Kamis, 22 April 2021

Pengalaman Berkirim Kartu Pos

Kartu Pos dan Prangko
Kartu pos ku siap untuk dikirim

Hai sahabat backpacker...

 Baru-baru ada kegiatan seru yang dilakukan oleh anak-anak blogger, yaitu kegiatan bertukar kartu pos. Kegiatan seru ini diikuti beberapa blogger kece dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan ada yang dari Jerman juga 😍. Keren uy!!!

Jujur aja, sebelumnya aku belum pernah bertukar kartu pos. Bahkan ngeliat kartu pos dan prangko itu seperti apa bentuknya secara langsung juga kagak pernah. Paling banter aku ke kantor pos yaitu dulu saat kuliah, saat aku ngambil foto arsitektur bangunan Kantor Pos Medan yang merupakan salah satu bangunan heritage di Kota Medan.

Karena itu aku cukup antusias ama kegiatan berkirim kartu pos ini. Soalnya kapan lagi di zaman serba canggih ini ada yang saling berkirim kartu pos seperti di zaman baheula.

Tapi sayangnya kegiatan berkirim kartu pos ini nggak semudah yang kubayangin sih. Soalnya di Kantor Pos Ketahun, Bengkulu Utara, tempat tinggalku sekarang ternyata nggak menjual kartu pos. Kartu pos ini baru kutemukan di Ibu Kota Provinsi Bengkulu yang berjarak hampir 3 jam perjalanan dari tempat tinggalku. Jauh cuy! 😫

Dan untuk ke ibukota tersebut, kalo pagi cuma ada mobil travel dengan biaya Rp. 70.000 perorang. Karena itu saat aku ke sana, aku juga sekalian nyusun daftar apa aja yang mau ku cari di ibukota tersebut.

Beruntungnya di Kantor Pos Besar Bengkulu aku bisa nemuin kartu pos dan perangkonya. Btw, kata petugasnya itu adalah kartu pos terakhir yang mereka miliki. Busyet dah... aku sampe garuk-garuk kepala jadinya. Tapi ya paling nggak aku berhasil dapatin kartu posnya.

Kendala kedua yang kutemui adalah aku bingung mau nulis apaan di kartu pos tersebut. Serius cuy! Sampe 2-3 hari aku mikir mau nulis apaan di kartu sekecil itu. Mau nulis info wisata di gambar kartu posnya, malah beberapa tempat di gambar tersebut belum pernah aku datangin. #plak

Setelah semua kartu pos terisi, aku pun kembali ke Kantor Pos Ketahun untuk mengirimkan kartu-kartu pos tersebut. Sambil menstampel prangkonya, Pak Pos juga bertanya tentang acara yang kuikuti tersebut dan katanya udah lama banget nggak ada orang yang ngirim kartu pos pake prangko. 

Kartu Pos dan Prangko
Kantor Pos Ketahun, Bengkulu Utara

Kendala terakhir yang kutemui adalah, saat yang lain udah pada nerima kartu pos, tapi kartu pos buatku belum ada juga yang kuterima. Sehari, dua hari, seminggu, dua minggu berlalu tapi tak pernah Pak Pos datang ke kontarakan buat nganterkan kartu pos. Nyesek uy!😭

Akhirnya aku nekat aja datang lagi ke kantor pos tersebut dan pura-pura nanya ada jual kartu pos nggak? Sambil ngode-ngode ada kartu pos buatku nggak. 😆

Dan ternyata emang ada, sampe 11 lembar cuy. Kata Pak Posnya kemarin banyak yang masuk kartu pos ke kantor tersebut dan semua memang ditujukan buatku. Akhirnya dengan hati yang riang gembira aku pun kembali ke kontrakan buat ngebacain kartu pos kiriman teman-teman blogger. Yuhuuui... 

Kartu Pos dan Prangko
Kartu Pos kiriman teman-teman blogger 😍

Rabu, 17 Maret 2021

Air Terjun Lae Pendaroh, Air Terjun Unik di Kabupaten Dairi

Air Terjun Lae Pendaroh
Air Terjun Lae Pendaroh

Brmmm.... brmmm.... aku kembali memacu sepeda motorku setelah sebelumnya sempat singgah sebentar di Menara Pandang Tele. Tak lama kemudian, aku tiba di Jalan Raya Sidikalang-Dolok Sanggul. Dari sana aku lantas mengarahkan motor ke Kota Sidikalang, ibukota Kabupaten Dairi.

Baca juga: Menara Pandang Tele, Melihat Danau Toba dari Ketinggian

Karena jalanannya cukup lenggang, aku jadi bisa memacu motor dengan cukup cepat. Dan sekitar 30 menit lebih kemudian aku kembali berhenti di salah satu destinasi wisata di Kabupaten Dairi, yaitu Air Terjun Lae Pendaroh.

Alamat Air Terjun Lae Pendaroh

Air Terjun Lae Pendaroh terletak di Jalan Sidikalang, Desa Sitinjo I, Kecamatan Sitinjo, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Asyiknya, air terjun ini terletak tepat di pinggir jalan raya yang menghubungkan Sidikalang dengan Dolok Sanggul. Jadi nggak perlu trekking-trekking lagi ke dalam hutan. Anti capek-capek lah. 

Air Terjun Lae Pendaroh
Jalan Raya Sidikalang-Dolok Sanggul

Tiket Masuk ke Air Terjun Lae Pendaroh

Harga tiket masuk ke Air Terjun Lae Pendaroh gratis, GRATIS cuy. Dan biaya parkir kendaraannya juga gratis. Jadi semuanya gratis cuy. Mantap!!!

Pemandangan Air Terjun Lae Pendaroh

Setelah memarkirkan motor, aku pun segera menikmati keindahan air terjun yang ada di pinggir jalan raya ini. Ada satu gapura dan spot foto yang tersedia serta tangga semen yang mengarah ke kolam air terjunnya.

Air Terjun Lae Pendaroh ini tingginya nggak seberapa sih, paling sekitar 3 hingga 5 meter aja dengan debit air yang cukup besar. Di bawahnya terdapat kolam air terjun yang dikelilingi bebatuan yang cukup besar. Kolam air terjunnya juga mengarah langsung ke Sungai Lau Renun, salah satu lokasi arum jeram di Kabupaten Dairi. 

Air Terjun Lae Pendaroh
Gapura air terjunnya
Air Terjun Lae Pendaroh
Kolam air terjunnya
Air Terjun Lae Pendaroh
Debitnya besar juga
Air Terjun Lae Pendaroh
Di atasnya masih hutan hijau

Keunikan Air Terjun Lae Pendaroh

Meski sekilas air terjun ini terlihat seperti air terjun biasa doang, tapi ada satu keunikan yang dimilikinya yaitu airnya bisa berubah warna, terutama saat hujan turun. Seremnya, warna airnya berubah menjadi warna merah darah. Perubahan warna inilah yang menjadi asal muasal nama air terjun ini yaitu Air Terjun Lae Pendaroh alias Air Terjun Berdarah. Serem.... 

Air Terjun Lae Pendaroh
Backpacker ganteng dan unyu di Air Terjun Lae Pendaroh

Senin, 15 Maret 2021

Menara Pandang Tele, Melihat Danau Toba dari Ketinggian

Menara Pandang Tele
Danau Toba dari Menara Pandang Tele

Brmmm... brmmm... aku kembali memacu sepeda motorku. Setelah sebelumnya aku berhenti sejenak di Jembatan Tano Ponggol, sebuah jembatan bersejarah di Pulau Samosir. Sekarang aku memutuskan untuk keluar dari Pulau Samosir dan mengarah kembali Kota Medan. Untuk perjalanan pulang ini, aku mau mencoba perjalanan via darat melalui Jalan Tele-Pangururan.

Baca juga: Jembatan Tano Ponggol, Jembatan Penghubung Samosir dengan Sumatera

Jalan Tele-Pangururan

Jalan Tele-Pangururan  adalah sebuah jalan yang menghubungkan antara Pulau Samosir dengan daratan utama Pulau Sumatera. Jalannya indah banget, karena di satu sisi terlihat perbukitan hijau dan Gunung Pusuk Buhit, sebuah gunung sakral bagi Suku Batak. Konon katanya, gunung ini menjadi asal-usul Suku Batak. Bahkan di sepanjang jalur menuju puncak gunungnya ada banyak tempat-tempat yang berhubungan langsung dengan sejarah Suku Batak.

Sedangkan di sisi satunya menganga jurang yang cukup lebar, di sisi jurangnya juga sesekali terlihat indahnya pemandangan Danau Toba. Cakep uy! Selain itu, di sepanjang jalan Tele-Pangururan ini juga sesekali terlihat bebatuan yang katanya sisa dari letusan Gunung Toba jutaan tahun silam. Sebuah letusan dahsyat yang katanya hingga mengubah iklim bumi pada saat itu.

Oh ya, Jalan Tele-Pangururan ini juga punya kontur yang mendaki dan berkelok-kelok. Selain itu, anginnya juga cukup kencang. Jadi menurutku untuk melalui jalan ini, apalagi kalo pake sepeda motor harus ekstra hati-hati. Soalnya kalo meleng dikit, bisa ucapin selamat tinggal pada dunia.

Menara Pandang Tele

Sekitar 30 menit kemudian aku pun tiba di Menara Pandang Tele. Menara Pandang Tele adalah adalah sebuah menara pandang yang di terletak di pinggir Jalan Tele-Pangururan. Menara ini menawarkan pemandangan indah Danau Toba dan perbukitan di sekelilingnya dari ketinggian. 

Menara Pandang Tele
Menara Pandang Tele

Alamat Menara Pandang Tele

Menara Pandang Tele beralamat di Jalan Tele-Pangururan, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Menara ini berjarak sekitar 30 menit dari Kota Pangururan, ibukota Kabupaten Samosir.

Tiket Masuk ke Menara Pandang Tele

Harga tiket masuk ke Menara Pandang Tele cuma Rp. 5000 doang peorang dan ditambah biaya parkir motor Rp. 2000. Jadi aku hanya membayar Rp. 7000 aja untuk menikmati pesona dari menara ini.

Pemandangan dari Menara Pandang Tele

Setelah membayar tiket masuk, aku pun segera menjelajahi bagian-bagian dari menara pandang ini. Menara yang diresmikan pada 22 April 1988 ini terdiri atas empat lantai dengan setiap lantainya terdapat balkon berpagar. Sedangkan lantai teratasnya berupa ruangan berdinding kaca 360° sehingga bisa melihat pemandangan dengan lebih luas. Di dalam ruangannya juga ada kursi-kursi untuk pengunjung yang ingin duduk santai menikmati pemandangan. Sayangnya, kacanya cukup kotor dan berdebu, jadi aku memilih menikmati pemandangannya dari balkonnya aja. 

Menara Pandang Tele
Prasasti peresmian Menara Pandang Tele
Menara Pandang Tele
Lantai 4 Menara Pandang Tele

Pemandangan yang terlihat dari atas menara ini cakep banget cuy. Soalnya bisa melihat Danau Toba dari ketinggian. Airnya yang kebiruan terlihat indah banget. apalagi di sekelilingnya terdapat bukit-bukit hijau cantik. Di sela-sela bukit itu juga nampak aliran air terjun, makin cantik pemandangannya.

Selain pemadangan Danau Toba dari ketinggian, di sekitar menara juga ada taman bunga mininya, cakep juga buat foto-foto. Lalu ada juga beberapa warung yang nyediain makanan ringan dan minuman. Jadi bisa sebagai tempat istirahat juga. 

Menara Pandang Tele
Danau Toba dan perbukitan hijau
Menara Pandang Tele
Pemandangan perbukitan dari atas menara
Menara Pandang Tele
Air Terjun di sela-sela perbukitan

Untuk kekurangannya, menara ini nggak punya teropong pandang sih, nggak seperti menara-menara pandang lainnya. Lalu nggak ada toiletnya juga sehingga kalo ingin ke kamar mandi harus memakai kamar mandi di warung-warung tersebut. Selain itu, kebersihan menaranya juga cukup kurang. Semoga nanti bisa lebih diperbaiki lagi. Aamiin...

Setelah puas menikmati indahnya Danau Toba dari ketinggian, aku pun kembali melanjutkan perjalanan menuju Medan via jalur darat ini. Oh ya, setelah ini aku juga bakal singgah di satu air terjun yang ada tepat di pinggir jalan raya. Stay tune...

To be continued....

Menara Pandang Tele
Papan informasi Kaldera Toba
Menara Pandang Tele
Ada taman mininya juga
Menara Pandang Tele
Backpacker ganteng dan unyu di Menara Pandang Tele

Senin, 08 Maret 2021

Jembatan Tano Ponggol, Jembatan Penghubung Samosir dengan Sumatera

Jembatan Tano Ponggol
Jembatan Tano Ponggol

Hai sahabat backpacker, gimana kabarnya? Semoga sehat selalu ya. Aamiin.... dah lama juga nih kagak update, soalnya beberapa waktu belakangan ini agak sedikit sibuk buat beradaptasi ama lingkungan yang baru dan sibuk juga buat persiapan ujian anak kelas 3 nya. Selain itu, hp yang biasa kujadiin sebagai hotspot juga dinyatakan tewas, setelah berjuang bersama selama 4 tahunan. Jadi gitu deh, baru sekarang bisa update lagi.

Back to story!

Setelah sebelumnya aku menikmati indahnya satu danau unik di Pulau Samosir yang bernama Danau Sidihoni alias si Danau di Atas Danau, -nama aliasnya keren uy- aku kembali melanjutkan petualanganku di Bumi Samosir. Tujuanku kali ini adalah Jembatan Tano Ponggol, sebuah jembatan yang menjadi satu-satunya jembatan penghubung Pulau Samosir dengan daratan Pulau Sumatera.

Baca juga: Danau Sidihoni, Danau di Atas Danau di Pulau Samosir

Jadi dengan adanya jembatan ini, kita bisa ngunjungi Pulau Samosir via darat selain pake kapal ferry dari pelabuhan Parapat, Tigaras, Muara maupun Balige.

Alamat Jembatan Tano Ponggol

Jembatan ini beralamat di jalan utama Pulau Samosir, Pangururan, Kabupaten Samosir. Jadi dari Danau Sidihoni, aku kembali lagi ke arah Kota Pangururan, ibukota Kabupaten Samosir. Dari sana aku kemudian berbelok ke kiri, ke arah Jalan Lintas Tele. Jembatannya terletak tak jauh dari Kota Pangururan.

Sejarah Tano Ponggol

Berdasarkan sejarahnya, ternyata pada zaman dahulu kala, Pulau Samosir dengan Pulau Sumatera nggak terpisah sepenuhnya. Kedua pulau ini menyatu di wilayah yang bernama Tanah Genting dengan panjang sekitar 1,5 kilometer. Jadi dulunya masyarakat sekitar harus menyeret perahunya untuk mencapai sisi danau yang satu lagi.

Nah, pada tahun 1905 Belanda kemudian membangun terusan alias kanal sungai di Tanah Genting ini agar perahu mereka bisa lewat tanpa harus menyeret perahu. Di atas kanalnya juga dibangun satu jembatan kayu sebagai penghubung Pulau Sumatera dan Pulau Samosir yang dilengkapi juga dengan pos pengamanan sehingga memutus jalur pejuang di dalam pulau Samosir dengan pejuang yang ada di luar.

Btw, saat itu Belanda emang lagi berperang ama Sisingamangaraja XII 

Jembatan Tano Ponggol
Kanal Tano Ponggol
Jembatan Tano Ponggol
Banyak coretan cuy

Rencana Masa Depan Tano Ponggol

Saat ini Jembatan Tano Ponggol udah menjadi satu jembatan beton berwarna kuning. Di kanan kirinya terlihat terusan yang menghubungkan kedua sisi danau.

Sekarang ini juga ada pembangunan kanal dan jembatan Tano Ponggol. Rencananya kanalnya akan diperlebar sehingga bisa dilalui dengan kapal. Jembatannya pun akan dibangun dengan lebih baru dan lebih megah. Saat saya berkunjung kemarin, di sisi kanal udah ada beberapa alat berat yang mulai bekerja. Semoga rencana pembangunannya bisa segera selesai agar menjadi wisata baru yang menarik di Pulau Samosir. Aamiin... 

Jembatan Tano Ponggol
Ada bukit di depan jembatannya
Jembatan Tano Ponggol
Ada si ganteng yang unyu di Jembatan Tano Ponggol

Rabu, 10 Februari 2021

Danau Sidihoni, Danau di Atas Danau di Pulau Samosir

Danau Sidihoni SamosirDanau Sidihoni

Hai sahabat backpacker, gimana nih kabarnya? Semoga sehat selalu ya, aamiin....

Nggak kerasa udah lama juga nih aku nggak update. Soalnya beberapa waktu belakangan ini aku emang lumayan sibuk. Maklum lah, lagi proses adaptasi di tempat yang baru. Selain itu juga banyak tugas hingga berkas-berkas dokumen yang harus diurus. Apalagi berkasnya harus diurus di kantor dinas pemerintahan. Karena KTP ku yang berbeda provinsi membuat prosesnya menjadi lebih rumit lagi. :(

Tapi yah mari lupakan itu sejenak, kali ini aku mau ngelanjutin kisah petualanganku saat di Pulau Samosir beberapa waktu yang lalu. Setelah sebelumnya aku mengunjungi Museum Huta Bolon Simanindo, aku kemudian melanjutkan perjalanan ke Danau Sidihoni, sebuah danau yang ada di atas danau. 

Danau Sidihoni Samosir
Danau di Atas Danau

Baca juga: Museum Huta Bolon Simanindo

Alamat Danau Sidihoni

Danau Sidihoni beralamat di Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir. Tapi cara terdekat ke danau ini adalah dari Pangururan, ibukota Kabupaten Samosir.

Jadi dari Pangururan ambil jalan ke kiri, ke arah Ronggur Nihuta. Jalannya cukup menanjak dan ada kerusakan di beberapa bagian, tapi masih asyik buat dilalui kendaraan bermotor. Apalagi di sisi jalannya juga bisa terlihat pemandangan Danau Toba dan bukit-bukit hijau di sekelilingnya. Dari Pangururan, danau ini cuma berjarak sekitar 25 menit perjalanan doang.

Tiket Masuk ke Danau Sidihoni

Untuk masuk ke Danau Sidihoni ini gratis loh cuy. Gratis. Bahkan parkir motornya juga gratis cuy. Mantap abis!!!

Pesona Alam Danau Sidohoni

Danau Sidihoni adalah satu danau yang cukup unik di Pulau Samosir, soalnya danau ini juga disebut dengan nama Danau di Atas Danau karena secara geografis, posisi danau ini berada di dalam Pulau Samosir yang berada di tengah-tengah Danau Toba.

Danau ini juga punya pemandangan yang cukup cantik. Danaunya punya luas hingga 5 hektar dengan bentuk danau seperti mangkok. Maksudnya danaunya cekung dan sekitarnya terdapat banyak bukit-bukit dan lapangan berumput hijau yang mengelilingi danau ini. Pemandangannya bikin mata jadi segar cuy. 

Danau Sidihoni Samosir
Danaunya cakep juga
Danau Sidihoni Samosir
Bukit hijau di sekitar danau

Air danaunya juga masih bersih dan jernih, bahkan airnya dimanfaatin ama penduduk sekitar untuk kegiatan sehari-hari seperti mandi dan mencuci. Bahkan saat aku berkunjung ke danau ini, di satu sudut masih ada sekelompok anak gadis yang lagi mencuci pakaian. Cihuyy....

Selain itu, di sekitar danau ini juga banyaak kerbau-kerbau yang sedang merumput. Keberadaan kerbau-kerbau ini juga menambah asri pemandangan dari Danau Sidihoni. Mantap!!! 

Danau Sidihoni Samosir
Sekitarnya masih asri
Danau Sidihoni Samosir
Ada banyak kerbau

Puas menikmati keindahan dan keunikan Danau Sidihoni yang dijuluki sebagai danau di atas danau ini, aku pun segera beranjak untuk menuju tempat selanjutnya yaitu Jembatan Tana Ponggol, sebuah jembatan yang menghubungkan Pulau Samosir dengan daratan Pulau Sumatera. 

Danau Sidihoni Samosir
Siganteng yang unyu di Danau Sidihoni

To be continued...