Minggu, 09 Maret 2014

Mencari Kerang di Pem. Sei Baru, Asahan



Mencari Kerang DI Beting

Liburan sambil mengikuti kegiatan penduduk lokal adalah sebuah wisata yang sangat mengasyikkan dan berkesan. Di Desa Pematang Sei Baru, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan, saya ikut bersama penduduk lokal mencari kerang di beting dengan membayar Rp. 2000 saja. Murah banget kan?
Sebelum berangkat ke beting,  persiapkan segala peralatan yang diperlukan dulu guys. Mulai dari pakaian yang tertutup, topi dan tabir surya karena cuaca laut cukup panas. Ntar malah gosong seperti ikan asin jika pake bikini. Hihihi...
Air di Beting sudah mulai surut
Terumbu yang ada kerangnya
 Kemudian siapkan juga kaus tangan dan kaus kaki agar tidak terluka. Kan kasian tangannya yang mulus itu lecet-lecet terkena benda-benda laut. Serta jangan lupa bawa ember sebagai tempat kerang. 
Kerang yang saya dapat
Air di Beting Surut
Cukup dengan membayar Rp. 2000 saja, kita bisa ikut perahu nelayan lokal ke beting dan bisa langsung mencari kerang yang berada dalam terumbunya. Tetapi ingat, ambil kerang yang cukup besar saja agar keberadaan kerang di beting ini tetap terjaga. Liburan asyik tapi lingkungan tetap terjaga. Iya kan guys?
Alamat : Desa Pematang Sei Baru Dsn. XII Kec. Tanjung Balai, Kab. Asahan
Transportasi : Dari Tanjung Balai naik Ojek dan ke beting naik perahu nelayan

Jumat, 28 Februari 2014

Monumen Letda Sujono Tugu Kesaktian Pancasila di Bandar Betsi

 
Tugu Letda Sudjono
Tugu Kesaktian Pancasila adalah tugu untuk memperingati peristiwa 1 Oktober. Tugu kesaktian Pancasila terletak di Lubang Buaya, Jakarta. Akan tetapi tugu ini tidak hanya ada di Lubang Buaya, Jakarta. Karena di tengah-tengah perkebunan PTPN III kebun Bandar Betsi di Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara yang berjarak sekitar 4 jam perjalanan dari Kota Medan juga terdapat tugu seperti itu.
Tugu yang berada di tengah perkebunan membuat bus yang kami sewa tidak dapat masuk karena jalannya yang kecil sehingga kami terpaksa menyewa angkutan desa untuk melanjutkan perjalanan ke Tugu Letda Sujono ini.
Setelah melewati perkebunan karet yang cukup luas akhhirnya kami tiba di Tugu Letda Sudjono ini. Model bangunan tugu ini mirip dengan Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya Jakarta. Yang membedakannya agak ke depan dari monumen itu ada patung Letda Sudjono yang gugur saat mempertahankan areal kebun dari upaya perebutan paksa oleh massa Barisan Tani Indonesia yang merupakan organisasi sayap Partai Komunis Indonesia. Oleh karena itu, Tugu ini dikenal dengan sebutan Tugu Sujono.


Monumen ini biasanya ramai dikunjungi pada saat hari peringatan Kesaktian Pancasila pada tanggal 1 Oktober. Bahkan upacara tersebut biasanya dihadiri oleh jajaran Pemprov Sumut. Namun jika di hari-hari biasa, monumen ini cukup sepi dan lenggang. Tapi tidak usah kecewa, karena lokasinya yang berada di tengah perkebunan karet membuat tempat ini begitu teduh dan sejuk sehingga tetap nyaman untuk dikunjungi.
Alamat : kebun Bandar Betsi di Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara
Transportasi : Sebaiknya naik kendaraan pribadi seperti sepeda motor, karena kondisi jalannya adalah jalan perkebunan

Jumat, 21 Februari 2014

Masjid Raya Al-Mashun Medan



Masjid Raya Al-Mashun
Sepertinya semua orang yang pernah ke Kota Medan pasti sudah kenal dengan ikon pariwisata yang satu ini. Yupz... Salah satu ikon pariwisata kota Medan adalah Masjid Raya Medan atau Masjid Raya Al-Mashun dengan arsitektur khas yang bergaya Timur Tengah, India dan Spanyol.
Masjid Raya Al- Mashun dibangun tahun 1906 oleh Sultan Ma’moen Al Rasyid Perkasa Alam, penguasa ke-9 Kerajaan Melayu Deli.

Prasasti pembangunan masjid
Masjid Raya Al-Mashun Medan, banyak dikagumi karena bentuknya yang unik tidak seperti bangunan masjid biasa yang umumnya berbentuk segi empat. Masjid ini, dirancang berbentuk bundar segi delapan dengan 4 serambi utama - di depan, belakang, dan samping kiri kanan, yang sekaligus menjadi pintu utama masuk ke masjid.
Gapura masjid
Masjid Raya
Antara serambi yang satu dengan lainnya dihubungkan oleh selasar kecil, sehingga melindungi bangunan/ruang utama dari luar. Di bagian dalam masjid ini, ditopang oleh 8 buah pilar utama berdiameter 0,60 m yang menjulang tinggi dan langsung menjadi penyangga kubah utama pada bagian tengah. Sedangkan 4 kubah lainnya berada di atas ke empat serambi selain ditambah dengan 2 buah menara di kiri-kanan belakang masjid.

Kecuali itu, mimbar, keempat pintu utama dan 8 buah jendela serambi terbuat dari ukiran kayu jenis merbau bergaya seni tinggi - terbukti hingga kini masih tetap utuh. Belum lagi dengan ukiran dan hiasan ornamen khas Melayu Deli pada setiap sudut bangunan, yang serta merta melahirkan nilai-nilai sakral religius yang teramat dalam bagi tiap orang yang memasukinya.

Di dalam masjid juga terdapat sebuah Al-Qur'an yang cukup besar sedangkan di halaman masjid terdapat sebuah taman dengan kolam yang memberi kesan teduh bagi jama'ah masjid.
Wisata di sekitarnya:
> Taman Sri Deli
> Istana Maimun  
Al-Qur'an besar di dalam masjid
taman di halaman masjid

Masjid Lama Gang Bengkok Masjid Unik Bergaya China di Medan




Masjid Lama Gang Bengkok
Di Kota Medan terdapat sebuah masjid yang sangat unik lho guys... dan masjid ini merupakan simbol toleransi beragama dan kesukuan di kota Medan. Usianya pun telah lebih dari 100 tahun. Wow!!!
Masjid Lama Gang Bengkok itulah nama masjid unik berarsitektur China tersebut. Masjid ini terletak di Jalan Masjid Kelurahan Kesawan, Kota Medan.
Sejarah
Masjid Lama Gang Bengkok didirikan pada tahun 1890 di atas tanah wakaf Datuk Kesawan dengan pendanaan dari Tjong A Fie, Saudagar Tionghoa yang bukan beragama muslim.
Prasasti Pembangunan Masjid
Bukan saja dari pendanaan, arsitektur masjid ini juga menunjukkan tingginya toleransi di Kota Medan. Sekilas masjid ini seperti klenteng, tetapi sesungguhnya masjid ini memadukan arsitektur China, Melayu dan Timur Tengah.
Bagian Teras Masjid
Ruang dalam dan mimbar masjid
Arsitektur
Arsitektur China terlihat dari atap masjid yang semakin melebar ke bawah dan melengkung di setiap sisinya. Arsitektur Melayu terlihat dari warna masjid yang didominasi warna kuning dan hijau serta beberapa ornamen yang bergaya melayu. Sedangkan budaya Timur Tengah dapat kita lihat dari bentuk gapura dan mimbar masjid. Masjid Lama Gang Bengkok memang sebuah simbol toleransi Kota Medan.
Gapura Masjid
Kubah Masjid
Jika dulu saja mereka bisa menjaga toleransi, artinya kita juga harus menjaga toleransi juga. Agar tidak ada konflik kesukuan dan agama di negeri kita yang tercinta ini ya!!!

Alamat : Jalan Masjid Kelurahan Kesawan, Kota Medan.
Transportasi : bisa berjalan kaki dari Lapangan Merdeka ke Jalan Masjid, atau menggunakan Becak motor 
Wisata di sekitarnya:
> Lapangan Merdeka
> Kawasan Kesawan
> Titi Gantung