Rabu, 14 Februari 2018

Petualangan di Manila: Intramuros dan Gereja Katedral Manila



Intramuros
Yo... sahabat backpacker, balek lagi nih ama aku si cowok ganteng dan unyu. Kali ini aku masih mau ngelanjutin kisah petualangan gratisku ke luar negeri dan masih di Manila.

Setelah puas menjelajahi seluruh bagian Rizal Park, kami kemudian bergerak menuju objek wisata selanjutnya yang ada di Kota Manila ini dan tujuan kami selanjutnya yaitu Intramuros. Jarak dari Rizal Park ke Intramuros cukup dekat sih, jadi kami memilih jalan kaki aja. Itung-itung olahraga.

Tap.. tap..tap.. tap.. tap...

Jaraknya itu emang dekat sih, tapi cuaca di Manila ini panasnya minta ampun. Sumpah, nih kota panas banget cuacanya. Bukannya aku takut kulitku jadi gelap ya, karena kalo kulitku gelap, aku cuma berubah dari cowok ganteng yang unyu menjadi cowok macho yang unyu. Jadi hal itu nggak perlu dikhawatirkan, yang aku khawatirkan adalah tenggorokan yang udah di ambang dehidrasi ini, seret cuy.

Tapi ada hal unik juga di kota ini, rata-rata penduduknya itu bawa payung kemana-mana. Yang bikin nggak enaknya sih, kebanyakan mereka sepayung berdua. Sungguh membuat yang nggak punya payung jadi iri.

Yang nggak punya payung atau yang nggak punya pasangan nih?

Krik..krik.. krik...
Sepayung berdua
Panas-panas mah pake payung

Akhirnya setelah beberapa saat, nyampe juga di Intramuros.

Intramuros

Intramuros ini ya bisa dibilang kayak kota tuanya Manila. Kalo diartiin secara harfiah, Intramuros itu artinya di dalam tembok. Dan yup... kota tua ini memang berada di dalam tembok yang mengelilingi seluruh kotanya. Temboknya sendiri terbuat dari batu setebal 2,4 meter dengan tinggi 6,7 meter dan memanjang hingga 4,5 kilometer mengelilingi area sekitar 64 hektar. Luas banget cuy.

Intramuros ini dibangun pada tahun 1589 atas perintah Raja Spanyol Philip II sebagai benteng pertahanan pemerintah Spanyol dari serangan pribumi maupun dari serangan bajak laut. Pada masa itu Intramuros menjadi pusat dari pemerintahan Spanyol di Kota Manila, pusat militer, perdagangan dan juga pusat keagamaan. Di dalamnya pun dibangun berbagai bangunan-bangunan yang menunjang segala aktifitas dengan arsitektur-arsitektur yang indah, mulai dari istana, barak tentara, gereja, sekolah dan berbagai bangunan lainnya.

Dan saat ini, di dalam Intramuros masih tersisa banyak bangunan-bangunan bersejarah dengan arsitektur yang indah. Salah satunya Gereja San Agustin, Katerdal Manila, Fort Santiago dan banyak bangunan-bangunan indah lainnya. Satu hal yang menarik adalah bangunan-bangunan di Intramuros ini rata-rata berarsitektur khas Eropa, khususnya arsitektur khas Spanyol. Wajar sih, karena Intramuros emang dibangun orang Spanyol.
Benteng Intramuros
Gereja Katedral Manila

Gereja Katedral Manila ini dikenal sebagai salah satu gereja tua di Kota Manila. Dibangun pada tahun 1571 oleh Juan de Vivero, seorang klerus sekuler yang dikirim oleh Uskup Agung Meksiko untuk membangun kekristenan sebagai administrasi spiritual dan agama di Filipina. Gereja ini pernah mengalami beberapa kali kehancuran karena bencana alam maupun karena perang. Dan kemudian gerejanya kembali dibangun. Bentuk Gareja Katedral Manila saat ini dibangun pada tahun 1958 yang diarsiteki oleh Fernando H. Ocompo dengan tipe arsitektur Katedral Balisilika bergaya Neo-Romanesque.
Gereja Katedral Manila
Keren arsitekturnya
Pasar Kaki Lima Intramuros


Btw, di sebelah gereja ini, tepatnya di Jalan General Luna juga ada satu jalan yang dipenuhi pedagang kaki lima yang berjualan berbagai macam pernak-pernik aksesoris hingga cinderamata khas Manila. Harganya pun lumayan terjangkau, jadi bisa buat nyari oleh-oleh.

Di sini juga banyak yang berjualan kuliner lokal seperti empanada, bagnet hingga gorengan seafood seperti cumi dan kuliner-kuliner lokal lainnya. Tapi aku nggak nyobain sih, soalnya beberapa kali nanya, isi kulinernya kebanyakan pake daging babi cuy. Jadi nggak bisa nyicip deh.

Akhirnya aku beli es kelapa muda aja. Cukup murah lho, hanya beberapa peso aja dan aku mendapatkan seporsi es kelapa muda ukuran besar. Bahkan kebesaran sih buat perutku yang nggak seberapa ini. Teler cuy dibikin es kelapa muda.
Pasar di Intramuros

 Sebenarnya masih banyak objek wisata menarik di Intramuros ini yang belum ku kunjungi. Sayangnya waktu yang nggak bisa diajak kompromi. Karena jam 3 sore kami harus udah ada di pelabuhan. Jadi mau nggak mau ya harus balek ke hotel buat siap-siap, chek out dan berangkat ke palabuhan.

Maklum, kapal pesiar kita udah menanti di pelabuhan cuy.

Kapal pesiar. Let’s go...
Si ganteng nan unyu di Intramuros

Rabu, 07 Februari 2018

Petualangan di Manila: Rizal Park



Rizal Park
Yo sahabat backpacker

Selamat pagi dari Kota Manila. Yuhuu...

Yup, kemarin malam setelah sampe di bandara, kami langsung bergerak ke hotel untuk istirahat. So.. pagi ini aku pun terbangun di sebuah hotel di pusat Kota Manila. Btw hotelnya ini bernama The Corporate Inn Hotel. Menurutku nih hotel cukup rekomendasi, soalnya lokasinya itu berada di pusat kota dan nggak jauh dari Rizal Park, ikonnya Kota Manila. Tepatnya berada di persimpangan Jalan Maria Orosa dengan Jalan Kalaw.

Agenda kami pagi ini adalah sarapan, jadi setelah beres-beres dan mandi, langsung deh kami keluar mencari sarapan. Wah.. mumpung lagi di luar negeri enaknya nyoba makanan apa ya?

Hmmm....

Dan akhirnya kami putuskan untuk makan di McDonald’s.

Iya cuy, di McD.

Jauh-jauh ke Manila tapi sarapannya di sini, emang keren deh...

Sebenarnya sih di deket hotel ada street food gitu, tapi agak ragu-ragu gimana liatnya. Apalagi aku juga bukan tipe orang yang suka nyoba-nyobain kuliner yang aneh-aneh gitu. Jadi ya cari aman aja deh.

Tapi ada yang unik lho di McD ini, tepatnya di toiletnya. Nah, urinoirnya itu dikasi es batu ama mereka. Nggak tau sih buat apa, tapi jadinya aneh rasanya pipis di antara tumpukan es. Currr.... dan air pipisnya jadi kedinginan. Hahahaha....

Udah ah, lanjut cerita.

Selesai sarapan saatnya jelajah Kota Manila dan tujuan pertama adalah Rizal Park. Rizal Park ini bisa dibilang sih ikonnya Kota Manila, bahkan katanya belum sah ke Manila kalo belum ke Rizal Park. Karena itu taman ini menjadi tujuan pertama kami. Apalagi tamannya juga cukup dekat dari hotel. Jalan kaki aja nyampe cuy.

Taman ini juga cukup luas lho dan ada banyak objek menarik di dalamnya. Objek yang pertama kami kunjungi di taman ini adalah Monumen Lapu-Lapu.

Monumen Lapu-Lapu

Monumen Lapu-Lapu atau the statue of the Sentinel of Freedom adalah sebuah monumen berupa patung besar yang berbentuk seorang pejuang yang berdiri gagah dengan sebuah pedang. Monumen ini merupakan hadiah dari pemerintah Korea sebagai apresiasi dan pengingat atas bantuan Filipina di Perang Korea dan juga sebagai penghargaan atas dua pahlawan Filipina, Dr. Jose Rizal dan Lapu-Lapu yang dengan gagah berani menentang penjajahan.

Btw, Lapu-Lapu di sini adalah seorang pahlawan nasional Filipina ya, bukan hero yang di game MOBA itu. Lapu-Lapu ini adalah seorang kepala suku dari Pulau Mactan dan merupakan pahlawan nasional pertama Filipina yang dikenal sebagai orang Filipina pertama yang menentang pengaruh kolonial Spanyol.
Monumen Lapu-Lapu
 Oh ya, di sebelah kanan dan kiri monumen ini juga ada museum, National Museum of Natural History dan Nasional Museum of Anthropology. Kedua arsitektur museumnya keren dan bergaya Eropa. Sayangnya sih saat itu museumnya lagi tutup, jadi aku nggak masuk ke dalam.
National Museum of Natural History
 Abis dari Monumen Lapu-Lapu, kami lanjut menjelajahi Rizal Park ini, luas banget cuy dan ada banyak objek menariknya seperti taman anggrek dan rumah kupu-kupu, taman bernuansa Jepang, taman bernuansa Tiongkok, open air auditorium dan satu kolam air yang dihiasi air mancur. Konon jika malam hari, air mancur ini juga dihiasi berbagai lampu yang mempercantik pemandangannya. Di sisi kolam tersebut berjejer patung setengah badan yang merupakan patung para pahlawan-pahlawan nasional di Filipina.
Ada kolam airnya
Patung para pahlawan nasional Filipina
Namun objek utama di Rizal Park ini adalah Monumen Jose Rizal yang ada di bagian depan Taman.

Monumen Jose Rizal

Monumen Jose Rizal dibangun pada tahun 1908 dan dirancang oleh Richard Kissing. Monumennya berbentuk obelisk yang dibuat dari batu granit dan di depannya terdapat patung Rizal yang dibuat dari perunggu. Abu jenazah Jose Rizal sendiri dipindahkan ke monumen ini pada tahun 1912. Jadi bisa dibilang monumen ini ya makamnya Jose Rizal. Saat ini monumen Jose Rizal dinyatakan sebagai monumen nasional sekaligus sebagai warisan budaya nasional Filipina.

Pembangunan monumen ini sendiri ditujukan untuk mengingat dan menghargai jasa kepahlawan Dr. Jose Rizal yang harus mati di ujung regu tembak karena melawan pemerintahan Kerajaan Spanyol yang saat itu menjajah Filipina. Dr. Jose Rizal sendiri adalah seorang pahlawan dan patriot tertinggi bagi bangsa Filipina. Hari kematiannya pada tanggal 30 Desember kini diperingati sebagai hari libur di Filipina dan dinamakan hari Rizal.
Monumen Jose Rizal
 Oh ya, tepat berhadapan dengan Monumen Jose Rizal dan berseberangan jalan, ada satu tugu kecil bergambar peta wilayah Filipina. Tugu ini merupakan titik nol kilometer Manila dan di belakangnya terdapat satu tugu dengan sebuah jam bundar di atasnya. Tugu tersebut merupakan Monumen Centennial Memorial Clock, sebuah monumen yang dibangun untuk memperingati 100 tahun kemerdekaan Filipina.
titik nol kilometer Manila dan
Centennial Memorial Clock
 Wuih... lengkap kali bah Rizal Park ini. Keliling taman ini aja udah banyak yang bisa diliat. Tapi perjalanan ku di Manila belum selesai sih, soalnya abis ini kami lanjut ke Intramuros. Let’s go....
Si ganteng nan unyu berfoto di depan Monumen Jose Rizal

Sabtu, 13 Januari 2018

Pengalaman Pertama ke Luar Negeri



Sesampai di Soeta akhirnya aku bertemu dengan orang-orang hebat yang udah berhasil menang di kompetisi d’Traveler of The Year, ada mas Pradikta dari Surabaya pemenang dikategori artikel paling banyak di share di medsos, ada Mas Zudi dari Jakarta pemenang kategori artikel yang paling banyak dibaca dan ada Mas Sofyan dari Bengkulu pemenang kategori foto instagram. Wih... orang-orang hebat semua nih. Kalo aku juga orang hebat nih, orang hebat yang beruntung di Sumatera Utara ada banyak objek wisatanya jadi bisa banyak nulis cerita. Hahaha...

Selesai kenalan, kami kemudian check in. Deg-degan juga sih. Soalnya ini akan jadi pengalamanku yang pertama ke luar negeri dan pengalamanku yang kedua naik pesawat terbang.

Damn! Baru juga kemarin pagi aku naik pesawat untuk yang pertama kalinya dan sekarang aku udah harus naik pesawat lagi untuk yang kedua kalinya. Rasanya nih jantung masih berdebar-debar, belum siap cuy, terutama saat take off dan landing pesawatnya. Takut mati oy...

Yang sialnya, udahlah aku masih serem naik pesawat, ternyata nih pesawat pake acara transit di Malaysia. Sial banget.... artinya dalam satu hari ini aku bakal dua kali naik pesawat dan bakal 2 kali take off dan 2 kali landing. Kampret.

Tapi pesawat Malaysia Air ini asyik juga sih, di setiap kursinya itu dilengkapi tv kecil dengan koleksi film yang beragam dan ada makanannya juga. Sikat.... #anak kost yang nggak bisa liat makanan. Hehehe.

Soalnya kemarin di Citilink kagak ada cuy. Hahaha...

Setelah 2 jam, akhirnya pesawat Malaysia Air yang ku naiki mendarat sempurna di Bandara Internasional Kuala Lumpur dan akhirnya secara resmi aku nginjaki kaki di negeri orang. Hup....
Nyampe juga di Malaysia cuy
Bandara KLIA ini besar banget ternyata. Berhubung penerbangan kami selanjutnya yang menuju Manila waktunya cuma 2 jam lagi, akhirnya kami memilih untuk nggak keluar dari bandara. Ya cuma duduk ngasoy aja di bandara sambil nyobain wifi gratisnya. Kalo mau ke Kuala Lumpur juga nggak bakal sempat waktunya.
Ngaso sambil liatin pesawat di bandara
 Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya kami kembali masuk ke pesawat Malaysia Air dan take off menuju Manila, pemberhentian terakhir kami. Walaupun ini penerbangan ketigaku, tetap aja deg-degan cuy, rasanya jantung tetap berdebar-debar.

Tapi syukurnya, setiap naik pesawat aku selalu dapat kursi di sebelah jendela dan aku pun bisa ngeliat pemandangan yang indah dari ketinggian. Kalo kemarin pagi tuh aku nikmati keindahan matahari terbit dari balik jendela pesawat. Sekarang aku disuguhi pemandangan matahari terbenam dari balik jendela pesawat. Amboy... cakep banget cuy, cahaya jingganya yang kemerahan itu terlihat bersinar di balik awan. Mantap deh.
Indahnya senja di ketinggian ribuan meter
 Dan akhirnya setelah beberapa jam terbang di langit, akhirnya kami nyampe juga di bandara Manila, Filipina. Hup... sekali lagi aku resmi nginjaki kaki di negeri orang. Yeeee...

Tapi kebahagianku nggak berlangsung lama sih, soalnya setelah ini harus ngelewati imigrasi yang bikin deg-degan juga. Moga aja nggak ditanya yang sulit-sulit pikirku, soalnya bahasa inggrisku lumayan kaco. Hahahha...

“what are you doing?” tanya si mister dari ruangan imigrasinya sambil megang pasporku.

“me... with my friend want go to holiday with cruise ship”. Jawabku dengan terbata-bata dengan bahasa inggris yang amburadul -_-“.

“cruise ship?” tanya si mister lagi.

“Yes.. cruise ship.”

“wow.. amazing” kata si mister sambil ngestampel pasporku.

Alhamdulillah.... akhirnya secara resmi aku jalan-jalan di negeri orang.
Selamat datang di Manila

Minggu, 07 Januari 2018

Petualangan di Jakarta: Singgah Sejenak di Kantor Detik



            Teng...
            Teng...
            Teng...
            Teng...
            Teng...
            Teng...

Huaaaa.... Selamat pagi dunia. Pagi itu aku terbangun di satu kamar kost di sudut Mampang Prapatan, di wilayah Jakarta Selatan. Gimana ceritanya aku bisa di sini? Jadi gini cuy, seperti yang kemarin udah kuceritain, kalo kemarin itu aku udah jelajah objek-objek wisata di Jakarta mulai dari Kota Tua, Museum Nasional, Monas hingga Masjid Istiqlal. Dan akhir petualangan satu hari ku itu ku akhirnya dengan menginap di satu kost milik temen yang berbaik hati menerimaku untuk nginap, yaitu Mas Saul yang merupakan salah satu reporter detik travel. Lumayan juga kan bisa hemat beberapa lembar.

Agenda ku hari ini adalah pergi ke kantor detik.com untuk bertemu dengan orang-orang hebat para pemenang d’Traveler of The Year yang lain, kemudian breafing dari redaktur detik travel dan berangkat bareng menuju Manila. Asyik...

Jadi deh pagi itu kembali menikmati transjakarta menuju kantor detik.com yang ada di Jalan Mampang Parapatan. Baru kali ini sih aku masuk ke kantor media online dan ternyata kantor detik.com itu keren banget cuy. Setiap mejanya ada komputer.

Ya iya lha, namanya juga kantor media online Ndra. -_-“

Untuk kanal detik travel berada di sisi kanan dan saat itu ada Mbak Bona yang sedang moderasi artikel kiriman d’Traveler untuk diterbitin. Sambil menunggu teman-teman yang lain, aku sesekali berbincang dengan Mbak Bona dan Mas Saul sambil memperhatiin cara kerja media online dan cara kerja Mbak Bona dalam nerbitin artikel.

“Ternyata gitu toh caranya”. ucapku dalam hati sambil mangut-mangut.

Di bagian tengah kantor ini ada satu ruangan kaca yang kata Mbak Bona sih isinya para zombie karena mereka mengisi bagian kanal detik news, pantes deh wajahnya kusut semua. Hahahaha....

Setelah nunggu beberapa saat, ternyata teman-teman yang lain sepakat untuk nunggu di bandara aja biar nggak bolak-balik dan bisa langsung berangkat ke Manila.

Lha... akunya ditinggal cuy. Tapi nggak apa-apa sih, soalnya aku malah dianter ke bandara pake mobil pribadi bareng Mas Saul dan Mas Okki reporter 20 detik yang juga ikut trip ini.

So... let’s go menuju bandara.

Oh ya, btw aku di sini lupa ngambil satu foto pun.

Dasar blogger amatiran kau Nda. -_-"
Blogger amatir yg lupa ambil foto -_-