Tampilkan postingan dengan label Kota Medan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kota Medan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 Mei 2020

Pancake Durian di Kafe Durian Maidanii

Note:
- Perjalanan ini dilakukan sebelum covid-19 mewabah dan sebelum bulan Ramadhan
- Bukan bermaksud untuk ngebuat teman-teman ngiler, anggap aja sebagai referensi buat berbuka.  🤣
- Stay at home kawan-kawan 

Hai sahabat backpacker...

Siapa di sini yang suka ama buah durian? Hayo angkat tangan.
Awas ngiler cuy
Kota Medan dikenal memiliki kuliner dan oleh-oleh khas durian. Namun karena buah durian nggak bisa masuk ke dalam kabin, maka banyak juga yang berkreasi mengolah buah durian ini menjadi makanan yang berbeda biar bisa masuk ke dalam kabin. Salah satunya adalah pancake durian.

Nah, dalam kesempatan kali ini aku mau berbagi cerita saat aku mencoba mencicipi rasa dari pancake durian ini. Tapi buat para pencinta buah durian, awas ngiler ya. 🤣

Kafe Durian Maidanii

Sebenarnya di Kota Medan ada banyak tempat yang menyediakan pancake durian ini. Tapi yang paling dekat dari kost ku adah Kafe Durian Maidanii ini, lokasinya ada di Jalan H.M. Yamin, No. 121, Kecamatan Medan Timur, Kota Medan. Selain pancake durian, cafe ini juga menyediakan berbagai olahan durian lainnya seperti durian goreng, jus durian, sop durian dan lain-lain. Lalu juga ada berbagai minuman jus hingga makanan lain seperti nasi goreng, dimsum, kentang goreng, spagetti, dan banyak menu lainnya.
Kafe Durian Maidanii

Buku menunya
Btw, kafe dengan warna hijau kuning, khas warna durian ini juga enak buat nyantai soalnya di sini tersedia wifi gratis dan di setiap meja tersedia colokan listrik. Jadi buat yang mau nyantai ataupun mau ngerjain tugas, bisa banget di kafe ini sambil menikmati menu-menu yang tersedia.
Suasana di dalam kafe
Pancake Durian

Karena tujuan utamaku ke kafe ini adalah pancake durian, jadi menu yang kupesan ya pastinya pancake durian dong. Aku memesan pancake durian porsi Rp. 16.000 yang berisi 4 buah berwarna hijau.

Rasa pancake durian ini, beuuuhhhh... Enak cuy. Pas digigit, kulit crepesnya yang lembut pas banget sama isiannya yang berupa puree daging durian dan vla yang dikocok halus. Rasa duriannya kerasa banget lumer di lidah. Aroma duriannya juga kerasa walau tak begitu kuat seperti saat makanan durian langsung dari buahnya. Jadi intinya, pancake durian ini enak banget cuy.
Pancake durian
Sop Durian

Untuk minumannya aku memesan sop durian. Sop durian ini terbuat dari daging durian yang ditambah potongan buah segar seperti strawberry, lengkeng, anggur, dan lainnya. Kemudian juga ditambah potongan agar-agar berbagai warna serta nata decoco. Terakhir ditambah dengan syrup manis, parutan keju dan potongan es batu. Rasa sop durian ini segar banget dan kerasa banget duriannya.
Sop durian
Njir... Jadi mabuk durian aku. 

Minggu, 03 Mei 2020

Sate Rusa di Cafe Rumah Pohon, Medan


Note: 
- Perjalanan ini dilakukan sebelum covid-19 mewabah dan sebelum bulan Ramadhan
- Bukan bermaksud untuk ngebuat teman-teman ngiler, anggap aja sebagai referensi buat berbuka. 🤣
- Stay at home kawan-kawan

Hai sahabat backpacker...

Sebagai orang yang suka dengan menu daging, aku selalu penasaran dengan rasa daging-daging hewan yang halal. Salah satu yang paling bikin aku penasaran adalah rasa dari daging rusa. Soalnya nih daging nggak mudah dapatinnya, apalagi di Kota Medan. Susah banget nyarinya.

Oleh karena itu, ketika aku dapat informasi kalo ada satu cafe yang menyediakan menu berupa daging rusa, aku pun segera ke sana.
Sate Rusa
Brmmm... Brmmm....

Cafe Rumah Pohon

Begitulah nama cafe ini. Cafe ini terletak di Jalan Sei Belutu, No. 114, Kecamatan Medan Selayang, Kota Medan. Dinamain rumah pohon karena cafe ini berpusat pada sebatang pohon rambutan tua yang tumbuh di tengah-tengah bangunan cafe. Selain itu, di sekeliling cafe ini juga banyak pepohonan rimbun yang membuat suasananya begitu asri dan segar.
Cafe Rumah Pohon
Cafe ini mengangkat menu kuliner lokal nusantara seperti arsik ayam, daun ubi tumbuk, nasi bakar, sambal teri andaliman dan banyak lagi kuliner lokal nusantara lainnya. Kemudian di cafe ini juga tersedia berbagai kue-kue lokal juga seperti wajik, timpan dan lain-lain.

Sate Rusa

Cafe ini juga menyediakan sate rusa, menu yang menjadi incaranku. Menu satu ini cukup ekslusif sih, soalnya sate rusa ini hanya tersedia di hari sabtu dan minggu doang. Daging rusanya pun didatangkan langsung dari Aceh. Karena itu, harga seporsi sate rusa ini lumayan juga. Harganya Rp. 50.000 perporsi.

Sate rusa ini terdiri atas dua tusuk besar sate yang dihidangkan di atas nampan stainless steel bersama lontong bumbu kacang dan sayuran pelengkap. Di dalam tusukan satenya juga terdapat tomat hijau, paprika, bawang dan jeruk lemon.
Seporsi sate rusa dan minumannya
Nyammm... Nyammm....

Daging rusa yang dibakar dengan lumuran kecap manis ini terasa sangat enak. Dagingnya terasa lembut, berserat, juicy dan manis. Sumpah, daging rusa itu rasanya enak banget cuy. Rasa dagingnya juga cukup berbeda dengan rasa daging sapi maupun daging kambing.

Lontong berbumbu kacangnya juga enak kok. Lontongnya lembut dan bumbunya kerasa banget. Sayuran pelengkapnya pun segar, selada dan rajangan kolnya terasa krenyes.

Tak terasa seporsi sate rusa pun habis, setelah membayar harga seporsi sate rusa, minuman dan pajak restoran, aku pun segera pulang sambil memikirkan varian mie instan untuk seminggu ke depan. 🤣

Note: selanjutnya aku penasaran ama sate kelinci, dimana ya adanya? 🤔
Makan bang 🤣
Note: wajah yg mikirin makan mie instan setelah ini

Jumat, 01 Mei 2020

Bubur Sop, Kuliner Khas Ramadhan di Masjid Raya Medan


Note: Perjalanan ini dilakukan sebelum covid-19 mewabah, stay at home ya kawan-kawan

Ngomongin tentang Ramadhan, rasanya nggak afdol kalo nggak membicarakan tentang makanan. Bukan bermaksud untuk ngebuat temen-temen ngiler di siang hari di saat berpuasa ya. Anggap aja sebagai referensi untuk berbuka nanti. Wkwkwkwkwk
Bubur Sop di Masjid Raya Al-Mashun Medan

Hari ini aku mau berbagi cerita tentang kuliner khas bulan Ramadhan di tahun sebelumnya. Tahun ketika dunia masih aman dan kita bebas untuk menikmati acara buka puasa bersama.

Sebagai anak kost yang tinggal di Kota Medan, mencari bukaan dan takjil gratis adalah hobby yang sangat bermanfaat buatku. Lumayan buat ngirit dompet. 🤣 Dan kali ini aku berencana untuk menikmati buka puasa di Masjid Raya Al-Mashun Medan. Masjid tua bersejarah yang juga menjadi ikon Kota Medan.
Masjid Raya Al-Mashun Medan
Biasanya di Masjid ini selalu menyediakan bukaan berupa Bubur Sop. Kuliner khusus yang hanya tersedia saat Bulan Ramadhan. Tradisi menyediakan bukaan ini sudah dilakukan sejak tahun 1909. Saat itu menu yang disediakan adalah bubur pedas dan bubur sop, kuliner khas bangsawan Melayu. Namun karena rumitnya bahan dan cara pembuatannya, sejak tahun 1960-an, menu yang diberikan hanya bubur sop saja.

Bubur sop ini dibuat dari bahan dasar berupa beras ditambah daging dan sayuran, seperti wortel, kentang dan bumbu sop seperti merica dan seledri. Cara memasaknya pun menggunakan tungku dengan kayu bakar dan dimasak di dalam kancah tembaga besar.
Bubur Sop

Ada banyak porsinya
Meski setiap harinya selama ramadhan selalu menyediakan hingga 1000 porsi, namun bubur sop ini cepat banget habisnya. Aku aja hampir nggak kebagian. Rasa bubur sop ini memang enak. Rasanya sedikit mirip dengan bubur pedas, namun kuahnya putih dan lebih kuat rasa sopnya.
Peminat bubur sop ini rame cuy
Sayangnya selama pandemi ini, tradisi membagikan bubur sop selama Ramadhan di Masjid Raya Al-Mashun ditiadakan. Kegiatan Ramadhan Fair yang rutin digelar di depan masjid ini juga ditiadakan karena pandemi. Sayang banget. 
Ra


Selasa, 31 Maret 2020

Menengok Koleksi Uang Kuno di Museum Uang Sumatera

Selamat pagi sahabat backpacker...

Apa kabarnya? Semoga kita selalu terjaga kesehatannya ya. Aamiin...

Pagi ini aku mau menceritakan akhir dari kisah petualanganku di Tanah Jawa, tepatnya di Jawa Tengah, Jogja dan Jakarta beberapa waktu yang lalu sebelum virus corona mewabah. Setelah malamnya mendarat dengan selamat di Bandara Kuala Namu, paginya aku berencana untuk segera pulang ke kampung halaman di Kabupaten Asahan make kereta api.

Tapi sebelum itu, aku masih mau ngunjungi satu tempat wisata menarik yang letaknya tidak jauh dari Stasiun Besar Medan dan tempat tersebut adalah Museum Uang Sumatera. Lagi-lagi dengan mengandalkan abang ojol, aku segera menuju museum tersebut. Karena kalo naik angkot, harus nyambung 2 kali. Ribet banget cuy.
Koleksi di Museum Uang Sumatera
Alamat Museum Uang Sumatera

Museum Uang Sumatera ini terletak di Jalan Pemuda, No. 17, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan dan menempati bangunan Gedung Juang 45 Kota Medan sebagai gedung museumnya. Beberapa tahun yang lalu aku udah pernah ngunjungin Gedung Juang 45 ini dan saat itu kondisinya serem, debu dimana-mana dan sangat terbengkalai. Jadi aku seneng juga kalo mereka make gedung bersejarah ini sebagai bangunan museum, karena gedungnya jadi terawat. Mantap. 👍

Sejarah Museum Uang Sumatera

Museum Uang Sumatera ini didirikan oleh Bapak Saparuddin Barus, beliau adalah seorang kolektor uang-uang kuno dan udah ngumpulin berbagai macam koleksi mata uang sejak tahun 1998. Museum ini sendiri diresmikan pada tanggal 2 Mei 2017 oleh bapak gubernur.

Gedung museum ini juga gedung yang bersejarah, bahkan termasuk dalam salah satu bangunan cara budaya di Kota Medan. Karena gedung ini menjadi saksi sejarah perjuangan Bangsa Indonesia dalam melawan penjajahan.

Koleksi Museum Uang Sumatera

Setelah mengisi buku tamu, aku pun segera menjelajahi bagian-bagian museum ini dan melihat berbagai koleksinya. Koleksi uang di museum ini terbagi atas dua kelompok besar yaitu koleksi uang kertas dan koleksi uang logam. Sedangkan dari jenisnya, koleksi di museum ini terbagi atas beberapa jenis.

Yang pertama ada koleksi uang koin kerajaan. Koleksi uang koinnya ini sangat lengkap karena ada dari sejak kerajaan Hindu-Budha kayak koin Sriwijaya dan Majapahit dan alat-alat tukar lainnya. Lalu ada koin dari Kesultanan Islam di Nusantara, baik Kesultanan yang besar sampe yang kecil.
Alat barter masa Sriwijaya

Beragam uang koin

Koin Banten
Lalu ada juga Token Perkebunan atau uang koin yang dikeluarkan pihak perkebunan Belanda untuk membayar buruh perkebunan. Koin ini cuma bisa dipake di perkebunan inj doang, jadi buruh nggak bisa keluar dan kemana-mana. Selain itu juga ada koleksi uang VOC dan uang koin dari berbagai negara seperti China, Serawak, Inggris, Belanda, Portugis dan masih banyak lagi lainnya.
Token perkebunan

Koin Melaka Portugis
Kemudian juga ada koleksi uang kertas yang telah ada sejak masa penjajahan hingga uang kertas yang kita gunain saat ini. Selain itu juga ada Oeang Republik Indonesia Daerah/ Darurat (ORIDA) seperti uang Siantar, Karo, Tapanuli, Asahan dan banyak lagi. Lalu juga ada bon kontan yang digunakan sebagai pengganti uang serta potongan kertas yang diketik pake mesin ketik dan dikasi stempel pemerintah doang sebagai pengganti uang. Serta yang paling unik ada uang dari kain goni yang digunain Kerajaan Buton.
Koleksi uang kertas

Uang Kerajaan Buton
Selain koleksi uang, di museum ini juga ada koleksi plat percetakan uang dan mesin cetak yang digunakan uang mencetak uang di jaman dulu. Bentuk mesin cetak ini unik banget. Selain itu, banyak lagi koleksi lainnya yang ada di museum ini. Banyak bangetlah pokoknya.
Plat stempel

Mesin cetak kuno
Oh ya, untuk masuk ke museum ini, tidak dipungut biaya loh, tapi kalo kita mau membantu keuangan operasional museum, kita boleh menyumbangkan Rp. 10.000 aja dan dapat koleksi uang kuno yang nggak begitu langka sebagai souvenir. Aku sendiri dapat koleksi uang kuno Kesultanan Aceh dan Kesultanan Palembang. Mantap jiwa.
Souvenir untuk pengunjung museum
Setelah selesai melihat-lihat koleksi uang di Museum Uang Sumatera, aku pun segera menuju Stasiun Besar Medan untuk pulang ke rumah di Kabupaten Asahan dengan naik Kereta Api Ekonomi Putri Deli. Let's go..

Tut... Tut...
Aku di Museum Uang Sumatera

Minggu, 01 Januari 2017

Selamat Tahun Baru 2017 Semuanya



Happy New Years 2017

Selamat tahun baru 2017 sobat backpack sejarah. Happy New Years.

Yupz.... tadi malam tahun 2016 secara resmi telah berakhir dan sekarang kita akan memulai tahun 2017. Semoga tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Amin...

Nah, sebelum aku mulai bercerita tentang acara malam pergantian tahun yang aku ikuti tadi malam, aku ingin minta maaf dulu ya sobat, soalnya beberapa hari ini aku tidak aktif di blog tercintaku ini. Maklumlah, akhir tahun ini aku sibuk mencari dukungan dalam event dTraveler of The Year 2016 di Detik Travel, semoga aja menang, amin... Selain itu, kuota juga lagi kritis, akibatnya aku jarang deh main blog. Bahkan cerita tentang edisi Menembus Batas Sumut-Aceh pun masih belum selesai. Sebagai seorang travel blogger aku merasa gagal. Hiks..hiks...

Oke deh, kembali ke topik. Sekarang aku ingin bercerita tentang acara malam pergantian tahun yang ku ikuti tadi malam. Untuk acara pergantian tahun 2017 ini sih aku berencana untuk belajar memotret kembang api. Inginnya sih motret kembang api dengan latar yang keren, tapi sayangnya di Kota Medan tidak ada spot yang cocok, jadi yang apa adanya aja deh.

Rencana ini hampir gagal sih, soalnya di Kota Medan tuh turun hujan sejak pukul 10 pagi dan nggak berhenti-henti. Aku sempat mikir, nih hujan lupa cara berhenti atau remnya lagi blong, soalnya hujan kok gak siap-siap. Pada akhirnya hujannya berhenti juga, tapi berhentinya itu bikin sakit. Soalnya nih hujan berhenti jam 5 sore, saat orang-orang yang punya pasangan lagi siap-siap buat malam tahun baruan. Rasanya nih hujan nggak menghargai perasaan kami banget, benar-benar dilecehin sama nih hujan.

Gara-gara ini lah aku jadi sempat nggak semangat mau keluar, apalagi mikirin ramainya suasana malam tahun baruan. Tapi akhirnya keluar juga sih dari pada bosen di kost, kan nggak mungkin tidur selama satu tahun dari 2016 dan bangunnya udah 2017. Awalnya aku keluar mau beli makanan buat ngisi perut, tapi malah keterusan ke Lapangan Merdeka. Melihat ramainya suasana, spontan aku malah markir kereta (baca:motor) dan lihat-lihat suasananya. Begitu ngelihat yang datang rata-rata bereng pasangan membuat aku balik badan. Sayangnya ternyata keretaku udah nggak bisa dikeluarin karena terhalang kendaran lain yang banyaknya nauzubillah.
Jalanannya padat
Lapangan Merdeka rame
 Ya... mau nggak mau aku balik lagi deh ke dalam Lapangan Merdeka. Ternyata di Lapangan Merdeka malam itu acara pergantian tahunnya diisi dengan dzikir tausyiah dan panggung hiburan. Acaranya dimulai dengan kegiatan khatam Al-Quran oleh 30 qori dan qoriah yang bergabung dalam Ikatan Persatuan Qory dan Qoriah Kota Medan. Acara dzikir tausyiahnya pun menghadiran Al Ustadz Syeh Ali Jaber, seorang penceramah kondang dari Jakarta.
Panggung hiburan
Setelah pukul 22.00 wib lebih, panggung hiburan mulai diramaikan dengan artis-artis lokal yang menampilkan hiburan bernuansa Islami dan multi etnik. Acara ini ditutup dengan doa lintas agama dengan harapan Kota Medan tetap aman dan kondusif.

Oh ya, seperti biasa, Pemerintah Kota Medan tahun ini juga tidak mengadakan pesta kembang api. Namun pengunjung Lapangan Merdeka tetap bisa melihat pesta kembang api yang buat oleh masyarakat secara pribadi dan pihak Hotel Grand Aston, hotel yang berada tepat di depan Lapangan Merdeka.

Ya sudah, karena kereta juga nggak bisa keluar, sekalian aja aku motret kembang api. Sambil menunggu jam 12 tepat, aku pun duduk-duduk di sudut Lapangan Merdeka bareng pengunjung yang lain. Nggak lama, datang seorang cewek yang duduk di sebelah kiriku, ceweknya lumayan cantik juga, wih... senengnya. Tapi kemudian cowoknya ikut duduk di sebelahnya, terus mereka bermesraan.

Woy kampret, liat situasi dong! Grrrr... bikin kesel aja.

Nggak lama datang lagi pasangan yang duduk di sebelah kananku dan mereka juga bermesraan. Ya Tuhan... hati hamba terluka, hiks... hiks...
Banyak yang bareng pasangan
Daripada liat mereka yang bermesraan dan dengan sengaja menjadikan aku obat nyamuk, aku kabur aja deh ke arah ruko-ruko toko buku yang ada di sisi Lapangan Merdeka. Di sini juga rame pengunjungnya, tapi nggak apa-apa deh, soalnya dari sini aku bisa motret bunga api.

Akhirnya, tepat pukul 00.00 WIB masyarakat dan Hotel Grand Aston secara serentak menghidupkan kembang api, seketika langit Kota Medan dihiasi warna-warni indah dari kembang api tersebut. Bahkan saking indahnya, aku malah jadi nggak fokus ngambil foto kembang apinya. Hahaha...
Kembang apinya cantik
Bikin nggak fokus motret
indah
 Tapi nggak apa-apa deh, soalnya melihat keindahan kembang api tersebut membuat semangat di dalam diriku bangkit dan berharap bisa lebih baik di tahun ini. selain itu, meski banyak yang kontra dengan perayaan pergantian tahun, namun sisi positifnya saat warna-warni kembang api menghiasi langit Kota Medan, semua pengunjung ikut bersorak gembira tanpa memandang perbedaan, semua bersatu dalam suka cita. Sungguh indah. Ku harap Indonesia juga akan seperti itu selamanya. Amin...
Happy New Years 2017
Akhir cerita, selamat tahun baru kawan-kawan
Happy New Year 2017

Selasa, 06 Desember 2016

Makan Es Krim di Restoran Tip-Top


Tip-Top Restoran

Nodong temen yang lagi ada rezeki itu sangat menyenangkan, apalagi kalo nodongnya minta traktir makanan yang enak, pastinya lebih menyenangkan lagi dong. Setuju nggak sobat? Setuju dong, orang kita sama-sama wajahnya laper gitu kok. Jadi kalo sobat ada yang punya rezeki, bilang-bilang ya, biar ntar aku todong. Hahaha...
Nah, kali ini aku nodong seorang kawan untuk mentraktir makan di Restoran Tip-Top. Sebenanya udah lama sih pengen makan di sini, meski harga makanannya murah sih, tapi maklum deh namanya juga backpacker gembel plus anak kost pula, boro-boro makan di resto, makan di restoran bintang lima aja nggak pernah. Eh?
Kenapa aku pengen makan di Restoran Tip-Top? Sespesial apa sih dia? Apa lebih spesial dari aku, si cowok tampan yang baik hati ini?

Restoran Tip-Top
Restoran Tip-Top adalah salah satu restoran tertua yang ada di Kota Medan. Restoran ini udah berdiri sejak tahun 1929 dengan nama Jangkie, sesuai nama pemiliknya Pak Jangkie, dan saat itu berada di Jalan Pandu, Kota Medan. Kemudian pada tahun 1934 restoran ini pindah ke Kesawan dan berganti nama menjadi Restoran Tip-Top yang berarti restoran yang sempurna.
Tua banget kan? Tapi meskipun tua begitu, restoran ini masih konsisten dengan konsep, tradisi dan resep-resepnya. Bahkan barang-barang lama seperti bangunan, mesin, meja dan kursi serta piano masih tetap digunakan sampai saat ini. Istilahnya, melestarikan tradisi. 
Restoran Tip-Top
Menu Restoran Tip-Top
Menu-menu yang ada di sini sangat menggugah selera, bikin ngiler deh. Apalagi Restoran Tip-Top pun masih menggunakan tungku kayu bakar  dari jaman Belanda. Tungku ini menggunakan kayu mahoni berkualitas sehingga dapat  menghasilkan kue tart, specolaas, saucijsebrood, moorkop, horen dan lain-lain dengan aroma yang harum dan cita rasa yang enak. Hmmm... nyummi... bikin ngiler banget deh walaupun namanya susah banget disebut.
Restoran ini juga menyediakan berbagai menu makanan  dari Indonesia, China dan Eropa seperti steak ayam, steak lidah, salad, omelet, bitterballen,  pancake, nasi goreng, cap-cay, fouyonghai, gado-gado, kari kambing, roti bakar dan lain-lain.

Bikin nggak sabar deh mau mencicipi menunya. So, begitu pelayannya datang membawa buku menu. Aku pun memilih dengan antusias. Tapi si kawan malah milihin menu es krim doang. Iya, es krim doang. Dan saat aku protes, dia cuma bilang. “Kau mau ngerampok atau minta traktir? .“ #jleeb #krik.. krik..
Akhirnya ya aku nikmati juga deh es krimnya. Padahal enak juga sih makan es krim gratis. #mukagratis. Hahahaha....
Tapi es krim di restoran ini beneran enak lho. Jadi es krimnya itu buatan sendiri dengan cita rasa yang khas. Es krimnya juga lembut banget dengan manis yang pas. Wihhh... enak banget deh. Rasanya dingin es krimnya itu beda dengan dinginnya sikapmu kepadaku. #baper
Es krim yang bikin ngiler
Es krimnya enak banget
Lokasi
Restoran Tip Top ini berada di Kawasan Medan Kesawan tepatnya di Jalan Ahmad Yani dan tidak jauh dari Rumah Tjong A Fie dan Lapangan Merdeka.
Cowok tampan di depan restoran

Selasa, 22 November 2016

Kenalan dengan Hewan Part 2 di Kebun Binatang Medan




Medan Zoo
Setelah pada postingan sebelumnya aku berkenalan dengan hewan-hewan mati yang diawetkan di Museum dan Galeri Rahmat, aku pun meneruskan upaya perkenalanku dengan hewan-hewan hidup di Medan Zoo.
Lokasi dan Sejarah
Medan Zoo berlokasi di Simalingkar B, tepatnya di Jalan Pintu Air IV, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan. Setelah dipindah dari Jalan Brigjen Katamso, Kelurahan Kampung Baru, Medan Maimun. Kebun binatang yang memiliki luas hingga tiga puluh hektar ini diresmikan pada 14 April 2005 oleh Walikota Medan, Abdillah.
Koleksi
Nah, saatnya aku berkenalan dengan teman-teman sobat backpack sejarah, eh... penghuni Medan Zoo ini maksudnya. Setelah membayar tiket yang tidak seberapa mahal, aku pun mulai acara berkenalan dengan mereka. Di sini ternyata terdapat berbagai koleksi binatang yang ditempatkan di dalam kandang, soalnya kalo ditempatkan di luar kandang entar mereka kabur.
Meski koleksinya tidak sebanyak di Taman Hewan Siantar sih, tapi terdapat cukup banyak juga hewan-hewannya. Seperti reptil, kuda, kasuari, pelikan, buaya, tapir, rusa, mamalia, gajah, harimau, beruang, burung dan banyak lagi deh hewan-hewannya.
Burung

Mirip siapa?
Kasuari

Selain hewan-hewan, di sini juga terdapat beberapa sarana permainan juga seperti sepeda air, playing fox, jembatan gantung, naik delman dan berbagai kegiatan seru lainnya. Sarana dan prasarana lainnya juga cukup mendukung. So... buat teman-teman backpack sejarah yang mau mengenal hewan-hewan bisa ke sini deh tapi jangan kaget kalo hewan-hewannya kurang terawat, bikin miris juga sih, semoga ke depannya bisa lebih baik. amin...
Rumah Souvenir
Bukan salah satu penghuni ya.