Senin, 06 April 2020

Masih Bareng Dina di Air Terjun Tanjung Raja dan Jembatan Lau Luhung

“Ayok Din!” Ajakku pada Dina yang menunggu di luar goa setelah aku selesai menjelajahi bagian dalam Goa Emas dan Goa Perak yang ada di kawasan Danau Linting. Rencananya aku dan Dina bakal melanjutkan perjalanan ke air terjun yang ada di sekitar Danau Linting ini. Di sekitar Danau Linting memang ada banyak air terjun yang cakep-cakep. Udah gitu biar sekalian menghibur hati Dina yang baru aja putus cinta.

Pegangan ya Din.”

Brmmm.... Brmmm...

Ku pacu sepeda motorku membelah jalanan yang beraspal tipis dan berkelok-kelok. Di pinggir jalan terlihat rumah-rumah penduduk khas pedesaan dan perkebunan seperti kebun sawit, rambung dan coklat. Sesekali kami juga melewati jalanan yang cukup sunyi. Hingga sampailah kami di satu jembatan beton panjang dan punya pemandangan sekitar yang cukup cantik. Ku pinggirkan sepeda motorku karena Dina bilang dia ingin berfoto sebentar di jembatan tersebut.
Jembatan Lau Luhung
Jembatan Lau Luhung

Jembatan beton ini bernama Jembatan Lau Luhung dan menghubungkan antara Desa Tanjung Raja dengan Desa Durian Tinggung. Bahkan jembatan ini juga menghubungkan Kabupaten Deli Serdang dengan Kabupaten Simalungun. Jembatan ini dibangun pada tahun 2009 untuk menggantikan jembatan gantung yang ada di sebelahnya. Dengan panjang mencapai 160 meter dan ketinggian mencapai 150 meter di atas aliran sungai, jembatan ini punya pemandangan yang cukup indah.

Di bawah jembatan terlihat jurang yang dalam dan aliran sungai kecil. Di sekelilingnya juga ada hutan hijau dengan pepohonan yang cukup rapat. Sedangkan di kejauhan terlihat puncak pegunungan. Tepat di sebelah jembatan juga terlihat sisa jembatan gantung. Jembatan gantung ini dibangun tahun 1979 dan dulunya adalah satu-satunya akses jalan yang bisa digunakan penduduk sebelum jembatan beton ini dibangun. Sekarang kondisi jembatan gantungnya cukup mengerikan karena banyak bilah papannya yang sudah hilang.
Jembatan gantung dan hutan hijau di sekitarnya

Ada sungai kecil di bawah

Please, jangan lompat ya Din
Setelah Dina selesai berfoto-foto di jembatan ini, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju air terjun. Tak lama kemudian kami pun tiba di Air Terjun Tanjung Raja.

Air Terjun Tanjung Raja

Lokasi Air Terjun Tanjung Raja

Air Terjun Tanjung Raja terletak di Desa Tanjung Raja, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hulu, Kabupaten Deli Serdang. Lokasinya tepat di pinggir Jembatan Lau Lutih sehingga masyarakat sekitar juga menyebut air terjun ini dengan nama Air Terjun Lau Lutih.

Posisinya yang ada di pinggir jalan membuat pengunjung nggak harus trakking lagi ke dalam hutan kayak air terjunlainnya. Tapi cukup turun aja ke bawah jembatan dan dah sampe di air terjunnya.
Jembatan Lau Lutih
Lanskap Air Terjun Tanjung Raja

Air Terjun Tanjung Raja ini punya pemandangan yang masih sangat alami dengan hutan hijau sebagai latarnya. Air terjunnya sendiri tak seberapa tinggi, paling cuma 3 sampe 4 meter doang. Tapi bentuknya melebar sehingga aliran airnya terlihat seperti tirai. Selain pepohonan hijau, di sekitar air terjun juga terdapat beberapa batu besar sebagai penghias alaminya.
Air Terjun Tanjung Raja

Ari terjunnya cakep
Airnya pun bersih, dingin dan menyegarkan dan alirannya tak begitu deras. Sedangkan di bawahnya tidak ada kolam air terjun, melainkan bebatuan datar. Ini membuat banyak pengunjung yang nggak sabar menceburkan dirinya dan menikmati segarnya aliran Air Terjun Tanjung Raja.
Air terjunnya seperti tirai

Bagian atas air terjun
Dina yang menikmati indahnya air terjun
Di pinggir aliran air terjunnya, ada bentukan alami berbentuk tangga, dengan menapakinya, aku dan Dina bisa mencapai puncak air terjun. Di puncak sini aliran airnya lebih tenang namun bebatuannya jauh lebih licin. Jadi mau nggak mau aku harus memegang tangan Dina biar dia nggak kepleset. Inget ya, ini bukan modus, cuma khawatir aja dia kepleset.

Elleh... Modus. 🤣

Kagak modus loh! Tapi tangannya lembut juga sih. 🤣🤣🤣

Tuh kan, Modus. 😂😂😂😂

Setelah puas menikmati indahnya alam Air Terjun Tanjung Raja, kami kemudian membuka nasi bungkus yang kami beli saat di jalan tadi dan menikmatinya di pinggir air terjun. Mantap uy rasanya makan di pinggir air terjun dengan latar hutan yang masih alami dan ditemani seorang cewek.

Modus.
Sang backpacker di air terjun

20 komentar:

  1. Yaa air terjun Tanjung Raja memang menarik mas, Tetapi saya lebih tertarik dengan tebingan atau jurang yang ada di jembatan gantung, Meski berkesan angker tetapi punya daya tarik untuk berphoto exstrim...😂😂


    Jadi teringat sama jurang yang ada disitinjau Lauik padang sumatra barat.😊😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya juga sih Mas, kayaknya buggee jumping juga seru di situ Mas.

      Wah... Saya belum pernah ke sana Mas, semoga nanti bisa liat langsung.

      Hapus
  2. sayangnya sekarang kudu stay drumah saja g bisa jalan2

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas, mau gimana lagi, terlalu berbahaya untuk keluar saat ini.

      Hapus
    2. nonton youtube pemandangan,hehe

      Hapus
    3. Wah... Sama lah Mas, saat ini nonton pemandangan dulu. 🤣

      Hapus
  3. Kebun rambung tuh tanaman apa mas?

    BalasHapus
  4. Duh rasanya serem kalo ngeliat ke bawah, pas jembatan gantungnya itu lho :"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Namanya juga jurang Kak, pasti serem lah.
      Kalo manis, itu saya. 😁

      Hapus
  5. Kalau aku kesitu berani gak ya, Mas. kalau foto di jembatan itu. ngeri keliatannya..hehe. tapi bagus kalau foto disitu..he

    sekarang harus kudu stay dirumah dulu ya, Mas. Semoga segera membaik biar bisa backpackeran lagi ya, Mas..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Namanya juga jurang Mas, pastinya serem lah. Tapi bagus buat foto sih emang. 😁

      Iya Mas, ini ceritanya sebelum corona melanda kok Mas.

      Hapus
  6. Aku td liat jembatan gantung nya, malah tertarik yg itu :D. Udh tertutup utk disebrangin ya mas? Lgs terpacu adrenalin liatnya :D. Ngebayangin nyebrang lwt jembatan itu, kiri kanan jurang :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masih bisa nyebrang kok Mbak, tapi jalan kaki dan harus hati-hati karena papannya banyak yang hilang.

      Oh ya, di sini juga bisa buggee jumping kayaknya.

      Hapus
  7. Lah, main aer doang kagak mandi?

    Gw kalo ke tempat yang jernih pasti mandi. Dulu ke lombok aja gw malah mandi di kali hiburannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Main air doang Mas, kagak ada kamar mandinya di situ, kagak bawa pakaian ganti juga.

      Hapus
  8. Awalnya saya konsentrasi membaca petualangan Mas Rudi menjelajahi alam, tapi lama-lama jadi penasaran: ini beneran bukan perjalanan modus? Hehehehe...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahahaa.... Bukan modus kok, beneran deh Mbak. 🤣

      Hapus
  9. hutannya khas sumatera bgt, rapat, hutan hujan..

    jangan kebanyakan modus cuy wkwk..

    -Traveler Paruh Waktu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hutannya juga masih alami tuh Mas, apalagi kalo ngikutin aliran sungainya, makin rapat hutannya.

      Ahahahaha... Kagak modus kok Mas, beneran deh. 😁

      Hapus

Terima kasih telah berkunjung, silahkan berkomentar dengan sopan :)