Tampilkan postingan dengan label Kereta Api. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kereta Api. Tampilkan semua postingan

Minggu, 22 Maret 2020

Naik Kereta dari Jogja ke Jakarta

Sesaat lagi kereta api ekonomi Jaka Tinggir tujuan bla.. bla.. bla.. Pasar Senen akan diberangkatkan melalui peron 2, kepada para penumpang yang masih berada di luar kereta harap segera memasuki kereta. 
Stasiun Lempuyangan

Kereta Api Ekonomi Jaka Tingkir

Begitulah kira-kira pengumuman dari petugas kereta api saat Kereta Api Ekonomi Jaka Tingkir yang kunaiki akan berangkat dari Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta dengan tujuan akhir Stasiun Pasar Senen, Jakarta. Tiket kereta ini ku beli seharga Rp. 170.000, cukup murah menurutku dan pastinya lebih aman dan nyaman. Seharusnya ada yang lebih murah sih, Rp. 70.000-an. Tapi tiketnya udah abis. Keretanya sendiri berangkat jam 18.55 malam dan diperkirakan nyampe di Jakarta jam 3.30 pagi.

Di dalam kereta ini, aku memilih duduk di sebelah jendela, tepatnya di Gerbong 1 kursi No. 5D. Tapi karena perjalanannya malam, jadi kagak keliatan pemandangan apapun di luar sana. Gelap doang yang keliatan. Cuma sesekali terlihat ada perkotaan yang aku pun nggak tau kota apa itu.

Kereta Api Ekonomi Jaka Tingkir yang berangkat PP dari Stasiun Purwosari tujuan akhir Stasiun Pasar Senen ini menurutku cukup nyaman, karena dilengkapi AC, toilet, colokan listrik dan bisa nyewa selimut juga kalo kedinginan. Satu aja sih yang kurang, nggak ada cewek cakep yang duduk sekursi ama aku. Jadinya boring deh sepanjang perjalanan. 😂

Tapi nggak apa-apa juga sih, soalnya aku juga harus beristirahat, agar esok saat tiba di Jakarta, kagak ngantuk. Setelah aku merapikan dan mengamankan benda-benda berharga tapi nggak berharga buat orang lain, aku pun segera terlelap di kursi kereta ini.

Zzzzzz....

Sesaat lagi Kereta Api Ekonomi Jaka Tingkir akan memasuki stasiun akhir Pasar Senen, kepada para penumpan harap periksa kembali barang bawaan anda agar tidak tertinggal atau tercecer di dalam kereta.

Terima kasih telah menggunakan layanan Kereta Api Indonesia, sampai jumpa di perjalanan anda selanjutnya.

Hoaamm... Aku terbangun ketika kereta api sudah mau sampe di Stasiun Pasar Senen. Segera ku beresi barang-barang bawaanku dan kumasukkan ke dalam backpack. Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, aku pun turun dari kereta ini setelah keretanya berhenti sempurna di stasiun.
Kereta Api Ekonomi Jaka Tingkir, sumber: wikipedia
Stasiun Pasar Senen

Asem... Di luar masih gelap banget. Pas liat jam, ternyata masih jam 4 pagi. Jadi kuputusin buat nunggu pagi di stasiun aja.

Beruntung ruang tunggu Stasiun Pasar Senen ini luas dan ada banyak bangku-bangku panjang. Setelah mengamankan barang bawaan dan menjadikan backpack sebagai bantal, aku pun kembali istirahat di ruang tunggu stasiun.

Setelah jam 5.30, barulah aku bersih-bersih badan dan mengganti pakaian di kamar mandi stasiun. Syukur aja kamar mandinya masih bersih. Setelah itu, aku kembali menunggu pagi di ruang tunggu.

Akhirnya jam 7 pagi baru deh aku keluar dari stasiun dan mencari sarapan di sekitar stasiun. Sayangnya beberapa warung dan resto fast food sekitar stasiun masih tutup, jadi aku milih buat sarapan di pedagang kaki lima yang mangkal di depan stasiun.

Sarapan dengan sepiring nasi berlaukkan telur dadar dan sambal teri pake tempe ku tebus seharga Rp. 12.000. Kerasa banget beda harganya ama makanan saat di Jogja. Tapi wajar sih, namanya juga Jakarta, semuanya mahal, yang murah di sini mah ya masalah. 😂

Selesai dengan urusan perut, aku pun segera berangkat untuk menjelajah ibu kota ini sebelum kembali ke Kota Medan ntar sore.
Stasiun Pasar Senen, sumber: wikipedia

Bang Ojol, lets go...

Nb: aku lupa motoin, fokus di perjalanan soalnya

Selasa, 06 Agustus 2019

Petualangan di Taiwan: Takao Railway Museum

            Hai sahabat backpacker, petualanganku di Tanah Taiwan belum usai, setelah mengunjungi Gereja Holy Rosary Katedral, kami kembali berjalan ke Love River, cuaca yang panasnya lumayan menyengat dan ditambah kami yang buta akan tempat-tempat wisata di Kaohsiung ini membuat kami bingung juga mau ngelanjutin petualangan kemana lagi. Padahal kami Cuma punya waktu satu hari doang buat nikmati Kota Kaohsiung ini sebelum nanti sore kami harus kembali ke kapal.

           Dan akhirnya dengan mengandalkan google map, kami nemuin satu tempat yaitu sebuah museum kereta api yang tidak begitu jauh dari Love River. Mas Zudi langsung saja semangat ngajakin kami buat ke museum itu aja. Btw Mas Zudi ini emang fans kereta api banget, IG nya aja isinya tentang kereta api doang.

            Teman-teman pun segera memesan taksi, beruntungnya si sopir taksi bisa bahasa inggris, jadi aman deh, nggak kayak sebelumnya yang nyasar kemana-mana. Brmmm... Brmm... Taksi pun segera berangkat.
Suasana Kota Kaohsiung

            Kami kembali lagi menyusuri jalanan Kota Kaohsiung, kota ini bener-bener bagus sih, jalanannya lenggang namun tetap tertib. Kotanya pun bersih. Selain itu uniknya kebanyakan kereta (baca: sepeda motor) di sini berjenis matic. Lalu di beberapa objek wisata maupun di dekat stasiun selalu tersedia penyewaan sepeda. Penyewaan Sepeda ini ada yang manual dari toko penyewaan maupun otomatis dengan mesin mirip atm.

            Jadi cara penyewaan secara otomatis ini, kita cukup mencari lokasi parkir sepeda yang dilengkapi ama mesin mirip atm, tempelin kartunya di mesin dan sepeda bisa digunakan. Untuk balikin sepedanya cukup cari lokasi parkir yang tersedia yang biasanya ada di sekitar objek wisata maupun stasiun.
Penyewaan sepeda otomatis
            Coba aja di sini ada kayak gitu, kan keren juga, tapi nggak yakin bisa lama sih sepedanya, soalnya bisa-bisa ada yang ngekiloin. Toh bangku di taman aja ada yang ngekiloin kok. Wkwkwkw...

            Lokasi

            Nggak begitu lama, kami akhirnya nyampe juga di Takao Railway Museum yang berada di Distrik Gushan, Kota Kaohsiung. Lokasi museumnya ini nggak jauh dari Stasiun MRT Sizihwan, di dekatnya juga ada halte bus, jadi mudah lah buat dikunjungi.

            “Jadi berapa tiket masuknya mas?” tanyaku pada Mas Zudi yang bertanya ke dalam museum, sedangkan aku sih nungguin di luar sambil malu-malu dan berharap tiket masuknya murah.

            “Gratis.” Jawab Mas Zudi.

            “Hah... Gratis? Hayuk masuk.. masuk..” ucapku dengan semangat dan malu-maluin. Maklum, backpacker kere -_-.
Takao Railway Museum
            Sejarah

            Jadi Museum Kereta Takao ini dulunya adalah stasiun kereta api pelabuhan Kaohsiung. Bahkan ini adalah stasiun kereta pertama di Kaohsiung yang dibangun pada masa penjajahan Jepang pada tahun 1900. Pada tahun 2003, stasiun ini ditetapkan sebagai bangunan bersejarah dan pada tahun 2008 menjadi tahun terakhir stasiun ini beoperasi karena kereta api sebagai transportasi publik digantikan oleh MRT. Dan akhirnya pada tahun 2010 stasiun ini dibuka sebagai Museum Kereta Takao.

            Koleksi Museum

            Museum ini masih menggunakan bangunan asli dari Stasiun Takao yang memiliki gaya arsitektur Jepang Klasik dengan atap bergaya China.

            Di bagian aulanya terdapat ruang informasi dengan berbagai foto-foto perkembangan kereta api di Taiwan zaman dahulu dan buku-buku yang membahas sejarah transportasi di Taiwan. Di sini terdapat juga beberapa miniatur lokomatif kereta api yang cantik serta satu cewek cakep yang merupakan petugas museum. Hehehehe...
Bagian aula museum
            Kemudian di bagian dalam ada ruang kepala stasiun, di sini ada arsip-arsip dari sejarah kereta api di Taiwan. Perlengkapan kantor stasiun kereta api seperti meja kepala stasiun, sofa, lemari, seragam masinis dan seragam pekerja kereta api hingga banyak lagi barang-barang lainnya pun ada.
Meja kepala stasiun

Arsip museum
            Lalu di bagian belakang museum terdapat beberapa lokomotif tua beragam tipe yang telah berusia puluhan tahun. Lokomotifnya cukup bersih dan terawat tapi di bagian relnya malah tumbuh subur rerumputan. -_-
Lokomotif tua
            Setelah selesai menjelajahi isi museum, kami pun segera keluar untuk melanjutkan petualangan di Kota Kaohsiung ini. Bersamaan dengan kami keluar, ternyata juga keluar penumpang MRT dari stasiun Sizihwan dan yang keluar kebanyakan cewek-cewek cakep Taiwan. Beuh... Puas mata. Wkwkwkww.

            Dasar jomblo.
Si ganteng yang unyu di depan museum

            ....to be continued