Selasa, 21 Oktober 2025

Touring Part 3: Kebun Teh Kayu Aro dan Gunung Kerinci


Kemegahan Gunung Kerinci

Hai sahabat backpacker...

Setelah rasa lelah pudar dengan menikmati indahnya alam Danau Kerinci, aku kembali melanjutkan perjalanan touring bareng si Beamoy (BeAT Gemoy).
Kali ini tujuanku adalah Kayu Aro, sebuah kawasan sejuk di kaki Gunung Kerinci yang terkenal dengan perkebunan tehnya. Rencananya aku mau nyari penginapan di sekitar sana.

Brmmm... brmmm...

Aku mulai menyalakan si Beamoy dan kembali menyusuri jalanan menuju Kota Sungai Penuh. Dari kota ini aku mengambil arah ke utara, menuju daerah Kayu Aro. Tapi baru beberapa kilometer berjalan, kabut mulai turun dan tak lama berubah menjadi hujan deras.

Alamak… kuyup juga nih. 😅

Untungnya aku segera nemuin rumah makan Padang di pinggir jalan.
Sebenarnya rencana awal pengen nyari warung khas Kerinci, tapi dengan kondisi hujan deras, kabut tebal, dan petir bersahut-sahutan, ya sudahlah... yang penting bisa makan dan berteduh dulu. Lagi pula aroma rendang dan gulai yang menyeruak udah bikin perut semakin protes.

Selesai makan, aku masih duduk-duduk santai di rumah makan itu sambil menunggu hujan sedikit reda. Meski bawa mantel, tapi suara petir yang nyaring bikin aku mikir dua kali buat lanjut.

Abang penjaga rumah makan sempat nyaranin aku buat nginap di Bukit Tirai Embun, salah satu kawasan wisata di Kerinci yang katanya cocok buat camping atau sekadar menikmati kabut pagi.

Sebenarnya aku udah sempat searching tentang tempat itu, tapi hujan yang deras begini bikin rencana camping rasanya nggak mungkin. Ada villa juga sih di sana, tapi untuk solo backpacker kayak aku, harganya sangat berat di dompet.
Akhirnya aku cuma senyum dan ngucapin terima kasih atas sarannya.

Menuju Kayu Aro

Sekitar satu jam kemudian, hujan mulai reda jadi gerimis. Petir juga sudah nggak terdengar lagi. Aku segera pakai mantel hujan yang kusimpan di jok dan kembali melanjutkan perjalanan menuju Kayu Aro, dengan jarak pandang yang terbatas karena kabut masih menggantung tebal di udara.

Sesampainya di Desa Kersik Tuo, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, aku memutuskan untuk mencari penginapan. Badan udah kedinginan dan jelas butuh istirahat. Pilihan akhirnya jatuh pada Homestay Subandi, yang letaknya tepat di pinggir jalan lintas Kerinci–Solok.

Dari depan homestay ini seharusnya langsung terlihat pemandangan kebun teh Kayu Aro dan Gunung Kerinci, tapi sore itu kabut begitu tebal, jadi semuanya tertutup.

Yah, semoga besok pagi cuaca udah bersahabat.

Menginap di Homestay Subandi

Aku dapat kamar di lantai dua. Kamarnya sederhana tapi nyaman, dengan jendela besar yang menghadap langsung ke arah perkebunan teh dan Gunung Kerinci. Nggak ada AC di sini, cuma kipas angin — tapi percaya deh, udara malamnya udah cukup bikin menggigil. Brrrr... 

Kamar penginapan di Kerinci
Kamar mandi

Kamar mandinya nggak terlalu besar, tapi ada air panas. Di depan kamar tersedia ruang bersantai lengkap dengan sofa, meja, TV, dan dispenser yang menyediakan teh dan kopi. Enaknya, ruang santai ini terhubung langsung ke balkon dengan kaca besar — spot sempurna buat menikmati pemandangan. 

Ruang santai penginapan
Ada TV dan minuman hangat
Menikmati minuman hangat

Srrr... hujan kembali turun. Aku menyeruput teh hangat sambil mendengar suara rintik hujan di atap seng. Tak lama, mata pun terasa berat.
Zzz... 

Kebun Teh Kayu Aro

Selesai salat subuh, aku langsung membuka tirai jendela.
Beuhhh... pemandangannya luar biasa! Hamparan kebun teh yang hijau segar terbentang luas di depan mata. Daun-daunnya masih basah sisa hujan semalam bersama kabut tipis yang menyebar di kaki gunung.

Aku turun ke halaman homestay dan berjalan-jalan sebentar menikmati udara pagi. Perkebunan Teh Kayu Aro ini termasuk perkebunan teh tertua dan tertinggi di Indonesia, peninggalan zaman kolonial Belanda sejak tahun 1925.
Luasnya mencapai ribuan hektar, dan hasil tehnya terkenal sampai ke luar negeri. Konon, teh dari sini dulu jadi salah satu favorit Ratu Belanda dan bahkan diekspor ke Eropa. 

Perkebunan Teh Kayu Aro
Kebun Teh Kayu Aro dan Gunung Kerinci

Gunung Kerinci

Perkebunan ini berada tepat di kaki Gunung Kerinci, gunung api tertinggi di Pulau Sumatera dengan ketinggian sekitar 3.805 meter di atas permukaan laut.
Dari penginapan, aku bisa melihat keindahan gunung ini dengan jelas — kakinya diselimuti hijau kebun teh dan hutan, bagian tengahnya kemerahan oleh batuan vulkanik, sementara puncaknya sedang terselimuti awan putih yang memanjang ke arah timur. Sungguh pemandangan yang megah. Perpaduan antara hijaunya kebun teh dan gagahnya Gunung Kerinci jadi kombinasi yang sempurna untuk menutup hari perjalananku di Kerinci. 

Gunung Kerinci, Gunung Tertinggi di Pulau Sumatera
Gunung Kerinci

Puas menikmati suasana pagi dan mengambil beberapa foto, aku kembali ke penginapan untuk sarapan dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan menuju kampung halaman. Masih jauh memang, tapi gaskuy lah. Masih banyak pemandangan indah di depan sana.

Brmmm... brmmm...

Sampai jumpa di cerita berikutnya, sahabat backpacker!

28 komentar:

  1. Di sana sudah hujan ya
    di sini masih kemarau, lumayan panas suhunya
    homestaynya keren banget, terasa nyaman
    kebun tehnya juga api
    sejuk udaranya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di sini sampe banjir-banjir malah Mas.
      Iya Mas, adem banget kebun tehnya

      Hapus
  2. Enaknya jalan-jalan sendiri bebas mau nentuin kemana saja ya bang, ngga enaknya pas mau nginap harga kamarnya mahal mesti mikir, kalo berdua kan bisa payungan eh patungan.😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas, nggak enaknya lebih sepi terus kalo nginap biayanya mahal.

      Hapus
  3. bagus banget suasana di kebun tehnya mas, dari dulu sebenernya pengen banget ke tempat kebun teh, cuma di tempatku gak ada yang deket huhuhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas, kalo ke kebun teh itu rasanya seger banget Mas.

      Hapus
  4. Seru mas petualangannya. Aku mbaca sambil sempet mbayangin makan di warung makan padang..ha..ha. View kebun teh memang juara di mata. Paling suka klo dipaduin sama kabut. Syahdu banget..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru banget Mbak, setiap kilometernya ada cerita.

      Hapus
  5. Wah keren banget. Jadi pengen backpackeran juga.
    Sudah lama saya tidak pergi berpetualang sendirian seperti ini. Kalau sendiri lebih bisa menikmati perjalanan. Nggak perlu mikirin hal hal lain.
    btw keren blognya mas,
    salam kenal :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih Kak.
      Iya Kak, kalo sendiri emang lebih bebas buat nikmati perjalanan daripada rame-rame.
      Makasih Kak, salam kenal kembali

      Hapus
  6. belum kesampean ke Gunung Kerinci, semoga bisa kesana juga ya :D sukses dan sehat selalu untuk kakak

    BalasHapus
  7. Cantiknya pemandangan Gunung Kerinci. Melihat ladang teh yang luas menghijau, rasa aman dan tenang.

    BalasHapus
  8. Lama banget ya gk nyangka lebih tua dari indonesia posisinya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, karena itu katanya ini salah satu kebun teh tertua

      Hapus
  9. Cantik betul view di kerinci.. Layan air panas ketika hujan mmg terbaikk..

    BalasHapus
  10. semoga beat gemoy nya selalu sehat ya bang, kasian juga kalo terus digeber terus wkwk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahaha... Sebelum berangkat, udah diservice sih, tapi tetap nggak dipaksa kok si Beamoy.

      Hapus
  11. Aku juga sukaaaa sih kalo bisa nginep di sana 😍😍😍😍. Simple, tp view-nya MAHAAAAAL 👍👍. Trus sejuk pula Krn daerah tinggi. Sesuai buatku mas yg ga suka panas 🤣.

    Sayang cuma semalam yaa. Kayaknya kalo stay di sana agak Lamaan 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Viewnya emang istimewa banget Mbak, jendela kamarnya langsung ngadep ke kebun teh ama gunung, kalo kurang puas, bisa ke ruang depan, viewnya bisa lebih luas lagi

      Hapus
  12. boleh ke kita join pekerja ladang teh untuk petik daun bersama-sama?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kayaknya boleh Mbak, tapi biasanya pagi-pagi banget

      Hapus
  13. Selalu kagum dengan destinasi wisata yang dibahas..

    BalasHapus
  14. Kerinci pernah menjadi bagian masa kecil saya, walau ingatan masih tipis2 kala itu. Dulu bapak saya dinas di sana. Saya masih ingat dinginnya Masya Allah 😂 Rasanya di Solok juga perkebunan teh kayu aro.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang dingin banget Mbak, saya aja yang sehari di sana udah kedinginan.

      Hapus

Terima kasih telah berkunjung, silahkan berkomentar dengan sopan :)