Selasa, 16 Mei 2017

Petualangan di Jakarta: Museum Fatahillah



Puas sudah rasanya melihat berbagai koleksi mata uang di Museum Bank Indonesia yang bikin pengoleksi mata uang sepertiku ngiler.
ya ampun.... koleksi mata uangnya lengkap banget sih.
Aku kemudian meneruskan langkah menjelajahi sisi-sisi Kota Tua Jakarta ini.  Sejauh mata memandang yang terlihat adalah bangunan-bangunan tua dengan arsitekturnya yang khas. Kebanyakan sih aku nggak tau gedungnya dijadiin apa, tapi beberapa dijadikan kafe, so pasti kafenya keren dong secara bangunannya aja udah artistik gitu. Keren banget emang nih Kota Tua.
Jelajah Kota Tua Jakarta
Setelah beberapa jauh menjelajah, akhirnya aku nyampe juga di Gedung Museum Fatahillah yang punya nama resmi Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia.
Busyet... banyak amat nama samarannya. Ini gedung atau agen mata-mata sih :D
Museum Fatahillah
Alamat Museum Fatahillah
Museum yang sok punya banyak nama ini beralamat di Jalan Taman Fatahillah Nomor. 1, Jakarta Barat, DKI Jakarta, Indonesia dan berada tepat di depan Taman Fatahillah, Kota Tua.
Sejarah dan Arsitektur Museum Fatahillah
Gedung cantik yang katanya merupakan ikon Kota Tua Jakarta ini dibangun pada tahun 1707 sampai tahun 1712 atas perintah Gubernur Jendral Joan Van Hoorn yang diarsiteki oleh W.J. Van De Velde dengan arsitektur khas Neoklasik dan bangunanya menyerupai bangunan Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.
Bangunan ini dulunya merupakan gedung balai kota Batavia dan dijadikan sebagai pusat pemerintahan kolonial Belanda di Batavia. Namun setelah wilayah Batavia meluas ke selatan, aktivitas balai kota dipindahkan ke wilayah Jakarta Pusat. Bangunan ini kemudian dijadikan kantor pemerintah Jawa Barat dan sempat dijadikan kantor pemerintah yang lain hingga pada tanggal 30 Maret 1974 Gubernur Ali Sadikin merenovasinya dan meresmikannya sebagai Gedung Museum Sejarah Jakarta.
Koleksi
Setelah membeli tiket masuknya yang cuma Rp. 5000 aja, sekarang saatnya menjelajah di dalam museum. Koleksi museum ini cukup beragam menurutku. Koleksinya  mulai dari berbagai peninggalan kerajaan Tarumanegara hingga benda-benda kerajinan khas Betawi. Lalu ada berbagai perabotan peninggalan bangsa Belanda dan lukisan-lukisan yang menggambarkan suasana dan pemandangan Kota Batavia pada jaman dahulu. Lukisannya keren-keren. Selain itu juga terdapat berbagai barang seperti senjata dan berbagai barang koleksi lainnya.
Lukisan Kota Batavia
Perabotan tempo dulu
Kemudian aku beranjak ke lantai 2, di sini ada jendela-jendela besar sehingga kita bisa melihat pemandangan Taman Fatahillah di bawah sana lengkap dengan segala keramaiannya. Asyik juga sih tempatnya untuk sekedar bensantai, apalagi bisa merhatiin cewek-cewek Jakarta berlalu lalang di bawah sana.
Taman Fatahillah
Woy... fokus woy.. fokus..
Ok.. Ok... Turun dari atas aku melangkah ke bagian belakang museum, di sini terdapat penjara bawah tanah bagi para tahanan yang melawan pemerintah Hindia Belanda. Ada penjara khusus wanita dan ada penjara khusus pria.
Ruangan penjaranya cukup kecil dan sempit bahkan terkesan serem. Bahkan aku sempat bertanya ama pengunjung lain tentang aman nggaknya masuk ke dalam penjaranya. Soalnya kan nggak seru juga kalo tiba-tiba pas di dalam pintunya terkunci sendiri. Iiii...
Penjara pria
Konon pada jaman dahulu banyak tahanan yang tidak diberi makan dan minum hingga dibiarkan mati di dalam penjara ini tanpa sempat menjalani proses persidangan. Oh ya, Pahlawan Nasional Pangeran Diponegoro dan Cut Nyak Dhien juga pernah di penjara di sini.
Selanjutnya kemana?

26 komentar:

  1. waaahhhh aku belum pernah nih ke sini
    Semoga liburan besok sempattt
    Banyak banget yang bilang bagus yaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang bagus banget kok mas.
      Lain kali harus coba ke sini deh mas.

      Hapus
  2. Saya sering ke taman fatahillah tapi belum pernah bisa masuk ke museumnya. Tiketnya murah sekali ya ? Penasaran dengan ruangan penjaranya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sesekali mampir dong mas, tiketnya cuma 5 ribu doang kok.

      Hapus
  3. wah mas penjara pria itu penuh dengan bola bola besi wihhh kebayang ,, gimana kalau itu ditaruk di kaki kita hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah... jangan sampe deh mas.
      Lebih enak hidup bebas deh.

      Hapus
  4. Udah lama juga ga masuk museum Fatahilah. Pas ke sana terakhir, lagi renov. Ini udah selesainya renovnya. Pastinya tambah keren deh.

    BalasHapus
  5. taunya dulu satu kompleks itu ya kawasan kota tua udah gitu aja, ternyata bangunan lainnya bisa di masuki. mana harga tiketnya murah lagi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mas, di dalam Kota Tua ini banyak banget bangunan tua dan ikonik gitu, museumnya juga banyak.

      Hapus
  6. Baru tahu saya kalau Pemda Jawa Barat pernah ngantor di sana.. Oya, setuju sama Gus Bolang: bola-bolanya seram amat :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Katanya sih pemdanya berkantor dari sebelum kemerdekaan mas.

      Iya mas, kesannya angker

      Hapus
  7. Wah, lama gak ke sini, ternyata tiketnya masih 5.000. Ehehe. :D

    Sedih amat yang pada mati di penjara karena gak dikasih makan dan minum. :( Bagian penjaranya terus jadi mistis gitu deh, ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak, masih 5 ribu doang.

      Bener banget mbak.
      Miris bayanginnya.

      Hapus
  8. Jarang banget masuk museum :-(
    Pengen sesekali main ke museum lagi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hayuk ke Museum mas.
      Biar nambah pengalaman.

      Hapus
  9. Ruang penjaranya ngingetin ke tayangan tv mas; dunia lain. Serem kayaknya. Btw.. Penting juga ya wisata ke museum itu, bljr sejarah. Biar ingat perjuangan masa lalu..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget tuh mbak.
      Biar kita nggak lupa dengan perjuangan para pahlawan.

      Hapus
  10. kasian juga ya pahlawan kita dipenjara, btw mereka juga meninggal di disitu ga?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nggak mbak,
      Pangeran Diponegoro meninggal di Makasar sedangkan Cut Nyak Dhien meninggal di Sumedang.

      Hapus
  11. Demiapa tiket masuk museum lebih murah daripada jajan es nya :'
    masa saya beli es potong harganya 15K T.T
    kan awalnya saya sodorin duit 5k, kata bapaknya, "yah mba, ini kan di tempat wisata. harganya 15k"

    Hiks huwe. Hehehehe.

    Wah saya jadi pingin main kesana lagi deh. Waktu kesana cuma naik sepeda onthel gak ada rasa" mau eksplor karena cuacanya mendung-mendung anget XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahaha.... tiketnya emang murah banget.
      Tapi jajanannya lumayan juga bikin kantong tipis.

      Seru juga tuh naik sepeda onthel.

      Hapus
  12. Jadi ingat dengan bangunan tua yang di lawang sewu Semarang. Kalau gak salah terakhir dengan bangunan tua di lawang sewu juga bakalan di sulap jadi kafe-kafe. Entah ngikutin konsep kota tua Jakarta atau enggak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah... Lawang Sewu ya.
      Denger-denger bangunannya juga keren tuh.

      Hapus
  13. Ngomongin soal penjarany itu, ada temenku yg bisa dgar2 gt. Katanya beberapa waktu masi terdengar teriakan tolong dan sakit2 dr para tahanan

    Hmm semacam angker

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iiii... serem amat mas.
      Tapi emang angker sih kesan dan suasananya.

      Hapus

Terima kasih telah berkunjung, silahkan berkomentar dengan sopan :)