-Bagian Keraton

Posisi Keraton Ratu Boko ini berada di atas bukit. Jadi untuk mencapainya, kami harus menapaki jalan menanjak dari parkiran. Asyiknya di sepanjang jalan ini ada beberapa saung dan kursi, jadi bisa rehat sejenak.
Peta Taman Wisata Keraton Ratu Boko

Jalan menuju ke gerbang keraton

Saung buat santai
Di salah satu sudut jalannya juga ada spot selfie yang dikasi hiasan bunga dan love gitu dengan latar Candi Prambanan di kejauhan. Beuuhh... cakep juga nih kalo berfoto di sini, so.. langsung aja deh aku berfoto di situ. Setelah selesai berfoto, baru deh sadar nih spot cocoknya buat foto bersama pasangan. Asem, kalo foto sendirian malah keliatan jomblonya. -_-
No coment deh. -_-
Akhirnya setelah berjalan mendaki beberapa waktu, nyampe juga di bangunan gapura yang menjadi gerbang situs bersejarah Keraton Ratu Boko.

Gerbang Keraton Ratu Boko yang digunakan untuk masuk ke situs bersejarah ini terdiri dari dua gerbang, yaitu gerbang luar dan gerbang dalam dengan gerbang dalam ukurannya lebih besar dari gerbang luar.
Gerbang luar

Gerbang dalam

Gerbang Keraton Ratu Boko

Di bagian depan gapura tersebut ada halaman luas berumput hijau yang merupakan alun-alun keraton. Di bagian belakangnya terdapat sisa bangunan yang tinggal lantainya doang. Sisa bangunan tersebut dinamain Paseban. Bangunan paseban ini ada dua buah yang saling berhadapan. Belum diketahui pasti fungsi utamanya sih, tapi berdasarkan penamaannya, Paseban merupakan ruang tunggu saat ingin menghadap raja.
Rumput hijau yang bikin adem

Paseban
Lalu di belakang nya lagi ada bangunan bernama Pendopo. Bangunan ini memiliki pagar batu dan tersisa lantainya doang. Diperkirakan fungsi bangunan ini merupakan ruang tamu.
Lebih ke belakang lagi terdapat bangunan keputren yang artinya tempat tinggal para putri. Di dekat Keputren ini juga tedapat kolam-kolam pemandian. Btw aku ke tempat ini sih mau ketemu putri-putri keraton, tapi ternyata kagak ada putri-putrinya. -_-
Pendopo

Kolam pemandian di dekat Keputren
Aku kemudian melanjutkan lagi penjelahan menuju ke lereng bukit kawasan keraton ini. Di sini terdapat dua buah goa yang dinamain Goa Lanang dan Goa Wadon. Diperkirakan goa ini merupakan tempat meditasi pada zaman dahulu.
Abaikan yang berfoto di goa
Tempat terakhir yang kami datangi adalah Candi Pembakaran dan Sumur Suci. Dinamain Candi Pembakaran karena ditemukannya sisa abu di sumuran candi, sehingga dipercaya candi ini menjadi tempat pembakaran jenazah atau tempat penyimpanan abu jenazah raja, tapi dari hasil penelitian cuma ditemukan abu sisa pembakaran kayu dan tidak ditemukan sisa pembakaran tulang. Sedangkan sumur suci dipercaya airnya memiliki tuah dan air dari sumur suci ini dulunya digunakan untuk upacara keagamaan di Candi Pembakaran.
Candi Pembakaran dan Sumur Suci
Setelah selesai menjelajahi satu demi satu sisa bangunan bersejarah di Keraton Ratu Boko ini, kami pun segera kembali ke parkiran untuk menuju destinasi menarik lainnya. Lets go...
Si ganteng yang unyu di Keraton Ratu Boko



Senin, 21 Oktober 2019

Museum Prambanan

Hai sahabat backpacker

Taman Wisata Candi Prambanan ini emang sangat menarik sih menurutku. Di taman ini nggak cuma ada Candi Prambanan doang, tapi ada beberapa candi lainnya yaitu Candi Lumbung, Candi Bubrah dan Candi Sewu. Selain candi-candi tersebut, masih ada satu tempat menarik lagi di taman wisata ini, yaitu Museum Prambanan.

Begitulah yang kulihat di peta Taman Wisata Candi Prambanan. Oleh karena itu, setelah aku dan adikku selesai menikmati indahnya Candi Sewu, kami kembali menggowes sepeda di taman wisata ini menuju Museum Prambanan.

Nggak begitu lama, kami pun nyampe di parkiran halaman museum dan segera aja kami masuk ke dalam museumnya.

Sejarah Museum Prambanan

Museum Prambanan dibangun pada tahun 1998 dengan tujuan sebagai tempat mengumpulkan artefak dan arca yang ditemukan di sekitar Candi Prambanan dan candi-candi yang ada di sekitarnya.

Museum ini dibangun dengan bentuk bangunan bercorak arsitektur Jawa. Museumnya memiliki pendopo, ruang pameran, ruang kantor dan ruang audiovisual.
Museum Prambanan
Koleksi Museum Prambanan

Begitu masuk ke dalam kawasan museum, langsung terlihat arca-arca yang disusun sejajar di halaman museum yang berumput hijau. Kebanyakan sih arca-arca ini dalam kondisi yang kurang utuh, cuma sebagian kecil doang yang masih utuh arcanya.
Arca di halaman museum
Kami kemudian beranjak ke bagian dalam museum, di sini juga terdapat beberapa arca dengan ukuran yang lebih besar. Lalu di sini juga ada informasi tentang cara pembangunan candi hingga cara pembuatan relief di dinding candi yang dilakukan secara manual.
Koleksi Museum Prambanan

Informasi pembuatan candi

Arca Lingga 
Di ruangan selanjutnya masih terdapat beberapa arca dari dewa-dewa. Kemudian juga terdapat beberapa batu prasasti yang ditemukan di sekitar candi-candi ini. Prasasti sendiri adalah batu bertulis yang berisikan informasi dan sejarah yang terjadi pada saat itu.
Arca dewa

Batu prasasti
Selain itu, di dalam museum ini juga terdapat beberapa artefak yang digunakan di masa lalu sebagai alat-alat kehidupan hingga alat-alat ritual keagamaan. Btw di sini juga ada menyimpan koleksi emas yang ditemuin di sekitar candi.
Artefak

Koleksi emas
Lokasi Museum Prambanan

Museum Prambanan ini terletak di dalam kawasan Taman Wisata Candi Prambanan, secara administrasi museum ini ada di Desa Tlogo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Btw tiket masuknya gratis, karena udah termasuk dalam tiket masuk ke Taman Wisata Candi Prambanan.
Masuk museum gratis
Setelah selesai menjejalahi isi museum, kami berdua pun segera keluar dari museum dan mengembalikan sepeda yang kami sewa ke tempatnya. Btw, seru juga naik sepeda di Taman Wisata Candi Prambanan ini, cuma Rp. 15.000 bisa sepedaan di komplek percandian.

Selesai dengan Taman Wisata Candi Prambanan, kami pun menuju tempat parkir dan melaju menuju tempat menarik lainnya di Yogyakarta, Lets go...

Sabtu, 19 Oktober 2019

Candi Sewu

Hai sahabat backpacker

Setelah sebelumnya aku dan adikku menikmati indahnya Candi Bubrah yang ada di dalam komplek Taman Wisata Candi Prambanan ini, kami kemudian kembali menggowes sepeda untuk menuju destinasi selanjutnya, yaitu Candi Sewu. Lets go!
Candi Sewu
Sepedaan ke Candi Sewu
Sebentar aja ngegowes sepeda, kami udah bisa ngelihat kemegahan Candi Sewu, segera saja kami memarkirkan sepeda dan menikmati indahnya Candi Sewu.

Sejarah Candi Sewu

Candi Sewu merupakan candi yang bercorak Budha, candi ini merupakan candi Budha terbesar kedua di Indonesia setelah Candi Borobudur dan lebih tua dari Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Mantap banget kan?

Candi Sewu diperkirakan dibangun pada abad ke 8 Masehi oleh Rakai Panangkaran, salah satu raja dari Kerajaan Mataram Kuno. Pembangunan candi ini semasa dengan pembangunan Candi Bubrah dan Candi Lumbung.

Btw candi ini dinamain Candi Sewu alias Candi Seribu karena didasarkan pada cerita rakyat Loro Jonggrang, si cewek cakep yang minta buatin seribu candi dalam satu malam ama Bandung Bondowoso.

Permintaan cewek emang aneh-aneh -_-

Tapi candi di sini sih aslinya asli cuma ada 249 candi doang, kagak nyampe seribu. Seribu mah cuma cerita rakyat doang.

Dari Prasasti Kelurak dan Prasasti Manjusrigrha diketahui nama asli candi ini adalah “Prasada Vajrasana Manjusrigrha”.

Susah oy nama aslinya. -_- 
Papan informasi Candi Sewu

Arsitektur Candi Sewu

Komplek Candi Sewu terdiri dari 249 candi dengan satu bangunan candi utama. Bangunan candi di komplek ini disusun membentuk Mandala Wajradhatu, alias perwujudan alam semesta dalam kosmologi Budha Mahayana. Candi utama sebagai yang candi terbesar berdiri di tengah komplek sebagai poros utama. Lalu ada 6 candi perwara berukuran besar di penjuru mata angin. Harusnya sih 8, tapi mungkin dua lagi kagak dibangun. Kemudian di sekelilingnya ada 240 candi perwara yang lebih kecil dengan desain yang hampir serupa.
Sayangnya sih sebagian besar candi-candi ini dalam kondisi runtuh, hanya sebagian aja yang masih berdiri.
Komplek Candi Sewu
Candi utama di komplek Candi Sewu ini memiliki bentuk berupa poligon dengan tinggi mencapai 30 meter. Di tiap sisinya ada bangunan yang menjorok keluar dengan tangga dan ruangan tersendiri dan memiliki atap berupa susunan stupa.
Bangunan candi utama

Candi apit alias candi perwara
Candi perwara
Tapi kini di dalam kelima ruangan di dalam candi ini udah nggak ada lagi arcanya, padahal di dalamnya masih terdapat landasan arca. Mungkin dulu arcanya udah diambil atau dijarah.
Landasan arca di dalam candi

Secara keseluruhan, Candi Sewu ini sangatlah menarik dan menawan dengan bentuk arsitektur bangunan yang indah dan relief yang mengagumkan. Sungguh karya masa lalu yang keren.
Relief di dinding Candi Sewu
Lokasi Candi Sewu

Candi Sewu berada di dalam Taman Wisata Candi Prambanan dan secara administrasi masuk dalam wisalah Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Setelah selesai menikmati indahnya Candi Sewu dan selesai juga befoto-foto di komplek candinya, kami pun menlanjutkan lagi petualangan menggowes sepeda di Komplek Taman Wisata Candi Prambanan ini. Lets go...
Adikku berfoto di Candi Sewu

Si ganteng yang unyu di Candi Sewu

Kamis, 17 Oktober 2019

Candi Bubrah

Hai.. hai.. sahabat backpacker..

Setelah sebelumnya aku dan adikku menikmati indahnya bangunan peninggalan sejarah Candi Lumbung, kami kemudian melanjutkan penjelajahan di Taman Wisata Candi Prambanan ini dengan menggowes sepeda menuju candi selanjutnya, yaitu Candi Bubrah.
Candi Bubrah
Tak begitu jauh menggowes sepeda, kami berdua pun sampe juga di halaman Candi Bubrah. So... Yok langsung aja kita liat lebih dalam tentang candi ini.
Plang Candi Bubrah
Sejarah Candi Bubrah

Candi Bubrah adalah sebuah candi Budha yang diyakini dibangun pada abad ke 9 Masehi dan masih satu periode dengan pembangunan Candi Sewu dan Candi Lumbung yang ada di dekat candi ini. Berdasarkan Prasasti Manjusrigrha, candi-candi ini dibangun oleh Rakai Panangkaran dari Dinasti Syailendra, Raja Kerajaan Mataram Kuno.

Btw candi ini dinamain Candi Bubrah karena saat dulu ditemuin, candi ini dalam kondisi bubrah, alias runtuh dalam bahasa Jawa. Tapi setelah restorasi yang dilakuin tahun 2016 yang lalu, sekarang Candi Bubrah sudah berdiri kokoh dan cantik.
Papan informasi Candi Bubrah
Arsitektur Candi Bubrah

Candi Bubrah merupakan candi tunggal tanpa ada candi perwara di sekitarnya. Candi ini dibangun dari batu andesit dengan bentuk yang terkesan tinggi dan ramping dan stupanya berupa satu stupa induk yang dikelilingi delapan stupa yang dikelilingi lagi oleh enam belas stupa lainnya.

Di dinding luar candi ini ada relung-relung yang berisi arca Budha, keunikan lainnya adalah adanya hiasan bermotif teratai di beberapa bagian candi. Kalo diliat-liat, bangunan candi ini cakep juga.
Relung dan stupa di Candi Bubrah

Candi Bubrah

Candinya tunggal
Lokasi Candi Bubrah

Candi Bubrah ini berada di dalam komplek Taman Wisata Candi Prambanan dan secara administratif masuk dalam wilayah Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Setelah selesai menikmati indahnya Candi Bubrah, kami pun melanjutkan penjelajahan menuju tempat selanjutnya. Lets go...
Si ganteng yang unyu di Candi Bubrah