Senin, 27 Oktober 2025

Touring Part 4: Danau Di Atas


Danau Di Atas

Yuhuuu... selamat pagi, kawan-kawan! 🌤

Pagi ini suasana di Perkebunan Kayu Aro begitu indah. Setelah semalam hujan deras mengguyur, hamparan kebun tehnya tampak segar dan berkilau tertimpa cahaya matahari pagi. Di kejauhan berdiri gagah Gunung Kerinci, gunung api tertinggi di Pulau Sumatera. Bagian puncaknya sedang terselimuti awan putih yang memanjang ke arah timur — terlihat megah sekaligus misterius.

Setelah sarapan pagi sederhana, aku bersiap melanjutkan perjalanan touring bareng si Beamoy (BeAT Gemoy). Rencananya hari ini aku akan menempuh rute dari Kerinci, Jambi menuju Payakumbuh, Sumatera Barat lewat jalur Solok.

Brmmm... brmmm...

Aku mulai memacu si Beamoy dengan santai, menikmati udara pagi yang sejuk sambil menatap pemandangan kebun teh dan gunung yang menjulang megah di belakangnya. Tapi belum juga jauh, kabut tebal turun perlahan menutupi pandangan. Kabutnya begitu pekat sampai jarak pandang hanya beberapa meter saja. Tak lama, hujan deras kembali turun.

Brrrrr... hadewh, kuyup lagi nih.

Aku buru-buru mengenakan mantel hujan dan memutuskan tetap melanjutkan perjalanan. Padahal kalau cuacanya cerah, di sepanjang rute ini banyak pemandangan yang bisa dinikmati. Jalur ini menuruni kaki Gunung Kerinci, dan di beberapa titik ada air terjun yang terkenal seperti Air Terjun Telun Berasap. Tapi kali ini aku harus fokus ke jalan, karena jalannya berkelok tajam dan menurun.

Jalannya juga cukup sepi, hanya sesekali terlihat rumah penduduk di antara hutan dan perkebunan kayu manis. Selebihnya, hanya suara mesin Beamoy dan rintik hujan yang menemani perjalanan pagi itu.

Melewati Nagari dan Jalanan Licin

Setelah beberapa waktu, aku tiba di Muara Labuh, sebuah nagari di Kecamatan Sungai Pagu. Di sini sebenarnya ada kawasan wisata yang terkenal, yaitu Nagari Seribu Rumah Gadang. Katanya, di dalam perkampungan itu masih banyak rumah gadang asli yang masih dihuni warga dan terawat dengan baik. Tapi karena cuaca yang kurang bersahabat, aku memutuskan melanjutkan perjalanan.

Selepas Muara Labuh, aku tiba di Surian, salah satu kecamatan di Kabupaten Solok Selatan. Di sini aku melihat beberapa rumah rusak akibat banjir bandang.

Syeremmmm... rasanya membayangkan derasnya air yang turun dari pegunungan beberapa waktu lalu.

Dari Surian, jalan kembali menanjak. Aspalnya sudah mulai rusak di beberapa bagian, banyak lubang yang harus kuhindari, membuatku tak bisa memacu Beamoy dengan bebas. Tapi dari tanjakan inilah, pemandangan mulai berubah — udara semakin dingin, dan bukit-bukit hijau mulai tampak di kejauhan.

Menyapa Keindahan Danau Di Atas

Di sekelilingnya hijau

Tak lama kemudian, dari ketinggian di sebelah kiriku mulai terlihat genangan air luas berwarna keperakan di bawah kabut tipis — Danau Di Atas.
Danau ini berada di Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, tepat di tepi jalan yang menghubungkan Kota Solok dengan Kerinci.

Meskipun hujan masih turun, pemandangannya tetap menakjubkan. Airnya tampak seperti cermin raksasa kelabu, memantulkan awan mendung yang menggantung di atasnya. Di sekeliling danau berdiri perbukitan hijau yang memagarinya dengan rapat, sementara pohon-pohon pinus di tepi jalan berdiri tegak seolah menjaga keheningan tempat itu. Tak salah mereka menjuluki tempat ini dengan nama Swiss dari Sumatera Barat.

Sesekali terlihat kabut tipis melayang di atas permukaan air, membuat suasananya terasa magis dan tenang. Udara dingin menusuk kulit, tapi pemandangan itu cukup membuatku terdiam sejenak. 

Meski hujan tapi tetap mempesona

Berhubung hujan masih deras, aku hanya bisa mengabadikan pemandangan sebisanya. Jujur aja, rasanya belum puas. Rencananya aku juga ingin mampir ke Danau Di Bawah, yang letaknya tidak terlalu jauh dari sini, tapi aku tidak menemukan persimpangannya. Lagipula hujan malah makin deras.

Akhirnya aku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Danau Singkarak.

Brmmm... brmmm...

Mendung tebal membuatku tidak puas menikmati keindahannya

23 komentar:

  1. Seronok melayan perasaan berseorangan. Hati-hati mas.

    BalasHapus
  2. wah iya, lagi mendung ya mas? pemandangannya jd agak gelap ya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas, hujan deres Mas. Makanya pemandangannya jadi gelap.

      Hapus
  3. Pemandangan seumpama poskad. Jika tidak hujan, boleh duduk lama memerhatikan pemandangan indah begitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo cerah, pasti cakep banget Mbak pemandangannya.

      Hapus
  4. Fotonya kayak lagi di Norway yah,
    cakep.

    BalasHapus
  5. Sayang aku ga mampir ke kerinci dan nagari saat road trip kemarin... Duhh kliatan cantik banget padahaaaal. Pengen deh road trip lagi tp fokus ke tempat2 ini. Sejuuuk dan cantik soalnya 😍

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayo road trip lagi mbak, lagi ini ambil jalur pegunungannya.

      Hapus
    2. Mba Fanny, abis ini roadtrip-nya khusus Solok. Wisata di sini gak terkejar kalau sekelebatan, cakep2 😂

      Hapus
  6. saya sukaaaa suasana sebegini... rasa nyaman, tenang dan bebas seketika daripada masalah duniawi

    BalasHapus
  7. untaian kalimatnya dalam menggambarkan suasana alam sungguh luar biasa. Hebat
    Pemandangan yang indah
    Di sini juga hujan, musim penghujan kadang ngeri-ngeri sedap

    BalasHapus
  8. Kenapa Gunung Kerinci dikenal misterius mas? banyak kejadian aneh ya di sana?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin karena jalurnya masih rimba Mas, apalagi banyak harimau juga

      Hapus
  9. Wadaw.. mantab bener.. bener-bener memanjakan mata dan batin...

    BalasHapus
  10. Padahal lagi hujan loh, tapi pemandangannya tetep terlihat cantik banget. Bayangkan kalau ada sinar matahari menyinari danau itu, makin cantik banget. Apalagi kalau pas ke sini pagi-pagi ya, sinar matahari pagi menyinari air danau itu vibesnya asyik banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. Duh, kalo lagi cerah atau saat pagi pasti cantiknya pake banget ini Mbak.

      Hapus
  11. Namanya danau di atas, mungkin karena danau itu memantulkan bayangan awan yang ada diatasnya kali ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena danaunya ada dua Mas, danau satunya agak ke bawah, cuma saya nggak ketemu simpangnya.

      Hapus

Terima kasih telah berkunjung, silahkan berkomentar dengan sopan :)