Tampilkan postingan dengan label Kisaran. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisaran. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 31 Oktober 2020

Danau Kelapa Gading Kisaran

Danau Kelapa Gading Kisaran
Danau Kelapa Gading Kisaran

Hai sahabat backpacker, gimana nih kabarnya? Semoga sehat selalu ya, aaminn...

Kali ini aku sebagai seorang backpacker yang ganteng dan unyu mau berbagi cerita travelingku bareng adik sepupuku Marni di sekitar kota Kisaran. Di kisah sebelumnya kami udah mengunjungi Danau Teratai yang berada di Kecamatan Tinggi Raja, Asahan. Kami kemudian melanjutkan perjalanan dan tujuan kami selanjutnya adalah Danau Kelapa Gading yang dikenal juga dengan nama Danau Buatan.

Baca juga: Danau Teratai Tinggi Raja di Asahan

Alamat Danau Kelapa Gading Kisaran

Danau Kelapa Gading beralamat di Jalan Ahmad Yani, alias Jalan Lintas Timur Sumatera, di kelurahan Kisaran Naga, kecamatan Kisaran Timur, kabupaten Asahan, Sumatera Utara.

Cara ke Danau Kelapa Gading Kisaran

Danau Kelapa Gading berada tak jauh dari pusat kota Kisaran. Danau ini ada di sebelah SPBU dan juga kantor Polres Asahan. Dari pusat kota Kisaran bisa ambil jalan menuju Masjid Agung Ahmad Bakrie, kemudian berbelok ke kiri ke Jalan Lintas Timur Sumatera. Dari sana lurus aja hingga terlihat Danau Kelapa Gading yang ada di sisi kiri jalan.

Tiket Masuk ke Danau Kelapa Gading Kisaran

Biaya masuk ke Danau Kelapa Gading gratis. GRATIS cuy! Pengunjung cuma perlu membayar biaya parkir sebesar Rp. 5000 persepeda motor. Murah meriah uy. 

Pemandangan di Danau Kelapa Gading Kisaran

Setelah membayar biaya parkir kendaraan, kami berdua segera memasuki kawasan Danau Kelapa Gading. Danau ini lebih dikenal ama masyarakat Kisaran dengan nama Danau Buatan. Entah kenapa namanya seperti itu. Sejauh ingatanku, danau ini baru dibuka sekitar tahun 2008 atau 2009. Sebelumnya danau kecil ini ditutupi rawa-rawa sehingga tak terlihat. Setelah dibersihkan dan dibangun, baru deh terlihat ada sebuah danau kecil di sini. Tapi itu sejauh sepengingatanku sih, karena bisa aja danau ini emang danau buatan.

Danaunya cukup kecil, luasnya paling sekitar 1,1 ha dengan kedalaman mencapai 15 meter. Namun airnya cukup jernih dan bersih. Sedangkan di sekeliling danau ditumbuhi pepohonan yang cukup rindang sehingga suasana di sekitar danau ini sangat adem dan menyegarkan.

Uniknya, di tengah danau ini juga ada sebuah pulau kecil. Pulaunya juga ditumbuhi pepohonan yang rindang dan rimbun. Sedangkan tanahnya ditumbuhi rumput-rumput hijau. Menyegarkan banget lah suasananya. 

Danau Kelapa Gading Kisaran
Pulau kecil di tengah danau

Untuk memanjakan pengunjung, di danau ini juga disediakan wahana bermain air seperti sepeda bebek air dan perahu dayung. Jadi pengunjung bisa keliling danau, bahkan bisa singgah ke pulau yang ada di tengah danau. Biaya buat nyewa sepeda bebek cuma Rp. 10.000 aja kok. 

Selain sepeda bebek, masih banyak fasilitas lain di danau ini, seperti bangku-bangku beton di bawah pohon rindang, gazebo buat bersantai dan pacaran, warung-warung yang menjual berbagai jenis makanan dan minuman, hingga wahana bermain anak seperti ayunan dan perosotan. 

Danau Kelapa Gading Kisaran
Sepeda bebek air
Danau Kelapa Gading Kisaran
Gazebo di pinggir danau
Danau Kelapa Gading Kisaran
Bapak-bapak lagi mancing

Aku sendiri memilih untuk duduk santai di pinggir danau. Di pinggirnya tersedia banyak bangku-bangku beton di bawah pohon rindang. Angin sepoy-sepoy yang betiup membuat suasananya makin adem. Nyaman banget cuy.

Di sekitarku juga banyak bapak-bapak yang sedang bercengkrama sambil memancing ikan. Memancing di tempat ini gratis loh dan ikannya juga gede-gede. Sayangnya aku nggak bawa alat pancing, padahal seru juga tuh mancing, mana tau dapatnya putri duyung yang cakep. 

Ehhh.... 😆

Danau Kelapa Gading Kisaran
Backpacker ganteng dan unyu di Danau Kelapa Gading

Kamis, 29 Oktober 2020

Danau Teratai Tinggi Raja di Asahan

Danau Teratai Tinggi Raja, Kisaran, Asahan
Danau Teratai

Hai Sahabat Backpacker...

Selamat menikmati libur panjang. Libur panjang gini enaknya sih jalan-jalan ke tempat wisata. Tapi karena pandemi, jadi nggak bisa traveling ke tempat-tempat yang jauh. Selain nggak aman, objek wisata yang ada juga banyak yang masih ditutup untuk umum. Sehingga kadang sia-sia jadinya traveling yang-jauh. So... aku pun memilih traveling ke tempat yang dekat-dekat aja dari rumah.

Tujuan travelingku kali ini adalah Danau Teratai. Sebenarnya aku ke sini karena diajakin Marni, adik sepupuku. Dia protes karena nggak pernah diajakin jalan—jalan. Apalagi barusan aku jalan-jalan ke Danau Toba bareng Bayu dan teman-temannya dan yang kuajak Hafiza, adik angkatku.

Baca juga: Danau Toba dari Pantai Garoga di Tigaras, Simalungun

Alamat Danau Teratai

Danau Teratai beralamat di Terusan Tengah, kecamatan Tinggi Raja, kabupaten Asahan, Sumatera Utara.

Cara menuju Danau Teratai

Danau Teratai bisa dikunjungi dari kota Kisaran, ibukota kabupaten Asahan. Dari pusat kota Kisaran danau ini bisa ditempuh sekitar 30 menit dengan jarak sekitar 17 km. Cara ke danau ini dari kota Kisaran bisa melalui Jalan Besar Sei Renggas menuju Mandouge, Di persimpangan Sei Silau berbelok ke kiri, ke arah Tinggi Raja. Dari sana lurus saja ikuti jalan besar hingga sampai ke Danau Teratai.

Tiket Masuk ke Danau Teratai

Tiket Masuk ke Danau Teratai ini gratis cuy. GRATIS. Biaya parkir kendaraan pun gratis juga. Jadi danau ini merupakan wisata murah meriah.

Pemandangan Alam Danau Teratai

Setelah memarkirkan sepeda motor di bawah pohon rindang, aku segera mengambil tempat duduk untuk menikmati keindahan danau kecil ini. Danau teratai tidaklah begitu luas, luasnya paling sekitar 40 ha. Namun yang unik dari danau ini adalah danaunya terbagi menjadi dua dan di tengahnya terdapat jalan yang menghubungkan desa-desa di kecamatan Tinggi Raja. 

Danau Teratai Tinggi Raja, Kisaran, Asahan
Tulisan Danau Teratai
Danau Teratai Tinggi Raja, Kisaran, Asahan
Jalan yang membelah danau

Bagian yang terluas adalah danau di sebelah kiri. Di ujung danaunya terlihat seperti rawa-rawa dan berbatasan dengan perkebunan sawit. Di permukaan danau yang berair jernih ini tumbuh beberapa bunga teratai. Di seberang danau juga terlihat beberapa pondok kecil yang terlihat cantik dari sisi seberang.

Sedangkan bagian danau yang di sebelah kanan, danaunya lebih dalam. Di sini terdapat wahana bermain air, berupa sepeda bebek air. Di tengah danaunya juga terdapat beberapa pohon yang menjulang tinggi dari dalam air sehingga menambah kesan unik pada danau ini. 

Danau Teratai Tinggi Raja, Kisaran, Asahan
Sepeda bebek air

Meski Danau Teratai ini tidak begitu besar, namun tempat ini cukup asyik juga buat bersantai. Di pinggiran danaunya telah dipagarin sehingga aman buat anak-anak. Di sekeliling danaunya juga udah disediakan bangku-bangku beton. Di sekitarnya juga tumbuh pepohonan yang rindang. Sedangkan dari arah danau bertiup angin sepoy-sepoy yang membuat suasananya semakin adem dan nyaman.  

Danau Teratai Tinggi Raja, Kisaran, Asahan
Danaunya nyaman juga
Danau Teratai Tinggi Raja, Kisaran, Asahan
Pagar di sekeliling danau

Oh ya, saat ini di Danau Teratai juga sedang dibangun beberapa spot foto kekinian. Diharapkan pembangun ini membuat Danau Teratai semakin ramai dikunjungi wisatawan dan memberi dampak ekonomi buat masyarakat di sekitarnya. 

Danau Teratai Tinggi Raja, Kisaran, Asahan
Aku di Danau Teratai

Kamis, 24 September 2020

Wisata Baru di Asahan, Pesona Alam Sureng

Pesona Alam Sureng

Hai sahabat backpacker... selamat datang di blognya orang ganteng dan unyu yang suka berpetualang. :D

Setelah kemarin aku berbagi cerita tentang objek wisata baru di Kabupaten Asahan yang bernama Wisata Alam Mangrove Silau Laut. Maka kali ini aku mau berbagi lagi cerita tentang objek wisata baru yang masih berada di Kabupaten Asahan dan bernama Pesona Alam Sureng.

baca juga: Wisata Alam Mangrove Silau Laut, Pesona Baru di Asahan

Perjalanan ini bermula ketika salah satu temanku mengunggah foto Pesona Alam Sureng ini dan membuatku cukup penasaran. Saat itu bertepatan pula salah seorang temanku mengajak untuk jalan-jalan kalo lagi ke Kisaran.

Bang, kapan ke Kisaran? Jalan-jalan yok!” begitulah kira-kira chat dari Ratri, salah seorang temanku yang tinggal di Kota Kisaran.

Boleh. Kebetulan Abang hari senin ini ada agenda verifikasi di Kisaran.” Jawabku.

Aku ama temenku si Dila yang Bang, soalnya kalo pacarku si Gusti nanyain, kan ada alibi.” Chatnya lagi.

Ahahaha… iya-iya.” Balasku cepat.

Btw, si Ratri ini emang udah punya pacar sih dan katanya pacarnya ada di luar provinsi. Oh ya, alasan aku mau diajak jalan bukan karena mau jadi orang ketiga loh. Tapi lebih seru aja kalo jalan-jalan itu ada temennya. Toh dia yang ngajak juga kan? Dan dia bareng temennya juga kok. jadi amanlah.

Kalo bisa pagi yang Bang, soalnya aku masuk shift jam 2.” Kata Ratri lagi.

oke deh! Jam 9 juga udah beres kok itu” balasku yakin.

Tapi….

Pukul 8 pagi.

Pukul 9 pagi

Pukul 10 pagi

Aku dan beberapa orang yang punya agenda yang sama di hari itu masih mengunggu. Namun petugas verifikasinya tak kunjung hadir meski kami telah menunggu sejak pagi hari. Sedangkan hp ku sudah penuh dengan chat dari Ratri yang menanyakan kepastian buat jalan-jalan.

Dan akhirnya lewat pukul 10.20 pagi barulah kami mendapat kepastian kalo ternyata lokasi verifikasinya dipindah ke kantor.

Owalah…. Capek nunggunya dari tadi cuy. -_-

Setelah menyelesaikan agenda tersebut, aku pun bergegas menemui Ratri dan kami pun segera menuju objek wisata Pesona Alam Sureng. Namun lagi-lagi muncul kendala, ban belakang motorku bocor dan harus ditampal.

Sambil menunggu abang Kang Tambal menambal ban motorku yang bocor, aku menatap lekat-lekat parasnya Ratri.

Kenapa Bang?” Tanya Ratri dengan wajah yang bersemu merah.

Kagak. Cuma mau liat kira-kira kamu dijampi-jampi apaan sih ama si Gusti, kok banyak amat kendalanya saat jalan ama kamu. Mulai dari verifikasi yang telat sampe ban yang bocor.” Jawabku.

Ahahaha…” Dila cuma tertawa mendengar penjelasanku sedangkan Ratri memanyunkan bibirnya.

Tapi emang bener sih, mungkin nih cewek dijampi ama cowoknya kalo jalan ama orang lain biar kena kendala. Wkwkwkwk… atau mungkin ini hukuman karena jalan ama pacar orang ya?

Hmmmm…. Tapi nggak mungkinlah, soalnya aku kan orang yang baik hati dan tujuanku cuma buat temen jalan-jalan doang.

Iya kan?

Iya kan?

Dan akhirnya setelah menunggu beberapa saat, si motor udah bisa dibawa melaju kembali. Tak lama kami pun tiba di objek wisata yang di maksud.

Alamat Pesona Alam Sureng

Objek wisata Pesona Alam Sureng ini terletak di Sei Renggas, Kecamatan Kota Kisaran Barat, Kabupaten Asahan. Kalo dari pusat Kota Kisaran tempat ini cuma sekitar 10 menit berkendara doang melalui Jalan Lintas  yang menghubungkan antara Kota Kisaran dengan Kecamatan Mandoge dan Kabupaten Simalungun. Objek wisata ini juga tak jauh dari SMK Negeri 2 Kisaran.

Tiket Masuk Pesona Alam Sureng

Untuk tiket masuknya cukup murah sih, persepeda motornya dikenakan biaya Rp. 5000 aja dan sudah termasuk biaya parkir. Sedangkan mobil dikenakan biaya Rp. 10.000 aja. Di sini juga ada beberapa pondok-pondok untuk keluarga dan perpondoknya dikenakan biaya Rp. 10.000. Namun jika tak ingin duduk di sana, masih terdapat banyak kursi-kursi lain yang tersebar di sekitar sini dan untuk duduk di sana, cukup pesan minuman doang.

Pondok Rp. 10.000

Pemandangan Pesona Alam Sureng

Setelah membayar tiket masuk, aku pun segera memasuki kawasan Pesona Alam Sureng. Gerbang depan dengan tulisan “Selamat Datang di Pesona Alam Sureng” pun menyambut kami. Di belakangnya terdapat jejeran payung yang tergantung di antara dahan-dahan sawit. 

Selamat datang di Pesona Alam Sureng

Payung warna-warni bergantungan

Objek wisata utama di Pesona Alam Sureng ini adalah aliran Sungai Silau. Sungai ini mengalir dari wilayah Simalungun dan Mandoge, membelah Kota Kisaran dan kemudian menyatu dengan aliran Sungai Asahan di wilayah Tanjung Balai hingga akhirnya mengalir ke Selat Malaka.

Sungai Silau di Pesona Alam Sureng

 Sungai Silau yang ada di dekat Pesona Alam Sureng ini berkelok-kelok dan alirannya cukup lebar. Airnya memang tidaklah jernih, apalagi di musim penghujan seperti ini. Namun karena permukaan sungainya yang lebar dan berkelok, membuat suasana di sekitar Pesona Alam Sureng ini jadi adem karena angin yang bertiup dari arah sungai cukup kencang.

Sebagai sebuah objek wisata yang baru dibuka, tempat ini sudah memiliki fasilitas yang cukup lengkap seperti pondok, bangku-bangku, warung jualan, toilet dan yang paling utama adalah spot foto kekinian. Spot-spot foto kekinian yang disediakan pun ada beragam seperti payung-payung yang menggantung diantara pohon sawit, pintu kemana saja, spot berbentuk love, rumah kincir dan  yang paling utama yaitu perahu cinta, sebuah spot berupa haluan perahu yang menghadap langsung ke aliran Sungai Silau. 

Perahu Cinta

Tetap pake masker cuy

Minggu, 29 September 2019

Senja di Taman Alun-Alun Kisaran

Hai sahabat backpacker...

Setelah sebelumnya aku melihat-lihat benda-benda bersejarah di Museum Asahan. Aku kemudian melajukan kereta (baca: sepeda motor dalam bahasa Medan) menuju Alun-Alun Kisaran. Karena ternyata waktu masih cukup sore, jadi masih bisa lah buat jalan-jalan lagi.

Lokasi Alun-Alun Kisaran

Alun-Alun Kisaran ini letaknya pas banget di tepi jalan lintas yang menghubungkan Kota Medan – Kisaran – Rantau Parapat. Tempatnya pun pas di seberang gedung Kantor Bupati Asahan. Jadi cukup mudah lah untuk menuju tempat ini.

Alun-Alun Kisaran

Alun-Alun Kisaran ini bisa dibilang sebagai pusat acara dan kegiatan di Kota Kisaran seperti upacara bendera dan acara-acara lainnya. Kalo sebelumnya, kegiatan ini dilakuin di Lapangan Parasamya, tapi sekarang udah di alun-alun ini.  Alun-Alun Kisaran juga digunakan masyarakat untuk kegiatan olahraga, seperti lari memutari alun-alun, dan kalo hari minggu, di sini juga diadain kegiatan car free day.

Alun-alun ini cukup nyaman sih, lapangannya luas dan hijau, dikelilingi pepohonan rindang dan di bagian depan ada satu pendopo besar dengan bentuk kulit kerang. Agak kurang cocok sih, soalnya julukan kota kerang saat ini dimiliki Kota Tanjung Balai setelah Tanjung Balai dimekarkan sebagai kotamadya dan Kisaran dijadikan ibukota Kabupaten Asahan.

Salah satu yang menarik di alun-alun ini adalah Masjid Agung H. Ahmad Bakrie yang ada di sebelah alun-alun. Masjid ini merupakan masjid terbesar dan termegah di Kabupaten Asahan dan menjadi salah satu destinasi wisata religi masyarakat sekitar. Untuk selengkapnya tentang masjid ini bisa dibaca di sini Masjid Agung H. Ahmad Bakrie, Masjid Termegah Se-Asahan. Selain itu, di sisi sebelah laginya ada pula taman kota yang cukup menarik.

Taman Kota Kisaran

Tepat di sisi sebelahnya Alun-Alun Kisaran memang ada Taman Kota. Taman kota ini cukup keren sih, ada lumayan banyak pepohonan rindang, terus di bawahnya banyak bangku-bangku beton.
Bangku beton di Taman Kota Kisaran

Lalu di tengah-tengah taman ada satu kolam yang di tengah kolamnya terdapat jembatan lengkung. Cakep juga. Sedangkan di sekeliling kolam terdapat pula arena jogging track dari paving block sehingga cocok sebagai arena olahraga.
Kolam dan jembatan lengkung

Yang menarik dari taman ini adalah pemandangannya, karena dari sini bisa terlihat Masjid Agung H. Ahmad Bakrie dari sudut yang berbeda.
Masjid Agung H. Ahmad Bakrie

Kemudian satu lagi adalah pemandangan senjanya. Cakep uy. Momen saat matahari yang berwarna kuning jingga terbenam di ufuk barat dengan cahayanya yang memantul di atas kolam terlihat cantik. Mantap banget lha.
Senja di Taman Alun-Alun Kisaran

Tak lama setelah momen sunset tersebut, datang dua orang petugas satpol PP yang mengingatkan agar pengunjung segera meninggalkan taman karena taman akan ditutup dan menghindari ada yang berbuat mesum di taman ini.

Ya elaa.. pak.. aku ke sininya sendiri, mana bisa berbuat mesum. Ya ampun... Nyindir petualang solo aja si bapak ini. -_-“
Petualang solo yang ganteng


Sabtu, 28 September 2019

Museum Asahan

Hai sahabat backpacker, selamat datang di blog backpack sejarah. Sekarang aku lagi jalan-jalan santai nih di Museum Asahan.
Museum Asahan
Sebenarnya beberapa waktu yang lalu, pas aku lagi jalan-jalan di Kota Kisaran, aku udah liat plang bertuliskan museum di depan gedung Juang 45 Asahan. Tapi sayangnya saat itu pintu gedungnya lagi tutup.

Cukup penasaran juga sih, soalnya setauku selama ini nggak ada museum di Asahan. Apalagi pas dicari di google, juga nggak ada informasi yang cocok. Malah kalo pun nyari tentang wisata Asahan di google maupun di medsos tuh minim banget infonya.
Selama ini pariwisata Asahan emang minim sama event dan informasi. -_-

Akhirnya beberapa hari kemudian, kusempatin juga jalan-jalan lagi ke Kota Kisaran khusus buat ngunjungin nih museum. Beruntungnya hari itu pintu museumnya terbuka, walaupun gerbangnya cuma kebuka sedikit sih.

Setelah ngucapin salam dan ngisi buku tamu serta cerita-cerita sedikit ama petugas museum, akhirnya aku tau kalo nih museum ternyata baru dibuka kurang dari satu tahun belakangan ini. Gedungnya juga minjem ama Gedung Juang 45 Asahan, soalnya Museum Asahan nggak punya gedung sendiri. Museum ini juga cuma buka di hari kerja doang, kalo hari libur museumnya tutup.

Setelah selesai cerita-cerita, aku pun langsung aja menyisir satu demi satu koleksi museum ini.

Koleksi Museum Asahan

Di museum Asahan ini ada beberapa ruangan yang menyimpan berbagai koleksi mulai dari pakaian adat dari suku-suku yang tinggal di Asahan dan miniatur rumah adatnya. Lalu juga ada berbagai senjata bersejarah yang dulu digunakan untuk melawan Belanda, serta terdapat juga berbagai peralatan hidup seperti alat pertanian, alat perdagangan hingga beberapa peralatan rumah tangga yang cukup antik.
Isi Museum Asahan

Koleksi Museum Asahan

Tepak Sirih

Salah satu koleksi senjata

Dulunya wilayah Asahan ini adalah wilayah kekuasaan Kesultanan Asahan, jadi di museum ini pun terdapat berbagai koleksi yang merupakan barang peninggalan dari Kesultanan Asahan seperti beberapa senjata dan barang-barang lainnya. Selain itu, di dalam museum ini juga tersimpan berbagai informasi tentang tugu-tugu perjuangan yang tersebar di Kabupaten Asahan sebagai bukti perjuangan rakyat Asahan dalam melawan Belanda.

Di dalam museum ini juga terdapat beberapa foto-foto para pahlawan hingga foto-foto para bupati yang pernah memerintah Kabupaten Asahan. Di sini juga terdapat berbagai foto tua yang menggambarkan kondisi Kabupaten Asahan di masa lalu. Cuma fotoku aja sih yang nggak ada di museum ini. :D
Foto bupati-bupati Asahan

Koleksi Foto Tua

Btw di bagian belakang juga terdapat informasi tentang Tuan Syech Silau Laut yang merupakan leluhur dari Ustadz Abdul Somad lho.

Secara keseluruhan, koleksi museumnya cukup banyak sih, tapi belum bisa dibilang lengkap, soalnya saat aku melakukan penelitian tentang Kesultanan Asahan untuk skripsiku, ternyata Tanah Asahan memiliki sejarah yang panjang. Bahkan Sejarah Asahan sudah dimulai sejak masa Majapahit, kemudian kedatangan Portugis, Kesultanan Asahannya hingga peperangan melawan kolonial Belanda. Jadi, dengan sejarah sepanjang itu, rasanya koleksi museum ini masih sangat kurang.

Gedung Juang 45 Asahan

Museum Asahan ini menempati Gedung Juang 45 Asahan sebagai gedung museumnya. Gedung Juang 45 sendiri adalah satu gedung yang bersejarah di Asahan karena dulunya menjadi gedung perjuangan rakyat Asahan dalam melawan Kolonial Belanda. Sekarang Gedung Juang 45 Asahan ini telah dijadikan sebagai bangunan cagar budaya yang dilindungi.
Gedung Juang 45 Asahan

Alamat Museum Asahan

Museum Asahan beralamat di Jalan HOS Cokroaminoto, Kota Kisaran, Kabupaten Asahan. Kalo dari stasiun KA Kisaran cuma sekitar 1 km doang kok.
Dan jangan lupa, museumnya tutup di hari libur.
Si ganteng yang unyu di depan museum

Senin, 21 Mei 2018

Masjid Agung H. Ahmad Bakrie, Masjid Termegah se-Asahan

Masjid Agung H. Ahmad Bakrie
Yo Sahabat backpacker...

Gimana kabar kalian? Semoga sehat selalu ya. Amin...

Oh ya, Nggak terasa sekarang kita udah memasuki bulan ramadhan aja ya cuy, padahal perasaan baru kemarin deh lebaran, lebaran haji. Eh.. sekarang udah bulan ramadhan aja lagi. Waktu ternyata cepat banget ya berlalunya. Sungguh mengerikan. Syukur aja aku masih tetap muda, ganteng dan unyu.

Berhubung lagi di bulan ramadhan, jadi si backpacker ganteng dan unyu ini mau stop dulu cerita tentang petualangan di Kapal Pesiar, soalnya takut ntar jadi dosa karena banyak yang iri dan ngiler baca cerita serunya petualangan di kapal itu. Ceritanya sendiri akan aku lanjutin setelah lebaran aja.

So... dalam momen ramadhan ini, aku si backpacker ganteng dan unyu ini mau berbagi cerita-cerita petualangan yang bikin adem aja, yang bertema-tema religi gitu. Soalnya si petualang itu kan nggak cuma tau indahnya alam, tapi juga tau indahnya masjid-masjid. Asyikk....

Masjid Agung Haji Ahmad Bakri Kisaran

Yupz... sebagai artikel pertamaku di bulan ramadhan ini, aku mau cerita sedikit tentang masjid termegah di Asahan, kampung halamanku sendiri.
Masjid termegah di Asahan
 Sebenarnya aku udah pernah beberapa kali datang ke masjid ini sejak diresmikan. Yang paling kuingat yaitu pas bulan ramadhan tahun lalu. Saat itu Bayu, my sobat ngajak buka bersama di Kisaran. Aku sih oke-oke aja, soalnya udah lama juga nggak jumpa ama si kawan ini. Berhubung rumahku jauh dari Kota Kisaran, kira-kira 1 jam setengah gitu, jadi jam 4 sore aku pun udah gerak menuju Kisaran. Brmmm.... brmmm....

Tapi kampretnya, si kawan ini malah nggak ada kabar, belum mesan meja untuk berbuka dan malah nyuruh aku yang rumahnya jauh di ujung dunia ini, di plosok-plosok sana untuk mesan tempat. Padahal rumah dia yang lebih dekat ama Kota Kisaran dan dia pulak yang lebih tau rumah makan yang mantap untuk buka bersama.

Sampe 15 menit lagi waktu berbuka, si kawan ini belum juga ada kabarnya. Akhirnya kubelokin deh kereta (baca: motor) ke masjid agung ini dan berbuka di sini. Akhirnya malah bukan berbuka ama kawan tapi berbuka bersama jemaah dan dapat ta’jil gratis. Alhamdulillah...

Tapi sayangnya dalam beberapa kali kunjungan ke sini, aku selalu nggak bawa kamera. Karena itu kusempatkan juga datang lagi ke masjid ini untuk ngambil foto-fotonya sekalian wisata religi di masjid yang katanya terbesar dan termegah se Kabupaten Asahan ini.

Sejarah Masjid Agung Haji Ahmad Bakrie

Masjid Agung H. Ahmad Bakrie Kisaran ini mulai dibangun pada tahun 2011 yang lalu dan diresmikan sekitar bulan Agustus tahun 2015, bertepatan dengan pembukaan acara MTQ Sumatera Utara. Meski udah lama diresmiin dan udah bisa digunain, tapi pembangunnya sendiri baru selesai akhir-akhir ini. Terakhir sih mereka ngebangun pagar dan kolam air mancur di depan masjidnya.

Arsitektur

Kuakui arsitektur Masjid Agung H. Ahmad Bakrie ini memang sangat megah dan indah. Bangunannya terdiri atas 3 lantai dengan 4 menara. Konon arsitekturnya ini terinspirasi dari bangunan Taj Mahal yang ada di India. Lantai pertamanya adalah ruang wudhu dan kantor pengurus masjid. Sedangkan lantai 2 dan 3 adalah ruang sholat.
Terdiri atas 3 lantai dan 4 menara
 Arsitektur masjidnya juga memadukan antara arsitektur modern dan tradisional. Hal ini terlihat jelas dari bentuk jendela masjid yang bergaya jendela rumah-rumah Melayu. Di bagian dalam masjid, juga terdapat hiasan-hiasan yang memberi kesan megah. Sedangkan dari luar, terlihat masjid ini didominasi warna putih, hijau dan kuning yang menunjukkan warna khas suci, Islam dan Melayu.
Bagian dalam masjid
Nampak begitu bersih dan megah
Bagian dalam kubah masjid
Memadukan unsur tradisional
Menara masjidnya yang indah
Lokasi

Nah... bagi kawan-kawan yang mana tau mau berkunjung ke masjid ini, cukup mudah kok. Masjid ini lokasinya berada di pinggir jalan lintas yang menghubungkan antara Tebing Tinggi dan Rantau Parapat. Tepatnya berada di depan Kantor Bupati Asahan. So... mudah banget dikunjungi, kecuali yang rumahnya di plosok macam aku.
Siganteng dan unyu berfoto dengan latar masjid