Minggu, 04 Mei 2014

Air Terjun Sipiso-Piso yang Menawan



Air Terjun Sipiso-Piso

Selain Danau Toba, salah satu objek wisata lain yang cukup terkenal di Sumatera Utara adalah Air Terjun Sipiso-Piso. Air Terjun Sipiso-Piso memang sangat terkenal sebagai objek wisata di Sumatera Utara. Berada di Kabupaten Karo, air terjun ini memiliki ketinggian 120 meter dan dari tempat parkir kita dapat melihat Air Terjun Sipiso-Piso dan keindahan Danau Toba.
Setelah puas belajar sejarah di Rumah Pengasingan Bung Karno yang berada di Berastagi, kami meneruskan perjalanan ke Air Terjun Sipiso-piso. Kami tiba di lokasi wisata ini bertepatan dengan jam makan siang. Sebelum turun ke bawah, saya mengisi tenaga dulu, karena untuk mencapai dasar air terjun ini kami harus menuruni ratusan anak tangga, bahkan katanya, anak tangganya mencapai seribu buah. Semangat untuk makan! "Buk, pesan nasi pake ayam, yang banyak buk!" (rakus)
Ups... kekenyangan nih, nggak bisa gerak. -_-“
terpaksa liat-liat dari atas dulu, dari tempat parkir, kita bisa melihat Air Terjun Sipiso-Piso dan Danau Toba. keren uy!
Air Terjun Sipiso-Piso
Danau Toba
Setelah istirahat agar makanannya tercerna, saatnya turun ke bawah. Yuhu!!!! Setapak demi setapak saya menuruni anak tangga ini, cukup melelahkan memang, Tetapi begitu sampai di dasar, rasanya sangat menyenangkan bermain di air yang segar dari hempasan air terjun ini. Rasanya tak menyesal meski harus membuat kaki mengeluh karena menuruni anak tangga.
Oh ya, naiknya ntar gimana ya? -_-“
 

Alamat :  Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatra Utara
Tiket Masuk : Rp. 5000
Rute : Jika menggunakan kendaraan umum dapat menggunakan bus dari terminal pusat kota  Medan dengan trayek Kabanjahe. Setelah sampai di Kabanjahe dilanjutkan 24 km ke arah utara jalur menuju Danau Toba hingga sampai di desa Tongging.
Objek wisata di sekitarnya :
> Gunung Sipiso-Piso
> Desa Tongging

Titi Gantung Kota Medan, Jembatan Klasik Si Tempat Nongkrong



Titi Gantung

Di Kota Medan ada sebuah jembatan yang merupakan tempat favorit Kolonial Belanda menikmati sore pada masa penjajahan dulu yaitu Titi Gantung yang berada di samping Stasiun Kereta Api Medan.
Sejarah
Titi Gantung adalah bangunan peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1885 yang berfungsi untuk menghubungkan kawasan perumahan penduduk di Jalan Jawa dengan Lapangan Merdeka yang dulunya selalu ramai dengan berbagai acara dan merupakan pusat kegiatan Kota Medan saat itu dan bukan untuk bergantung-gantung ya...
Selain sebagai sarana penghubung, ternyata jembatan yang bergaya klasik victoria ini merupakan tempat favorit kolonial Belanda untuk menikmati sore di Kota Medan. Bahkan pada malam hari, banyak orang Belanda yang bersantai di jembatan ini sambil menghisap cerutu dengan tembakau dari perkebunan tembakau deli yang dulu terkenal. Jembatan ini memang tempat yang asik untuk sekedar nongkrong sembari melihat aktivitas masyarakat kota Medan.
Prasasti pembangunan Titi Gantung
Alamat : Di Samping Stasiun Kota Medan
Objek wisata di sekitarnya :
> Lapangan Merdeka
> Kawasan Kesawan

Sabtu, 03 Mei 2014

Rumah Adat Karo di Desa Lingga



Rumah Adat Karo
Desa Lingga di Kabupaten Karo adalah sebuah perkampungan yang menyimpan peninggalan budaya dan sejarah Karo. Di Desa ini terdapat Rumah adat karo yang berusia Lebih dari 150 tahun dan bangunannya masih asli.
Berawal dari tugas mata kuliah untuk memetakan lokasi bangunan bersejarah yang terdapat di Berastagi, kami memutuskan untuk sekalian mengunjungi rumah adat karo di Desa Lingga. Desa ini terletak di luar kota Berastagi sehingga butuh waktu hampir satu jam untuk mencapainya jika naik motor, jika jalan kaki, hitung sendiri aja ya....
Di depan desa ini terdapat sebuah gapura yang bertuliskan Majuah-Juah yang seolah-olah menyambut kami dan para wisatawan. Masuk ke dalam desa, terdapat dua rumah adat Karo, tetapi cuma satu yang kondisinya baik dan dan dihuni, sedangkan yang satunya dalam masa renovasi. Seperti biasa, peninggalan sejarah dan budaya kan emang sering terlupakan.



Mejuah-Juah
Sejarah
Yuk lanjut... Rumah Adat Karo di Desa Lingga ini didirikan tahun 1860 dan masih asli hingga saat ini. Biasanya Satu rumah dihuni 8 atau 12 keluarga. Rame banget kan? Sungguh kekeluargaan yang patut diancungi jempol. Tetapi saat ini rumah adat ini hanya dihuni 1 keluarga saja.
 Arsitektur
Arsitektur rumah adat ini cukup menarik lho. Rumah adatnya berupa rumah panggung, tingginya kira-kira 2 meter dari tanah yang ditopang oleh tiang dari kayu ukuran besar. Kolong rumah sering dimanfaatkan sebagai tempat menyimpan kayu dan sebagai kandang ternak.
Didirikan tahun 1860
Rumah ini mempunyai dua buah pintu, satu menghadap ke barat dan satu lagi menghadap ke... atas? ya ke timur dong.. Di depan masing-masing pintu terdapat serambi, dibuat dari bambu-bambu bulat yang disebut ture. Atap rumah dibuat dari ijuk. Pada kedua ujung atapnya terdapat anyaman bambu berbentuk segitiga, disebut ayo-ayo. Pada puncak ayo-ayo terdapat tanduk atau kepala kerbau dengan posisi menunduk ke bawah.
Ayo-ayo dengan kepala kerbau di puncaknya
bagian dalam rumah adat Karo
Saat kami berkunjung ke rumah adat ini, kami tidak bertemu wisatawan lain kecuali turis dari Jerman dan Perancis. Mereka cukup antusias mendengarkan penjelasan dari pemandu. Ironisnya, peninggalan budaya dan sejarah seperti ini lebih diminati oleh para turis ketimbang masyarakat kita sendiri.
Tim Penjejak Sejarah lokal
 
AlamatDesa Lingga di Kabupaten Karo
Tiket Masuk : Gratis
Transportasi : lebih baik menggunakan kendaraan pribadi.

Kamis, 01 Mei 2014

Museum TNI Medan



Museum TNI Medan

Ingin meningkatkan rasa nasionalisme? Datanglah ke Museum TNI Kota Medan. Museum Perjuangan 45 TNI ini terletak di Jalan Zainul Arifin No. 8 Kelurahan Petisah, Kecamatan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara.
Jum’at itu saya dan sahabat sedang bosan karena tidak ada kegiatan. Setelah berdiskusi sebentar kami memutuskan untuk mengunjungi Museum TNI. Tapi karena kami belum begitu mengenal jalan-jalan di Kota Medan membuat kami tersasar cukup jauh dari tujuan.

            Setelah hampir dua jam bertanya kesana kemari akhirnya kami sampai juga ke museum TNI ini.
Tugu Api

Di halaman Museum saya melihat sebuah tugu berbentuk kobaran api yang seolah-olah membakar semangat prajurit TNI dan berbagai senjata dan meriam. Beranjak ke bagian dalam Museum, saya disuguhi berbagai macam koleksi seperti bendera merah putih pertama di Kota Medan, bambu runcing, lukisan-lukisan dan foto-foto tua kota medan serta berbagai macam senjata yang telah dipakai para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kota Medan. Kemudian saya melihat-lihat ruangan dilantai dua. Di lantai dua juga terdapat berbagai macam senjata, hanya saja ukurannya lebih besar.

Berbagai koleksi senjata di museum ini
           Dari berbagai senjata dan lukisan di museum ini, hati saya tergugah. Kemerdekaan Indonesia bukan sesuatu yang mudah untuk dicapai. Hanya perjuangan pantang menyerah dan tidak takut matilah yang bisa mencapainya.


 

 


Alamat : Jalan Zainul Arifin No. 8 Kelurahan Petisah, Kecamatan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara.

Tiket Masuk : Gratis

Jadwal buka : Senin-Jum'at
Objek Wisata Sekitarnya: Kuil Shri Mariamman