Kamis, 23 April 2020

Mencari Sampuran Harimau, Air Terjun Yang Terlupakan

Note: Perjalanan ini dilakukan sebelum covid-19 mewabah, stay at home kawan-kawan


Brrmmmm... Brrrmmm.... 
Air Terjun Sampuran Harimau


Aku, adikku dan teman-teman adikku terus memacu sepeda motor kami melewati jalanan Sigura-Gura di Lembah Asahan yang berkelok-kelok sambil menikmati indahnya alam Lembah Asahan ini. Tak jauh dari pusat lembah, kami pun membelokkan kendaraan ke arah Air Terjun Ponot.

Air Terjun Ponot adalah salah satu air terjun yang ada di Lembah Asahan. Air terjun ini cukup terkenal di kalangan wisatawan lokal dan sering dikunjungi masyarakat sekitar saat hari libur. Air terjunnya emang indah dengan tinggi yang mencapai 100 meter dan terdiri dari tiga tingkatan air terjun.
Air Terjun Ponot
Namun tujuan kami kami hari ini bukanlah Air Terjun Ponot, melainkan Air Terjun Sampuran Harimau yang lokasinya nggak jauh Air Terjun Ponot. Setelah memarkirkan motor di parkiran Ponot, kami lantas berjalan kaki menuju Air Terjun Sampuran Harimau.

Setelah berjalan beberapa menit, kami sudah bisa melihat tebing batu dan puncak Air Terjun Siharimau. Tapi kami tak menemukan satu pun akses jalan menuju air terjun tersebut. Kami coba menerobos semak belukar yang berduri dan merangkak melalui bebatuan cadas, tapi malah ketemu air terjun lain yang debitnya sedikit sekali hanya saja lebih tinggi.

Cukup bikin frustasi sih, karena puncak air terjunnya sudah terlihat tapi nggak nemu juga akses jalannya. Sampe akhirnya kami bertemu seorang ibu-ibu yang sedang memanen ubi.

Mau kemana Nak?” Tanya si ibuk.

Ke Sampuran Harimau Buk, yang mana jalannya ya buk?” Tanyaku penuh harap.

Itu jalannya,” Tunjuk si ibu kira-kira 10 meter dari tempat kami berhenti.

Asem lah, ternyata udah deket banget, tapi karena semak, jadi kagak kelihatan jalannya.

Jalannya emang semak banget, beberapa kali kami juga harus melewati batang pohon yang tumbang, hingga akhirnya kami menemukan sebuah gazebo dengan ornamen khas Batak. Tak jauh dari gazebo tersebut, Air Terjun Sampuran Harimau akhirnya terlihat juga.
Akses jalannya semak belukar

Ada gazebo dengan ornamen Batak
Wuuahh... Nyampe juga ke tempat ini. Susah banget nyarinya.

Lokasi Air Terjun Sampuran Harimau

Air Terjun Sampuran Harimau ini masih dalam satu kawasan dengan Air Tejun Ponot yang terkenal itu. Air terjun ini tepatnya berada di Desa Tangga, Kecamatan Aek Songsongan, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Kalo dari pusat Kota Kisaran, ibukota Asahan, kira-kira 3 jam perjalanan naik kendaraan menuju tempat ini.

Lanskap Air Terjun Sampuran Harimau

Air Terjun Sampuran Harimau saat ini sebenarnya air terjun kecil dan tingginya hanya sekitar 28 meter serta debit airnya kecil banget. Padahal dulunya air terjun ini sangat besar dan terkenal karena merupakan aliran langsung dari Sungai Asahan. Bahkan dulu, saking besarnya debit air terjun ini hingga menghasilkan suara yang bergemuruh seperti auman harimau. Oleh karena itu, air terjun ini dinamakan Air Terjun Sampuran Harimau. Luar biasa banget cuy.

Namun sejak tahun 1980-an, di atas air terjun ini dibangun sebuah bendungan dan airnya dialirkan sebagai pembangkit listrik. Sehingga air terjun ini tak lagi memiliki debit air yang besar. Aumannya pun padam dan secara perlahan air terjun ini pun mulai terlupakan dan jarang dikunjungi orang-orang.
Air Terjun Sampuran Harimau saat ini
Padahal air terjun ini masih cukup cantik sih, meski debit airnya kecil, namun di bawahnya terbentuk kolam alami yang cukup besar dan berair tenang, katanya sih dalam juga nih kolamnya. Dan walau terlihat airnya kekuningan, tapi airnya segar, bersih dan ada banyak ikan air tawarnya. Lalu di sekeliling kolam juga bersebaran batu-batu cadas berbagai ukuran yang memenuhi sekeliling kolam.
Kolam alami air terjunnya

Batu-batu bersebaran di sekitar air terjun

Adikku dan teman-temannya
Tebing Sampuran Harimau

Satu hal lagi yang menarik di air terjun ini adalah adanya tebing-tebing batu yang menjulang tinggi. Bahkan ada yang tingginya mencapai 215 meter. Tebing Sampuran Harimau ini cukup terkenal di kalangan pecinta olahraga rock climbing karena tebingnya yang cukup garang dan ekstrim, bahkan sudut kemiringannya mencapai 90°. Mantap!

Tebing Sampuran Harimau ini pun menjadi tempat latihan komunitas Panjat Tebing Asahan dan sering juga dipanjat para pemanjat profesional yang berhasrat menaklukkan puncaknya.  Bahkan Patrick Berhault, pemanjat asal Perancis pernah berbagi ilmu panjat tebing dengan pemanjat-pemanjat Indonesia atas undangan Menpora di tebing ini.
Tebing Sampuran Harimau
Berhubung hari sudah lumayan siang, kami pun segera membuka bekal yang kami bawa dari rumah dan segera menyantap nasi bungkus dengan lauk sambal telur di samping kolam air terjun. Meski menunya sederhana, tapi makan dengan suasana alam yang cantik ini membuat rasanya menjadi luar biasa.

Selesai makan dan membereskan sisanya agar tak meninggalkan sampah, kami pun segera bergegas keluar, karena masih ada tempat lain yang ingin dikunjungi.

Let's go...

Note: perjalanan ini dilakukan sebelum covid-19 mewabah, stay at home sahabat. 
Menikmati keindahan Air Terjun Sampuran Harimau


Sang backpacker dan Air Terjun Sampuran Harimau


23 komentar:

  1. Waw aksesnya mantul banget setelah 3 jam perjalanan dan lewati semak belukar akhirnya sampe, sayang yah sekarang dilupakan karena debit airnya jadi kecil..
    duh kangen jalan2 liat yang beginian

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, tapi 3 jamnya naik kendaraan kok.

      Sama Mbak, saya juga kangen jalan-jalan.

      Hapus
  2. Tertutup semak, jadi tak kelihatan
    Asem tenan
    Wah indah sekali ya
    Sayang sekali jika tak dioleh dengan serius

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas, susah banget nyari jalannya.

      Yang ini emang udah terlupakan Mas, apalagi di sebelahnya juga ada air terjun yang lebih besar.

      Hapus
  3. Wih indah

    Ingin ke air terjun harimau
    Amin Corona masih belum lampau

    :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin... Semoga nanti bisa ke sini ya Mbak. 😊

      Hapus
  4. Indah bgt yaaa. Air terjunnya tinggi pula, duh jd mupeng main kan. Tp masih ada cororo huhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sabar Mbak, setelah corona usai kan bisa traveling lagi.

      Hapus
  5. Sepertinya ini pas musim penghujan ya ke lokasinya. Agak keruh bagian ari di bawah. Kalau jarang hujan, pasti jauh kebih bening heheheheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas, kalo lagi musim kemarau, pasti lebih jernih lagi airnya, tapi debit air terjunnya lebih kecil lagi. 🀣

      Hapus
  6. Selalu suka aku lihat tamoilan air terjun berundak seperti tamoilan air terjun Ponot ini ..., unik dilihatnya 😍

    Air terjun Sampuran Harimau sebenarnya potensial dikembangkan jadi wisata unggulan, sayangnya fasilitasnya masih minim.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Air Terjun Ponot ini emang cakep Mas, selalu rame dikunjungi wisatawan juga loh.

      Air Terjun Sampuran Harimau ini udah terlupakan Mas, apalagi orang-orang lebih milih ngunjungin Air Terjun Ponot ketimbang ini.

      Hapus
  7. Wah berarti deketan ya kak,
    Air Terjun Sampuran Harimau dengan Air Terjun Ponot. Mantep tu, sekali jalan dapet dua air terjun. Adem pulakan. Eh sungainya itu bisa dipancing nggak ya kak? Mantep tu bawa pancing, mancing ikan hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, deket banget malahan, jadi bisa ngunjungi dua air terjun sekaligus.

      Bisa mancing kok, malah banyak yang mancing di sini, katanya ikannya gede-gede.

      Hapus
  8. Wah.. Seru banget makan di dekat air terjun. Itu tebing, tingginya bikin serem, tapi bagus banget.

    Karena lagi ada covid kayaknya mas candra galau nggak bisa liburan.
    Apakah saya betul.
    He..he.. Soalnya kalau saya bayangin, biasanya bisa maen kemana-mana dan tiba-tiba kudu di rumah aja, pasti galon banget.
    Maapken kesotoyan saya😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Galau banget nih Mbak, biasanya tiap minggu pasti kemana-mana. Minimal taman atau liat keramaian gitu, sekarang nggak bisa kemana-mana.

      Sebenarnya bisa aja sih pigi, tapi kan khawatir kalo orang-orang di rumah ketularan juga. πŸ˜•

      Gabut banget deh jadinya.

      Hapus
  9. Hi mas Ricky, thanks sudah berkunjung ke blog saya. Maaf baru berkunjung balik ya :D by the way, saya nggak ingat kapan terakhir kali melihat air terjun, soalnya saya selalu kawatir pingsan di tengah jalan akibat jalur untuk melihatnya naik turun dan melelahkan :)) hehehe. Alhasil, saya lebih sering menikmati cerita soal air terjun dari blog teman-teman ~

    Sangat disayangkan kalau air terjun ini jadi terlupakan ya mas, padahal kalau dikelola dengan baik, mungkin akan menarik minat masyarakat sekitar untuk datang :) tapi mungkin nggak banyak yang datang pun ada baiknya, biar nggak jadi merusak ekosistem yang ada :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh saya salah panggil, maksud saya mas Rudi :") maaf mas ~

      Hapus
    2. Ahahaha... Nggak apa-apa Mbak, terima kasih juga udah berkunjung. 😊

      Sebenarnya ada banyak loh Mbak air terjun yang nggak perlu trekking karena lokasinya pas banget di pinggir jalan, kayak Air Terjun Lembah Anai di Sumbar.

      Iya Mbak, memang disayangkan sih, tapi nggak apa-apa deh, biar keasriannya terjaga dari tangan-tangan jahil.

      Hapus
  10. kirain karena di sana masih banyak harimau, ternyata karena suara gemuruhnya yang mirip suara auman harimau ya? ahaha.. sumut ni banyak air terjun yg tinggi2 begini yaa.. sayang sekarang debitnya udah kecil ya..

    -Traveler Paruh Waktu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahaha... Kalo di hutan sekitarnya ini, juga masih ditemuin satwa harimau kok Mas, karena nggak jauh dari sini ada suaka margasatwa.

      Kalo di Sumatera Utara emang banyak sih Mas, malah yang tertinggi di Indonesia pun ada di sini.

      Hapus
  11. Woh, tinggi banget tebingnya. Kawan saya yang suka manjat pasti jingkrak-jingkrak nih kalau ke sini. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Buat pencinta olahraga panjat tebing, wajib ke sini deh Mas, tebingnya tinggi dan curam. Pasti nantang adrenalin nih.

      Hapus

Terima kasih telah berkunjung, silahkan berkomentar dengan sopan :)