Kemegahan Gunung Kerinci |
Hai sahabat backpacker...
Setelah rasa lelah pudar dengan menikmati indahnya alam Danau Kerinci, aku kembali melanjutkan
perjalanan touring bareng si Beamoy
(BeAT Gemoy).
Kali ini tujuanku adalah Kayu Aro,
sebuah kawasan sejuk di kaki Gunung Kerinci yang terkenal dengan perkebunan
tehnya. Rencananya aku mau nyari penginapan di sekitar sana.
Brmmm... brmmm...
Aku mulai menyalakan si Beamoy dan kembali menyusuri jalanan
menuju Kota Sungai Penuh. Dari
kota ini aku mengambil arah ke utara, menuju daerah Kayu Aro. Tapi baru
beberapa kilometer berjalan, kabut mulai turun dan tak lama berubah menjadi hujan deras.
Alamak… kuyup juga nih. 😅
Untungnya aku segera nemuin rumah makan Padang di pinggir jalan.
Sebenarnya rencana awal pengen nyari warung khas Kerinci, tapi dengan kondisi
hujan deras, kabut tebal, dan petir bersahut-sahutan, ya sudahlah... yang
penting bisa makan dan berteduh dulu. Lagi pula aroma rendang dan gulai yang
menyeruak udah bikin perut semakin protes.
Selesai makan, aku masih duduk-duduk santai di rumah makan
itu sambil menunggu hujan sedikit reda. Meski bawa mantel, tapi suara petir
yang nyaring bikin aku mikir dua kali buat lanjut.
Abang penjaga rumah makan sempat nyaranin aku buat nginap di
Bukit Tirai Embun, salah satu
kawasan wisata di Kerinci yang katanya cocok buat camping atau sekadar
menikmati kabut pagi.
Sebenarnya aku udah sempat searching tentang tempat itu,
tapi hujan yang deras begini bikin rencana camping rasanya nggak mungkin. Ada
villa juga sih di sana, tapi untuk solo backpacker kayak aku, harganya sangat
berat di dompet.
Akhirnya aku cuma senyum dan ngucapin terima kasih atas sarannya.
Menuju Kayu Aro
Sekitar satu jam kemudian, hujan mulai reda jadi gerimis.
Petir juga sudah nggak terdengar lagi. Aku segera pakai mantel hujan yang
kusimpan di jok dan kembali melanjutkan perjalanan menuju Kayu Aro, dengan
jarak pandang yang terbatas karena kabut masih menggantung tebal di udara.
Sesampainya di Desa
Kersik Tuo, Kecamatan Kayu Aro, Kabupaten Kerinci, aku memutuskan untuk
mencari penginapan. Badan udah kedinginan dan jelas butuh istirahat. Pilihan
akhirnya jatuh pada Homestay Subandi,
yang letaknya tepat di pinggir jalan lintas Kerinci–Solok.
Dari depan homestay ini seharusnya langsung terlihat pemandangan kebun teh Kayu Aro dan Gunung
Kerinci, tapi sore itu kabut begitu tebal, jadi semuanya tertutup.
Yah, semoga besok pagi cuaca udah bersahabat.
Menginap di Homestay
Subandi
Aku dapat kamar di lantai dua. Kamarnya sederhana tapi
nyaman, dengan jendela besar yang menghadap langsung ke arah perkebunan teh dan
Gunung Kerinci. Nggak ada AC di sini, cuma kipas angin — tapi percaya deh,
udara malamnya udah cukup bikin menggigil. Brrrr...
Kamar penginapan di Kerinci |
Kamar mandi |
Kamar mandinya nggak terlalu besar, tapi ada air panas. Di
depan kamar tersedia ruang bersantai lengkap dengan sofa, meja, TV, dan
dispenser yang menyediakan teh dan kopi. Enaknya, ruang santai ini terhubung
langsung ke balkon dengan kaca besar — spot sempurna buat menikmati
pemandangan.
Ruang santai penginapan |
Ada TV dan minuman hangat |
![]() |
Menikmati minuman hangat |
Srrr... hujan kembali turun. Aku menyeruput teh hangat
sambil mendengar suara rintik hujan di atap seng. Tak lama, mata pun terasa
berat.
Zzz...
Kebun Teh Kayu Aro
Selesai salat subuh, aku langsung membuka tirai jendela.
Beuhhh... pemandangannya luar biasa! Hamparan kebun teh yang hijau segar terbentang luas di depan mata.
Daun-daunnya masih basah sisa hujan semalam bersama kabut tipis yang menyebar
di kaki gunung.
Aku turun ke halaman homestay dan berjalan-jalan sebentar
menikmati udara pagi. Perkebunan Teh Kayu Aro ini termasuk perkebunan teh tertua dan tertinggi di
Indonesia, peninggalan zaman kolonial Belanda sejak tahun 1925.
Luasnya mencapai ribuan hektar, dan hasil tehnya terkenal sampai ke luar
negeri. Konon, teh dari sini dulu jadi salah satu favorit Ratu Belanda dan bahkan diekspor ke
Eropa.
Perkebunan Teh Kayu Aro |
Kebun Teh Kayu Aro dan Gunung Kerinci |
Gunung Kerinci
Perkebunan ini berada tepat di kaki Gunung Kerinci, gunung api tertinggi di Pulau Sumatera dengan
ketinggian sekitar 3.805 meter di atas
permukaan laut.
Dari penginapan, aku bisa melihat keindahan gunung ini dengan jelas — kakinya
diselimuti hijau kebun teh dan hutan, bagian tengahnya kemerahan oleh batuan
vulkanik, sementara puncaknya sedang terselimuti awan putih yang memanjang ke
arah timur. Sungguh pemandangan yang megah. Perpaduan antara hijaunya kebun teh dan gagahnya Gunung
Kerinci jadi kombinasi yang sempurna untuk menutup hari perjalananku di
Kerinci.
Gunung Kerinci, Gunung Tertinggi di Pulau Sumatera |
Gunung Kerinci |
Puas menikmati suasana pagi dan mengambil beberapa foto, aku
kembali ke penginapan untuk sarapan dan bersiap untuk melanjutkan perjalanan
menuju kampung halaman. Masih jauh memang, tapi gaskuy lah. Masih banyak pemandangan
indah di depan sana.
Brmmm... brmmm...
Sampai jumpa di cerita berikutnya, sahabat backpacker! ✌️
Di sana sudah hujan ya
BalasHapusdi sini masih kemarau, lumayan panas suhunya
homestaynya keren banget, terasa nyaman
kebun tehnya juga api
sejuk udaranya
Enaknya jalan-jalan sendiri bebas mau nentuin kemana saja ya bang, ngga enaknya pas mau nginap harga kamarnya mahal mesti mikir, kalo berdua kan bisa payungan eh patungan.😅
BalasHapus