Minggu, 27 November 2022

Mengenal Sejarah Bandung dan Jawa Barat di Museum Sri Baduga


Museum Sri Baduga Bandung
Museum Provinsi Jawa Barat Sri Baduga

Allooo....

Selamat pagi Kota Bandung!

Brrrr..... Ternyata Kota Bandung di pagi hari dingin juga ya. Meski banyak yang bilang kalo sekarang Kota Bandung itu udah nggak dingin lagi, tapi buat orang pesisir kayak aku, Bandung di pagi hari tetap aja kerasa dingin. Brrrr....

Pagi yang cerah ini kuawali dengan sarapan Soto Bandung yang gerobaknya mangkal di depan Tap Hotel Bandung.

Satu lagi kejutan kuliner yang kujumpai ketika di Bandung selain teh tawar gratis pengganti air putih dan bubur kacang hijau rasa bandrek. Yaitu, Soto dan nasinya berada dalam satu mangkok. Jadi, yupz! Nasinya tenggelam di dalam soto. Untuk rasa, cukup oke sih menurutku, porsinya juga pas untuk sarapan. Mantap juga.

Selesai sarapan, aku kemudian berjalan santai menyusuri Jalan Otto Iskandar Dinata. Pagi-pagi begini, banyak pedagang yang menggelar dagangannya di pinggir jalan. Kebanyakan yang dijual barang antik dan unik.

Aku meneruskan langkah karena tujuanku pagi ini adalah Museum Sri Baduga Kota Bandung. 

Museum Sri Baduga Bandung
Museum Sri Baduga

Alamat Museum Sri Baduga

Museum Sri Baduga beralamat di Jalan BKR, no. 185, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat. Museum ini letaknya deket banget ama Lapangan Tegallela yang ada monumen Bandung Lautan Apinya. Dan karena museum ini terletak di kawasan kota, jadi banyak kendaraan umum yang melewatinya. Mudah banget deh buat ngunjungi museum ini.

Harga Tiket Museum Sri Baduga

Tiket masuk ke Museum Sri Baduga cuma Rp. 3000 aja perorang dewasa dan Rp. 2000 perorang anak-anak. Seperti biasa harga tiket museum di Indonesia emang murah meriah muntah. Udah murah, bisa dapat banyak ilmu pengetahuan. Mantul banget. 

Museum Sri Baduga Bandung
Tiket masuk Museum Sri Baduga

Tapi ketika aku nyampe di museum ini, ternyata museumnya belum dibuka, masih dibersihin ama petugas museumnya.

Sambil menunggu museumnya dibuka, aku ngobrol santai bareng penjaga museum.

“Dari mana atuh A’?” tanya bapak penjaga museum.

“Dari Medan atuh Kang.”

“jauh pisan. Sendiri aja A’?

“iya Kang, sendiri aja, masih single. Hehe...

“Dicari atuh Kang, di Bandung ceweknya geulis-geulis.” Kata si bapak sambil tersenyum.

“Ahahaha... Doain aja Kang, mana tau jodohnya cewek Bandung.” Jawabku sedikit bercanda.

“Aamiin...”

Sejarah Museum Sri Baduga

Sambil ngobrol santai, si bapak juga nyeritain tentang sejarah Museum Sri Baduga. Menurut Bapak penjaga museum, Museum Sri Baduga didirikan pada tahun 1974 dan diresmikan pada tahun 1980 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Dr Daud Yusuf dengan nama Museum Negeri Provinsi Jawa Barat. Lalu pada tahun 1990, museum ini diganti namanya menjadi Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga. 

Museum Sri Baduga Bandung
Plakat peresmian museum

Sri Baduga Maharaja adalah gelar dari Prabu Siliwangi, penguasa Kerajaan Sunda-Kerajaan Galuh. Salah satu kerajaan terbesar di Jawa Barat. Prabu Siliwangi dikenal sebagai raja termasyhur di Pakuan Pajajaran dan sampai saat ini menjadi salah satu figur paling terkenal dari Tanah Jawa Barat.

Koleksi Museum Sri Baduga

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Museum Sri Baduga dibuka juga. Aku pun segera masuk ke dalam museumnya. Di bagian depan terdapat display tulisan tentang sejarah museum, jenis dan jumlah koleksinya hingga misi didirikannya Museum Sri Baduga.

Selanjutnya terdapat display sejarah Kerajaan Sunda-Galuh yang berasal dari berbagai sumber, lukisan ilustrasi Prabu Siliwangi dan beberapa batu prasasti yang berisi catatan sejarah Kerajaan Sunda-Galuh. 

Museum Sri Baduga Bandung
Batu prasasti dan sejarah Jawa Barat
Museum Sri Baduga Bandung
Lukisan Prabu Siliwangi

Di sisi satunya, terdapat banner yang berisi informasi tentang sejarah terjadinya daratan Jawa Barat. Jadi dulunya beberapa daerah di Jawa Barat adalah lautan dangkal, yang dibuktikan dengan ditemukannya batuan karang di beberapa daerah di Jawa Barat.

Selain itu, Kota Bandung juga dulunya adalah sebuah Danau Purba. Dulunya danau ini terbentuk akibat letusan Gunung Sunda Purba yang membuat tanahnya menurun dan menutup aliran sungai. Akumulasi air sungai membentuk sebuah danau purba sekitar 125.000 tahun yang lalu. Peristiwa erosi dan letusan Gunung Tangkuban Perahu membuat pendangkalan pada dasar Danau Bandung Purba dan akhirnya danaunya pun mengering dan terbentuklah dataran Bandung saat ini. Selanjutnya ada juga fosil-fosil dari beberapa hewan seperti kerbau purba dan berbagai moluska alias kerang-kerangan seperti fosil rumah keong, siput hingga fosil bunga karang. 

Museum Sri Baduga Bandung
Diorama Danau Bandung Purba
Museum Sri Baduga Bandung
Sejarah Danau Purba Bandung
Museum Sri Baduga Bandung
Fosil moluska
Museum Sri Baduga Bandung
Fosil hewan purba Jawa Barat

Aku kemudian memasuki sebuah ruangan luas, di pinggirnya berjejer koleksi arca dan patung batu peninggalan dari kepercayaan animisme, dinamisme hingga peninggalan dari agama Hindu dan Budha di bumi Jawa Barat. Di sisi satunya terdapat diorama gua tempat tinggal manusia purba. Di sisinya ada berbagai koleksi replika fosil tengkorak hingga tempayan kubur, salah satu jenis kuburan di masa lalu lengkap dengan tulang belulangnya. Di bagian lainnya juga ada miniatur punden berundak serta berbagai koleksi dan informasi tentang aliran kepercayaan masyarakat di masa lalu. 

Museum Sri Baduga Bandung
berbagai arca
Museum Sri Baduga Bandung
Diorama gua manusia purba
Museum Sri Baduga Bandung
Tempayan kubur

Selanjutnya aku memasuki ruangan yang berisi berbagai peninggalan kebudayaan masyarakat Jawa Barat. Di ruangan ini terdapat naskah kuno berisi tulisan sunda, miniatur rumah adat, pakaian adat, hingga berbagai peralatan hidup masyarakatnya. 

Museum Sri Baduga Bandung
Pakaian adat
Museum Sri Baduga Bandung
Koleksi peralatan hidup masyarakat
Museum Sri Baduga Bandung
Ngabagea Sumping Asih
Museum Sri Baduga Bandung
Perangkat alat musik gamelan

Di ruang selanjutnya ada sejarah tentang Islam dan kerajaannya. Lalu sejarah masa kolonial dan perjuangan. Di sini juga ada berbagai koleksi mata uang yang digunakan masyarakat untuk bertransaksi. Selain itu masih terdapat banyak banget koleksi-koleksi lainnya yang berhubungan dengan sejarah, sosial, budaya Jawa Barat. Di bagian akhir, terdapat pula berbagai macam jenis permainan tradisional. Ngelihat itu jadi bernostalgia juga uy. 

Museum Sri Baduga Bandung
Berbagai koleksi Museum Sri Baduga Kota Bandung
Museum Sri Baduga Bandung
Koleksi mainan tradisional

Setelah puas menjelajahi setiap sudut bagian museum Sri Baduga dan berbagai koleksinya, aku pun keluar dari museum untuk menuju destinasi wisata Kota Bandung selanjutnya. 

Museum Sri Baduga Bandung
Siganteng dan Unyu di depan museum

To be continued.....

Minggu, 06 November 2022

Pengalaman Menginap di Hotel Capsule, Tab Hotel Bandung

Tab Hotel Bandung
Tab Hotel Bandung, sumber: Kotabandung.com
             Assalamu’alaikum...

Alloooo... Apa kabar teman-teman?

Setelah dengan segala drama perjalanan yang terjadi demi nginjakin kaki di Kota Bandung, akhirnya kira-kira jam 7 malam aku nyampe juga di Bumi Parahyangan ini. Wow!!! Perjalanan yang panjang.

Dari Terminal Leuwipanjang, aku lantas memesan ojol yang mengantarkanku ke penginapan yang udah kubooking sebelumnya. Penginapan tersebut bernama Tab Hotel Capsule Compact Bandung.

Alamat Tab Hotel Capsule Compact Bandung

Tab Hotel Capsule Compact Bandung beralamat di Jalan Otto Iskandar Dinata, No. 582, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat. Hotelnya terletak di seberang Lapangan Tegallela yang ada Monumen Bandung Lautan Apinya. Selain itu hotel ini juga deket ama Terminal Tegallela.

Menurutku letak penginapannya strategis banget sih. Mau nyantai di taman, deket. Mau naik kendaraan umum, deket juga terminalnya. Terus kalo kelaperan, di sekitar lapangan dan terminal juga banyak kuliner yang tersedia. ManTab banget deh.

Harga Menginap di Tab Hotel Capsule Compact Bandung

Sebelumnya aku udah ngeboking nih hotel via online. Harga permalamnya cuma Rp. 100.380. Murah cuy. Selain itu, ada juga versi kamar biasa seharga Rp. 270.000 permalam, serta versi yang dapat sarapan dengan nambah sekitar Rp. 24.000 sampe Rp. 44.000. Tabi karena aku mau nyoba sarapan di sekitar penginapan aja, jadi aku pesan yang tanpa sarapan.

Review Tab Hotel Capsule Compact Bandung 

Tab Hotel Bandung
Kapsulnya, sumber: tiket.com

Setibanya di lobby hotel, aku langsung disambut ramah ama resepsionisnya. Mereka juga langsung membantu mengaktifkan kartu kamar dan menginfokan tentang cara menggunakan kartunya. Jadi nih hotel hampir seluruhnya pake sistem elektrik. Untuk masuk ke ruangannya harus scan kartu, masuk ke kamarnya scan kartu lagi dan untuk masuk ke capsulenya juga scan kartu. Keren sih.

Yang paling unik adalah kamarnya, terlihat futuristik dan mirip kayak kapsul-kapsul di film luar angkasa gitu. Aku kebagian capsule di sebelah atas. Begitu pintunya discan pake kartu, grek,grek, grek. Pintunya bergeser terbuka dan makjreng... Keren banget bagian dalamnya.

Ukurannya emang nggak begitu besar, ya khas hotel kapsul gitu. Tabi fasilitasnya lengkap. Ada tv, AC, wifi, loker, colokan carger tipe USB, hingga lampu kabin yang bisa diatur kecerahannya sesuka kita. 

Tab Hotel Bandung
Bagian dalam kapsul

Tab Hotel Bandung
Dalamnya lengkap

Untuk kamar mandinya ada di bagian luar. Showroom dan toiletnya cukup banyak, jadi nggak khawatir rebutan. Air panas di kamar mandinya juga berfungsi baik, cocok untuk suasana Bandung yang sedikit dingin bagi orang pesisir kayak aku.

Setelah mandi, ngebersihin debu sepanjang perjalanan Bengkulu-Bandung yang udah kerasa tebal, aku lantas keluar hotel untuk makan malam di sekitar Terminal Tegallela, ada beberapa menu yang menarik. Namun akhirnya aku memilih untuk makan nasi goreng. Klasik banget sih.

Sebelum kembali ke hotel, aku nambah makan bubur kacang hijau. Cuma uniknya, bubur kacang hijau ini ada rasa bandreknya gitu. Jadi lebih terasa hangat di badan. Mantep banget.

Oh ya, satu lagi, ternyata kalo makan di Bandung, penjualnya hampir selalu nyediain teh tawar dan itu gratis. Beda banget ama di Sumatera yang biasanya hanya air putih biasa. Mantep deh, pengetahuan baru nih.

Setelah perut terisi penuh, aku segera kembali ke penginapan untuk beristirahat karena besok ada destinasi wisata Kota Bandung yang harus dijelajahi. Good night teman-teman. Zzzzz..... 

Tab Hotel Bandung
Bobok dulu

To be continued...

Senin, 08 Agustus 2022

Perjuangan menuju Kota Bandung, Bumi Parahyangan

Bus Primajasa
Bus Primajasa, sumber: kumparan

Allooooo..... Sekitar jam 9 pagi kapal penyeberangan yang kunaiki merapat di Dermaga 3 Pelabuhan Merak, Cilegon, Provinsi Banten. Segera kami para penumpang bus CSH 88 kembali masuk ke dalam bus yang terparkir di lambung kapal. Karena tak lama kemudian bus melanjutkan perjalanannya menuju Kota Jakarta, si Kota Metropolitan.

Dari Pelabuhan merak, terbentang pemandangan bukit-bukit hijau yang menjulang tinggi. Sedangkan di sisi belakang ada lautan biru dari Selat Sunda. Tak lama bus memasuki jalan tol dan pemandangan di kanan kirinya yang tadinya didominasi sawah-sawah hijau dan perbukitan, perlahan-lahan berganti menjadi pemandangan gedung-gedung tinggi yang mencakar langit.

Sekitar jam 11 lewat, Bus CSH 88 singgah di Terminal Kalideres, Jakarta Barat. Busnya berenti lumayan lama di sini. Selain menurunkan penumpang, kru bus juga mengganti ban serep bus yang tadi pagi pecah di dekat Pelabuhan Bakauheni, Lampung. 

Terminal Kalideres
Terminal Bus Kalideres, sumber: beritajakarta

Setelah itu, bus kembali melanjutkan perjalanannya menuju tujuan akhir di Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur. Karena waktu yang udah cukup siang, jadi jalanannya pun lumayan macet. Dan akhirnya sekitar jam 1 siang aku baru tiba di Terminal Pulo Gebang. Alhamdulillah.

Terminal Pulo Gebang

Terminal Bus Pulo Gebang yang dikenal juga dengan nama Terminal Bus Terpadu Sentra Timur Pulo Gebang adalah salah satu terminal bus tipe A yang terletak di Cakung, Jakarta Timur. Terminal ini melayani bus-bus dengan rute dari Jakarta menuju Pulau Sumatera, Jawa kecuali Jawa Barat, hingga bus tujuan Bali dan Bima di Nusa Tenggara Timur. Terminalnya juga dilengkapi berbagai fasilitas umum dan sangat nyaman. 

Terminal Pulo Gebang
Terminal Bus Pulo Gebang

Tujuanku ke terminal ini adalah untuk mengamankan tiket pulang ke Bengkulu pada minggu depan. Setelah tiket pulang di tangan, aku kemudian mencari loket bus tujuan Kota Bandung. Tapi nggak ketemu cuy. Setelah lelah mencari, aku lantas bertanya pada petugas yang tersebar di setiap lantai. Namun kata petugasnya, di terminal ini tidak tersedia bus tujuan Bandung. Alamak!!! Kata si bapak, bus tujuan Bandung adanya di Terminal Bus Juanda Bekasi dan cara tercepat dan termudah ke sana, ya naik ojek online. Hadewh...

Akhirnya aku segera memesan ojek tujuan Terminal Bus Juanda Bekasi. Setelah melewati jalan-jalan tikus dan macetnya Jakarta Timur serta Bekasi, akhirnya aku tiba juga di Terminal Bus Juanda Bekasi.

Terminal Bus Juanda Bekasi

Terminal Bus Juanda Bekasi adalah terminal penumpang tipe A yang merupakan terminal induk terbesar di Kota Bekasi. Terminal ini melayani bus-bus rute dalam kota Bekasi, bus tujuan provinsi Jawa Barat, Bus tujuan Sumatera, Jawa hingga bus tujuan Bali dan Nusa Tenggara. 

Terminal Bus Juanda Bekasi
Terminal Bus Juanda Bekasi

Bus Primajasa

Berhubung tujuanku adalah Kota Bandung, aku pun memilih Bus Primajasa, salah satu bus menuju Bandung yang paling terkenal. Saat itu ada 3 bus Primajasa yang berjejer, 2 bus AC dan satunya bus ekonomi. Setelah duduk, aku bertanya pada petugasnya, masih lama lagi kah berangkat?

Kata si bapak sekitar 30 menit lagi.

Syukurlah, masih bisa beli makan dulu pikirku. Aku kembali turun dari bus, namun bingung mau beli apa. Akhirnya aku beli gorengan yang ada di deket bus Primajasa terparkir sekalian beli minum. Setelah itu, aku masuk kembali ke dalam bus, duduk santai menikmati dinginnya AC bus sambil memakan gorengan sepotong demi sepotong.

Sedang seru-serunya makan gorengan, mata ini memperhatikan kertas yang tertempel di bagian depan. Kertas itu bertuliskan rute dan harga tiket. Namun anehnya rute yang tertulis di situ adalah Cirebon dan Kuningan.

Hmmm... aneh sekali, tapi aku nggak terlalu ambil pusing. Hingga naiklah seorang ibu-ibu ke dalam bus. Aku lantas mencoba beramah tamah menanyakan tujuannya yang ternyata menuju Kuningan. Si ibu lantas bertanya balik dan ku jawab menuju Kota Bandung.

“Dek, bus ini nggak menuju Bandung, bus yang ke Bandung di sebelah.” Kata si Ibu.

Ha???? Aku segera turun kembali dari bus dan bertanya pada bapak petugas dan benar saja, karena busnya berjejer tiga, aku pun jadi salah naik bus. Hampir aja aku nyasar ke Cirebon.

Tak lama bus pun melaju meninggalkan terminal Bus Bekasi menuju Kota Bandung via Tol Cipularang. Sepanjang perjalanan, pemandangannya luar biasa, bukit-bukit hijau terbentang di sisi jalan tol. Namun karena badan yang udah capek, aku pun tertidur.

Sekitar jam 7 malam, akhirnya bus Primajasa tiba di Terminal Leuwipanjang, Kota Bandung. Capek uy, banyak drama juga, mulai dari bus yang bocor ban, telat nyampe, pindah terminal demi ke Bandung hingga salah naik bus. Namun akhirnya aku bisa tiba dengan selamat di Kota Bandung. Selamat Datang di Bumi Parahyangan.

Selasa, 02 Agustus 2022

Menyeberangi Selat Sunda

Selat Sunda
Selat Sunda
Selat Sunda
Selat Sunda

Allooooo teman-teman.....

Kali ini aku mau bercerita tentang petualanganku menyeberangi Selat Sunda. Selat Sunda adalah sebuah selat yang memisahkan Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa dan menghubungkan antara Laut Jawa dengan Samudera Hindia. Selat ini merupakan jalur pelayaran yang penting karena menghubungkan kedua pulau yang padat penduduknya dan banyak sumber dayanya.

Untuk menyeberangi Selat Sunda, bisa melalui pelabuhan Bakauheni yang ada di Lampung dan Pelabuhan Merak yang ada di Banten dengan jarak tempuh sekitar 2-3 jam pelayaran. 

Selat Sunda
Kapal-kapal di Selat Sunda
Selat Sunda
Kapal penyeberangan di Selat Sunda

Ada banyak kapal penyeberangan yang beroperasi 24 jam di selat ini dan terbagi atas 2 kategori, yaitu kapal eksekutif dan kapal reguler. Kapal eksekutif biasanya waktu tempuhnya lebih pendek dan kapalnya lebih gede daripada kapal reguler namun harga tiketnya di atas harga tiket kapal reguler.

Namun harga tiketnya tetap terjangkau kok dan bagi yang naik bus kayak aku, harga tiket bus udah termasuk harga tiket kapal. Jadi nggak perlu bayar lagi cuy. Mantap!

Ini adalah pengalaman pertamaku menyeberangi Selat Sunda. Meski udah pernah beberapa kali ke Pulau Jawa, tapi itu semua naik pesawat. Baru kali ini aku mencoba ke Pulau Jawa pake naik bus.

Bus CSH 88 yang kutumpangi tiba di pelabuhan Bakauheni sekitar jam 6 pagi. Bus kemudian diarahkan ke dermaga 3 dan kemudian bus pun masuk ke dalam lambung kapal. Setelah bus terparkir, semua penumpang harus naik ke atas geladak kapal, tidak boleh di dalam bus. Selain untuk keselamatan, juga untuk meminimalisir kehilangan barang-barang penumpang.

Meski kapal reguler, kapal ini cukup lengkap dan nyaman. Di bagian depan ada ruangan lesehan untuk supir, kemudian ada ruang VIP, tapi kayaknya bayar sih. Lalu ada juga toilet dan musholla. Di bagian belakang terdapat banyak bangku-bangku yang nyaman lengkap dengan penjual makanan dan minuman. Tapi harga makanannya mahal banget cuy. Wkwkwkwk... 

Selat Sunda
Deck B
Selat Sunda
Ruang lesehan
Selat Sunda
Dilengkapi sekoci dan jaket keselamatan
Selat Sunda
Bagian depan kapal
Selat Sunda
Deck paling atas

Aku kemudian memilih untuk naik ke bagian paling atas kapal, ada beberapa kursi dan meja di atas sini. Hanya saja tanpa atap, kalo siang pasti panas banget. Tapi karena masih pagi, jadi masih nyaman dan bisa memandangan sekitar lebih jelas.

Tak lama kapal pun meninggalkan pelabuhan Bakauheni. Di sepanjang pelayaran, mata ini dimanjakan pemandangan indah dari Selat Sunda. Di bagian belakang terlihat Pulau Sumatera yang berbukit-bukit dan di salah satu bukitnya terdapat menara singer yang berwarna keemasan. Menara Singer ini katanya ikon Bakauheni. 

Selat Sunda
Menara Singer

Di sepanjang jalur pelayarannya juga banyak pulau-pulau beragam ukuran, seperti Pulau Dua, Pulau Kandanglunik, Pulau Prajurit hingga Pulau Sangiang. Pulau yang hijau berpadu dengan air laut kebiruan membentuk pemandangan yang luar biasa. Apalagi ada banyak kapal-kapal lain yang berlalu lalang juga. Jadi makin cakep uy pemandangannya. Oh ya, di kejauhan juga terlihat Anak Gunung Krakatau yang terkenal itu loh. Tapi jauh sih posisinya. 

Selat Sunda
Pemandangan di Selat Sunda
Selat Sunda
Ada pulau-pulau kecil
Selat Sunda
Pagi di Selat Sunda

Buat para petualang, sesekali boleh deh dicoba sensasi menyeberangi Selat Sunda ini. Nggak nyesel deh.

Setelah hampir 3 jam di atas Selat Sunda, akhirnya kapal yang kami tumpangi bersandar di Dermaga 3 Pelabuhan Merak. Aku segera kembali naik ke atas Bus CSH dan bersiap melanjutkan perjalanan menuju Jakarta. Let’s Go!!! 

Selat Sunda
Siganteng yang unyu di Selat Sunda

Rabu, 13 Juli 2022

Bus CSH 88 Rute Bengkulu Menuju Jakarta

Bus CSH 88 Jakarta Bengkulu
Bus CSH 88 Bengkulu-Jakarta, sumber: FB CSH 88

A

llooooo.... apa kabar teman-teman? Semoga baik-baik aja ya, aamiin....

Liburan semester kali ini aku berencana berpetualangan ke Bumi Parahyangan alias Bandung.  Dari Bengkulu, tempatku bekerja saat ini ada dua bus yang menuju Bandung, yaitu PO SAN dan Putra Rafflesia. Namun sayangnya semua tiketnya sudah ludes dan baru tersedia kembali 5 hari kemudian. Busyet... keburu abis masa liburanku.

Akhirnya aku mencoba keberuntungan menghubungi bus CSH 88, dan alhamdulillah, masih tersedia kursi yang kosong. Namun bus ini hanya sampe ke Jakarta, di Terminal Pulogebang. Untuk ke Bandung, aku harus nyambung lagi.

Bus CSH 88 berangkat dari Kota Bengkulu jam 9 pagi dengan harga tiket Rp. 450.000 perorang. Setiap orangnya juga mendapat sepotong roti dan air mineral. Mantap! 

Bus CSH 88 Jakarta Bengkulu
dapat roti dan minuman

Bus ini dilengkapi AC dan setiap seat ada bantal kecilnya serta sandarannya juga bisa diturunkan. Namun tidak tersedia leg rest dan foot rest. Untuk nyarger HP, bisa di bagian depan, minta tolong ama keneknya. Tapi pas aku minta tolong buat nyarger katanya lagi panas, jadi nggak bisa. L

Dari Bengkulu menuju Jakarta bus ini melalui lintas Tengah kemudian ke Lintas Timur dengan rute Bengkulu-Kepahiyang-Curup-Lubuk Linggau-Lahat-Muara Enim-Prabumulih-Indralaya-Masuk Tol hingga Bakauheni-Merak-Serang-Jakarta-Terminal Kalideres dan berakhir di Terminal Pulogebang.

Perjalanannya cukup nyaman, namun kuakui bus ini lumayan lambat karena perjalanan Bengkulu-Jakarta ditempuh hampir 29 jam yang biasanya cuma 24 jam. Meski pun itu karena 1 jamnya dipakai untuk mengganti ban yang pecah di Bakauheni. Selain itu, bus ini juga sangat sering menaikturunkan penumpang bahkan ketika bus sudah terisi penuh. Auto bangku tempel cuy.

Di sepanjang perjalanan, pemandangannya juga cukup mantap. Dari pemandangan perbukitan hijau, kemudian perkebunan, hingga berbagai kota yang belum pernah kukunjungi. Di Lahat, Sumatera Selatan aku juga bisa melihat Gunung jempol, sebuah gunung unik dengan puncak seperti jempol.  Dan yang paling kerennya adalah pemandangan Selat Sunda, selat yang menghubungkan Pulau Sumatra dengan Pulau Jawa yang akan kuceritakan dicerita selanjutnya. Bersambung..... 

Bus CSH 88 Jakarta Bengkulu
Gunung Jempol di Lahat
Bus CSH 88 Jakarta Bengkulu
Menara Singer di kejauhan di Bakauheni, Lampung