Tampilkan postingan dengan label Kabupaten Serdang Bedagai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kabupaten Serdang Bedagai. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 26 Mei 2018

Masjid Raya Sultan Sulaimaniyah Pantai Cermin, Serdang Bedagai

Masjid Raya Sultan Sulaimaniyah Pantai Cermin

Brmmm... brmmmm... 

Yoo sahabat backpacker...

Ketemu lagi ini ama aku, si backpacker yang ganteng dan unyu. :D

Setelah kemarin aku udah cerita tentang Masjid Agung H. Ahmad Bakrie yang merupakan masjid terbesar dan termegah di Asahan, kampung halamanku. Maka kali ini aku pun harus kembali ke Kota Medan. Dan kayak biasa, aku dari Asahan ke Kota Medan itu naik kereta (baca: motor). Brmm.... brmmm...

Sebagai backpacker yang ganteng dan unyu, udah kebiasan juga buatku untuk jelajah tempat-tempat mantap selama dalam perjalanan. Dan kali ini aku mau nyobain lewat rute pesisir dari wilayah Serdang Bedagai. Soalnya muak juga lewat jalan Lintas Sumatera ini, lebih banyak truk gandengnya daripada cewek yang digandeng. Bukannya dapat cuci mata, malah mata kemasukan debu yang ada. :D

Oleh karena itu, begitu nyampe di Simpang Pantai Cermin, Serdang Bedagai, kubelokkan kereta ini ke arah Pantai Cermin. Katanya di daerah Pantai Cermin ini ada satu masjid tua yang bersejarah. Setelah beberapa puluh menit masuk ke dalam, akhirnya aku nyampe juga di masjid yang dimaksud, yaitu Masjid Raya Sulaimaniyah Pantai Cermin.

Sejarah Masjid Raya Sulaimaniyah Pantai Cermin

Masjid Raya Sulaimaniyah Pantai Cermin ini dibangun pada tahun 1901 oleh Sultan Sulaiman Syariful Alamsyah, beliau adalah seorang sultan dari Kerajaan Bedagai, salah satu kerajaan Melayu Islam yang dulu pernah berdiri di Sumatera Timur. Sultan ini jugalah yang membangun Masjid Raya Sulaimaniyah Perbaungan saat beliau memindahkan pusat pemerintahannya dari Rantau Panjang ke Perbaungan. Masjid Raya Sulaimaniyah Perbaungan sendiri udah pernah ku tulis dan bisa klen baca disini.
Prasasti pembangunan masjid
 Arsitektur Masjid Raya Sulaimaniyah

Kalo bicara arsitektur masjid ini, rasanya masjid ini cukup mirip arsitekturnya ama Masjid Raya Sulaimaniyah Perbaungan. Secara keseluruhan arsitekturnya dipengaruhi gaya bangunan Melayu dan Timur Tengah yang dapat dilihat dari ornamen daun pintu, atap mahligainya dan mimbarnya.
Bagian dalam masjid
Bagian teras masjid

Warna bangunan masjidnya pun didominasi oleh warna hijau dan kuning yang merupakan warna khas dalam Suku Melayu dan muslim. Pada bagian atap masjid tidak menggunakan kubah seperti pada masjid-masjid umumnya, akan tetapi menggunakan atap mahligai, yaitu atap bersusun bertingkat yang merupakan ciri khas dari setiap arsitektur bangunan Melayu Serdang.
Atap mahligai khas Melayu Serdang
Satu hal yang terasa cukup membedakan antara masjid ini dengan Masjid Raya Sulaimaniyah Perbaungan yaitu masjid yang ada di Perbaungan terasa lebih megah sedangkan masjid ini terasa lebih tradisional.

Alamat Masjid Raya Sulaimaniyah

Masjid ini berada di Jalan H.T. Rizal Nurdin, Desa Pantai Cermin Kanan, Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai. Masjidnya pun berada tepat di pinggir jalan, jadi jika kawan-kawan lagi menuju ke arah objek wisata Pantai Cermin, pasti akan melihat masjid ini dan jangan lupa singgah ya. Babay.....
Masjid Raya Sultan Sulaimaniyah Pantai Cemin
Si ganteng yang unyu berfoto di depan masjid

Sabtu, 26 November 2016

Singgah ke Istana Sultan Serdang


Replika Istana Sultan Serdang
Brmmm... brmmm... aku pun melanjutkan perjalanan menuju kampung halaman setelah puas mengagumi Masjid Raya Sulaimaniyah di Kota Perbaungan. Beberapa kilometer kemudian aku kembali singgah ke Replika Istana Sultan Serdang.
            Lokasi
Replika Istana Sultan Serdang ini berada di Kelurahan Melati Kebun, Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai.  Istana aslinya dulu berada di Desa Galuh, Perbaungan. Tetapi istana tersebut dibakar saat masa penjajahan Belanda agar tidak bisa digunakan oleh pemerintahan Belanda.
Replika Istana Sultan Serdang sendiri adalah sebuah bangunan replika istana yang dibangun sebagai pengingat sejarah akan kebesaran Kesultanan Melayu Serdang. Pembangunan replika istana ini diprakarsai oleh Sulthan Serdang Allahyarham Tuanku Luckman Sinar Basarshah II SH dan diresmikan pada tanggal 7 January 2012.
Prasasti peresmian replika istana
Arsitektur
Setelah meminta izin pada bapak staf pariwisata Kabupaten Serdang Bedagai karena bangunan replika ini juga difungsikan sebagai kantor pariwisata kabupaten Serdang Bedagai, aku pun mulai berkeliling agar bisa lebih mengenal arsitekturnya.
Bentuk bangunan Replika Istana Sultan Serdang dibangun sama seperti bentuk istana yang asli. Dengan bentuk rumah panggung namun bagian bawahnya juga dibangun ruangan sehingga terkesal seperti berlantai dua. Di bagian depan di lantai dua ruangannya terbagi tiga, yaitu ruang depan, sayap kanan dan sayap kiri. Lantas kemudian memanjang kebelakang.
Corak khas melayu Serdang terlihat cukup kental yang terlihat dari bangunan atapnya yang menonjol. Selain itu warna bangunannya yang didominasi warna kuning pucat dan hijau juga menampilkan corak khas tersebut. 
Replika Istana Sultan Serdang
Teras di lantai 2
 Sebelum beranjak pergi, aku menyempatkan diri berfoto di depan bangunan replika ini yang dibantu seorang siswi manis yang bersekolah di sebelah bangunan replika ini. sayangnya aku tidak bisa dapat nomor hp dan kenalan, soalnya guru dia liatin mulu. Seremm.... tapi makasih ya buat kamu yang udah fotoin aku, thank you ^_^
Si tampan di depan replika istana

Jumat, 25 November 2016

Masjid Raya Sulaimaniyah Perbaungan



Masjid Raya Sulaimaniyah

Brmmm.... brmmm... aku memacu kereta (baca:sepeda motor) dengan santai. Hari itu aku dalam perjalanan pulang ke kampung dari Kota Medan menuju plosok Kabupaten Asahan. Biasanya perjalanan ini akan memakan waktu hingga 4 jam. Tapi hari itu aku ingin menikmati waktu sambil berwisata sejarah di beberapa bangunan-bangunan sejarah yang ku jumpai di perjalanan. Objek pertama yang ku singgahi dalam perjalanan itu adalah Masjid Raya Sulaimaniyah.
Sejarah Masjid Raya Sulaimaniyah
Masjid Raya Sulaimaniyah adalah sebuah masjid peninggalan Kesultanan Melayu Serdang yang didirikan oleh Sultan Serdang Syariful Alamsyah pada tahun 1894 seiring dengan dipindahkannya ibukota Kesultanan Melayu Serdang dari Rantau Panjang  ke Istana Kota Galuh Perbaungan.
Sejarah pembangunan masjid
Lokasi
Masjid Raya Sulaimaniyah terletak tepat di Kota Perbaungan di pinggir Jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan Kota Medan dengan Kota Tebing Tinggi. Tepatnya berada di Desa Kota Galuh, Kecamatan Perbaungan.
Arsitektur
Masjid Raya Sulaimaniyah ini selain berusia tua, arsitekturnya juga unik lho, bahkan tidak terlihat seperti masjid pada umumnya. Bentuknya itu lebih mirip seperti sebuah kantor pemerintahan dengan corak khas arsitektur Melayu yang kental yang terlihat dari berbagai ukiran khas Melayu dan warna bangunannya yang didominasi warna hijau dan kuning.
Pada atap bagian teras masjidnya juga sangat unik karena bentuknya seperti piramida bertingkat dan bagian kubahnya berbentuk segi empat memanjang yang di atasnya terdapat lambang bulan sabit dan bintang.
Beranjak ke bagian dalam masjid, terdapat ruang sholat yang luas dan bersih. Terdapat juga empat tiang berukuran besar sekitar 2 kali pelukan orang dewasa sebagai penyangga bangunan dan di bagian tengah-tengah langit-langitnya terdapat 1 lampu hias mewah yang dikelilingi hiasan tulisan kaligrafi dari ayat-ayat al-Quran tentang ajakan sholat.
Ruang dalam masjid
Oh ya, kesan Melayu sangat terlihat dari mimbarnya yang berwarna kuning dengan 4 anak tangga berlapis karpet hijau. Di atas mimbar tersebut terdapat satu kubah yang atasnya juga menggunakan lambang bulan sabit dan bintang.
Di sisi sebelah masjid ini juga terdapat makam Sultan Serdang Sulaiman Syariful Alamsyah dan keluarganya serta makam pejabat-pejabat penting Kesultanan Melayu Serdang.
Area pemakaman Kerajaan Melayu Serdang

Senin, 12 Oktober 2015

Bendungan Sei Ular nan Eksotis



Bendungan irigasi sungai ular adalah sebuah bendungan irigasi yang memiliki fungsi utama sebagai pengendalian banjir dan irigasi dari Sungai Ular. Karenanya, keberadaan bendungan ini sangat strategis untuk menghindarkan warga maupun lahan pertanian dari bahaya banjir, termasuk untuk sarana ketersediaan air bagi pertanian masyarakat.
Bendungan Sei Ular

Lokasi
Bendungan ini terletak di Desa Pulau Tagor, Kecamatan Serba Jadi, Kabupaten Serdang Bedagai. Bisa ditempuh dari arah Galang menuju Tebing Tinggi, dan setelah melewati jembatan Sei Ular, belok kiri dan ikuti jalan di tepi sungai tersebut hingga sampai di jalan setapak menuju bendungan.
Landscape Bendungan
Meskipun hanya sebuah bendungan, sebuah bangunan beton, tetapi Bendungan Sungai Ular adalah tempat yang indah untuk dikunjungi dan merupakan tempat yang nyaman untuk refreshing dan menenangkan diri. Ini karena Bendungan Sei Ular jauh dari keramaian. Selain itu perpaduan air yang mengalir, cahaya matahari senja yang membias dan bengunan beton nan kokoh memberikan kesan indah dari sudut yang berbeda dan sekaligus menenangkan. 
Landscape beton bendungan
Sei Ular
Karena itu, bendungan ini sering menjadi tempat wisata dadakan bagi masyarakat sekitar, yah, terutama siswa-siswa SMP dan SMA di sana. Sayangnya tempat ini memang belum dikelola secara maksimal, andai bendungan ini juga difungsikan sebagai tambak ikan dan wisata, tentunya bisa memberi dampak ekonomi lebih buat masyarakat bukan?
Saya berfoto dengan latar bendungan