| Air Terjun Sarasah Luluih yang mengalir malu-malu |
Puas
menikmati indahnya Air Terjun Sarasah Bunta, aku melangkah ke sisi sebelahnya.
Banyak yang nggak tahu kalau di tempat parkir yang sama, ada satu air terjun
lain yang nggak kalah menarik. Nggak pakai pindah parkir, nggak pakai
muter-muter. Tiba-tiba saja di hadapan muncul tebing raksasa berlumut dengan
aliran air tipis-tipis dari ketinggian—seperti ada pintu rahasia yang baru
kebuka. Itulah Air Terjun Sarasah Luluih.
Tempat ini berada di Resort Bunta, Desa
Tarantang, Kecamatan Harau—masih satu kawasan dengan gemerlap keindahan
tebing-tebing Lembah Harau. Nama luluih sendiri dalam bahasa Minang
berarti mengalir pelan, meresap dari celah-celah tebing, sesuatu yang lembut
tapi tetap hidup. Dan begitu lah kesan pertama yang aku dapatkan.
Berbeda dengan Sarasah Akar Berayun
yang gemericiknya kuat, Sarasah Luluih justru seperti air yang malu-malu.
Mengalirnya pelan, samar, tapi tetap konsisten membasahi dinding tebing yang
menjulang hampir tegak lurus. Dari bawah, aku mendongak lama. Tebing ini
besar—beneran besar. Permukaannya berlapis-lapis, seperti halaman-halaman buku
alam yang sudah dibaca ribuan tahun. Lumut hijau, garis mineral cokelat
kemerahan, tumbuhan liar yang bergelantungan, semua menyatu jadi sebuah lukisan
vertikal yang natural banget.
| Airnya mengalir dari celah tebing tinggi |
Kalau dilihat dari kejauhan, aliran
airnya tipis seperti benang kaca. Tapi justru itu yang membuat Sarasah Luluih
terasa lebih tenang. Tidak bising, tidak ramai, tidak mendominasi. Lebih cocok
buat orang-orang yang dateng bukan cuma buat foto-foto, tapi juga buat
menikmati “hening yang punya suara”.
Begitu mendekat, aku melihat
kolamnya—jernih banget, sampai dasar batunya keliatan jelas. Airnya kehijauan,
dipantulkan oleh batu-batu besar yang menyimpan lumut halus. Kolamnya cukup
luas, dan sudah dikelola dengan baik. Tepiannya disemen tapi tidak berlebihan,
masih terasa natural. Beberapa anak lokal terlihat berenang sambil
ketawa-ketawa, ada yang bawa ban, ada yang cuma nyemplung begitu saja. Yang
menarik, mereka terlihat nyaman banget seperti main di halaman rumah sendiri.
| Tebing batu yang menjulang di sisi air terjun |
| Kolam berair jernih di bawah air terjunnya |
Dari tebing di sebelah kolam, akar-akar
pohon menjuntai panjang seperti tali—beberapa bahkan bergerak pelan tertiup
angin. Sesekali ada titik-titik air jatuh dari daun, menyatu dengan riak kecil
di permukaan kolam. Suasananya adem, tidak sepadat objek wisata mainstream.
Cocok banget buatku yang kadang cuma ingin duduk, merendam kaki, dan membiarkan
waktu jalan semaunya.
Untuk fasilitas, Sarasah Luluih cukup
siap buat wisatawan. Ada penyewaan ban buat yang takut tenggelam, ada toilet
dan kamar ganti, ada juga warung-warung yang menyediakan kopi hitam, mie
goreng, sampai gorengan yang aromanya menggoda iman setelah main air.
| Ada penyewaan ban buat yang mau bermain air |
| Tersedia juga warung-warung yang menyediakan berbagai makanan dan minuman |
Di antara banyak air terjun yang pernah
aku kunjungi, Sarasah Luluih ini tipe yang tidak memaksa untuk disukai. Dia
tidak berteriak minta perhatian. Dia hanya ada, mengalir pelan, dan menunggu
siapa saja yang ingin merasakan ketenangan versi alam.
Info Singkat
Nama: Air Terjun Sarasah Luluih
Lokasi: Resort Bunta, Desa Tarantang – Lembah
Harau, Kabupaten Lima Puluh Koto
Karakter: Air terjun tipe rembesan, tebing
tinggi, suasana tenang
Fasilitas: Penyewaan ban, warung, toilet, kamar
ganti
Cocok untuk: Santai, renang air jernih, foto
tebing, healing sejenak
Parkir: Satu area dengan Air Terjun Sarasah
Bunta
![]() |
| Backpacker yang ganteng dan unyu berfoto dengan latar air terjun Sarasah Luluih |








