Tampilkan postingan dengan label Taman. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Taman. Tampilkan semua postingan

Senin, 26 Oktober 2020

Wisata ke Kebun Teh Sidamanik

Kebun Teh Sidamanik
Kebun Teh Sidamanik

Hai sahabat backpacker

Selamat datang lagi di blog backpack sejarah, blognya orang ganteng dan unyu. Kali ini aku mau berbagi cerita petualanganku beberapa waktu yang lalu ke Kebun Teh Sidamanik. Perjalanan ini bermula ketika temanku, Bayu kembali mengajak traveling bareng sekali lagi.

Baca juga: Liburan Murah ke Pulau Salah Namo Batubara

“Cuy, ikut ke arah Siantar yuk! Jalan-Jalan sekitar sana, sekalian bawain jalannya ya!.” Begitulah kira-kira chat Bayu malam itu.

“Boleh.” Jawabku singkat.

“Tapi naik motor cuy. Bawa kawan goncengan masing-masing ya.”

“Alamak.” Balasku sambil memijat kening.

Kira-kira ngajak siapa lah ya? Pikirku.

“Selly ama siapa cuy?” tanyaku. Btw, Selly itu adiknya Bayu

“Adikku ama Bang Fajar cuy.” Jawab Bayu.

Hmm... ngajak siapa ya?

Saat sedang berpikir tiba-tiba aku teringat ama adik angkatku yang bernama Hafiza. Beberapa waktu yang lalu dia memang minta diajakin buat traveling. Aku pun segera mengajaknya dan syukurnya dia mau. 

Kebun Teh Sidamanik
Hafiza, adek angkatku

Minggu, pukul 7 pagi. Rombongan sudah berkumpul di rumah Bayu. Tak lama kemudian kami pun memulai perjalanan.

Brmmm... brmmm....

Dengan mengendarai motor masing-masing, kami berangkat dari Kota Kisaran menempuh rute Lima Puluh-Perdagangan dan Kota Pematang Siantar. Dari Pematang Siantar kami kemudian mengarahkan kendaraan ke arah perkebunan teh di kecamatan Sidamanik.

Alamat Kebun Teh Sidamanik

Kebun Teh Sidamanik terletak di kecamatan Sidamanik, kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Cara Menuju ke Kebun  Teh Sidamanik

Untuk menuju kebun teh ini bisa ambil jalan dari kota Pematang Siantar menuju kota Pematang Purba, ibukota kabupaten Simalungun. Dari Pematang Siantar kebun teh ini bisa ditempuh sekitar 30 menit perjalanan atau sekitar 25 km. 

Pemandangan di Kebun Teh Sidamanik

Begitu memasuki kawasan kecamatan Sidamanik, di sepanjang sisi jalannya terbentang luas pemandangan perkebunan teh. Saking luasnya, sampe-sampe sejauh mata memandang cuma terlihat perkebunan teh yang hijau aja  Di beberapa bagian kebun teh nya ada yang membentuk bukit kecil. Sedangkan di bagian yang lain membentuk sebuah lembah yang luas. Di antara perkebunan teh tersebut juga ada beberapa pohon yang menjulang tinggi hingga menambah ragam pemandangannya. 

Kebun Teh Sidamanik
Banyak pepohonan besar

Penduduk sekitar juga membuat spot foto di beberapa sudut kebun teh. Di spot foto ini tersedia tulisan kebun teh, aneka kalimat bijak ataupun lucu, background sayap burung, sayap kupu-kupu, daun pintu dan masih banyak kreasi lainnya.

Untuk foto-foto di spot tersebut, pengunjung harus membayar Rp. 10.000 perorang dan sudah bebas menggunakan semua atribut yang tersedia. Anggota rombonganku ternyata lebih memilih untuk berfoto dengan latar perkebunan teh saja. Jadi kami hanya perlu membayar biaya parkir seharga Rp. 5000 persepeda motor.

Sedikit saran buat teman-teman, karena parkir kendaraannya di pinggir jalan dan nggak selalu ada yang menjaga, jadi sebaiknya ada satu orang yang berjaga di parkiran. Soalnya dulu ada beberapa kejadian pengunjung yang kehilangan helm di kawasan ini.

Dan sayangnya, aku yang ditugasin buat jaga sepeda motor. Sedangkan mereka foto-foto di bagian dalam kebun teh. Asem. -_-“ 

Kebun Teh Sidamanik
Mereka foto-foto di bagian dalam kebun teh
Kebun Teh Sidamanik
Aku yang jaga parkir -_-"

Senin, 19 Oktober 2020

11 Tempat Wisata di Kota Tanjungbalai beserta Transportasi dan Penginapannya

Wisata Tanjungbalai
Wisata Kota Tanjungbalai

            Tanjungbalai adalah sebuah kota kecil di Sumatera Utara. Kota ini berada di antara aliran dua sungai, yaitu Sungai Asahan dan Sungai Silau yang bermuara ke Selat Malaka. Meskipun hanya kota kecil, namun kota ini memiliki banyak destinasi wisata. Termasuk wisata sejarah karena dulunya Kota Tanjungbalai merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Asahan.

Berikut ini aku akan menyajikan informasi mengenai obejk-objek wisata yang ada di Kota Tanjungbalai. Daftar ini kubuat berdasarkan tempat-tempat yang memang telah kukunjungi secara langsung, jadi bisa kujamin kebenarannya. Daftar ini juga bisa bertambah nantinya jika aku jalan-jalan lagi ke kota ini.

11  Tempat Wisata di Kota Tanjung Balai

1.    Balai di Ujung Tanjung

Balai di Ujung Tanjung merupakan sebuah replika rumah balai yang merefleksikan asal muasal dan sejarah Kota Tanjungbalai. Rumah Balai ini terletak di ujung daratan Tanjungbalai dan tepat di depan pertemuan aliran Sungai Asahan dan Sungai Silau. Nama kota ini pun diambil dari sini, yaitu Balai yang ada di Tanjung sehingga menjadi Tanjungbalai. Alamat Balai ini terletak di Jalan Asahan, Kelurahan Indra Sakti, Kota Tanjungbalai.

Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di sini: Rumah Balai, Asal Usul Sejarah Kota Tanjungbalai 

Wisata Tanjungbalai
Balai di Ujung Tanjung

2.    Replika Istana Asahan

Replika Istana Asahan atau yang diberi nama Bangunan Bersejarah Kota Tanjungbalai adalah sebuah bangunan replika dari Istana Kesultanan Asahan. Bangunan ini diresmikan pada tahun 2010 yang lalu, bersamaan dengan peresmian Balai di Ujung Tanjung. Replika Istana Asahan beralamat di Jalan Bondang. Dulunya Istana Asahan berada di belakang Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah, namun istana tersebut telah dirobohkan dan berganti ruko-ruko milik swasta.

Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di sini: Istana Kesultanan Melayu Asahan 

Wisata Tanjungbalai
Replika Istana Asahan

3.    Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah

Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah atau yang lebih dikenal dengan nama Lapangan Pasir adalah sebuah lapangan alun-alun yang menjadi lokasi peringatan hari-hari besar dan juga pusat keramaian di Kota Tanjungbalai.

Lapangan dengan pendopo atap berbentu cangkang kerang ini juga dilengkapi dengan jogging track, kolam air mancur, hingga bangku-bangku taman.  Di bagian belakang lapangan ini juga terdapat Tanjungbalai Food Court, sentra kuliner di Kota Tanjungbalai.

Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di sini: Lapangan Pasir alias Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah Tanjungbalai 

Wisata Tanjungbalai
Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah

4.    Masjid Raya Sultan Ahmadsyah

Masjid Raya Sultan Ahmadsyah adalah masjid tertua dan bersejarah di Kota Tanjungbalai. Masjid ini dibangun pada tahun 1884 oleh Sultan Ahmadsyah, salah satu sultan yang pernah memerintah Kesultanan Asahan yang gigih melawan Kolonial Belanda.

Masjid ini dibangun dengan memadukan unsur-unsur arsitektur Melayu. Selain itu, masjid ini juga tak memiliki satu pun pilar di bagian dalam masjid, tetapi memiliki banyak pilar di bagian luarnya.

Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di sini: Masjid Raya Sultan Ahmadsyah 

Wisata Tanjungbalai
Masjid Raya Sultan Ahmadsyah

5.    Vihara Tri Ratna

Vihara Tri Ratna adalah satu-satunya vihara di Kota Tanjungbalai dan dibangun sejak tahun 1984. Dulunya di atap vihara ini terdapat sebuah patung Budha berukuran besar. Hanya saja sekarang patungnya diletakkan di sisi bangunan vihara. Vihara ini berada di dalam kawasan Tanjungbalai Waterfront City dan tak jauh dari Balai di Ujung Tanjung.

Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di sini: Vihara Tri Ratna Tanjungbalai 

Wisata Tanjungbalai
Vihara Tri Ratna

6.    Kelenteng Dewi Samudera

Kelenteng Dewi Samudera merupakan kelenteng terbesar di Kota Tanjungbalai dan diresmikan sejak tahun 2009 yang lalu. Kelenteng dengan warna merah menyala dan arsitektur khas Tionghoa ini berada dalam kawasan Tanjungbalai Waterfront City dan bersebelahan dengan Vihara Tri Ratna.

Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di sini: Kelenteng Dewi Samudera Tanjungbalai 

Wisata Tanjungbalai
Kelenteng Dewi Samudera

7.    Jembatan Tabayang

Jembatan Tabayang alias Jembatan Tanjungbalai-Sei Kepayang adalah jembatan terpanjang di Sumatera Utara dengan panjang mencapai 600 meter lebih. Jembatan ini berdiri di atas aliran Sungai Asahan dan menjadi penghubung antara Kota Tanjungbalai dengan Kecamatan Sei Kepayang, Kabupaten Asahan.

Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di sini: Jembatan Tabayang, Jembatan Terpanjang di Sumatera Utara 

Wisata Tanjungbalai
Jembatan Tabayang

8.    Tanjungbalai Food Court

Tanjungbalai Food Court adalah sebuah kawasan sentra kuliner di Kota Tanjungbalai. Tempat ini berada tepat di belakang Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah. Di sini menyediakan berbagai jenis makanan dan minuman seperti nasi goreng, mie goreng, bakso, mie ayam, jagung rebus dan jagung bakar, rebus kerang, kelapa muda, aneka jus dan masih banyak menu lainnya.

Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di sini: Tanjungbalai Food Court 

Wisata Tanjungbalai
Tanjungbalai Food Court

9.    Pantai Galau

Pantai Galau adalah sebuah kafe yang berkonsep outdoor dan terapung di atas aliran Sungai Asahan. Kafe ini menyediakan berbagai macam makanan dan minuman. Namun yang paling menarik dari kafe ini adalah pemandangannya. Dari kafe ini bisa terlihat Sungai Asahan dan Sungai Silau dengan kapal-kapal yang berlalu lalang. Di seberang sungai juga terlihat Kota Tanjungbalai dan jika malam hari akan terlihat semakin cantik karena cahaya lampu kota akan memantul di atas aliran sungai.

Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di sini: Pantai Galau dan Tanjungbalai di Kala Malam 

Wisata Tanjungbalai
Kafe Pantai Galau
Wisata Tanjungbalai
Tanjungbalai di kala malam

10. Tanjungbalai Waterfront City

Tanjungbalai Waterfront City adalah sebuah taman yang berada di tepi aliran Sungai Asahan. Di taman ini terdapat jalur-jalur setapak dan bangku-bangku taman. Di sini juga ada warung-warung yang menyediakan berbagai jenis makanan dan minuman. Selain itu, di sini juga bisa naik perahu untuk berwisata di Sungai Asahan.

Untuk lebih lengkapnya bisa dibaca di sini: Tanjungbalai Waterfront City, Wisata di Tepi Sungai Asahan 

Wisata Tanjungbalai
Tanjungbalai Waterfront City

11. Sungai Asahan

Sungai Asahan adalah sungai terpanjang di Sumatera Utara. Sungai ini berhulu di Danau Toba dan mengalir hingga ke Selat Malaka. Di Tanjungbalai, kita bisa berwisata di sungai Asahan dengan menyewa perahu seharga Rp. 10.000 perorang. Selain itu juga bisa memancing ataupun mengunjungi pulau-pulau kecil yang terbentuk di aliran Sungai Asahan. 

Wisata Tanjungbalai
Sungai Asahan

Transportasi Menuju Kota Tanjungbalai

Ada banyak cara untuk menuju Kota Tanjungbalai. yang pertama bisa menggunakan kereta api. Ada dua jenis kereta, yaitu kereta ekonomi dengan harga tiket Rp. 27.000 perorang dengan jadwal 3 kali sehari dari kota Medan. Lalu juga ada kereta kelas eksekutif dan bisnis dengan harga tiket mulai dari Rp. 110.000 dan berangkat 2 kali perhari dari Kota Medan. 

Wisata Tanjungbalai
Stasiun Kereta Api Tanjungbalai

            Cara kedua adalah dengan menggunakan bus. Ada beberapa bus dari Kota Medan menuju Kota Tanjungbalai seperti KUPJ, KUPJ Tour, Sartika, Almasar, Rajawali, dan bus lainnya. Harga tiketnya sekitar Rp. 35.000 perorang untuk bus biasa, sedangkan bus AC seharga Rp, 80.000 perorang. Jika dari daerah selain Medan, bisa naik bus dan turun di Simpang Kawat. Dari simpang tersebut bisa naik bus lain menuju Kota Tanjungbalai. Sedangkan untuk transportasi di dalam kota bisa mengandalkan angkot, becak motor dan ojek.

Cara ketiga adalah dengan menggunakan kapal ferry dan speed. Di Kota Tanjungbalai terdapat satu pelabuhan, yaitu Pelabuhan Teluk Nibung. Pelabuhan ini melayani rute ke Port Klang, Malaysia, Ledong dan Panai di Labuhan Batu hingga Panipahan di Provinsi Riau.

Penginapan di Kota Tanjungbalai

Ada beberapa penginapan yang tersedia di Kota Tanjungbalai. Kelas hotelnya pun bemacam-macam, mulai dari hotel kelas melati dengan harga Rp.100.000-an hingga hotel bintang tiga dengan harga di atas Rp. 300.000-an. Sayangnya aku belum pernah nyobain penginapan yang ada di kota ini karena rumahku hanya berjarak 1 jam perjalanan saja dari kota ini.

Demikianlah informasi tentang destinasi wisata yang ada di Kota Tanjungbalai beserta akomodasinya. Info-info ini nantinya akan kutambah jika aku berwisata lagi di kota ini.

Sabtu, 17 Oktober 2020

Lapangan Pasir alias Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah Tanjungbalai

Lapangan Pasir Tanjung Balai
Lapangan Pasir alias Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah

            Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah atau yang lebih dikenal masyarakat Tanjungbalai dengan nama Lapangan Pasir adalah sebuah alun-alun di Kota Tanjungbalai dan menjadi pusat keramaian masyarakat Tanjungbalai.

Hai sahabat backpacker...

Setelah sebelumnya aku dan adikku mengunjungi Tanjungbalai Waterfront City, kami kembali melanjutkan jalan-jalan sore kami. Tujuan kami selanjutnya adalah Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah atau yang lebih dikenal masyarakat Tanjungbalai dengan nama Lapangan Pasir.

Baca juga: Tanjungbalai Waterfront City, Wisata di Tepi Sungai Asahan

Alamat Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah

Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah berada di Pusat Kota Tanjungbalai, tepatnya ada di Kelurahan Pantai Burung, Kecamatan Tanjung Balai Selatan, Kota Tanjungbalai.

Sejarah Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah

Lapangan ini dulunya adalah sebuah rawa-rawa yang berada di depan komplek Istana Kesultanan Asahan. Pada tahun 1970-an, dilakukan pengerukan di Sungai Asahan dan Sungai Silau yang beada di sisi Kota Tanjungbalai yang mengalami pendangkalan. Hasil kerukan tersebut lalu ditimbunkan ke rawa-rawa ini hingga menjadi sebuah lapangan pasir yang luas.

Lapangan pasir ini kemudian menjadi pusat keramaian mayarakat sekitar Tanjungbalai pada waktu ini. Di sini masyarakat mengadakan bazar, pasar malam, lokasi rekreasi hingga sebagai tempat berolahraga. Melihat ramainya minat masyarakat dan karena Tanjungbalai juga belum memiliki alun-alun, maka di tahun 2002 lapangan ini dihibahkan oleh ahli waris Kesultanan Asahan kepada Pemerintah Kota Tanjungbalai dan ditabalkan nama Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah sebagai nama lapangannya. Btw, Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah adalah sultan pertama dari Kesultanan Asahan, sebuah Kesultanan Asahan yang pernah berdiri di wilayah Asahan dan Tanjungbalai saat ini.

Setelah itu maka dibangunlah sebuah pendopo dengan atap berbentuk cangkang kerang yang merupakan ikon Kota Tanjungbalai. Lapangan ini pun menjadi lokasi upacara hari besar nasional serta acara-acara besar seperti hari jadi Kota Tanjungbalai. 

Lapangan Pasir Tanjung Balai
Lapangan Pasir dan pendopo berbentuk cangkang kerang

Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah Saat ini

Sejak tahun 2018 yang lalu, Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah ini direncanakan untuk direnovasi kembali agar tampilannya semakin baik dan memiliki fungsi yang lebih banyak dan lebih bermanfaat bagi penduduk Kota Tanjungbalai.

Akhirnya di tahun 2020 ini renovasi tersebut bisa dikatakan selesai dilakukan meski belum 100% dari rencana renovasi awal. Sekarang lapangannya diperkeras dengan dilapisi bebatuan mirip keramik. Di sekelilingnya juga disediakan jogging track yang banyak dimanfaatkan anak-anak untuk bermain skuter dayung yang disewakan di sekitar lapangan ini. 

Lapangan Pasir Tanjung Balai
Arena jogging track

Di sisi lapangan ini juga terdapat kolam air mancur. Sayangnya sore itu air mancurnya lagi mati sih. Jadi aku nggak bisa ngelihat gimana kerennya air mancur ini. Di sisi satunya terdapat bangku-bangku dengan atap dan taman untuk bersantai, Jadi cocok untuk dikunjungi bareng keluarga. Rencananya di lapangan ini juga akan ditambahkan taman hewan mini dan taman bunga agar semakin asyik dikunjungi para keluarga. 

Lapangan Pasir Tanjung Balai
Kolam air mancur

Sayangnya aku nggak bisa berlama-lama di lapangan ini karena Awan udah merengek ngajak makan mie rebus yang ada di dekat Jembatan Sungai Silau, padahal aku masih ingin berkeliling lapangan ini. Akhirnya kami pun beranjak dari Lapangan Sultan Abdul Jalil dan segera pergi menuju tempat penjual mie rebus tersebut.

Mie Rebus Tanjungbalai

Lokasi warung mie rebus ini berada di Jalan Gereja, Kota Tanjungbalai. Warungnya tak jauh dari Pajak Kawat, sebuah pasar yang menjual berbagai macam rempah dan bumbu tradisional, serta tak jauh dari Jembatan Sungai Silau, yang menghubungkan Kota Tanjungbalai dengan Teluk Nibung. Warungnya baru buka di atas jam 2 sore hingga malam hari dan cukup ramai oleh pengunjung.

Mie rebus yang ada di sini emang enak sih menurut lidahku meski berada di kaki lima. Bahkan dari sekian banyak mie rebus yang pernah kucicipi, mie rebus di tempat inilah yang paling ku suka. Rasanya pun tak banyak berubah sejak aku pertama membelinya di tahun 2008 yang lalu.

Bahan-bahannya tetap sama seperti mie rebus pada umumnya. Yaitu mie kuning, kentang rebus, tahu, udang kecil, touge dan lainnya. Yang membedakannya adalah kuahnya yang cukup kental dan kaya akan rasa rempah. Sehingga terasa pas banget di lidahku. Harganya pun cukup terjangkau. Seporsi mie rebus di tempat ini hanya Rp. 10.000 saja. Sedangkan es teh nya hanya Rp. 3000 doang. 

Awan sedang makan mie rebus
Lapangan Pasir Tanjung Balai
Aku dan Awan di Lapangan Sultan Abdul Jalil Rahmadsyah

Kamis, 15 Oktober 2020

Tanjungbalai Waterfront City, Wisata di Tepi Sungai Asahan


Tanjungbalai Waterfront City
Tanjungbalai Waterfront City

            Tanjungbalai Waterfront City adalah salah satu destinasi wisata yang ada di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara. Objek wisata ini merupakan taman terbuka yang berada di tepi aliran Sungai Asahan.

Hai sahabat backpacker...

Gimana kabarnya? Semoga sehat selalu ya dan kita semua dijauhkan dari virus corona ini. Aamiin...

Baca juga: Wisata di Bengkulu: Lengkap dengan Transportasi, Penginapan dan Oleh-Oleh Khasnya

Berhubung cerita petualanganku di Bengkulu udah selesai, maka kali ini aku mau berbagi cerita tentang jalan-jalanku di sekitar kampungku sendiri yang kulakukan kemarin sore. Jalan-jalan sore ini kulakukan bareng adekku yang bernama Awan dan Fadil. Ini pun buat ngehibur Awan karena ditinggal mamak yang ada urusan di Kota Medan. 

Tanjungbalai Waterfront City
Jalan-jalan sore bareng Awan

Sore itu aku pun mengajaknya jalan-jalan ke salah satu destinasi wisata baru di Kota Tanjungbalai. Namanya adalah Tanjungbalai Waterfront City. Keren uy namanya.

Alamat Tanjungbalai Waterfront City

Tanjungbalai Waterfront City berada di Jalan Asahan, Kelurahan Indra Sakti, Kecamatan Tanjungbalai Selatan, Kota Tanjungbalai dan tepat bersisian dengan aliran Sungai Asahan, sungai terpanjang di Sumatera Utara. Btw, sungai ini mengalir dari Danau Toba hingga ke Selat Malaka.

Tanjungbalai Waterfront City ini juga berada tak jauh dari Masjid Raya Sultan Ahmadsyah, masjid tertua di Tanjungbalai dan Jembatan Tabayang, jembatan terpanjang di Sumatera Utara. Selain itu, tempat ini juga satu lokasi dengan Rumah Balai di Ujung Tanjung, Kelenteng Dewi Samudera dan Vihara Tri Ratna.

Pemandangan di Tanjungbalai Waterfront City

Setelah memarkirkan sepeda motor dan melepas helm, aku pun membawa adikku berkeliling untuk menikmati destinasi wisata satu ini. Bagian yang paling mencolok dari tempat ini adalah adanya tulisan besar bertuliskan “Tanjungbalai Waterfront City” dengan latar Sungai Asahan. 

Tanjungbalai Waterfront City
Spot foto utama di Tanjungbalai Waterfront City

Di sekitarnya sudah terpasang jalur-jalur setapak yang berlapiskan paving block. Di antara jalur paving block itu dibuat taman berumput hijau dengan pepohonan dan lampu-lampu taman. Sayang pepohonannya belum terlalu besar, jadi kalo di siang hari cukup terasa terik. 

Tanjungbalai Waterfront City
Pepohonannya masih kecil

Di ujung paving block ini langsung berbatasan dengan Rumah Balai di Ujung Tanjung yang merupakan bangunan replika yang dibangun untuk memperingati sejarah dan asal muasal Kota Tanjungbalai, yaitu sebuah Balai yang berada di Tanjung. Sedangkan di ujung satunya terdapat sebuah tugu dengan hiasan buku yang sedang terbuka, mungkin maksudnya agar pengunjung tetap ingat untuk membaca buku. 

Tanjungbalai Waterfront City
Tugu berhias buku

Tanjungbalai Waterfront City ini dibuat memanjang sejalur dengan aliran Sungai Asahan. Di pinggirnya pun dibuat pagar pembatas sebagai pengaman agar pengunjung, terutama anak-anak tidak terjatuh ke sungai. Jadi nggak masalah membawa Awan jalan-jalan ke sini. 

Tanjungbalai Waterfront City
Pagar pembatas dan pemandangan di Tanjungbalai Waterfront City

Di aliran sungai ini pun terdapat kapal-kapal nelayan yang sedang berlabuh. Ukuran kapalnya bervariasi, mulai dari yang kecil hingga yang besar. Selain itu, di sini juga ada perahu yang bisa disewa pengunjung untuk berkeliling di sekitar Sungai Asahan dengan biaya Rp. 10.000 aja perorangnya.

Tanjungbalai Waterfront City
Kapal nelayan berlabuh di Sungai Asahan

Di sekitar Tanjungbalai Waterfront City ini terdapat banyak warung-warung yang menjajakan berbagai jenis makanan dan minuman, seperti mie ayam, bakso, mie goreng, nasi goreng, es kelapa muda, jus, dan masih banyak menu lainnya. 

Tanjungbalai Waterfront City
Ada pedagang makanan juga

Tanjungbalai Waterfront City
Bangku beton di Tanjungbalai Waterfront City

Menurutku tempat ini cukup asyik juga buat dikunjungi di sore hari. Bersantai menikmati pemandangan aliran Sungai Asahan yang tenang sembari menunggu senja. Sayangnya destinasi ini kurang terawat, terlihat dari tempat parkir yang semrawut, lampu-lampu taman yang pecah dan ada juga beberapa sampah yang berserakan. Andai tempat ini punya pengelola yang bagus, pasti tempat ini lebih asyik lagi buat dikunjungi. 

Tanjungbalai Waterfront City
Backpacker ganteng di Tanjungbalai Waterfront City

Selasa, 14 April 2020

Ada Kenangan Mantan di Taman Bunga Sapo Juma

Brrmmm..... Brmmm.....

Bang Fajar kembali mengendalikan mobil dari balik setir kemudi setelah sebelumnya kami menikmati hangatnya Pemandian Air Panas Sidebuk-Debuk dan sekalian sarapan di sana. Sekarang kami pun melanjutkan acara jalan-jalan satu hari di Tanah Karo dan berencana untuk mengunjungi Taman Bunga Sapo Juma.

Sebenarnya Aku, Selly dan Putri pengen ke Kebun Madu Efi yang juga merupakan taman bunga. Tapi karena lokasinya beda jalur dengan destinasi kami yang selanjutnya, jadi kami ke Taman Bunga Sapo Juma aja.
Taman Bunga Sapo Juma
Lokasi Taman Bunga Sapo Juma dan Tiket Masuknya

Taman Bunga ini berada di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Lokasinya berada dalam satu kawasan dengan Air Terjun Sipiso-Piso. Tepatnya berada di dekat lokasi puncak dari Air Terjun Sipiso-Piso.

Untuk menuju tempat ini bisa masuk dari kawasan wisata Air Terjun Sipiso-Piso dan belok ke kiri sebelum lokasi parkir air terjunnya. Dari sana palingan 5 menit doang dan sampe deh di Taman Bunga Sapo Juma.

Harga tiket masuknya sendiri cuma Rp. 10.000 aja perorang tanpa dipungut biaya parkir. Namun saat mau masuk kawasan Sipiso-Piso, perorangnya juga harus membayar biaya retribusi sebesar Rp. 5000 yang bisa digunakan untuk masuk ke Air Terjun Sipiso-Piso, Desa Tongging dan Taman Bunga ini.

Lanskap Taman Bunga Sapo Juma

Taman Bunga Sapo Juma ini sebenarnya milik pribadi. Awalnya bunga-bunga yang ada di taman ini ditanami oleh pemilik villa di kawasan ini. Tapi karena tamu villa sangat menyukai pemandangan bunga yang cakep ini, akhirnya taman bunganya pun dibuka untuk umum.

Bunga-bunganya berwarna-warni dan ditata dengan sangat baik. Di tengah-tengah kebun bunganya juga ada jalur setapak yang bisa dipake pengunjung untuk berfoto di tengah-tengah hamparan bunga tanpa harus menginjak dan merusak kebun bunga.
Jalur setapak buat foto-foto
Tanah di kebun bunga ini juga membentuk lembah dan bukit kecil. Di tengah bukitnya pun ada satu gazebo kecil berwarna putih. Gazebonya cakep juga dan menyatu dengan alam taman bunga.
Gazebo putih
Selain itu, pemandangan dari taman bunga ini juga cukup indah. Karena selain bunga berwarna-warni dan hamparan rumput yang hijau, juga terlihat Gunung Sipiso-Piso dan Danau Toba sebagai latarnya. Cakep lah pokoknya.
Bunga-bunga yang cantik

Rumput hijau nan luas

Berlatarkan Gunung Sipiso-Piso

Danau Toba pun terlihat
Sayangnya aku nggak begitu menikmati wisata di sini. Bukan karena pemandangannya, tapi lebih ke perasaan pribadi sih. Soalnya ini adalah kunjungan kedua ku ke tempat ini. Sebelumnya aku memang pernah ngunjungi Taman Bunga Sapo Juma bersama pacar yang udah jadi mantan. Sebenarnya perjalanannya seru, tapi beberapa hari doang setelah perjalanan itu dia malah ketangkap basah sedang selingkuh.

Asem kali.

Syukurnya sih aku bisa move on dengan cepat, karena ogah banget mikirin tuh cewek. Tapi tetap aja nggak enak rasanya ngunjungi tempat yang sama seperti ini. Selain itu, kawanku, si Bayu dan Putri yang cuma temen kata Bayu malah asyik foto-foto berdua di tengah taman bunga dengan berbagai gaya.
Ada kenangan mantan
Ah... Atau aku sebenarnya hanya kesal ama kata “Cuma temen" itu ya?

Atau gabungan keduanya?

Ntah lah.

Hmm... Cuma temen, kata Bayu.

Note: Perjalanan ini dilakukan sebelum covid-19 mewabah, tetap di rumah ya sahabat
Sang backpacker di kebun bunga

Senin, 30 Desember 2019

Mau Ngelihat Putri Mandi di Taman Sari

Selamat pagi sahabat backpacker...

Pagi ini waktu udah menunjukkan pukul 7.30 pagi dan aku sudah selesai bersiap-siap untuk menjelajah dan berwisata di Kota Yogyakarta. Hari ini adalah hari terakhir jalan-jalan ku di Jogja dan hari ini aku akan jalan-jalan sendirian doang. Karena adikku telah menetap di pondok pesantrennya di Magelang sejak kemarin.

Berhubung sepeda motor sewaan yang kami sewa selama ini sudah kukembalikan kemarin sore, maka hari ini aku jalan-jalannya ngandelin kaki dan transportasi umum aja. Setelah selesai cek out dan sekalian menitipkan backpack di penginapan, aku pun memulai penjelajahan di Tanah Jogja dan segera memesan ojek online untuk menuju destinasi pertama.

Brrmm.... Brrrmmmm....

Tak butuh waktu lama, aku pun tiba di destinasi pertama, yaitu Taman Sari, taman atau kebun kerajaan yang katanya juga tempat mandi putri-putri kerajaan. Mantap nih.

Mikir kotor 
Taman Sari
Lokasi Taman Sari

Taman Sari ini beralamat di Jalan Tamanan, Patehan, Kecamatan Keraton, Yogyakarta. Cukup deket dari alun-alun dan Keraton Yogyakarta. Harga tiket masuknya sendiri cukup murah. Perorangnya hanya bayar Rp. 5000 doang buat wisatawan lokal dan Rp. 15.000 buat turis luar negeri. Tapi kalo bawa kamera, harus bayar lagi Rp. 3000, kecuali kamera hp, kalo itu gratis.
Loket pembelian tiket
Sejarah Taman Sari

Taman ini dibangun pada masa Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1758-1765 dengan kepala proyek pembangunannya adalah Tumenggung Mangundipuro dan seluruh biaya pembangunannya ditanggung oleh Bupati Madiun, Tumenggung Prawirosentiko beserta seluruh rakyatnya. Oleh karena itu daerah Madiun dibebaskan dari pemungutan pajak. Sedangkan arsitek pembangunan taman ini adalah seorang Portugis yang bernama Demang Tegis. Di tengah pembangunannya, pimpinan proyek diambil alih oleh Pangeran Notokusumo setelah Mangundipuro mengundurkan diri.

Bagian-Bagian Taman Sari

Setelah selesai dengan urusan tiket, akupun dengan segera masuk ke dalam kawasan Taman Sari ini. Di mulai dari gapura panggung yang menjadi pintu masuk ke Taman Sari ini. Gerbangnya cukup keren dengan arsitektur yang unik dan megah.
Setelah melewati gerbang tersebut, baru deh keliatan kolam pemandiannya, alias umbul binangun. Tempat ini dulunya merupakan kolam pemandian bagi Sultan, Permaisuri, istri-istri raja dan putri-putrinya. Tapi itu dulu sih, kalo sekarang udah jadi tempat wisata dan nggak ada lagi putri-putri yang mandi di sini.
Duh.. padahal udah ngarep liat putri mandi. :D 
Gapura Panggung


Umbul Binangun

Kolam air nya

Ada yang ikut ke foto

Lanjut ke bagian dalamnya lagi terdapat sebuah gerbang yang dinamain Gapura Agung. Dulunya gapura ini menjadi lokasi transit bagi kereta kencana kerajaan yang digunakan Sultan dan keluarganya. Gapura ini pun sangat indah dengan ornamen bunga dan sayap.
Gapura Agung
Selain itu, Taman Sari ini sebenarnya masih memiliki banyak lagi bagian-bagian yang lainnya. Seperti danau buatan dengan pulau buatan di tengahnya. Kemudian juga terdapat kanal yang menghubungkan Keraton dengan Taman Sari. Konon, sultan sering bersampan dari Keraton menuju Taman Sari ini. Selain itu juga ada jembatan gantung dan masih banyak bangunan lainnya.
Nggak tau bangunan apaan
Namun sayangnya saat ini kebanyakan bangunan-bangunan tersebut sudah rusak atau beralih menjadi pemukiman penduduk. Bahkan danau buatan tersebut sudah tidak terlihat lagi. Katanya cuma satu bangunan lagi yang masih utuh yang terpisah dari Taman Sari ini, yaitu Sumur Gumuling. Tapi aku nggak nemu petunjuk arahnya.
Hmm... Sepertinya harus menjelajah nih. Lets go..
Si ganteng yang unyu di Taman Sari