Rabu, 17 Desember 2025

Touring Part 11: Air Terjun Sarasah Luluih, Pesona Air Terjun Tenang di Lembah Harau

Air Terjun Sarasah Luluih yang mengalir malu-malu

Puas menikmati indahnya Air Terjun Sarasah Bunta, aku melangkah ke sisi sebelahnya. Banyak yang nggak tahu kalau di tempat parkir yang sama, ada satu air terjun lain yang nggak kalah menarik. Nggak pakai pindah parkir, nggak pakai muter-muter. Tiba-tiba saja di hadapan muncul tebing raksasa berlumut dengan aliran air tipis-tipis dari ketinggian—seperti ada pintu rahasia yang baru kebuka. Itulah Air Terjun Sarasah Luluih.

Tempat ini berada di Resort Bunta, Desa Tarantang, Kecamatan Harau—masih satu kawasan dengan gemerlap keindahan tebing-tebing Lembah Harau. Nama luluih sendiri dalam bahasa Minang berarti mengalir pelan, meresap dari celah-celah tebing, sesuatu yang lembut tapi tetap hidup. Dan begitu lah kesan pertama yang aku dapatkan.

Berbeda dengan Sarasah Akar Berayun yang gemericiknya kuat, Sarasah Luluih justru seperti air yang malu-malu. Mengalirnya pelan, samar, tapi tetap konsisten membasahi dinding tebing yang menjulang hampir tegak lurus. Dari bawah, aku mendongak lama. Tebing ini besar—beneran besar. Permukaannya berlapis-lapis, seperti halaman-halaman buku alam yang sudah dibaca ribuan tahun. Lumut hijau, garis mineral cokelat kemerahan, tumbuhan liar yang bergelantungan, semua menyatu jadi sebuah lukisan vertikal yang natural banget. 

Airnya mengalir dari celah tebing tinggi

Kalau dilihat dari kejauhan, aliran airnya tipis seperti benang kaca. Tapi justru itu yang membuat Sarasah Luluih terasa lebih tenang. Tidak bising, tidak ramai, tidak mendominasi. Lebih cocok buat orang-orang yang dateng bukan cuma buat foto-foto, tapi juga buat menikmati “hening yang punya suara”. 

Begitu mendekat, aku melihat kolamnya—jernih banget, sampai dasar batunya keliatan jelas. Airnya kehijauan, dipantulkan oleh batu-batu besar yang menyimpan lumut halus. Kolamnya cukup luas, dan sudah dikelola dengan baik. Tepiannya disemen tapi tidak berlebihan, masih terasa natural. Beberapa anak lokal terlihat berenang sambil ketawa-ketawa, ada yang bawa ban, ada yang cuma nyemplung begitu saja. Yang menarik, mereka terlihat nyaman banget seperti main di halaman rumah sendiri. 

Tebing batu yang menjulang di sisi air terjun
Kolam berair jernih di bawah air terjunnya

Dari tebing di sebelah kolam, akar-akar pohon menjuntai panjang seperti tali—beberapa bahkan bergerak pelan tertiup angin. Sesekali ada titik-titik air jatuh dari daun, menyatu dengan riak kecil di permukaan kolam. Suasananya adem, tidak sepadat objek wisata mainstream. Cocok banget buatku yang kadang cuma ingin duduk, merendam kaki, dan membiarkan waktu jalan semaunya.

Untuk fasilitas, Sarasah Luluih cukup siap buat wisatawan. Ada penyewaan ban buat yang takut tenggelam, ada toilet dan kamar ganti, ada juga warung-warung yang menyediakan kopi hitam, mie goreng, sampai gorengan yang aromanya menggoda iman setelah main air. 

Ada penyewaan ban buat yang mau bermain air
Tersedia juga warung-warung yang menyediakan berbagai makanan dan minuman

Di antara banyak air terjun yang pernah aku kunjungi, Sarasah Luluih ini tipe yang tidak memaksa untuk disukai. Dia tidak berteriak minta perhatian. Dia hanya ada, mengalir pelan, dan menunggu siapa saja yang ingin merasakan ketenangan versi alam.

Info Singkat

Nama: Air Terjun Sarasah Luluih

Lokasi: Resort Bunta, Desa Tarantang – Lembah Harau, Kabupaten Lima Puluh Koto

Karakter: Air terjun tipe rembesan, tebing tinggi, suasana tenang

Fasilitas: Penyewaan ban, warung, toilet, kamar ganti

Cocok untuk: Santai, renang air jernih, foto tebing, healing sejenak

Parkir: Satu area dengan Air Terjun Sarasah Bunta

Backpacker yang ganteng dan unyu berfoto dengan latar air terjun Sarasah Luluih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah berkunjung, silahkan berkomentar dengan sopan :)