Tap... Tap... Tap...
Aku melangkah cepat menghindari sengatan matahari yang cukup terik siang ini melewati Gapura Pangurakan menuju 0 Kilometer Jogja setelah sebelumnya mengunjungi
Museum Sonobudoyo. Sekarang tujuanku adalah Benteng Vredeburg yang letaknya nggak jauh dari 0 KM tersebut. Sebenarnya kemarin sore aku udah ngedatangi museum ini, tapi karena terlalu sore, museumnya udah mau tutup. Akhirnya hari ini deh baru aku ngunjunginnya lagi.
|
Museum Benteng Vredeburg |
Lokasi Benteng Vredeburg
Benteng Vredeburg ini beralamat di Jalan Margo Mulyo, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta. Benteng ini terletak tidak jauh dari 0 KM, Pasar Beringharjo, Taman Pintar, dan Gedung Agung.
Sejarah Benteng Vredeburg
Benteng Vredeburg ini mulai dibangun sejak tahun 1760-an oleh pihak Belanda atas seizin Sultan Hamengku Buwono I. Awalnya benteng ini cukup sederhana dengan bentuk bujur sangkar dan dinding terbuat dari tanah liat yang diperkuat tiang penyangga dari kayu pohon kelapa dan aren dan di empat sudutnya dilengkapi tempat penjagaan.
Karena terlalu sederhana, pihak Belanda meminta izin untuk memperkuat benteng menjadi bangunan permanen demi alasan keamanan. Katanya sih, padahal mah bentengnya buat nunjukin kekuasaan. Setelah selesai bangunan benteng tersebut dinamain Benteng Rustenburg yang berarti Benteng Peristirahatan.
Ketika gempa besar melanda Jogja di tahun 1867, benteng ini mengalami kerusakan sehingga dibangun kembali. Di dalamnya juga dilengkapi barak prajurit, gudang logistik, gudang mesiu, rumah sakit prajurit dan rumah residen. Nama benteng ini pun diubah menjadi Benteng Vredeburg yang berarti benteng perdamaian, sebagai bukti tidak saling serang antara Belanda dengan Kesultanan.
Benteng ini sempat berganti-ganti kepemilikan, mulai dari VOC, Kerajaan Belanda, Inggris, Jepang, hingga Republik Indonesia. Meskipun demikian, tanah tempat benteng ini berdiri secara sah tetap milik Kesultanan Yogyakarta. Ya sama sih kayak raga ini, walau terkadang dimiliki orang-orang berbeda, tapi hatinya masih tetap miliki mu.
Wkwkwkwkwkwk #bucin
Padahal mah jomblo. 😂
Saat ini Benteng Vredeburg telah diakui sebagai salah satu bangunan cagar budaya dan kini difungsikan sebagai museum yang bisa dikunjungi oleh masyarakat umum.
Koleksi Museum Benteng Vredeburg
Setelah membeli tiket masuknya yang cuma Rp. 3000 saja perorang. Murah banget cuy. Aku pun segera masuk ke dalam benteng dan mulai menjelahi bangunan bersejarah ini. Di depan pintu gerbangnya terdapat plang penunjuk arah dari bagian-bagian bangunan benteng ini.
|
Plang penunjuk arah |
|
Halaman Benteng Vredeburg |
|
Patung pahlawan di halaman benteng |
Aku pun memasuki satu demi satu ruangan museumnya. Ada satu hal menarik dari cara museum ini menampilkan kisah sejarah, yaitu museum ini menampilkan kisah sejarah bukan dengan cara memamerkan koleksi benda-benda bersejarah saja namun kebanyakan berupa diorama dan minidiorama yang menceritakan berbagai peristiwa sejarah yang terjadi di sekitar Yogyakarta seperti diorama perang gerilya, sejarah Pangeran Diponegoro, sejarah pergerakan nasional seperti berdirinya Taman Siswa, Muhammadiyah hingga peristiwa-peristiwa bersejarah lainnya.
|
Diorama perang gerilya |
|
Koleksi minidiorama |
|
Diorama perjuangan Pangeran Diponegoro |
|
Diorama berdirinya Taman Siswa |
Diorama-diorama ini mengingatkanku pada museum di Monumen Nasional yang menampilkan diorama-diorama juga.
Selain diorama, katanya museum ini juga menampilkan koleksi berupa benda-benda peninggalan bersejarah. Namun saat aku berkunjung, ruangannya lagi direnovasi, jadi kagak keliatan deh. Selain itu aku juga nemuin ruang audiovisual di lantai dua yang menampilkan film-film sejarah dan perjuangan, tapi ruangannya juga tutup.
-_-“.
|
Koleksi museum |
Akhirnya aku memilih naik ke atas benteng, dari atas seru juga sih, bisa ngeliatin 0 KM Jogja dari ketinggian, tapi karena cuaca yang lagi terik, aku nggak berlama-lama di atas, takut item ntar.
|
Pemandangan dari atas benteng |
|
Moto orang nggak dikenal |
Setelah selesai menjelajahi setiap bagian Museum Benteng Vredeburg ini, aku pun segera keluar dari benteng. Rencananya sih aku mau beli oleh-oleh, lalu kemudian menunggu jadwal keberangkatan kereta api di 0 KM. Sepertinya asyik juga.
Ting...
Tiba-tiba terdengar suara notifikasi di hpku yang menandakan ada pesan yang masuk di Messenger. Segera aku membukanya.
“
kak, kamu masih di Jogja? Ketemuan yuk!”
Bersambung....
|
Aku dan Museum Benteng Vredeburg |