Minggu, 05 April 2020

Kolam Tao Delapan Putri, Goa Perak dan Goa Emas

Hai sahabat backpacker...

Setelah sebelumnya aku dan Dina menikmati cakepnya alam di Danau Linting. Kami kemudian berjalan untuk mengelilingi danau kecil tersebut. Saat itulah mata ini tak sengaja melihat plang yang menarik mata dan bertuliskan Goa Perak dan Goa Emas. Segera saja aku mengikuti arah plang tersebut.

Tak begitu jauh berjalan, paling hanya sekitar 20 meter doang, kami berdua pun tiba di depan gerbang dengan banner yang bertuliskan “Selamat datang di Goa Tao Delapan Putri.” Di sana udah menunggu seorang bapak-bapak yang menjadi juru kunci sekaligus pemandu untuk masuk ke dalam goa.
Selamat datang
Kolam Tao Delapan Putri

Sebelum memasuki goa, si bapak menceritakan sedikit sejarah dari Goa Tao Delapan Putri ini. Kata beliau, awalnya di sini hanyalah kebun sawit biasa. Suatu malam pemilik tanah bermimpi diminta sepasang kakek dan nenek untuk menggali delapan kolam kecil untuk tempat mandi delapan Putri Tao. Setelah beliau menggali kolam tersebut, di kolam tersebut terisi air hangat. Dipercaya, air dari kolam ini memiliki efek penyembuhan. Bahkan katanya ada satu kolam yang bernama Air Putri Kasih dan jika cuci muka disitu, bakal dapat jodoh. Kereennn.... Jadi buat para jomblo yang kesulitan dapatin hati cewek, boleh dicoba nih.
Nama-nama kolamnya

Ada delapan kolam

Air Putri Laut
Tak lama setelah kolam tersebut selesai, katanya beberapa bagian tanah di situ runtuh dan terbukalah pintu goa. Menurut mimpi si pemilik tanah, goa tersebut menjadi tempat tinggal si kakek dan si nenek. Si Kakek di Goa Perak dan si Nenek di Goa Emas.

Hmm.. pisah ranjang nih kayaknya.

Setelah menjelaskan sedikit tentang Kolam Tao Delapan Putri, si bapak juga ngasi tau hal-hal yang harus ditaati saat ada di kawasan ini. Seperti tidak boleh berkata kasar, mengumpat dan memaki. Lalu tidak boleh membuang sampah sembarangan dan melakukan vandalisme dan jika ingin menggunakan air kolam harus seijin juru kunci serta jika ingin masuk ke dalam goa harus bersama pemandu. Btw untuk masuk ke dalam goa, perorangnya dipungut biaya Rp. 5000 aja.

Goa Perak

Setelah penjelasan tersebut si bapak pun mengajak kami untuk masuk ke dalam goa. Tapi Dina bilang dia tinggal di luar aja, serem katanya. Wajar sih, pintu masuknya kecil banget, lebih mirip lobang malahan. Beruntung saat kami mau masuk, datang dua pengunjung lain yang ingin ikutan masuk juga ke dalam goa. Jadi kami berempat pun segera memasuki Goa Perak ini.
Pintu masuk Goa Perak
Cukup sulit untuk masuk, karena harus jalan jongkok, tapi di dalam terdapat satu ruangan yang cukup tinggi dan pas untuk berdiri. Ketika cahaya senter disorotkan bapak pemandu, terlihat stalagtit-stalagtit yang menghiasi langit-langit goa. Dan sesuai dengan namanya, di dinding dan stalagtit tersebut nampak jelas butiran-butiran perak yang menempel dan bercahaya ketika disorot cahaya senter.
Ruangan di dalam Goa Perak

Perak-peraknya terlihat jelas

Bapak pemandu dan dua pengunjung lainnya
Meskipun terkagum-kagum melihat isi goa ini, kami nggak berlama-lama di dalam. Soalnya di dalam goa ini panas dan pengap banget. Udah kayak di dalam sauna aja. Sebentar saja di dalam, baju udah basah dengan keringat. Tak lama kami pun bergegas keluar dari Goa Perak dan menuju Goa Emas.

Goa Emas

Goa emas ini letaknya tepat di sebelah Goa Perak dan jaraknya paling cuma 7 meter doang. Pintu goanya lebih kecil lagi dari Goa Perak sehingga untuk masuk ke dalam kami hampir merangkak.
Pintu masuk Goa Emas
Setelah masuk ke dalam, barulah ada ruangan kecil yang cukup untuk 5 orang doang. Kembali si bapak pemandu menyorotkan lampu senternya. Dan kali ini aku kembali terpesona karena di dinding dan stalagtitnya terdapat butiran-butiran emas yang jelas banget terlihat dan berkilauan disorot cahaya senter.
Stalagtit di Goa Emas

Emasnya kelihatan jelas
Emasnya ada banyak cuy. Duh.. kalo Mr. Krab datang ke sini, bisa jadi dollar matanya. Tapi sejauh ini nggak ada pengunjung dan masyarakat sekitar yang berani untuk mengambil emas maupun peraknya sih. Soalnya kedua goa ini ada aura-aura mistisnya dan ada banyak sesajen di sekitar goa dan kolam.

Selain mistis, kedua goa ini juga sangat unik karena cuma terpisah beberapa meter aja tapi isinya beda, yang satu isinya perak yang satu malah berisi emas. Oh iya, jika di Goa Perak hawanya panas, di Goa Emas ini malah hawanya dingin, kayak pake AC. Unik banget lah.

Puas menikmati keunikan dan keindahan isi goa ini, kami pun segera keluar. Karena aku pun ingin melanjutkan petualangan dan kasian juga jika Dina menunggu terlalu lama di luar.

Yok Din.
Backpacker ganteng dan unyu di depan Goa Emas
Abaikan kaki yang kotor sehabis masuk goa

Jumat, 03 April 2020

Awkward Moment di Danau Linting

Hai sahabat backpacker...

Berhubung sekarang Covid-19 lagi mewabah dimana-mana dan kita dilarang untuk berpergian, maka kali ini aku mau berbagi cerita petualanganku saat virus ini belum menggila, saat dunia ini masih aman.
Danau Linting
Petualangan ini bermula ketika aku membuat WA story yang berisi “Besok weekend, enaknya jalan-jalan ke Danau Linting nih, ada yang tertarik bergabung?”

Tak lama kemudian ada satu pesan yang masuk ke WA ku dari Dina, yang intinya dia ingin ikut, tapi minta digonceng. Karena nggak ada kendaraannya.

Sebelum menjawab, aku memutuskan untuk bertanya dulu pada cowoknya, Bayu yang juga teman baikku. Sedikit perkenalan, Bayu ini adalah sahabat baikku sejak masa SMA dan Dina ini adalah pacarnya. Namun mereka menjalani hubungan LDR, Dina dan aku menetap di Kota Medan sedangkan Bayu ada di Kota yang berjarak 6 jam perjalanan dari tempat kami.

“Cuy, si Dina katanya mau ikut ke Danau Linting ama aku, boleh?” Tanyaku melalui chat.

Boleh aja, pas tuh, dia lagi butuh hiburan juga katanya.” Balas Bayu.

Berhubung udah dapat ijin, jadi esoknya aku pun berangkat ke Danau Linting ama nih cewek. Kan nggak enak juga kalo nggak dapat izin, apalagi sebagai cowok tampan yang baik hati, aku nggak suka memancing keributan, apalagi ama teman sendiri. Tapi kalo mancing di air keruh sering sih. 😂

Brmm.. brmm...

Alamat Danau Linting

Danau Linting ini beralamat di Desa Sibunga-Bunga, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hulu, Deli Serdang. Kalo dari Medan sekitar 2 jam perjalanan naik motor. Berhubung perjalanannya cukup lama, jadi aku pun mencoba membuka obrolan, sekedar berbasa-basi.

Gimana hadiah jam tangan dari Bayu itu? Cakep kan? Abang ikutan milihin modelnya tuh.” Ucapku pede.

“Hadiah apaan? Nggak ada dapat hadiah kok.”

Loh? Tapi kemarin tuh dia minta pendapat hadiah jam tangan buat ulang tahunmu Din.”

Nggak ada dapat hadiah kok. Sebelum ulang tahun itu, dia ngajakin putus malahan.”
“Ha?? Serius? Kok bisa?”

Iya bang. Nggak tau, tiba-tiba ngajak putus aja udah.”

Aku jadinya terdiam. Aku yang tadinya ingin mencairkan suasana dengan obrolan, malah jadi menghadirkan suasana yang awkward. Bangke nih Bayu, pantes aja mudah banget dia ngasi izin, pake bilang Dina butuh hiburan lagi. Yang iyanya, nih cewak butuh dihibur. Emang kampret kali kawan satu ini. Dia yang mutusin, aku pulak yang ngehibur. Pengen ku jitak aja kepalanya itu.

Tapi ya udahlah, udah separuh jalan juga, jadi kulanjutin aja deh perjalanannya, walau dengan suasana yang canggung pake banget.

Syukurnya nggak lama kemudian kami sampe juga di objek wisata Danau Linting ini. Setelah memarkirkan motor dan membayar tiket masuk yang cuma Rp. 5000 aja perorang, aku pun segera mengeluarkan kamera dan mulai memotret keindahan alam Danau Linting ini.
Selamat datang di Danau Linting
Keindahan Alam Danau Linting

Danau Linting ini terlihat cukup indah meski ukurannya tidak begitu besar. Airnya tenang dan berwarna hijau toska. Di sekelilingnya ada banyak pepohonan rindang yang membuat suasana di sekitarnya menjadi hijau dan segar. Samar-samar tercium juga bau belerang. Katanya danau ini terbentuk dari proses vulkanik yang menyebabkan tanahnya runtuh ke bawah. Oleh karena itu di danau ini dilarang berenang sampe ke tengah danau karena kedalamannya yang belum terukur. Jangan coba-coba ya kawan.

Airnya hijau toska
Awas naksir kalian ya. 🤣

Sekelilingnya banyak pohon rindang
 Di sekitar danau juga ada beberapa pondok yang menjual makanan dan minuman ringan, ada juga beberapa yang menyediakan ayunan di pinggiran danau. Fasilitas umum di sekitar danau juga ada seperti mushalla kecil dan kamar mandi.
Ada ayunan di bawah pohon

Mushalla kecil
Aku lantas memutuskan untuk berjalan berkeliling danau. Dan saat itulah tak sengaja mata ini melihat plang yang bertuliskan Goa Emas dan Goa Perak. Ups... Mantap juga nih.
Berfoto di Danau Linting


Kamis, 02 April 2020

Menginap di Prime Plaza Hotel Kualanamu

Hai sahabat backpacker...

Berhubung sekarang Corona ada dimana-mana dan kita disuruh buat diem di rumah doang, jadinya kan bosen tuh. Ngebosenin banget malah. Oleh karena itu, untuk beberapa waktu ke depan ini aku mau berbagi cerita-cerita petualanganku saat Corona ini belum mewabah. Yupz... Ini kisah beberapa waktu yang lalu ketika dunia masih aman, sebelum negara api menyerang.

Hari itu aku lagi senang banget, soalnya aku dapat voucher menginap gratis di Prime Plaza Hotel Kualanamu. Nginap gratis cuy, apalagi nih hotel bintang 4, padahal aku sebagai backpacker biasanya nginap di hotel seratusan ribu doang dan sekarang aku bakal nginap di hotel mewah. Mantap banget cuy.
Prime Plaza Hotel Kualanamu
Sekarang masalahnya, nih voucher ada dua biji. Jadi kira-kira ngajakin siapa ya? Mana pacar kagak ada lagi.

Eh... Walaupun ada, tetap nggak boleh oii. Dosa!

Oh iya, sebagai backpacker yang tampan dan baik hati, nggak boleh ngajak nginap anak gadis orang, ntar digolok bapaknya. Oleh karena itu, aku ngajakin adekku aja buat nyobain nih hotel. Let's go..

Alamat Prime Plaza Hotel Kualanamu

Prime Plaza Kualanamu ini beralamat di Jalan Arteri Kualanamu, Tumpatan Nibung, Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Lokasi hotelnya nggak jauh dari Bandara Kualanamu, palingan beberapa menit naik kendaraan bermotor aja dari nih hotel. Jadi kalo mau nginap di dekat Bandara Kualanamu, bisalah milih nih hotel.

Fasilitas di Prime Plaza Hotel Kualanamu

Lobby hotel ini terlihat cukup berkelas dengan desain klasik, ada beberapa sofa yang tersedia di lobby hotel dengan beberapa koran, majalah dan buku tempat-tempat wisata yang ada di Sumatera Utara. Di sofa ini aku menunggu cek in hotelku diproses sambil menikmati segelas jus jeruk sebagai welcome drinknya. Segar ah..
Lobby hotelnya
Selesai cek in, aku segera masuk ke kamar yang diberikan, kamarnya adalah Superior Twin. Fasilitas kamarnya lengkap, ada pintu, jendela, dinding, tempat tidur,

Woy.. serius woy..

😂😂

Fasilitas kamarnya emang lengkap, tempat tidurnya empuk banget, jauh lebih empuk daripada tilam di kostan ku yang rasanya kaya papan itu. 😂 Kemudian juga ada meja kerja, tv kabel, telpon, wifi, brankas, lukisan dinding dan banyak lagi. Ada juga pemanas air lengkap dengan kopi, teh dan gulanya.
Lorong hotelnya

Ranjangnya empuk cuy

Meja kerja dan TV kabel
Perlengkapan kamar mandinya juga lengkap, mulai dari handuk, sabun, sampo, sikat gigi dan odolnya. Air panasnya juga lancar dan deras. Mantap banget uy.
Handuk kecilnya kupake ngelap tumpahan jus jeruk. 😁
Ketika sore menjelang, aku kemudian memutuskan untuk mencoba kolam renangnya. Byur... Seger juga berenang sore-sore. Kolamnya juga nggak begitu dalam, hanya sekitar dada doang. Di sekitar kolam renangnya juga ada kamar bilas, ruang ganti dan kursi santai bagi yang ingin duduk nyantai di dekat kolam renang.
Abis berenang, perut pun lapar. Saatnya makan. Nyummi...
Kolam renang hotelnya

Ada kursi santai juga

Bukan berang-berang ya. 😁
Hotel ini juga punya restoran yang berada di dekat lobby. Ruangannya ada yang untuk merokok dan tanpa merokok. Menunya beragam banget, mulai dari menu tradisional sampe menu internasional.

Saat aku nyobain restorannya, ada pilihan nasi goreng dan nasi putih biasa serta nasi merah. Lauknya pun beragam, ada ayam panggang saus madu, goreng kentang, sayur, sosis dan lain-lain. Kuenya pun banyak, ada roti, cake, bolu dan banyak lagi, aku nggak tau nama-nama kuenya sih tapi ada satu yang paling enak saat kucobain, yaitu kue sus eclair. Isiannya yang lembut langsung lumer di mulut saat digigit.
Hmm... Nyummmi... Enak banget cuy.
Menunya ada banyak cuy

Kuenya juga banyak

Nasi goreng yang bikin laper

Sus Eclairnya juara banget

Minumannya juga ada banyak pilihan
Selain itu, di restorannya juga nyediain manisan, buah potong, soto medan dan mie ayam. Sayangnya perutku udah nggak muat lagi, jadi nggak nyobain itu, cuma buah potong aja sebagai penutup.
Manisan, eh.. lebih manis aku sih. 😁

Buah potong, segeerrr

Soto medan

Gerobak mie ayam
Kenyang banget cuy. Padahal masih banyak fasilitas yang ada di hotel ini tapi...

Saatnya tidur di ranjang yang empuk. Zzzz...
Backpacker nginap di hotel mewah

Selasa, 31 Maret 2020

Menengok Koleksi Uang Kuno di Museum Uang Sumatera

Selamat pagi sahabat backpacker...

Apa kabarnya? Semoga kita selalu terjaga kesehatannya ya. Aamiin...

Pagi ini aku mau menceritakan akhir dari kisah petualanganku di Tanah Jawa, tepatnya di Jawa Tengah, Jogja dan Jakarta beberapa waktu yang lalu sebelum virus corona mewabah. Setelah malamnya mendarat dengan selamat di Bandara Kuala Namu, paginya aku berencana untuk segera pulang ke kampung halaman di Kabupaten Asahan make kereta api.

Tapi sebelum itu, aku masih mau ngunjungi satu tempat wisata menarik yang letaknya tidak jauh dari Stasiun Besar Medan dan tempat tersebut adalah Museum Uang Sumatera. Lagi-lagi dengan mengandalkan abang ojol, aku segera menuju museum tersebut. Karena kalo naik angkot, harus nyambung 2 kali. Ribet banget cuy.
Koleksi di Museum Uang Sumatera
Alamat Museum Uang Sumatera

Museum Uang Sumatera ini terletak di Jalan Pemuda, No. 17, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan dan menempati bangunan Gedung Juang 45 Kota Medan sebagai gedung museumnya. Beberapa tahun yang lalu aku udah pernah ngunjungin Gedung Juang 45 ini dan saat itu kondisinya serem, debu dimana-mana dan sangat terbengkalai. Jadi aku seneng juga kalo mereka make gedung bersejarah ini sebagai bangunan museum, karena gedungnya jadi terawat. Mantap. 👍

Sejarah Museum Uang Sumatera

Museum Uang Sumatera ini didirikan oleh Bapak Saparuddin Barus, beliau adalah seorang kolektor uang-uang kuno dan udah ngumpulin berbagai macam koleksi mata uang sejak tahun 1998. Museum ini sendiri diresmikan pada tanggal 2 Mei 2017 oleh bapak gubernur.

Gedung museum ini juga gedung yang bersejarah, bahkan termasuk dalam salah satu bangunan cara budaya di Kota Medan. Karena gedung ini menjadi saksi sejarah perjuangan Bangsa Indonesia dalam melawan penjajahan.

Koleksi Museum Uang Sumatera

Setelah mengisi buku tamu, aku pun segera menjelajahi bagian-bagian museum ini dan melihat berbagai koleksinya. Koleksi uang di museum ini terbagi atas dua kelompok besar yaitu koleksi uang kertas dan koleksi uang logam. Sedangkan dari jenisnya, koleksi di museum ini terbagi atas beberapa jenis.

Yang pertama ada koleksi uang koin kerajaan. Koleksi uang koinnya ini sangat lengkap karena ada dari sejak kerajaan Hindu-Budha kayak koin Sriwijaya dan Majapahit dan alat-alat tukar lainnya. Lalu ada koin dari Kesultanan Islam di Nusantara, baik Kesultanan yang besar sampe yang kecil.
Alat barter masa Sriwijaya

Beragam uang koin

Koin Banten
Lalu ada juga Token Perkebunan atau uang koin yang dikeluarkan pihak perkebunan Belanda untuk membayar buruh perkebunan. Koin ini cuma bisa dipake di perkebunan inj doang, jadi buruh nggak bisa keluar dan kemana-mana. Selain itu juga ada koleksi uang VOC dan uang koin dari berbagai negara seperti China, Serawak, Inggris, Belanda, Portugis dan masih banyak lagi lainnya.
Token perkebunan

Koin Melaka Portugis
Kemudian juga ada koleksi uang kertas yang telah ada sejak masa penjajahan hingga uang kertas yang kita gunain saat ini. Selain itu juga ada Oeang Republik Indonesia Daerah/ Darurat (ORIDA) seperti uang Siantar, Karo, Tapanuli, Asahan dan banyak lagi. Lalu juga ada bon kontan yang digunakan sebagai pengganti uang serta potongan kertas yang diketik pake mesin ketik dan dikasi stempel pemerintah doang sebagai pengganti uang. Serta yang paling unik ada uang dari kain goni yang digunain Kerajaan Buton.
Koleksi uang kertas

Uang Kerajaan Buton
Selain koleksi uang, di museum ini juga ada koleksi plat percetakan uang dan mesin cetak yang digunakan uang mencetak uang di jaman dulu. Bentuk mesin cetak ini unik banget. Selain itu, banyak lagi koleksi lainnya yang ada di museum ini. Banyak bangetlah pokoknya.
Plat stempel

Mesin cetak kuno
Oh ya, untuk masuk ke museum ini, tidak dipungut biaya loh, tapi kalo kita mau membantu keuangan operasional museum, kita boleh menyumbangkan Rp. 10.000 aja dan dapat koleksi uang kuno yang nggak begitu langka sebagai souvenir. Aku sendiri dapat koleksi uang kuno Kesultanan Aceh dan Kesultanan Palembang. Mantap jiwa.
Souvenir untuk pengunjung museum
Setelah selesai melihat-lihat koleksi uang di Museum Uang Sumatera, aku pun segera menuju Stasiun Besar Medan untuk pulang ke rumah di Kabupaten Asahan dengan naik Kereta Api Ekonomi Putri Deli. Let's go..

Tut... Tut...
Aku di Museum Uang Sumatera

Senin, 30 Maret 2020

Bandara Halim Perdana Kusuma dan Bus Damri Kuala Namu

Setelah melalui sedikit drama akibat ketipu situs web yang ngatain kalo ada Bus Damri tujuan Bandara Halim Perdana Kusuma dari Stasiun Gambir. Namun ternyata bus tersebut tidak tersedia. Akhirnya aku sampe juga di Bandara Halim dengan mengendarai motornya si abang ojol. Terima kasih abang ojol.

Bandara Halim Perdana Kusuma 
Bandara Halim Perdana Kusuma

Bandara Halim Perdana Kusuma adalah satu-satunya bandara di ibu kota Jakarta setelah Bandara Kemayoran ditutup. Bandara ini dibangun pada tahun 1924 dan bernama Lapangan Terbang Tjililitan. Pada tahun 1950 lapangan terbang ini diserahkan secara resmi pada Indonesia pangkalan udara militer dan tahun 1952 bandara ini diganti namanya menjadi Bandara Halim Perdana Kusuma untuk mengenang Almarhum Halim Perdana Kusuma yang gugur dalam tugasnya.

Selain sebagai pangkalan militer, Bandara Halim Perdana Kusuma juga melayani penerbangan sipil untuk domestik maupun internasional karena saat itu penerbangan Bandara Kemayoran terlalu padat. Ketika Bandara Soetta diresmikan, Bandara Halim mengurangi slot untuk penerbangan sipil dan fokus pada penerbangan militer sampe tahun 2013 kembali dibuka penerbangan sipil di sini karena Bandara Soetta yang penerbangannya terlalu padat.

Kembali ke kisahku, setelah konter cek in penerbanganku dibuka, aku pun segera cek in dan melalui serangkaian pemeriksaan keamanan. Aku kemudian duduk santai di ruang tunggu sambil nyarger hp dan ngelihatin pesawat-pesawat yang terparkir di depan ruang tunggu.

Pesawat parkir
Hayuk masuk ke dalam pesawat
Ketika pintu pesawat telah dibuka, aku segera masuk ke dalam pesawat.

Para penumpang yang terhormat, selamat datang di penerbangan Citilink dengan tujuan Bandara Kuala Namu. Penerbangan ini akan kita tempuh dalam waktu kurang lebih dua jam dan sepuluh menit. Perlu kami sampaikan bahwa penerbangan ini adalah tanpa asap rokok, sebelum lepas landas kami persilahkan kepada Anda untuk menegakan sandaran kursi, menutup dan mengunci meja-meja kecil yang masih terbuka di hadapan Anda, mengencangkan sabuk pengaman, dan membuka penutup jendela. Atas nama kapten  dan seluruh awak pesawat yang bertugas mengucapkan selamat menikmati penerbangan ini, dan terima kasih atas pilihan anda untuk terbang bersama kami.

Wuusssshhhh....

Pesawat citilink yang kunaiki ini pun lepas landas dengan mulus. Berhubung hari yang mulai gelap, tak banyak pemandangan yang bisa kulihat dari balik jendela pesawat. Palingan cuma liatin kakak-kakak pramugari yang cakep-cakep dan manis. Dua jam kemudian setelah puas ngeliatin pramugari yang cakep itu, pesawat ini mendarat dengan aman di Bandara Kuala Namu.

Selamat datang kembali di Sumatera Utara.” Ucapku dalam hati.

Segera aku menuju stasiun bandara dan rencananya aku emang mau naik kereta bandara aja ke Kota Medan. Tapi pas aku nyampe, ternyata keretanya baru aja berangkat 3 menit yang lalu dan kereta selanjutnya baru ada 1 jam kemudian. Asem banget, telat 3 menit doang dari jadwal mendarat.

Daripada nunggu lama, aku akhirnya memilih naik Bus Damri aja untuk menuju Kota Medan. Yupz.. di Jakarta gagal naik Damri dan akhirnya di Medan naik Damrinya.

Damri Kuala Namu – Medan

Bus Damri dari Bandara Kuala Namu ini berada di lantai satu area kedatangan. Busnya punya rute menuju Terminal Amplas, Plaza Medan Fair di Jalan Gatot Subroto dan dan Ring Road untuk tujuan Binjai dan Langkat. Busnya berukuran sedang dan lebih kecil daripada Bus Damri yang ada di Bandara Soetta. Untuk harga tiketnya mulai dari Rp. 25.000 sampe Rp. 35.000 dan berangkat setiap 30 menit sekali.
Petualangan di Jakarta selesai