Tampilkan postingan dengan label Astronomis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Astronomis. Tampilkan semua postingan

Rabu, 06 Januari 2021

Menanti Sunrise di Bukit Beta Samosir

Bukit Beta Samosir
Bukit Beta Samosir

Hai sahabat backpacker, selamat pagi 😊

Gimana nih kabarnya? Semoga di sehat selalu ya dan di tahun ini kita bisa menjalani kehidupan yang lebih baik lagi. Aamiin...

Kali ini aku mau ngelanjutin kisah petualanganku di Bumi Samosir yang kulakuin beberapa waktu yang lalu. Setelah sebelumnya aku memutuskan untuk menginap di Bagus Bay Homestay, pagi harinya aku pun berencana untuk melihat matahari terbit di Pulau Samosir. Untuk melihat matahari terbit tersebut, katanya spot terbaik adalah Bukit Beta, sebuah bukit kecil yang ada di dekat jalan masuk menuju Desa Tuk-Tuk.

Alamat Bukit Beta

Bukit Beta beralamat di Jalan Tuktuk, Desa Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Lokasinya ada di sisi kiri jalan dan tak jauh dari arah gerbang masuk desa.

Pemandangan Bukit Beta

Bukit Beta merupakan sebuah bukit kecil dan cukup landai. Bukitnya dihiasi padang rumput hijau yang cukup luas. Di bagian belakang bukit terdapat tebing-tebing batu yang menjulang tinggi. Jika musim hujan, di sela-sela bebatuannya juga terlihat aliran air terjun kecil.

Bukit ini juga menghadap ke arah timur, ke arah Danau Toba. Sehingga dari atas bukit ini aku bisa melihat luasnya Danau Toba hingga ke seberang sana, ke daratan Pulau Sumatera yang terlihat berbukit-bukit juga. Di sebelahnya juga terlihat berbagai penginapan yang berdiri di atas Desa Tuktuk yang daratannya membentuk tanjung ke arah Danau Toba. 

Bukit Beta Samosir
Danau Toba dari Bukit Beta
Bukit Beta Samosir
Tebing di belakang bukit
Bukit Beta Samosir
Bunga rumput di Bukit Beta

Matahari Terbit di Bukit Beta

Karena menghadap ke timur, Bukit Beta menjadi salah satu spot berburu sunrise yang cukup populer di Pulau Samosir. Karena itu, sebelum matahari terbit, aku pun udah tiba di atas Bukit Beta. Sayangnya pagi itu cuaca di Pulau Samosir tak begitu bersahabat. Cuaca yang terlihat mendung dengan awan kelabu memenuhi langit di sisi timur. Jadi sunrise indah yang kubayangin kagak terlihat.

Sayang banget sih, tapi kalo udah masalah alam, kita emang kagak bisa berbuat apa-apa. Paling tidak aku masih bisa melihat indahnya Danau Toba dari atas Bukit Beta ini. Aku pun bergegas kembali ke penginapan untuk bersih-bersih dan bersiap melanjutkan petualangan di Bumi Samosir. 

Bukit Beta Samosir
Tuktuk dari Bukit Beta

To be continued...

Kamis, 24 Desember 2020

Melihat Sunset dari Pantai Pasir Putih Parbaba di Pulau Samosir

Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Pantai Pasir Putih Parbaba

Tak terasa hari sudah beranjak sore. Kulihat sang raja siang itu sudah jauh tergelincir ke ufuk barat. Sebelum hari menjadi semakin senja, aku pun segera keluar dari Desa Tomok dan mengarahkan sepeda motorku ke arah barat Pulau Samosir melalui jalan utama Pulau Samosir yang menghubungkan setiap wilayah di Pulau Samosir.

Baca juga: Boneka Sigale-Gale di Pulau Samosir

Setelah sebelumnya aku cukup puas berwisata di Desa Tomok dengan mengunjungi beragam destinasi wisatanya seperti Pasar Tomok yang merupakan sentra oleh-oleh di Pulau Samosir, kemudian juga mengunjungi situs peninggalan megalithikum yaitu sarkofagus alias Makam Batu milik Raja Sidabutar, lalu melihat peninggalan budaya Batak di Museum Batak Tomok hingga melihat Boneka Sigale-Gale.

Untuk penutup perjalanan hari ini aku bertujuan untuk menyaksikan matahari terbenam dari salah satu pantai yang ada di Pulau Samosir, tepatnya di Pantai Pasir Putih Parbaba.

Alamat Pantai Pasir Putih Parbaba

Pantai Pasir Putih Parbaba terletak di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Pantai ini berada di sisi barat Pulau Samosir dan berjarak sekitar 40 menit perjalanan dari Desa Tomok.

Sebenarnya sepanjang perjalanan mata ini cukup dimanjakan ama pemandangan indah dari Pulau Samosir karena di sisi kanan jalan bisa terlihat hamparan luas dari Danau Toba dengan airnya yang kebiruan. Sedangkan di sisi satunya ada hamparan hijau persawahan, rumah-rumah masyarakat Batak Toba yang terlihat khas hingga perbukitan yang menjulang di sisi tengah pulau.

Tiket Masuk ke Pantai Pasir Putih Parbaba

Setelah 40 menit perjalanan, akhirnya aku tiba di kawasan Pantai Pasir Putih Parbaba. Aku kemudian memarkirkan motor di parkiran yang tersedia. Biaya parkirnya hanya Rp. 2000 aja permotor. Sedangkan tiket masuk ke Pantai Pasir Putih Parbaba ini ternyata gratis. Gratis cuy.

Pemandangan di Pantai Pasir Putih Parbaba

Sesuai ama namanya, Pantai Pasir Putih Parbaba ini punya dataran luas berupa pasir putih yang halus. Kemungkinan pasir ini merupakan sisa dari letusan Gunung Toba jutaan tahun silam. Di depan pantai ini langsung terhampar pemandangan Danau Toba yang begitu luas, airnya yang dingin terasa menyegarkan.

Sedangkan di seberang danau terlihat barisan pegunungan dari Pulau Sumatera yang seolah menjadi pagar pembatas dari Danau Toba. Lalu di sisi Barat Daya nampak Gunung Pusuk Buhit yang berdiri dengan gagahnya. Btw, Gunung Pusuk Buhit adalah sebuah gunung suci dan sakral bagi orang Batak. Karena dalam kepercayaan mereka, nenek moyang Bangsa Batak awalnya turun dari langit ke atas Gunung Pusuk Buhit ini. 

Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Menghadap ke Danau Toba
Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Hamparan pasir yang luas
Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Gunung Pusuk Buhit

Fasilitas yang ada di Pantai Pasir Putih Parbaba

Sebagai salah satu destinasi yang cukup populer di Pulau Samosir, fasilitas yang ada di Pantai Pasir Putih Parbaba ini cukup lengkap. Selain lahan parkir yang luas, di sekitar pantai juga terdapat beberapa penginapan. Di pantai ini juga banyak wahana permainan air seperti banana boat, perahu dayung, sepeda bebek, spead boat hingga ban pelampung.

Sore itu pengunjung pantai Pantai Pasir Putih Parbaba ini cukup rame juga. Selain bermain wahana air, banyak juga yang bermain bola voli, menerbangkan drone, hingga yang duduk bersantai menanti tenggelamnya matahari. 

Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Pengunjung bermain banana boat

Matahari terbenam di Pantai Pasir Putih Parbaba

Hanya beberapa menit setelah aku tiba di kawasan pantai, sunset yang kutunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Perlahan sang penguasa siang itu semakin tenggelam di ufuk barat, di balik pegunungan Pulau Sumatera yang ada di seberang danau.

Cahaya senja perlahan memenuhi penjuru langit dengan warna jingganya yang khas. Sayangnya saat itu cuaca tak begitu cerah, sehingga warna senjanya terasa tak maksimal. Tapi itu pun udah cukup lah buatku.

Setelah matahari benar-benar menghilang, aku pun segera kembali dan langsung menuju Desa Tuktuk untuk menyewa penginapan agar esok bisa melanjutkan kembali petualangan di Bumi Samosir. 

Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Senja di Pantai Pasir Putih Parbaba
Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Menanti senja
Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Backpacker ganteng dan unyu di Pantai Parbaba

To be continued...

Rabu, 07 Oktober 2020

Pantai Panjang Bengkulu, Sunsetnya Juara

Pantai Panjang Bengkulu

Hai Sahabat Backpacker, selamat datang di blognya petualang yang ganteng dan unyu. Masih ngelanjutin kisah petualanganku di Bumi Rafflesia yang mana sebelumnya aku udah bersantai menikmati es kelapa muda di Danau Dendam Tak Sudah. Tak terasa ternyata hari telah beranjak sore dan matahari telah condong jauh ke arah barat.

Baca juga: Danau Dendam Tak Sudah Bengkulu, Tempat Asyik Untuk Bersantai

Aku pun bergegas meninggalkan Danau Dendam dan menuju destinasi selanjutnya yaitu Pantai Panjang Bengkulu. Salah satu pantai yang ada di Kota Bengkulu dan menjadi salah satu ikon pariwisatanya. Katanya belum sah ke Bengkulu kalo belum ke pantai ini.

Alamat Pantai Panjang Bengkulu

Pantai ini terletak di Jalan Pariwisata, Pantai Panjang, Lempuing, Kecamatan Ratu Agung, Kota Bengkulu.

Cara menuju Pantai Panjang Bengkulu

Pantai ini posisinya tak begitu jauh dari pusat kota. Kalo naik kendaraan paling sekitar 5-10 menit doang udah sampe ke parkirannya. Untuk menuju pantai ini bisa naik bus Trans Bengkulu dan berhenti di halte depan Sport Center Pantai Panjang, posisi pintu masuk pantainya tepat di seberangnya. Sedangkan kalo naik kendaraan pribadi dari pusat kota bisa melalui rute Jl. Fatmawati – Jl. Ratu Agung – Jl. Samudera – Jl. Pariwisata.

Harga Tiket Masuknya Gratis cuy

Fasilitas di Pantai Panjang

Begitu memasuki kawasan Pantai Panjang langsung terlihat lapangan parkir yang cukup luas dengan pohon-pohon rindang di sekitarnya. Beranjak ke bagian dalam terdapat beberapa kios pedagang yang menjajakan souvenir khas Bengkulu seperti baju kaos, gantungan kunci dan lainnya. Harga bajunya Rp. 100.000/ 3 buah, sedangkan gantungan kunci seharga Rp. 5000 perbuah.

Tapi dari pada beli souvenir di sini, menurutku lebih baik beli di sentra oleh-oleh yang ada di Jalan fatmawati yang tak jauh dari Simpang Lima Ratu Samban. Karena di sana juga menjual berbagai macam souvenir yang lebih lengkap serta berbagai macam makanan khas Bengkulu hingga kopi Bengkulu juga ada.

Kembali lagi ke Pantai Panjang, di depan kios souvenir itu terdapat satu lapangan luas dan di ujungnya ada tulisan Pantai Panjang berwarna-warni berukuran besar. Tulisan ini menjadi salah satu spot foto yang cukup popular di sini. 

Tulisan Pantai Panjang

Di sisi kanan dan kiri lapangan tersebut berjejer pula kios-kios pedagang yang berjualan makanan dan minuman. Menunya pun beragam, mulai dari yang ringan seperti gorengan seafood, burger dan jagung bakar sampe yang berat seperti bakso, nasi goreng, mie goreng, ikan bakar dan makanan lainnya. 

Kios pedagang makanan

Di sini juga banyak yang menjual es kelapa muda. Tapi karena aku baru saja menikmati es kelapa muda di Danau Dendam, jadi menu ini diskip dulu. Perut udah nggak sanggup lagi cuy. Akhirnya aku memilih untuk menikmati es krim seharga Rp. 3000 sambil menunggu momen sunset di pantai ini.

Slruupp… seger cuy.

Pemandangan di Pantai Panjang

Sesuai dengan namanya, Pantai Panjang Bengkulu emang panjang banget. Panjang garis pantainya mencapai 7 km dengan lebar hingga 500 meter kala air surut. Tapi karena aku datangnya sore hari, jadi airnya sedang pasang dan lebar pantainya cuma sekitar 50-100 meter doang. Meski begitu, pantainya tetap terasa luas.

Pantainya pun berpasir putih dengan tekstur yang halus seperti tepung. Hampir bisa dipake buat bikin roti, roti rasa pasir. Wkwkwkwk... ya intinya pasirnya halus dan nggak bikin sakit di kaki. Di sekitar pantai juga berderet pohon cemara dan pinus, sehingga pantainya terkesan adem. 

Pantainya panjang dan berpasir putih
Pepohonan di sisi pantai

Sayangnya pantai ini kurang terjaga kebersihannya, ada beberapa sampah yang bertebaran di antara pasir pantainya. Selain itu tempat sampah yang tersedia juga cukup terbatas. Semoga saja ke depannya bisa lebih bersih lagi, biar pengunjung pun nyaman.

Pantai ini berhadapan langsung ama Samudera Hindia yang sangat luas. Jadi airnya pun jernih dan berwarna kebiruan. Tapi ombaknya gede juga, terutama saat air pasang. Jadi kurang aman buat berenang di pantai ini.

Kegiatan lain yang biasanya dilakuin di pantai ini seperti menikmati kuliner, duduk santai mandangi laut, bermain layangan, naik delman menyusuri pantai, hingga bermain bola bersama teman-teman serta yang paling banyak adalah foto-foto narsis. 

Bermain bola di Pantai Panjang

Selain itu, karena pantainya juga tepat menghadap ke sisi barat, jadi pantai ini merupakan lokasi yang cocok banget untuk melihat matahari terbenam.

Sunset Menawan di Pantai Panjang

Aku beruntung hari itu karena cuacanya cerah sehingga bisa menyaksikan momen matahari terbenam secara sempurna. Langit yang tadinya berwarna biru perlahan berubah menjadi kuning keemasan. Sang mentari sedikit demi sedikit tenggelam di ufuk barat. Seolah-olah ditelan Samudera Hindia.

Sunset di Pantai Panjang
Siluet ibu dan anak di Pantai Panjang

Cakepnya lagi, cahaya kuning keemasan dari momen matahari terbenam ini juga terpantul di atas permukaan laut dan pasir basah sehingga terlihat semakin cantik. Sedangkan di ujung pasir itu terlihat ombak yang bergulung-gulung, berkejaran menuju tepian pantai.

Sunset di pantai Panjang ini pemandangannya emang juara. 

Cahaya kuning keemasan yang indah
Senja di Pantai Panjang emang cantik
Sang backpacker di Pantai Panjang Bengkulu





Kamis, 09 April 2020

Pelangi Di Air Terjun Sipiso-Piso

Jangan ada satupun sampah yang tertinggal ya.” Ucapku ketika kami sedang membereskan alat-alat perkemahan kami pagi itu di Puncak Gunung Sipiso-Piso.
Yupz... Setelah paginya menyaksikan indahnya sunrise dari puncak gunung ini dengan latar Danau Toba, kami akan segera turun karena mini bus yang kami pesan akan segera datang menjemput kami. Anak-anak ini juga ngajak untuk sarapan dulu di area wisata Air Terjun Sipiso-Piso.
Air Terjun Sipiso-Piso
 Tak butuh waktu lama untuk turun dari gunung ini karena jalur pendakiannya yang mudah. Hanya sekitar 30 menit saja dan kami semua sudah sampe di kaki Gunung Sipiso-Piso. Dari sana kami lanjutkan jalan kaki ke arah Air Terjun Sipiso-Piso yang berjarak sekitar 1,5 km.

Setelah sedikit bernegosiasi dan minta diskon tiket masuk ke Air Terjun Sipiso-Sipo yang akhirnya dikasi potongan Rp. 1000 perorang, kami pun segera mencari warung makanan yang udah buka di pagi hari itu.

Menu yang kami pesan cukup sederhana, kebanyakan hanya mie ataupun nasi goreng. Tapi karena perut yang lapar, cuaca yang dingin, dan badan yang sedikit lelah membuat rasanya enak juga. Nyam..nyam...

Selesai dengan urusan perut, kami kemudian sedikit berwisata di Air Terjun Sipiso-Piso ini.

Lokasi Air Terjun Sipiso-Piso

Air Terjun Sipiso-Piso beralamat di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Air terjun ini letaknya tak jauh dari Gunung Sipiso-Piso, Danau Toba dan Taman Bunga Sopo Juma.

Lanskap Air Terjun Sipiso-Piso

Air Terjun Sipiso-Piso dikenal sebagai salah satu ikon wisata populer di Sumatera Utara bersama Danau Toba. Air terjun ini punya ketinggian hingga 120 meter dan di sekelilingnya ada tebing batu yang begitu terjal menjulang tinggi. Debit airnya yang deras membuat air terjun ini terlihat makin keren.

Nama air terjun ini juga diambil dari kata Pisau alias Piso dalam bahasa setempat yang diartikan bahwa aliran air terjunnya terasa tajam seperti pisau.
Debit airnya besar dan tajam seperti pisau
Untuk turun ke dasar air terjunnya sudah tersedia tangga ke bawah. Namun untuk turun harus melewati sekitar seribu anak tangga. Bikin gempor juga lah. Berhubung badan yang lelah dan waktu yang sedikit, kami hanya menikmati keindahan alam Air Terjun Sipiso-Piso ini dari atas saja.

Pemandangan air terjun dari atas juga cukup indah kok karena juga bisa melihat Danau Toba di satu sisi dan air terjun di sisi satunya. Apalagi saat itu ada momen yang tak terduga, yaitu munculnya pelangi dari aliran air terjun. Pelangi ini muncul ketika cahaya matahari datang dari arah depan air terjun dan terbiaskan oleh percikan aliran air terjun.
Danau Toba di satu sisi

Air Terjun Sipiso-Piso di sisi yang lain

Ada pelangi.. di air terjun

Momen yang langka nih
Sesekali pelanginya juga hilang ketika angin bertiup kencang dan muncul kembali saat aliran air terjunnya normal kembali. Padahal tanpa pelangi aja, air terjun ini udah cantik banget, ditambah dengan munculnya pelangi ini kecantikan Air Terjun Sipiso-Piso terasa makin mempesona. Mantap cuy.
Anggota pendakian

Sang backpacker unyu di Air Terjun Sipiso-Piso

Selasa, 07 April 2020

Pendakian ke Gunung Sipiso-Piso

Di suatu malam yang tenang saat dunia masih aman dari pandemi, dan aku sedang menikmati makan malamku saat itu. Masuklah sebuah chat ke gawai favoritku dari seorang mahasiswa UINSU yang juga merupakan teman kuliah adikku. Chat itu berisi ajakan untuk memandu mereka mendaki Gunung Sipiso-Piso alias Bukit Gundul yang ada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Siluet pagi di Puncak Gunung Sipiso-Piso
Gunung Sipiso-Piso
Berhubung aku juga lagi nggak sibuk-sibuk banget, jadi kuterima ajakan mereka dan segera mempersiapkan segala keperluan. Oh ya, mereka juga minta pendakiannya berkonsep piknik, jadi naik gunung ini hanya untuk rekreasi santai semata. Baiklah...

Ketika hari H nya tiba, kami pun segera berangkat menuju Gunung Sipiso-Piso dengan menggunakan bus yang kami sewa untuk mengantarkan kami sampe ke kaki gunung dan esok paginya kami akan dijemput kembali.

Lokasi Gunung Sipiso-Piso

Gunung Sipiso-Piso ini terletak di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Kalo dari Medan palingan cuma 3 jam doang untuk menuju kaki gunungnya. Oh ya, gunung ini letaknya juga nggak jauh dari Danau Toba, dari puncaknya juga bisa melihat pemandangan Danau Toba, cakep cuy.

Gunung ini terbentuk dari batuan lava andesite akibat aliran magma di bawah permukaan bumi. Gunungnya memiliki ketinggian hingga 1900 mdpl. Gunung ini juga dikenal dengan mama Bukit Gundul karena pepohonan cuma tumbuh di sepanjang jalur pendakian dan bagian puncaknya doang. Sedangkan bagian tubuh gunung ini cuma ditumbuhi rerumputan doang.
Plang informasi Gunung Sipiso-Piso
Setelah berdoa bersama, kami pun memulai trekking pendakian menuju puncak gunung ini. Enaknya gunung ini punya jalur pendakian yang sudah diaspal, walaupun aspalnya udah rusak, tapi memudahkan untuk melakukan pendakian.

Sunset di Gunung Sipiso-Piso

Sekitar 1 jam lebih kemudian kami sampe juga di puncak Gunung Sipiso-Piso ini. Bersamaan dengan itu, matahari terbenam pun menyapa kami, cahayanya yang jingga pucat mengintip malu-malu dari balik awan dan pegunungan Bukit Barisan di ufuk barat. Sayangnya karena aku harus mendirikan tenda, aku tak bisa menikmati saat-saat matahari terbenam tersebut.
Cahaya matahari senja mengintip di balik awan

Biasa cahaya senja di Danau Toba
Tak lama, kegelapan pun mulai menyelimuti puncak Gunung Sipiso-Piso ini. Bermodalkan cahaya api unggun yang tertiup angin, kami menikmati makan malam yang sederhana, sederhana tapi lauknya ayam bakar. 🤣

Karena mereka pengennya sambil piknik, jadi sebelum pendakian mereka udah nyiapin semua kebutuhan logistik sampe cemilan pun ada banyak. Mantap uy.

Tapi karena suhu udara yang makin turun dan angin yang bertiup cukup kencang, membuat kami tak berlama-lama di luar tenda. Jam 9 malam kami sudah masuk ke tenda masing-masing dan berharap terlelap agar paginya bisa menikmati sunrise yang indah.

Zzz....

Woy bangun Woy, sunrise woy. Mataharinya cantik kali, bulat banget.” Tiba-tiba di luar udah heboh aja. Kulihat layar hape, masih jam 4 pagi.

Mana ada jam 4 sunrise.” Ucapku sambil melongokkan kepala dari pintu tenda.

Itu bang, mataharinya bulat banget.” Jawab Elsa, salah satu anggota pendakian ini sambil menunjuk ke arah barat.

Ha?? Itu bulan, bukan matahari, ya ampun.. tidur lagi kalian.” Perintahku saat menyadari kenyataan.

Bisa-bisanya mereka nyangka bulan purnama itu matahari, sampe pake selfie pulak itu. Ya ampun.... Mengigau kok sampe separah itu dan sampe satu tenda pula.

Nggak paham lagi aku cuy.

Tidur aja lah lagi.

Zzz....

Sunrise dari Puncak Gunung Sipiso-Piso

Jam 5.30 aku pun bangun kembali dan mulai membangunkan mereka yang masih tertidur agar segera beribadah dan bisa melihat sunrise yang asli. Bukan bulan purnama. -_-

Tak lama di ufuk timur terlihat semburat cahaya kemerahan, tanda sang penguasa siang itu telah bangun. Perlahan cahaya kemerahan itu semakin meluas memenuhi langit di sisi timur. Semakin lama cahayanya semakin terang hingga permukaan Danau Toba yang tenang dan pinggirannya yang berkelok-kelok bisa terlihat. Bahkan Pulau Samosir di seberang sana pun terlihat. Indah banget cuy.
Semburat kemerahan di ufuk timur
Pagi di atas Danau Toba
Setengah jam kemudian, sang raja itu pun akhirnya terlihat. Cahayanya yang hangat menyinari segenap permukaan. Segera aku mengabadikan moment tersebut. Sungguh, ini salah satu pemandangan terindah yang pernah kulihat.
Sang matahari menampakkan diri
Cahaya matahari yang hangat terlihat membias di permukaan air Danau Toba yang tenang. Di sekeliling Danau Toba nampak pula perbukitan hijau yang berkelok-kelok. Perpaduan warna yang ada menghasilkan gradasi warna yang begitu indah. Sungguh indah sekali.
Luar biasa indahnya

Danau Toba dari atas Gunung Sipiso-Piso

Alam Indonesia juara banget

Menikmati cahaya matahari pagi
Satu lagi yang menarik dari puncak gunung ini adalah lekuk-lekuk daratan di pinggir Danau Toba terlihat persis sama dengan gambar Danau Toba yang ada di Uang Rupiah 1000 emisi 1992. Yupz.. gambar Danau Toba di uang tersebut memang diambil dari tempat ini. Keren banget cuy. Sumpah, keren banget.
Kelok-kelok dataran di pinggir Danau Toba

Uang Rp. 1000 dan Danau Toba

Sang backpacker menanti pagi

Senin, 30 September 2019

Pantai Galau dan Tanjung Balai Saat Malam

Hai sahabat backpacker...

Salah satu masalah buatku saat jalan-jalan adalah rasa nagihnya itu. Serius, jalan-jalan tuh bikin nagih banget. Oleh karena itu, setelah kemarin aku jalan-jalan di Museum Asahan dan nikmati sunset di Taman Alun-Alun Kisaran, hari ini aku jalan-jalan lagi. Dan kali ini jalan-jalan ke arah Kota Tanjung Balai dan tujuan utamaku adalah Pantai Galau.
Pantai Galau
Alamat Pantai Galau

Pantai Galau ini letaknya di daerah Esdengki, Kwala Silau Bestari, Kecamatan Tanjung Balai Utara, Kota Tanjung Balai. Tempatnya memang agak-agak masuk ke dalam, tapi mudah kok menujunya. Kalo bingung, tinggal pake GPS aja (Gunakan Penduduk Setempat).

Kafe Pondok Naga Pantai Galau

Pantai Galau ini sebenarnya bukan pantai sungguhan sih. Tapi sebuah kafe yang berkonsep outdoor dan terapung di aliran Sungai Asahan.  Yup, sungai, bukan laut. Malah lautannya kagak keliatan dari tempat ini.
Berkonsep outdoor dan terapung
Btw, jangan heran dengan nama-nama pantai di Sumatera Utara ini. Kalo di sini mah, asal ada airnya bisa dibilang pantai, baik itu di sungai maupun di danau, kalo ada daratan berpasirnya dikit aja, udah pasti dibilang pantai. Bahkan kalo di daerah pegunungan pun, kalo sungainya berpasir, ya tetap pantai juga namanya. :D

Balik ke Pantai Galau, menurutku kafe ini keren juga, dengan payung-payung lucu dan bangku warna-warni. Jadi meski namanya Pantai Galau, tapi suasananya malah lebih romantis sih di kafe ini. Mungkin seharusnya aku bawa pasangan nih kalo ke sini. Suasananya romantis abis.
Kafe Pantai Galau
Untuk menunya sendiri cukup beragam, ada berbagai makanan dan minuman dengan harga mulai dari Rp. 15.000. Cukup terjangkaulah buat kantong. Aku sendiri sih mesan sop buah aja. Rasanya cukup enak dan jenis-jenis buahnya cukup lengkap. Mantap juga.

Pemandangan dari Pantai Galau

Tapi menurutku yang paling menarik dari kafe ini adalah pemandangannya. Karena lokasinya di pinggir aliran sungai Asahan, sungai terpanjang di Sumatera Utara, jadi aku bisa menikmati pemandangan Sungai Asahan yang menyatu dengan aliran Sungai Silau, terus di sungainya banyak kapal yang berlalu lalang maupun yang lagi berlabuh.
Pemandangan dari Pantai Galau
Terus di seberang sungai juga terlihat Kota Tanjung Balai dengan gedung-gedungnya yang sederhana. Bangunan Replika Rumah Balai pun terlihat jelas dari tempat ini. Bangunan replika tersebut dibangun sebagai pengingat sejarah tentang asal mula Tanjung Balai yang berasal dari Rumah Balai yang ada di Tanjung.
Replika Rumah Balai
Yang cantiknya lagi adalah saat malam menjelang, pemandangan dari kafe ini jadi lebih keren lagi. Karena cahaya lampu berwarna-warni dari gedung Kota Tanjung Balai di seberang sungai terlihat memantul di atas perairan sungai Asahan. Cantik banget.
Pemandangan saat malam hari

Tanjung Balai saat malam

Rumah Balai Tanjung Balai

Si ganteng yang unyu di Pantai Galau