Minggu, 04 Mei 2014

Titi Gantung Kota Medan, Jembatan Klasik Si Tempat Nongkrong



Titi Gantung

Di Kota Medan ada sebuah jembatan yang merupakan tempat favorit Kolonial Belanda menikmati sore pada masa penjajahan dulu yaitu Titi Gantung yang berada di samping Stasiun Kereta Api Medan.
Sejarah
Titi Gantung adalah bangunan peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1885 yang berfungsi untuk menghubungkan kawasan perumahan penduduk di Jalan Jawa dengan Lapangan Merdeka yang dulunya selalu ramai dengan berbagai acara dan merupakan pusat kegiatan Kota Medan saat itu dan bukan untuk bergantung-gantung ya...
Selain sebagai sarana penghubung, ternyata jembatan yang bergaya klasik victoria ini merupakan tempat favorit kolonial Belanda untuk menikmati sore di Kota Medan. Bahkan pada malam hari, banyak orang Belanda yang bersantai di jembatan ini sambil menghisap cerutu dengan tembakau dari perkebunan tembakau deli yang dulu terkenal. Jembatan ini memang tempat yang asik untuk sekedar nongkrong sembari melihat aktivitas masyarakat kota Medan.
Prasasti pembangunan Titi Gantung
Alamat : Di Samping Stasiun Kota Medan
Objek wisata di sekitarnya :
> Lapangan Merdeka
> Kawasan Kesawan

Sabtu, 03 Mei 2014

Rumah Adat Karo di Desa Lingga



Rumah Adat Karo
Desa Lingga di Kabupaten Karo adalah sebuah perkampungan yang menyimpan peninggalan budaya dan sejarah Karo. Di Desa ini terdapat Rumah adat karo yang berusia Lebih dari 150 tahun dan bangunannya masih asli.
Berawal dari tugas mata kuliah untuk memetakan lokasi bangunan bersejarah yang terdapat di Berastagi, kami memutuskan untuk sekalian mengunjungi rumah adat karo di Desa Lingga. Desa ini terletak di luar kota Berastagi sehingga butuh waktu hampir satu jam untuk mencapainya jika naik motor, jika jalan kaki, hitung sendiri aja ya....
Di depan desa ini terdapat sebuah gapura yang bertuliskan Majuah-Juah yang seolah-olah menyambut kami dan para wisatawan. Masuk ke dalam desa, terdapat dua rumah adat Karo, tetapi cuma satu yang kondisinya baik dan dan dihuni, sedangkan yang satunya dalam masa renovasi. Seperti biasa, peninggalan sejarah dan budaya kan emang sering terlupakan.



Mejuah-Juah
Sejarah
Yuk lanjut... Rumah Adat Karo di Desa Lingga ini didirikan tahun 1860 dan masih asli hingga saat ini. Biasanya Satu rumah dihuni 8 atau 12 keluarga. Rame banget kan? Sungguh kekeluargaan yang patut diancungi jempol. Tetapi saat ini rumah adat ini hanya dihuni 1 keluarga saja.
 Arsitektur
Arsitektur rumah adat ini cukup menarik lho. Rumah adatnya berupa rumah panggung, tingginya kira-kira 2 meter dari tanah yang ditopang oleh tiang dari kayu ukuran besar. Kolong rumah sering dimanfaatkan sebagai tempat menyimpan kayu dan sebagai kandang ternak.
Didirikan tahun 1860
Rumah ini mempunyai dua buah pintu, satu menghadap ke barat dan satu lagi menghadap ke... atas? ya ke timur dong.. Di depan masing-masing pintu terdapat serambi, dibuat dari bambu-bambu bulat yang disebut ture. Atap rumah dibuat dari ijuk. Pada kedua ujung atapnya terdapat anyaman bambu berbentuk segitiga, disebut ayo-ayo. Pada puncak ayo-ayo terdapat tanduk atau kepala kerbau dengan posisi menunduk ke bawah.
Ayo-ayo dengan kepala kerbau di puncaknya
bagian dalam rumah adat Karo
Saat kami berkunjung ke rumah adat ini, kami tidak bertemu wisatawan lain kecuali turis dari Jerman dan Perancis. Mereka cukup antusias mendengarkan penjelasan dari pemandu. Ironisnya, peninggalan budaya dan sejarah seperti ini lebih diminati oleh para turis ketimbang masyarakat kita sendiri.
Tim Penjejak Sejarah lokal
 
AlamatDesa Lingga di Kabupaten Karo
Tiket Masuk : Gratis
Transportasi : lebih baik menggunakan kendaraan pribadi.

Kamis, 01 Mei 2014

Museum TNI Medan



Museum TNI Medan

Ingin meningkatkan rasa nasionalisme? Datanglah ke Museum TNI Kota Medan. Museum Perjuangan 45 TNI ini terletak di Jalan Zainul Arifin No. 8 Kelurahan Petisah, Kecamatan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara.
Jum’at itu saya dan sahabat sedang bosan karena tidak ada kegiatan. Setelah berdiskusi sebentar kami memutuskan untuk mengunjungi Museum TNI. Tapi karena kami belum begitu mengenal jalan-jalan di Kota Medan membuat kami tersasar cukup jauh dari tujuan.

            Setelah hampir dua jam bertanya kesana kemari akhirnya kami sampai juga ke museum TNI ini.
Tugu Api

Di halaman Museum saya melihat sebuah tugu berbentuk kobaran api yang seolah-olah membakar semangat prajurit TNI dan berbagai senjata dan meriam. Beranjak ke bagian dalam Museum, saya disuguhi berbagai macam koleksi seperti bendera merah putih pertama di Kota Medan, bambu runcing, lukisan-lukisan dan foto-foto tua kota medan serta berbagai macam senjata yang telah dipakai para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kota Medan. Kemudian saya melihat-lihat ruangan dilantai dua. Di lantai dua juga terdapat berbagai macam senjata, hanya saja ukurannya lebih besar.

Berbagai koleksi senjata di museum ini
           Dari berbagai senjata dan lukisan di museum ini, hati saya tergugah. Kemerdekaan Indonesia bukan sesuatu yang mudah untuk dicapai. Hanya perjuangan pantang menyerah dan tidak takut matilah yang bisa mencapainya.


 

 


Alamat : Jalan Zainul Arifin No. 8 Kelurahan Petisah, Kecamatan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara.

Tiket Masuk : Gratis

Jadwal buka : Senin-Jum'at
Objek Wisata Sekitarnya: Kuil Shri Mariamman

Museum Simalungun di Pematang Siantar



Museum Simalungun

               Museum Simalungun adalah sebuah museum unik berbentuk rumah adat Simalungun dan beralamat di Jalan Sudirman, Pematang Siantar. Museum yang dibangun pada tanggal 10 April 1939 di Pematang Siantar oleh Raja-raja Simalungun ini menyimpan benda-benda cagar budaya Suku Simalungun yang bernilai sejarah dan budaya agar tidak lenyap ditelan jaman. 
           Arsitektur Museum
           Museum Simalungun berbentuk Rumah Adat Simalungun yang memiliki ciri khas khusus pada bangunan, yaitu konstruksi bagian bawah atau kaki bangunan berupa susunan kayu glondongan yang masih bulat-bulat, dengan cara silang menyilang dari sudut ke sudut. Ciri khas lainnya adalah bentuk atap di mana pada anjungan diberi limasan berbentuk kepala kerbau lengkap dengan tanduknya. Di samping itu pada bagian-bagian rumah lainnya diberi hiasan berupa lukisan-lukisan yang berwarna-warni yaitu merah, putih dan hitam.
           Koleksi Museum
           Saat saya dan teman-teman dari kampus berkunjung ke museum ini, pengunjungnya cuma kami, padahal koleksi museum ini cukup banyak dan beragam.


 
Museum Simalungun
  Museum Simalungun memiliki koleksi berjumlah 860 buah, yaitu :
  1. Koleksi Etnografika yaitu: Peralatan Rumah Tangga; Peralatan Pertanian; Peralatan Menangkap Ikan; Peralatan meramu dan berburu; Peralatan pandai emas dan pandai besi; Peralatan music dan tari; Peralatan pengrajin tenun; bahan-bahannya terbuat dari kayu, rotan, bambu, porselin, tanah liat, tanduk tulang-tulang, besi tembaga, kuningan dan bahan-bahan lainnya. 
  2. Koleksi Keramikologie terdiri dari berbagai jenis porselin buatan China, Holland dan Spanyol.
  3. Koleksi Numismatika terdiri dari berbagai mata uang seperti mata Uang Indonesia, Belanda, Jepang dan lain-lain. 
  4. Koleksi Naskah Kuno (Old Manuscript) terbuat dari kulit kayu Alim dan bamboo ayan. Naskah kuno menyimpan berbagai aspek ilmu pengetahuan seperti astrologi dan astronomi serta ramuan obat tradisional
  5. Koleksi Arkeologi yang terdiri dari aneka arca yang terbuat dari batu, perunggu dan kuningan
  6. Koleksi Hand Craff yakni koleksi karya seni berupa arca dan ornament yang bahannya terbuat dari kayu dan bambu.
  
Koleksi museum
          Cukup disayangkan memang, museum ini tidak mampu bersaing dengan objek wisata lainnya. Padahal kota Pematang Siantar sebagai tempat museum ini berada, merupakan salah satu kota transit menuju Danau Toba dan museum ini adalah pengingat bagi jadi diri Suku Simalungun.
AlamatJalan Sudirman, Pematang Siantar
Tiket Masuk : gratis

Museum Deli Serdang di Lubuk Pakam

Museum Deli Serdang

Museum Deli Serdang terletak di sekitar kompleks perkantoran pemerintah Deli Serdang, Kelurahan Desa Jati Sari, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara,
Tidak sulit untuk mencarinya, karena di pinggir jalan sekitar kompleks perkantoran pemerintah tersebut terdapat pamflet informasi yang menunjukkan arah sebuah museum Deli Serdang.
Museum Deli Serdang biasanya hanya ramai dikunjungi oleh anak-anak sekolah apabila ada peringatan hari-hari nasional setelah mereka mengikuti upacara di lapangan Deli Serdang yang terletak tidak jauh dari museum tersebut.
Sebagian Koleksi Museum Deli Serdang
 Padahal museum yang berstatus sebagai Unit Pelaksana Teknis Seni dan Budaya ini memiliki koleksi yang cukup beragam, mulai dari pakaian adat Melayu, Karo, Simalungun, Toba, Jawa dan Nias, peralatan musik dari berbagai suku yang ada di Sumatera Utara serta peralatan hidup suku-suku tersebut. Selain itu, di museum ini juga menyimpan koleksi foto-foto tua kerajaan Deli serdang, lukisan dari pertempuran Medan Area dan koleksi mata uang kuno dan beragam benda koleksi lainnya. 
Sepeda Tua
Di Dalam museum ini juga terdapat berbagai peninggalan yang berhubungan dengan kesenian Tari Serampang Dua Belas dan penciptanya.
Prasasti peresmian museum

Alamat :  kompleks perkantoran pemerintah Deli Serdang, Kelurahan Desa Jati Sari, Kecamatan Lubuk Pakam
Tiket Masuk : Gratis