Tampilkan postingan dengan label Alam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Alam. Tampilkan semua postingan

Selasa, 27 Oktober 2020

Danau Toba dari Pantai Garoga di Tigaras, Simalungun

Danau Toba dari Pantai Garoga
Pantai Garoga di Tigaras

Hai sahabat backpacker...

Di sini aku mau ngelanjutin kisah petualanganku bareng Bayu, teman-temannya dan adik angkatku saat kami pergi ke kabupaten Simalungun. Sebelumnya kami telah singgah di perkebunan teh Sidamanik. Ketika mereka semua berfoto-foto di antara hamparan perkebunan teh, aku ditugasin untuk jaga sepeda motor yang terparkir di pinggir jalan, Asem banget.

Baca juga: Wisata ke Kebun Teh Sidamanik

Namun sudah hampir satu jam mereka tak kunjung juga usai foto-fotonya. Padahal yang difotoin mukanya tetap sama dan latar fotonya juga itu-itu doang, tapi mereka tak juga berhenti. Aku yang menunggu di luar jadi gregetan juga.

“Oyy... udah siang nih, katanya mau makan di pinggir Danau Toba, jadi kagak?” kataku pada mereka.

Setelah mendengar itu, baru deh mereka keluar dari perkebunan teh tersebut.

“Ayoklah, udah laper ini.” Jawab Bayu.

Mendengar itu, aku hanya bisa pasang wajah datar. -_-“

“Ke Danau Toba kita Bang? Mantaplah, aku pengen berenang.” Kata Hafiza, adik angkatku.

“Emangnya Fiza bisa berenang?” tanyaku.

“Kagak.” Jawabnya singkat.

Lagi-lagi aku hanya bisa memasang wajah datar.  -_-“

Rencananya kami memang mau sekalian ke Danau Toba, makan siang di sana dan bermain-main air. Dari sekian banyak destinasi menarik di Danau Toba, kami memilih untuk mengunjungi kawasan Tigaras.

Tigaras

Tigaras adalah salah satu nagori alias desa yang ada di kecamatan Dolok Pardamean, kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Tigaras ini berada tepat di pinggir Danau Toba sehingga memiliki banyak destinasi wisata yang berkaitan dengan Danau Toba seperti Pantai Garoga, Pantai Paris, Pantai Kenangan, Batu Hoda, Bukit Indah Simarjarunjung dan Pelabuhan Tigaras yang melayani rute dari Tigaras ke Pulau Samosir.

Dari perkebunan teh Sidamanik, kami hanya perlu melanjutkan perjalanan ke arah kota Pematang Purba, ibukota kabupaten Simalungun. Setelah sampai di perempatan Simarjarunjung, kami berbelok ke kiri. Dari sana jalanannya didominasi kelokan dan turunan. Meski jalannya cukup curam, tapi pemandangannya cakep banget. Karena di sisi kiri jalan terhampar pemandangan Danau Toba yang begitu luas. Sedangkan di seberang sana terlihat Pulau Samosir dan perbukitan hijau di atasnya. Sekitar 10 menit kemudian kami tiba di Tigaras. 

Danau Toba dari Pantai Garoga
Danau Toba dari sisi jalan

Pantai Garoga

Dari sekian banyak tempat wisata yang ada di Tigaras, kami memilih untuk mengunjungi Pantai Garoga. Meski namanya pantai, tapi ini bukan pantai yang ada di tepi laut, melainkan pantai yang ada di tepi Danau Toba. Jadi air nya tawar, bukan asin.

Di Sumatera Utara emang ada kecenderungan untuk menamakan “pantai” pada tempat-tempat yang memiliki dataran berpasir dan air yang luas, seperti pinggiran danau maupun pinggiran sungai.

Alamat Pantai Garoga

Pantai Garoga beralamat di Desa Tigaras, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun. Pantainya terletak tak jauh dari kawasan Hotel Garoga, Masjid Agung Tigaras maupun Pelabuhan Tigaras.

Sebenarnya ada drama nyasar juga sih saat menuju pantai ini. Jadi dari Simpang Simarjarunjung Bayu yang ada di depan sedangkan aku di bagian belakang. Bayu bilang kalo dia udah pernah ke Tigaras, jadi tau pantainya. Namun saat itu aku merasa aneh, karena jalanannya sudah kembali menanjak, pusat keramaian Tigaras juga sudah tertinggal di belakang. Akhirnya dengan bersusah payah mendahului mereka di jalur sempit, aku bisa menghentikan laju motor mereka. Dan benar aja, Bayu nyasar. Padahal plang pantainya tadi terlihat jelas di pinggir jalan. -_-“

Fasilitas di Pantai Garoga

Setelah putar balik dan menemukan jalan yang benar, kami pun memarkirkan kendaraan di kawasan parkir Pantai Garoga. Biaya parkirnya hanya Rp. 5000 permotor dan sudah termasuk biaya masuk ke dalam kawasan pantai.

Fasilitas yang tersedia di pantai ini cukup lengkap juga seperti pondok seharga Rp. 30.000. Tapi karena kami mengambil dua pondok jadi didiskon menjadi Rp. 25.000 perpondok. Ada juga kamar mandi, penyewaan ban, atraksi air seperti banana boat dan speedboat, hingga warung yang menjual makanan dan celana renang. 

Danau Toba dari Pantai Garoga
Ada banana boat

Setelah meletakkan barang-barang di atas pondok, kami pun segera membuka bekal yang dibawa dari rumah. Dan acara makan siang di pinggir Danau Toba pun kami mulai dengan membaca doa. Uhhh.... nikmat banget rasanya makan siang dengan pemandangan Danau Toba. Angin yang bertiup dari arah danau juga membuat cuacanya menjadi adem.

Danau Toba dari Pantai Garoga

Setelah selesai mengisi perut, saatnya bermain air. Tak seperti pantai pada umumnya yang berpasir putih, Pantai Garoga ini memiliki tepian berupa bebatuan. Bebatuannya pun beragam ukuran, mulai dari yang sekecil upil sampe yang segede dosa. Bahkan saking besarnya, ada juga batu yang menyembul ke permukaan danau. Batu besar ini pun menjadi spot foto yang menarik, tapi harus hati-hati sih, karena batunya sedikit licin. 

Danau Toba dari Pantai Garoga
Pantainya berbatu
Danau Toba dari Pantai Garoga
Batu gede di Pantai Garoga

Airnya pun jernih banget, bahkan dasar bebatuannya terlihat jelas. Ikan-ikan kecil juga sesekali terlihat berenang dengan menggemaskan. Mau ditangkap tapi terlalu lincah.

Enaknya Pantai Garoga ini memiliki tepian yang tak begitu dalam, jadi cukup aman untuk berenang di pinggir-pinggirnya. Namun pada jarak 15 meter dari bibir pantai, dasarnya tiba-tiba menjadi dalam banget, seperti ada jurang. Jadi jika main air di sini, jangan sampe terlalu ke tengah danau. Berbahaya cuy. 

Danau Toba dari Pantai Garoga
Adik angkatku yang tak bisa berenang
Danau Toba dari Pantai Garoga
Bercengkrama di tepi Danau Toba

Senin, 26 Oktober 2020

Wisata ke Kebun Teh Sidamanik

Kebun Teh Sidamanik
Kebun Teh Sidamanik

Hai sahabat backpacker

Selamat datang lagi di blog backpack sejarah, blognya orang ganteng dan unyu. Kali ini aku mau berbagi cerita petualanganku beberapa waktu yang lalu ke Kebun Teh Sidamanik. Perjalanan ini bermula ketika temanku, Bayu kembali mengajak traveling bareng sekali lagi.

Baca juga: Liburan Murah ke Pulau Salah Namo Batubara

“Cuy, ikut ke arah Siantar yuk! Jalan-Jalan sekitar sana, sekalian bawain jalannya ya!.” Begitulah kira-kira chat Bayu malam itu.

“Boleh.” Jawabku singkat.

“Tapi naik motor cuy. Bawa kawan goncengan masing-masing ya.”

“Alamak.” Balasku sambil memijat kening.

Kira-kira ngajak siapa lah ya? Pikirku.

“Selly ama siapa cuy?” tanyaku. Btw, Selly itu adiknya Bayu

“Adikku ama Bang Fajar cuy.” Jawab Bayu.

Hmm... ngajak siapa ya?

Saat sedang berpikir tiba-tiba aku teringat ama adik angkatku yang bernama Hafiza. Beberapa waktu yang lalu dia memang minta diajakin buat traveling. Aku pun segera mengajaknya dan syukurnya dia mau. 

Kebun Teh Sidamanik
Hafiza, adek angkatku

Minggu, pukul 7 pagi. Rombongan sudah berkumpul di rumah Bayu. Tak lama kemudian kami pun memulai perjalanan.

Brmmm... brmmm....

Dengan mengendarai motor masing-masing, kami berangkat dari Kota Kisaran menempuh rute Lima Puluh-Perdagangan dan Kota Pematang Siantar. Dari Pematang Siantar kami kemudian mengarahkan kendaraan ke arah perkebunan teh di kecamatan Sidamanik.

Alamat Kebun Teh Sidamanik

Kebun Teh Sidamanik terletak di kecamatan Sidamanik, kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Cara Menuju ke Kebun  Teh Sidamanik

Untuk menuju kebun teh ini bisa ambil jalan dari kota Pematang Siantar menuju kota Pematang Purba, ibukota kabupaten Simalungun. Dari Pematang Siantar kebun teh ini bisa ditempuh sekitar 30 menit perjalanan atau sekitar 25 km. 

Pemandangan di Kebun Teh Sidamanik

Begitu memasuki kawasan kecamatan Sidamanik, di sepanjang sisi jalannya terbentang luas pemandangan perkebunan teh. Saking luasnya, sampe-sampe sejauh mata memandang cuma terlihat perkebunan teh yang hijau aja  Di beberapa bagian kebun teh nya ada yang membentuk bukit kecil. Sedangkan di bagian yang lain membentuk sebuah lembah yang luas. Di antara perkebunan teh tersebut juga ada beberapa pohon yang menjulang tinggi hingga menambah ragam pemandangannya. 

Kebun Teh Sidamanik
Banyak pepohonan besar

Penduduk sekitar juga membuat spot foto di beberapa sudut kebun teh. Di spot foto ini tersedia tulisan kebun teh, aneka kalimat bijak ataupun lucu, background sayap burung, sayap kupu-kupu, daun pintu dan masih banyak kreasi lainnya.

Untuk foto-foto di spot tersebut, pengunjung harus membayar Rp. 10.000 perorang dan sudah bebas menggunakan semua atribut yang tersedia. Anggota rombonganku ternyata lebih memilih untuk berfoto dengan latar perkebunan teh saja. Jadi kami hanya perlu membayar biaya parkir seharga Rp. 5000 persepeda motor.

Sedikit saran buat teman-teman, karena parkir kendaraannya di pinggir jalan dan nggak selalu ada yang menjaga, jadi sebaiknya ada satu orang yang berjaga di parkiran. Soalnya dulu ada beberapa kejadian pengunjung yang kehilangan helm di kawasan ini.

Dan sayangnya, aku yang ditugasin buat jaga sepeda motor. Sedangkan mereka foto-foto di bagian dalam kebun teh. Asem. -_-“ 

Kebun Teh Sidamanik
Mereka foto-foto di bagian dalam kebun teh
Kebun Teh Sidamanik
Aku yang jaga parkir -_-"

Jumat, 23 Oktober 2020

Liburan Murah ke Pulau Salah Namo Batubara

Pulau Salah Namo
Pulau Salah Namo

Pulau Salah Namo alias Pulau Salah Nama adalah sebuah pulau kecil yang berada di Selat Malaka, Kabupaten Batubara. Pulau ini merupakan salah satu destinasi wisata yang cukup populer di kalangan wisatawan Sumatera Utara bersama dengan Pulau Pandang, sebuah pulau kecil lainnya yang terletak tak jauh dari pulau ini.

Hai sahabat backpacker, gimana kabarnya? Semoga sehat-sehat terus  ya. Kali ini aku mau berbagi cerita liburanku beberapa waktu yang lalu ke Pulau Salah Namo, sebuah pulau kecil yang indah di Selat Malaka, Sumatera Utara.

Btw liburanku ke Pulau Salah Namo ini sangat murah loh, karena cuma bermodalkan Rp. 50.000 aja. Dan ini merupakan yang kedua kalinya aku liburan ke pulau ini.

Baca juga: Liburan Murah ke Pulau Pandang Batubara

Alamat Pulau Salah Namo Batubara

Pulau Salah Namo berada di Selat Malaka dan secara administrasi terletak ke dalam wilayah Desa Bogak, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara, Sumatera Utara.

Cara ke Pulau Salah Namo

Ada beberapa cara untuk menuju ke Pulau Salah Namo. Yang termudah adalah dengan ikut opentrip yang biasa diladakan oleh agen tour pariwisata. Biasanya biaya ikut opentrip ini sekitar Rp. 300.000 untuk Pulau Pandang dan Salah Nama dengan titik keberangkatan dari Kota Medan. Sedangkan untuk titik keberangkatan dari Pelabuhan Tanjung Tiram sekitar Rp. 150.000 perorangnya.

Kelebihan ikut opentrip ini adalah semuanya telah disediakan, termasuk makan siang. Jadi kita tinggal menikmati liburannya aja. Kapalnya juga dilengkapi dengan alat-alat keselamatan, sehingga bisa menjamin keselamatan peserta tour.

Cara kedua adalah dengan ikut opentrip dari pelabuhan-pelabuhan kecil di sekitar Pantai Timur Pulau Sumatera. Biaya opentrip ini biasanya hanya sekitar Rp. 50.000 aja perorangnya. Murah banget cuy. Sebenarnya dulu lebih murah lagi, karena cuma Rp. 33.000 aja perorangnya, tapi sekarang udah naik.

Kekurangan ikut opentrip ini adalah jadwalnya yang cukup jarang. Biasanya cuma ada pada hari libur besar aja. Selain itu kuota dan cuaca juga harus mendukung. Jika cuaca tak memungkinkan, trip bisa dibatalkan pada hari keberangkatan.

Dan terakhir cara yang ketiga. Cara ini cukup sulit, tapi nggak ngeluarin biaya. Caranya yaitu dengan berenang aja dari pelabuhan ke pulaunya. Kalo nggak ada ikan hiu yang ngegigit, dijamin bisa sampe kok. Sampe ke akhirat. Wkwkwkwk...

Aku sendiri memilih cara yang kedua. Karena tempat tinggalku yang ada di wilayah Pantai Timur Pulau Sumatera membuatku cukup mudah mendapatkan info jika ada opentrip di pelabuhan-pelabuhan kecil.

Dengan menaiki kapal boat berukuran sedang, perjalanan kami pun dimulai menuju Pulau Salah Namo. Perjalanannya sendiri memakan waktu sekitar 2 jam dan akhirnya kami pun tiba di dermaga Pulau Salah Namo. 

Pulau Salah Namo
Indah banget cuy

            Sejarah Unik Nama Pulau Salah Namo

            Sebelum menjelajah pulaunya, aku mau sedikit jelasin dulu kenapa pulau ini bernama Pulau Salah Namo. Jadi pada zaman dahulu, pulau ini diberi nama organ intim wanita. Iya, namanya pake nama organ intim wanita. Entah siapa yang kurang ajar bikin nama kayak gitu. Namun karena dirasa bikin malu dan nama tersebut dianggap salah, jadilah pulau ini diubah namanya menjadi Pulau Salah Namo.

Pemandangan Alam Pulau Salah Namo

Meski punya sejarah penamaan yang kelam, tapi pulau ini cukup indah loh. Dari dermaganya aja terlihat pesonanya, air lautnya biru dan jernih, saking jernihnya, karang dan pasir di dasar pesisirnya pun  terlihat. Di beberapa sudut yang membentuk teluk kecil terdapat pantai-pantai dengan pasir putih yang lembut. Sedangkan tepian lainnya berupa batu-batu terjal yang membentuk tebing yang menjulang tinggi. Lalu di pulaunya tumbuh vetagasi hijau yang lebat dan ada juga bukit hijau yang cantik. 

Pulau Salah Namo
Inilah pesona Pulau Salah Namo
Pulau Salah Namo
Airmya jernih banget

Sebagai destinasi wisata yang populer, pulau ini telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai. Selain dermaga, di pulau kecil ini juga terdapat homestay dan musholla. Selain itu juga disediakan jalan setapak yang mengelilingi pulau sehingga kami bisa menjelajah seisi pulau. Asyiknya jalan setapak ini juga dibuat hingga ke pinggir pulaunya, jadi bisa berjalan-jalan liat ombak yang menerpa bebatuan karang.

Pulau Salah Namo
Jalan setapak di tengah pulau

Di beberapa titik juga terdapat gazebo kecil dari kayu yang bisa dipake untuk beristirahat kalo capek menjelajah pulau. Gazebonya pun tersebar dari sisi atas pulau hingga ke pinggir pantainya.

Goa di Pulau Salah Namo

 Di pulau kecil dengan luas sekitar 3 ha ini ternyata punya sebuah goa. Aku pun baru tau pada kunjungan keduaku ini. Goa ini ada di sisi selatan pulau. Dulunya memang belum ada akses jalan ke sebelah selatan. Namun sekarang udah ada akses jalannya, bisa deh ngunjungi goanya.

Goanya sendiri berukuran kecil dan dipenuhi bebatuan tanpa bentukan stalagmit dan stalaktit. Bentuk goanya juga tidak menjorok ke bagian dalam, tetapi ke bagian atas dengan tinggi mencapai 6 meter. 

Pulau Salah Namo
Goa di Pulau Salah Namo
Pulau Salah Namo
Bagian dalam pulaunya

Menikmati Pulau Salah Namo dari ketinggian

Selain melihat goa, kegiatan asyik lainnya di pulau ini adalah melihat Pulau Salah Namo dari ketinggian. Di bagian atas bukit Salah Namo terdapat sebuah menara telekomunikasi yang dibuka untuk umum. Hanya saja untuk naik ke atas menaranya butuh perjuangan sih. Pertama kami harus menerabas memalui jalan setapak yang mulai tertutup ilalang tebal. Selanjutnya baru deh memanjat satu demi satu anak tangga secara hati-hati.

Pulau Salah Namo
Menara komunikasi

Menara ini terdiri dari 5 tingkat, tapi aku cuma naik sampe ketingkat 3 aja, karena dari tingkat 3 pun sudah bisa melihat indahnya alam Pulau Salah Namo dari ketinggian. Pulau Salah Namo yang terlihat hijau dengan vegetasinya yang lebat berpadu dengan birunya air laut menghasilkan gradasi warna yang indah. Di sekitar pulau juga terlihat kapal-kapal yang sedang berlabuh. Di sisi yang lain juga terlihat beberapa pulau kecil lainnya.

Indah sekali cuy. 

Pulau Salah Namo
Pemandangan Pulau Salah Namo dari ketinggian
Pulau Salah Namo
Backpacker ganteng dan unyu di Pulau Salah Namo

Kamis, 15 Oktober 2020

Tanjungbalai Waterfront City, Wisata di Tepi Sungai Asahan


Tanjungbalai Waterfront City
Tanjungbalai Waterfront City

            Tanjungbalai Waterfront City adalah salah satu destinasi wisata yang ada di Kota Tanjungbalai, Sumatera Utara. Objek wisata ini merupakan taman terbuka yang berada di tepi aliran Sungai Asahan.

Hai sahabat backpacker...

Gimana kabarnya? Semoga sehat selalu ya dan kita semua dijauhkan dari virus corona ini. Aamiin...

Baca juga: Wisata di Bengkulu: Lengkap dengan Transportasi, Penginapan dan Oleh-Oleh Khasnya

Berhubung cerita petualanganku di Bengkulu udah selesai, maka kali ini aku mau berbagi cerita tentang jalan-jalanku di sekitar kampungku sendiri yang kulakukan kemarin sore. Jalan-jalan sore ini kulakukan bareng adekku yang bernama Awan dan Fadil. Ini pun buat ngehibur Awan karena ditinggal mamak yang ada urusan di Kota Medan. 

Tanjungbalai Waterfront City
Jalan-jalan sore bareng Awan

Sore itu aku pun mengajaknya jalan-jalan ke salah satu destinasi wisata baru di Kota Tanjungbalai. Namanya adalah Tanjungbalai Waterfront City. Keren uy namanya.

Alamat Tanjungbalai Waterfront City

Tanjungbalai Waterfront City berada di Jalan Asahan, Kelurahan Indra Sakti, Kecamatan Tanjungbalai Selatan, Kota Tanjungbalai dan tepat bersisian dengan aliran Sungai Asahan, sungai terpanjang di Sumatera Utara. Btw, sungai ini mengalir dari Danau Toba hingga ke Selat Malaka.

Tanjungbalai Waterfront City ini juga berada tak jauh dari Masjid Raya Sultan Ahmadsyah, masjid tertua di Tanjungbalai dan Jembatan Tabayang, jembatan terpanjang di Sumatera Utara. Selain itu, tempat ini juga satu lokasi dengan Rumah Balai di Ujung Tanjung, Kelenteng Dewi Samudera dan Vihara Tri Ratna.

Pemandangan di Tanjungbalai Waterfront City

Setelah memarkirkan sepeda motor dan melepas helm, aku pun membawa adikku berkeliling untuk menikmati destinasi wisata satu ini. Bagian yang paling mencolok dari tempat ini adalah adanya tulisan besar bertuliskan “Tanjungbalai Waterfront City” dengan latar Sungai Asahan. 

Tanjungbalai Waterfront City
Spot foto utama di Tanjungbalai Waterfront City

Di sekitarnya sudah terpasang jalur-jalur setapak yang berlapiskan paving block. Di antara jalur paving block itu dibuat taman berumput hijau dengan pepohonan dan lampu-lampu taman. Sayang pepohonannya belum terlalu besar, jadi kalo di siang hari cukup terasa terik. 

Tanjungbalai Waterfront City
Pepohonannya masih kecil

Di ujung paving block ini langsung berbatasan dengan Rumah Balai di Ujung Tanjung yang merupakan bangunan replika yang dibangun untuk memperingati sejarah dan asal muasal Kota Tanjungbalai, yaitu sebuah Balai yang berada di Tanjung. Sedangkan di ujung satunya terdapat sebuah tugu dengan hiasan buku yang sedang terbuka, mungkin maksudnya agar pengunjung tetap ingat untuk membaca buku. 

Tanjungbalai Waterfront City
Tugu berhias buku

Tanjungbalai Waterfront City ini dibuat memanjang sejalur dengan aliran Sungai Asahan. Di pinggirnya pun dibuat pagar pembatas sebagai pengaman agar pengunjung, terutama anak-anak tidak terjatuh ke sungai. Jadi nggak masalah membawa Awan jalan-jalan ke sini. 

Tanjungbalai Waterfront City
Pagar pembatas dan pemandangan di Tanjungbalai Waterfront City

Di aliran sungai ini pun terdapat kapal-kapal nelayan yang sedang berlabuh. Ukuran kapalnya bervariasi, mulai dari yang kecil hingga yang besar. Selain itu, di sini juga ada perahu yang bisa disewa pengunjung untuk berkeliling di sekitar Sungai Asahan dengan biaya Rp. 10.000 aja perorangnya.

Tanjungbalai Waterfront City
Kapal nelayan berlabuh di Sungai Asahan

Di sekitar Tanjungbalai Waterfront City ini terdapat banyak warung-warung yang menjajakan berbagai jenis makanan dan minuman, seperti mie ayam, bakso, mie goreng, nasi goreng, es kelapa muda, jus, dan masih banyak menu lainnya. 

Tanjungbalai Waterfront City
Ada pedagang makanan juga

Tanjungbalai Waterfront City
Bangku beton di Tanjungbalai Waterfront City

Menurutku tempat ini cukup asyik juga buat dikunjungi di sore hari. Bersantai menikmati pemandangan aliran Sungai Asahan yang tenang sembari menunggu senja. Sayangnya destinasi ini kurang terawat, terlihat dari tempat parkir yang semrawut, lampu-lampu taman yang pecah dan ada juga beberapa sampah yang berserakan. Andai tempat ini punya pengelola yang bagus, pasti tempat ini lebih asyik lagi buat dikunjungi. 

Tanjungbalai Waterfront City
Backpacker ganteng di Tanjungbalai Waterfront City

Selasa, 13 Oktober 2020

Wisata di Bengkulu: Lengkap dengan Transportasi, Penginapan dan Oleh-Oleh Khasnya

Hai sahabat backpacker

Seperti biasa, di akhir perjalananku ke suatu daerah maka aku akan menyajikan daftar tempat-tempat wisata yang bisa dikunjungi di daerah tersebut beserta akomodasinya.

Kali ini aku mau berbagi informasi mengenai tempat-tempat wisata yang ada di Kota Bengkulu. Daftar ini ku buat berdasarkan tempat-tempat yang memang telah kukunjungi. Jadi bisa dijamin kebenaran tempatnya. Daftar ini akan kutambah jika nanti aku berkunjung lagi ke Bengkulu.

Baiklah, inilah daftar objek wisata yang ada di Bengkulu:

1.    Pantai Panjang

Pantai Panjang bisa dibilang ikon wisatanya Kota Bengkulu. Jadi belum sah rasanya ke Bengkulu kalo belum ke pantai ini. Sesuai namanya, pantai ini memiliki bibir pantai yang panjang yang mencapai 7 km dengan pantai berupa pasir putih.

Pantai ini letaknya tak jauh dari pusat Kota Bengkulu, jadi cukup mudah untuk dikunjungi. Waktu terbaik mengunjungi pantai ini adalah ketika sore hari. Karena pantai ini tepat menghadap ke barat sehingga pemandangan sunsetnya juara. 

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Pantai Panjang Bengkulu, Sunsetnya Juara

Pantai Panjang Bengkulu

2.    Pantai Tapak Paderi

Pantai Tapak Paderi adalah salah satu pantai lainnya yang ada di Kota Bengkulu. Pantai ini masih terhubung dengan Pantai Panjang. Pantai ini juga memiliki pantai berupa pasir putih yang halus. Asyiknya, di pantai ini terdapat banyak perahu-perahu nelayan yang sedang bersandar. Selain itu, karena pantainya membentuk teluk jadi di seberang lautannya terlihat daratan dengan pemandangan bukit-bukit dan gunung yang hijau. Cakep lah. 

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Pantai Tapak Paderi, Pondok Sendal Jodoh dan Bunker Jepang

Pantai Tapak Paderi

3.    Pondok Sendal Jodoh

Pondok Sendal jodoh terletak di dalam kawasan Pantai Tapak Paderi. Di pondok ini terdapat dinding bambu yang ditempeli ratusan sendal bekas yang hanyut terbawa arus ombak. Tujuan pembuatan pondok ini adalah untuk mengingatkan pengunjung agar tidak membuang sampah sembarangan, apalagi ke lautan. 

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Pantai Tapak Paderi, Pondok Sendal Jodoh dan Bunker Jepang 

Pondok Sendal Jodoh

4.    Danau Dendam Tak Sudah

Namanya emang serem sih, tapi pemandangan di danau ini cakep banget. Danaunya cukup luas dan pemukaan airnya tenang dan bersih. Di sekitar danau juga banyak pepohonan rindang yang membuat suasananya semakin adem. Di sini juga banyak penjual es kelapa muda. Jadi kita bisa menikmati segarnya es kelapa muda sembari melihat indahnya alam Danau Dendam Tak Sudah.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Danau Dendam Tak Sudah Bengkulu, Tempat Asyik Untuk Bersantai

Danau Dendam Tak Sudah

5.    Benteng Marlborough

Benteng Marlborough merupakan benteng peninggalan Inggris yang dibangun pada tahun 1713. Dulunya benteng ini menjadi benteng ppertahanan terkuat kedua milik Inggris di wilayah timur setelah Benteng St. George yang ada di Madras, India.

Saat ini, Benteng Marlborough menjadi salah satu destinasi wisata yang populer di Bengkulu. Selain bisa mengagumi arsitektur bentengnya yang megah, pengunjung juga bisa belajar sejarah perjuangan rakyat Bengkulu melawan penjajahan melalui koleksi bersejarah yang dipamerkan di dalam benteng ini.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Fort Marlborough, Benteng Inggris di Kota Bengkulu

Benteng Marlborough

6.    Bunker Jepang

Bunker Jepang adalah salah satu bangunan cagar budaya yang ada di Bengkulu. Bunker ini dibangun pada masa pendudukan Jepang di tahun 1942 hingga tahun 1945. Bangunan bunkernya masih berdiri kokoh, hanya saja kurang terawat. 

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Pantai Tapak Paderi, Pondok Sendal Jodoh dan Bunker Jepang

Bunker Jepang

7.    Rumah Pengasingan Bung Karno

Rumah bersejarah ini merupakan rumah yang menjadi tempat tinggal Bung Karno ketika diasingkan Belanda ke Bengkulu pada tahun 1938 hingga tahun 1942. Rumah pengasingan ini masih terawat dengan baik dan di dalamnya terdapat banyak barang-barang koleksi yang berkaitan dengan Bung Karno. Btw, harga tiket masuknya cuma Rp. 3000 aja loh.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu

Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu

8.    Rumah Ibu Fatmawati

Terletak tak jauh dari Rumah Pengasingan Bung Karno, rumah bersejarah ini juga menyimpan berbagai barang bersejarah milik Ibu Fatmawati, termasuk mesin jahit yang dulu digunakan beliau untuk menjadi bendera Merah Putih yang dikibarkan pada peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 1945.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Mengunjungi Rumah Ibu Fatmawati

Rumah Ibu Fatmawati

9.    Masjid Jamik Bengkulu

Masjid Jamik Bengkulu adalah salah satu masjid tertua di Kota Bengkulu dan dibangun sejak abad ke-18. Ketika Bung Karno diasingkan ke Bengkulu, beliau pula lah yang mendesain renovasi masjid ini dan hingga sekarang desain rancangan Bung Karno masih dipertahankan di masjid ini.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Masjid Jamik Bengkulu

Masjid Jamik Bengkulu

10. Museum Negeri Bengkulu

Terletak di Padang Harapan, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu, museum ini menyimpan berbagai barang koleksi dari sejarah dan budaya masyarakat Bengkulu. Tiket masuk ke museum ini juga sangat terjangkau karena peorangnya hanya perlu membayar Rp. 3000 aja.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Museum Negeri Bengkulu, Mengenal Sejarah dan Budaya Bengkulu

Museum Bengkulu

11. Tugu Simpang Lima Ratu Samban

Tugu ini terletak di Pusat Kota Bengkulu, tepat di persimpangan lima jalan. Nama simpangnya diambil dari tokoh pahlawan setempat, Ratu Samban, yang gigih berjuang melawan penjajahan. Sedangkan tugunya sendiri berupa patung Ibu Fatmawati yang sedang menjahit bendera Merah Putih.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Simpang Lima Ratu Samban

Simpang Lima Ratu Samban

12. Monumen Thomas Parr

Monumen ini dibangun pada tahun 1808 oleh pihak Inggris untuk memperingati peristiwa terbunuhnya Thomas Parr, seorang Residen Inggris yang berkedudukan di Bengkulu. Thomas Parr tewas di tangan rakyat Bengkulu yang marah karena kepemimpinannya yang kejam dan zalim.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Tugu Thomas Parr, View Tower dan Gedung Daerah Provinsi Bengkulu

Monumen Thomas Parr

13. Alun-Alun Kota Bengkulu dan View Tower

Alun-Alun Kota Bengkulu merupakan tempat nongkrong yang cukup ramai di sore hari. Di alun-alun ini terdapat banyak pedagang makanan, mulai dari makanan ringan hingga makanan berat. Selain itu, di sini juga banyak pedagang mainan anak-anak, sehingga cocok dikunjungi bareng keluarga.

Di tengah alun-alunnya berdiri sebuah menara bernama View Tower. Menara setinggi 43 meter ini rencananya difungsikan sebagai menara pemantau tsunami dan bisa diakses oleh publik. Namun sayangnya hingga sekarang View Tower tak pernah dioperasikan. 

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Tugu Thomas Parr,View Tower dan Gedung Daerah Provinsi Bengkulu

View Tower

14. Gedung Daerah Provinsi Bengkulu

Gedung Daerah Provinsi Bengkulu adalah salah satu bangunan bersejarah di Kota Bengkulu. Dulunya gedung ini merupakan tempat tinggal bagi Residen Inggris yang memimpin Bengkulu. Saat ini, Gedung Daerah Provinsi Bengkulu dijadikan sebagai rumah dinas Gubernur Bengkulu dan masih terawat dengan baik. 

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Tugu Thomas Parr, View Tower dan Gedung Daerah Provinsi Bengkulu

Gedung Daerah Provinsi Bengkulu

          Cara Menuju Bengkulu

Ada beberapa cara untuk mengunjungi Kota Bengkulu. Cara pertama dan paling mudah adalah dengan menggunakan pesawat terbang. Bengkulu memiliki satu bandara bernama Bandara Fatmawati Soekarno. Bandara ini melayani penerbangan domestik dan internasional.

Bandara Fatmawati Soekarno terletak di Jalan Raya Padang Kemiling, Kecamatan Slebar, Kota Bengkulu. Jarak bandara ke pusat kota sekitar 14 km dan bisa menggunakan bus Damri, taksi bandara serta angkutan travel untuk menuju pusat kota.

Selain pesawat, juga bisa menggunakan transportasi bus. Ada beberapa bus yang memiliki trayek langsung ke Kota Bengkulu seperti Bus Putra Simas, PO SAN, Putra Rafflesia dan bus lainnya. Selain trayek langsung, teman-teman juga bisa naik bus tujuan Kota Lubuk Linggau di Sumatera Selatan. Dari kota tersebut tinggal naik bus tujuan Kota Bengkulu.

Tentang Bus Putra Simas bisa dibaca di sini: Perjalanan Menuju Bengkulu dengan Bus Putra Simas

Bus Putra Simas 

Selain itu, Bengkulu juga memiliki pelabuhan, yaitu Pelabuhan Pulau Baai. Dulunya pelabuhan ini melayani rute ke Jakarta dan Padang. Tapi sekarang aku tak menemukan informasi selain tentang kapal dengan rute Bengkulu menuju Pulau Enggano, salah satu pulau terluar di Provinsi Bengkulu. Mungkinkah rutenya udah ditutup?

Transportasi di dalam Kota Bengkulu

Saat ini Kota Bengkulu telah dilengkapi dengan kendaraan umum dalam kota berupa bus Trans Rafflesia Bengkulu. Bus ini akan membawa penumpang melalui beberapa destinasi wisata seperti Pantai Panjang, Benteng Marlborough, Danau Dendam dan pusat kota. Selain Trans Bengkulu, teman-teman juga bisa mengandalkan angkot serta babang ojol.

           Penginapan di Bengkulu

Ada banyak penginapan yang tersedia di Kota Bengkulu dengan harga yang beragama di mulai dari kurang Rp, 100.000 permalam. Penginapan-penginapan ini umumnya terletak tak jauh dari pusat kota dan objek-objek wisata yang ada di Bengkulu. Saya sendiri kemarin menginap di Tropicana Guest House yang terletak tak jauh dari Pantai Panjang dan Rumah Pengasingan Bung Karno. Di sini permalamnya cuma Rp. 110.000 dan udah dapat sarapan pagi.

Selengkapnya bisa dibaca di sini: Menginap di Tropicana Guest Hotel Bengkulu

Tropicana Guest House

           Oleh-Oleh Khas Bengkulu

Ada banyak oleh-oleh khas Bengkulu yang bisa bawa sebagai buah tangan ketika pulang dari Bengkulu seperti Lempuk Durian, Manisan Terong, Perut Punai, Kue Tat, hingga Kopi Bengkulu,

Selain makanan, juga banyak pernak-pernik yang tersedia seperti Batik Besurek, baju kaos bergambar khas Bengkulu hingga kerajianan dari kulit kayu lantung seperti gantungan kunci dan miniatur bunga rafflesia.

Untuk membeli oleh-oleh ini bisa di banyak tempat seperti Pantai Panjang dan Benteng Marlborough. Tapi menurutku tempat terbaik untuk berburu oleh-oleh ada di Sentra Oleh-Oleh Khas Bengkulu yang terletak tak jauh dari Simpang Lima Ratu Samban. Di tempat ini terdapat beberapa toko yang menjual oleh-oleh khas Bengkulu dengan harga yang terjangkau dan barangnya pun lengkap.