Tampilkan postingan dengan label Kabupaten Tobasa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kabupaten Tobasa. Tampilkan semua postingan

Rabu, 11 November 2020

Masjid Raya Al-Hidayah Porsea

Masjid Raya Al-Hidayah Porsea
Masjid Raya Al-Hidayah Porsea

Hai-hai sahabat backpacker, gimana nih, udah pada kangen ama backpackpacker yang ganteng dan unyu ini nggak? 😋

Maaf ya kawan-kawan udah lama nih kagak update, soalnya beberapa hari ini cukup sibuk ngurus pemberkasan. Jadinya kagak punya waktu yang cukup buat buka blog. Maafin yang kawan-kawan. 🙏

Baiklah, kembali ke cerita. Sebelumnya aku dan adikku udah ngunjungi pantai yang tak di pinggir laut tetapi di pinggir Danau Toba dengan nama Pantai Pasifik Porsea. Setelah puas menikmati indahnya pantai di pinggiran danau ini, kami pun bersiap untuk kembali ke rumah karena hari pun sudah beranjak sore. Terlalu berbahaya jika kesorean melewati Jalan Sigura-Gura. Soalnya di jalannya yang berkelok-kelok, mendaki dan turunan serta di kanan dan kirinya terdapat hutan lebat dan jurang dalam yang menganga.

Baca juga: Danau Toba dari Pantai Pasifik Porsea

Selain itu banyak kisah mistis yang beredar tentang Jalan Sigura-Gura ini. Seperti dulu pernah ada yang berkendara hingga 5 jam namun tak kunjung keluar dari Jalan Sigura-Gura padahal jarak tempuhnya hanya sekitar 1 jam aja udah nemuin pemukiman penduduk. Dan ketika mereka tiba di pemukiman penduduk, jam di pergelangan tangannya malah berputar mundur. Seolah-olah mereka tak pernah tersesat. Serem uy! 😱

Namun sebelum beranjak pulang, kami berdua memutuskan untuk singgah dahulu di Masjid Raya Al-Hidayah Porsea untuk menunaikan ibadah sholat Zuhur. Soalnya cuma pacar yang boleh ninggalin kita, tapi sholat kan jangan ditinggalin. 😁

Alamat Masjid Raya Al-Hidayah Porsea

Masjid Raya AL-Hidayah Porsea beralamat di Jalan Prof. Dr. Midian Sirait, kecamatan Porsea, kabupaten Toba Samosir. Masjidnya ada di tepi Jalan Sigura-Gura yang menghubungkan Porsea dengan Asahan. 

Masjid Raya Al-Hidayah Porsea
Terletak di kecamatan Porsea

Tentang Masjid Raya Al-Hidayah Porsea

Masjid Raya Al-Hidayah Porsea dibangun pada tahun 1964 dan merupakan masjid terbesar di kecamatan Porsea. Masjid ini punya desain arsitektur yang sederhana dan terlihat seperti bangunan masjid-masjid pada umumnya. Meski demikian, namun masjid ini cukup nyaman juga buat beribadah. 

Masjid Raya Al-Hidayah Porsea
Masjid terbesar di kecamatan Porsea
Masjid Raya Al-Hidayah Porsea
Taman pendidikan Islam

Masjid ini juga menjadi salah satu pusat keislaman di kecamatan Porsea. Di sisi masjid terdapat satu taman pendidikan Islam. Selain itu di masjid ini juga sering digunakan sebagai tempat-tempat pengajian dan pengkajian Islam serta selalu menjadi lokasi peringatan hari-hari besar Islam seperti Sholat ‘Id dan Qurban. Bahkan setiap malam ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha di sini selalu diadakan Festival Beduk. Mantap jiwa. 👍

Masjid Raya Al-Hidayah Porsea
Backpacker ganteng dan unyu di Masjid Raya Al-Hidayah Porsea

Sabtu, 07 November 2020

Danau Toba dari Pantai Pasifik Porsea

Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Pantai Pasifik Porsea

Hai sahabat backpacker...

Selamat datang di blognya backpacker yang ganteng dan unyu. 😋

Duduk dulu sini, aku mau cerita nih. Sebelumnya aku dan adikku udah menyaksikan keindahan Danau Toba dari atas Puncak Sigura-Gura. Tapi rasanya nggak puas cuma liat Danau Toba dari ketinggian. Apalagi jarak dari Puncak Sigura-Gura ke Danau Toba hanya sekitar 20 menit perjalanan doang. Jadi aku putusin buat liat Danau Toba secara langsung dari dekat.

Baca juga: Danau Toba dari Puncak Sigura-Gura

Brrmmm.... brrmmmm... Sepeda motorku kembali kupacu melewati jalanan Sigura-Gura yang berkelok-kelok dengan kontur turunan kali ini. Di kanan dan kiri terhampar pemandangan dari hutan hujan tropis dan jurang-jurang dalam. Sesekali juga terlihat aliran Sungai Asahan di dasar jurang dengan airnya berwarna hijau toska. Cakep juga uy.

Porsea

Sekitar 20 menit kemudian kami mulai memasuki kawasan pemukiman penduduk. Yupz, kami sudah memasuki wilayah Porsea. Porsea adalah salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Toba Samosir. Kecamatan ini berada di tepian Danau Toba dan Sungai Asahan serta ada di kaki Pegunungan Bukit Barisan.

Jembatan Porsea

Setibanya di kota Porsea, aku kemudian menghentikan sepeda motor di atas Jembatan Porsea. Jembatan Porsea adalah salah satu lokasi bersejarah dari perang dunia II di Tanah Batak pada tahun 1942 antara pasukan Jepang dengan pasukan Belanda.

Pertempuran tersebut terjadi tanggal 9-10 Maret 1942 untuk memperebutkan Jembatan Porsea yang strategis karena menghubungkan wilayah Lembah Toba dengan wilayah di Utara, Selatan dan Sumatera Timur. Dalam pertempuran tersebut, jembatan ini pun telah dipasangi dinamit. Namun karena pasukan Jepang menyerang menggunakan perahu menyusuri sungai membuat pasukan Belanda kalah dan mayatnya terkubur di aliran Sungai Asahan.

Pemandangan dari atas jembatan ini juga cukup cantik. Karena di bawah jembatannya mengalir Sungai Asahan dengan air berwarna hijau toska. Sedangkan di kejauhan terlihat barisan pegunungan. 

Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Jembatan Porsea
Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Sungai Asahan dari Jembatan Porsea

Pantai Pasifik Porsea

 Setelah dari Jembatan Porsea, aku kemudian mengarahkan sepeda motor ke Pantai Pasifik Porsea, salah satu destinasi wisata di Porsea yang ada di tepi Danau Toba.

Alamat Pantai Pasifik Porsea

Pantai Pasifik Porsea beralamat di desa Patane I, kecamatan Porsea, kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.

Cara ke Pantai Pasifik Porsea

Untuk menuju Pantai Pasifik Porsea dari kota Porsea sangat mudah karena lokasinya tak jauh dari pusat kota. Jalan masuknya ada di sisi kanan sebelum Jembatan Porsea, Dari sana lurus aja sekitar 5 menit perjalanan, nanti akan ada plang penunjuk arah dan pantainya pun terlihat dari plang tersebut.

Harga Tiket Pantai Pasifik Porsea

Harga tiket masuk ke Pantai Pasifik Porsea ini hanya Rp. 2000 persepeda motor. Inget! persepeda motor loh, bukan perorang dan itu sudah termasuk biaya parkir serta menggunakan semua fasilitas yang tersedia di Pantai Pasifik Porsea.

Fasilitas di Pantai Pasifik Porsea

Fasilitas yang ada di Pantai Pasifik Porsea adalah lapangan parkir yang luas, sebuah rumah makan, beberapa bangku-bangku beton dengan atap dan meja, gazebo dengan arsitektur khas Batak Toba, kamar mandi dan ruang bilas hingga arena bermain anak seperti ayunan, jungkat-jungkit dan yang lainnya. 

Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
gazebo berarsitektur Batak Toba
Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Area bermain anak

Pemandangan Danau Toba dari Pantai Pasifik Porsea

Meskipun namanya pantai, tapi Pantai Pasifik Porsea ini tidak terletak di tepi laut melainkan ada di tepi Danau Toba. Di Sumatera Utara memang ada kecenderungan menamakan pantai pada suatu tempat yang berpasir dan ada di tepi danau atau sungai meski lokasinya ada di dataran tinggi.

Pantai Pasifik Porsea ini memang memiliki daratan berpasir putih. Pasirnya bertekstur kasar seperti silica. Katanya sih pasir ini diperkirakan terbentuk dari hasil ledakan Gunung Toba jutaan tahun yang silam.

Pemandangan Danau Toba dari pantai ini juga cakep banget, karena airnya terlihat biru jernih dan luas banget. Kondisi angin yang bertiup kencang juga membuat permukaan airnya bergelombang sehingga tampak seperti lautan sungguhan. Anginnya membuat aku merasa seperti lagi ada di pantai tepi laut sungguhan, padahal mah lagi di Danau Toba.

Sebenarnya di pantai ini membolehkan pengunjung untuk berenang. Namun nggak boleh sampe ke tengah dan harus ekstra berhati-hati karena di bagian tengahnya terdapat arus bawah yang kuat yang mengarah ke Sungai Asahan, sehingga cukup berbahaya. Bahkan saat kami di sana, ada satu keluarga yang sedang menabur bunga di tepi pantainya. Katanya sih beberapa tahun yang lalu keluarga mereka ada yang meninggal di pantai ini. Serem uy... 

Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Berpasir putih
Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Danau Toba

Hulu Sungai Asahan

Satu hal yang cukup menarik dari Pantai Pasifik Porsea adalah pantai ini terhubung langsung dengan aliran Sungai Asahan. Hal ini jugalah yang membuat di Pantai Pasifik Porsea punya arus bawah yang kuat.

Sungai Asahan sendiri adalah sungai terbesar dan terpanjang di Sumatera Utara. Panjang sungainya mencapai 147 km. Sungai ini juga merupakan spot rafting terbaik ketiga dunia dengan jeram besar grade 4 hingga 5+.

Dari Pantai Pasifik Porsea kami hanya perlu berjalan menyusuri tepi pantainya selama 5 menit dan udah bisa melihat hulu Sungai Asahan yang menyatu dengan Danau Toba. Wisata di Pantai Pasifik Porsea ini rasanya mantap juga cuy. 

Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Hulu Sungai Asahan
Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Si ganteng dan unyu di tepi Danau Toba

Selasa, 03 November 2020

Danau Toba dari Puncak Sigura-Gura

Puncak Sigura-Gura
Danau Toba dari Puncak Sigura-Gura

Hai sahabat backpacker....

Selamat datang lagi di blognya orang ganteng dan unyu. 😆

Di cerita sebelumnya aku udah cerita kalo kami pergi ke Bendungan Tangga, Asahan. Namun kami tak diperbolehkan untuk melihat bentuk bendungannya ama si Bapak Satpam.

Baca juga: Bendungan Tangga dan Lembah Asahan

Jadi, daripada perjalanannya sia-sia dan nggak dapat apa-apa, aku dan adikku, Rizlan, memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kami menyusuri Jalan Sigura-Gura hingga ke Porsea.

Brrmmmm... brrmmm... sepeda motor pun kembali ku pacu melewati jalanan Sigura-Gura yang berkelok-kelok dengan kontur mendaki. Di kanan kirinya terhampar pemandangan hutan hujan tropis, perbukitan dan sesekali jurang yang dalam dengan Sungai Asahan yang mengalir di dasar jurang tersebut.

Puncak Sigura-Gura

Sekitar 30 menit kemudian kami tiba di Puncak Sigura-Gura. Puncak Sigura-Gura adalah salah satu titik tertinggi di kawasan Sigura-Gura dan menghadap ke arah kota Porsea, sebuah kota kecamatan di pinggir Danau Toba.

Di puncak ini ada satu bukit kecil yang menghadap langsung ke arah Danau Toba. Tapi sayangnya di bukit kecil tersebut terdapat banyak sampah yang berserakan. Sepertinya banyak pengunjung yang membuang sampah sembarangan. Sayang sekali sih, karena pemandangannya yang indah jadi tercemari dengan sampah-sampah ini.

Selain bukit kecil itu, juga ada satu warung kecil bernama Pondok Panatapan yang menjual makanan dan minuman. Kami berdua memilih untuk singgah di pondok kecil tersebut sekalian memesan teh manis hangat, karena angin di puncak bukit ini cukup kencang hingga terasa dingin. Brrrr..... 

Puncak Sigura-Gura
Pondok Panatapan
Puncak Sigura-Gura
Teh dan pemandangan yang indah

Danau Toba dari Puncak Sigura-Gura

Sambil menunggu teh manis hangatnya, aku memandangi pemandangan dari jendela warung. Dari jendela tersebut nampak pemandangan kota Porsea di bawah sana. Lalu nampak juga Danau Toba yang begitu luas dengan air yang terlihat biru, di seberang danaunya nampak pula Pulau Samosir. Sedangkan di sekeliling Danau Toba terlihat barisan pegunungan yang seolah-olah menjadi pagar penjaga keindahan Danau Toba. 

Cantik banget cuy.

Puncak Sigura-Gura
Danau Toba dari Puncak Sigura-Gura
Puncak Sigura-Gura
Pemandangan dari Puncak Sigura-Gura
Puncak Sigura-Gura
Barisan pegunungan di sekeliling Danau Toba

Bukit Wihelmina

Btw, saking cantiknya pemandangan dari bukit ini, dulu pihak Kolonial Belanda menamakan bukit ini dengan nama Bukit Wihelmina. Karena menurut mereka pemandangan bukit ini cukup indah, seindah kecantikan Ratu Wihelmina, Ratu Belanda saat itu.

Menurutku pemandangan dari bukit ini bisa lebih cantik lagi saat matahari terbenam, karena bukitnya menghadap ke arah barat. Sehingga pemandangan Danau Toba dengan latar matahari terbenam dari tempat ini pasti juara banget. Sayangnya aku belum bisa menyaksikannya secara langsung. Karena terlalu berbahaya melewati Jalan Sigura-Gura jika kemalaman.

Alamat Puncak Sigura-Gura

Puncak Sigura-Gura berada di kecamatan Parmaksian, kabupaten Toba Samsoir, Sumatera Utara.

Cara ke Puncak Sigura-Gura

Puncak ini berada di tepi Jalan Sigura-Gura yang menghubungkan kabupaten Asahan dan kabupaten Toba Samosir. Jika teman-teman datang dari kota Porsea, teman-teman bisa ambil rute Jalan Sigura-Gura menuju kabupaten Asahan. Dari pusat kota Porsea tempat ini bisa dicapai sekitar 20 menit perjalanan.

Sedangkan jika teman-teman datang dari arah kota Kisaran, teman-teman bisa melewati Jalan Sigura-Gura menuju Air Terjun Ponot atau Air Terjun Sigura-Gura. Dari sana lurus terus menuju kota Porsea dan sekitar 30 menit perjalanankemudian teman-teman bisa tiba di tempat ini. 

Puncak Sigura-Gura
Backpacker ganteng dan unyu di Puncak Sigura-Gura

Rabu, 29 April 2020

Jembatan Tangga-Parhitean dan Sungai Asahan

Note: Perjalanan ini dilakukan sebelum covid-19 mewabah, stay at home kawan-kawan.

Hai sahabat backpacker...

Menurutku Lembah Asahan adalah salah satu tempat yang indah di Tanah Asahan. Kawasan ini memiliki objek wisata yang cukup lengkap dengan banyaknya air terjun seperti Air Terjun Ponot, Sampuran Harimau, Aek Birong dan banyak lagi. Kemudian juga ada tebing batu, sungai rafting, bendungan, lembah, hutan hijau tropis dan lain-lain.

Setelah sebelumnya kami akhirnya berhasil menemukan Air Terjun Aek Birong yang belum memiliki akses jalan, kami pun memutuskan untuk pulang karena hari sudah menjelang sore agar tak kemalaman tiba di rumah.

Jembatan Tangga-Parhitean

Namun sebelum pulang, kami memutuskan untuk singgah sejenak di satu tempat lagi yaitu Jembatan Tangga-Parhitean. Jembatan ini adalah sebuah jembatan beton yang menghubungkan antara Desa Tangga di Kabupaten Asahan dengan Desa Parhitean di Kabupaten Toba Samosir yang dipisahkan oleh aliran Sungai Asahan. Jembatan ini masih berada di kawasan Lembah Asahan.
Jembatan Tangga-Parhitean
Sejarah Jembatan Tangga-Parhitean

Jembatan ini juga dianggap sebagai salah satu jembatan tertua di Sumatera Utara. Pembangunan jembatan ini sudah dimulai sejak tahun 1936 dan selesai pada tahun 1949. Peresmiannya dilakukan pada tahun 1950 oleh Wakil Presiden Indonesia pertama, Mohammad Hatta yang didampingi Gubernur Sumatera, TM. Hassan.

Meskipun sudah berdiri puluhan tahun dan dilalui ratusan kendaraan setiap harinya, jembatan ini masih berdiri kokoh. Membuktikan betapa kuat kontruksinya. Jembatan ini juga memiliki ciri khas berupa pagar cor beton menjulang dengan lengkungan di atasnya. Jadi terlihat cantik juga.

Btw alasan kami berhenti di jembatan ini pun karena pemandangan dari jembatan ini memang cukup indah. Barisan perbukitan yang mengelilingi Lembah Asahan terlihat jelas dari sini. Di bawah jembatan ini telihat pula aliran Sungai Asahan dengan arusnya yang deras yang dijadikan lokasi olahraga arum jeram.
Adikku dan teman-temannya
Sungai Asahan dan arum jeramnya

Sungai Asahan ini memang merupakan lokasi arum jeram yang cukup terkenal, bahkan dianggap sebagai yang terbaik ketiga setelah Sungai Zambesi di Afrika dan Sungai Colorado di Amerika. Kontur sungai yang berliku, bergelombang dan diapit tebing-tebing terjal membuat aliran sungai ini menghasilkan jeram-jeram besar dan bervariasi dari grade 4 hingga 5.
Pemandangan dari atas jembatan

Arus Sungai Asahan yang deras banget
Di sungai ini ada 4 etape pengarungan yang dimulai dari sekitar Air Terjun Sampuran Harimau. Etape ini sambung menyambung dan bisa dipilih sebagai alternatif rute saat berarum jeram.

Rute pertama berakhir di dekat jembatan ini. Rute ini dijuluki dengan istilah 'Never Ever End Rapids', karena tipe jeramnya yang sambung menyambung seolah-olah tak pernah habis. Di etape ini terdapat dua jeram besar dengan grade 4 dan 5.

Rute kedua bernama 'Hula-Huli Run', etape ini dimulai dari belakang SD Desa Tangga dan berakhir di Zivana Rapid . Secara umum, etape ini relatif aman untuk diarungi. Etape yang panjangnya hanya tiga kilometer ini didominasi jeram ber-grade 3+.

Rute ketiga bernama 'Midde Section', etape ini dimulai dari Zivana Rapid yang berlanjut hingga Jeram Nightmare. Midde Section merupakan etape paling berbahaya di Sungai Asahan. Maskot yang paling terkenalnya adalah Nightmare Rapid, namun lepas dari jeram ini masih terdapat jeram-jeram ber-grade 5 yang menunggu dan sangat berbahaya Saking bahayanya jeram ini, jangankan rafter lokal, rafter internasional pun banyak yang menghentikan langkah di jeram ini. Gilak banget cuy.

Etape terakhir adalah Halims Run, rute ini dimulai dari Desa Batu Mamak dan berakhir di Desa Bandar Pulo. Di tempat ini arus tenang banyak ditemukan. Selain itu terdapat pemandangan air terjun di sepanjang aliran sungai. Tebing-tebing tinggi pun menjulang menjadi bentukan alam yang sangat menawan. Tebing-tebing ini mengular hingga ke bagian hilir.

Menatap arus sungai dari atas jembatan ini membuatku kepingin buat ngarungi sungai ini dan merasakan serunya berarum jeram. Tapi karena kegiatan olahraga satu ini harus berkelompok, aku harus mengurungkan niat. Karena tak banyak temanku yang mau ikut. Sedihnya. -_- 
Sang backpacker di Jembatan Tangga-Parhitean


Jumat, 17 April 2020

Air Terjun Aek Limut, Segar Banget Cuy!

Hai sahabat backpacker...

Gimana kabar kalian hari ini? Semoga sehat selalu ya sahabat, aamiin...
Berhubung hingga hari ini kita masih harus di rumah karena adanya pandemi corona, jadi aku ingin berbagi cerita petualanganku saat ke kawasan Lembah Asahan ketika wabah ini belum ada. Ketika dunia masih aman dan negara api belum menyerang.

Perjalanan ini kulakukan bersama adikku dan teman-temannya. Dengan mengendarai motor, kami melalui rute Kisaran-Simpang Kawat-Air Batu-Pulau Raja-Bandar Pulo dan Aek Songsongan. Ketika memasuki kawasan Sigura-Gura, tepatnya dari Wisata Alam Bedeng, pemandangan sepanjang jalannya mulai cantik dengan hutan hijau di sekeliling, Sungai Asahan dengan airnya yang deras dan sesekali terlihat bukit dan tebing batu yang menjulang.

Sekitar 20 menit kemudian, kami bertemu dengan satu air terjun yang cukup cantik, dari plang namanya, air terjun ini bernama Air Terjun Aek Limut.  
Air Terjun Aek Limut


Plang nama air terjunnya

Lokasi Air Terjun Aek Limut

Air Terjun Aek Limut ini berada tepat di pinggir jalan lintas yang menghubungkan Kabupaten Asahan dengan Porsea di Kabupaten Toba Samosir. Lokasi tepatnya berada di Parhitean, Kecamatan Meranti Utara, Toba Samosir.

Karena letaknya pas banget di pinggir jalan, jadi kagak perlu trekking-trekking buat ngedatangi air terjun ini. Cukup parkirkan kendaraan di pinggir jalan, lalu jalan kaki 5 meter doang dan kalian dah sampe ke air terjunnya.

Oh ya, tiket masuk ke air terjun ini gratis. Inget ya kawan-kawan, GRATIS. Pengunjung hanya perlu bayar parkir kendaraan Rp. 5000 permotor dan Rp. 10.000 permobil. Murah meriah cuy.

Fasilitas yang ada di air terjun masih sederhana, cuma tempat parkir di pinggir jalan, warung-warung yang menjual makanan ringan dan jajanan serta kamar mandi serta ruang ganti pakaian buat yang ingin bermain air.

Lanskap Air Terjun Aek Limut

Meski letaknya di pinggir jalan lintas, Air Terjun Aek Limut ini cakep banget loh. Aliran air terjunnya mengalir dari tebing setinggi 70 meter lebih. Debit airnya memang tidak besar dan deras namun itu bisa membuat kita basah-basahan di bawah air terjunnya karena rasanya seperti gemericik air hujan. Udah gitu airnya pun jernih, bersih dan segar banget.
Ketinggiannya sampe 70 meter

Debit airnya kecil tapi segar
Di tebing air terjunnya juga terdapat tanaman merambat berwarna hijau yang jika dari jauh terlihat seperti lumut. Sedangkan di bawahnya terbentuk sebuah kolam kecil yang menampung air dari aliran air terjunnya. Dari kolam ini, airnya langsung mengalir ke Sungai Asahan yang ada di seberang jalan.
Tanaman merambat di air terjunnya

Gemericik lembut air terjun

Sungai Asahan di sisi satunya
Kami pun menyempatkan untuk berfoto-foto sejenak di air terjun ini sambil sedikit bermain air, merasakan dingin dan segarnya air yang bersumber dari Pegunungan Bukit Barisan di Kawasan Sigura-Gura ini.

Puas bermain air, kami pun melanjutkan perjalanan lagi.

Brrrmmm... Brrrmmm...

Let's go

Note: Perjalanan ini dilakukan sebelum Covid-19 mewabah, stay at home ya sahabat. 
Air Terjun Aek Limut


Sang backpacker yang lebih imut


Jumat, 20 November 2015

Pasar Onan, Tempat Mencari Oleh-Oleh di Balige



Pasar Balige

Satu hal yang tidak boleh lupa jika mau pulang dari jalan-jalan, yaitu oleh-oleh. Jika lupa, bisa-bisa orang-orang tau kita pergi pasti berisik. Nah, jika jalan-jalan ke Balige, saya rekomendasikan satu tempat buat nyari oleh-oleh untuk teman-teman dan keluarga di rumah, yaitu di Pasar Onan.
Pasar Onan atau Pasar Tradisional Balige adalah tempat yang sangat cocok untuk membeli oleh-oleh karena di sini merupakan salah satu pusat penjualan Ulos Batak, oleh-oleh Khas Tanah Batak. Selain itu, di sini terdapat berbagai jenis barang dagangan, mulai kebutuhan bahan kebutuhan pokok hingga berbagai peralatan elektronika dan lainnya. Lengkap deh pokoknya.
Sejarah dan Landscape Pasar
Terdiri atas enam deret bangunan berbentuk sopo
Pasar Onan sendiri sebagai objek wisata belanja, tempat ini juga merupakan objek wisata sejarah lho, pasar ini adalah salah satu bangunan heritage di Balige. Pasar Onan dibangun kolonial Belanda pada tahun 1936 dan sampai sekarang bangunannya tetap terlihat kokoh.
Pasar ini terdiri dari enam deret bangunan yang berbentuk sopo, rumah adat Batak untuk menyimpan hasil pertanian. Keenam deretan bangunan yang bercirikan rumah adat yang disebut Balerong ini dihiasi ukiran Gorga, ornamen desain arsitektur khas Batak. Konon, pembangunannya dikerjakan arsitek yang berbeda dengan proses pengerjaan manual sehingga ukiran-ukirannya sangat khas. 
Bangunannya dihiasi gorga
So, jika ingin membeli oleh-oleh di Balige datanglah ke Pasar Onan yang berada di pusat kota Balige. Selain berwisata belanja di sini juga bisa berwisata sejarah.

Selasa, 10 November 2015

T.B. Silalahi Center di Balige



T.B. Silalahi Center

            T.B. Silalahi Center adalah sebuah komplek museum yang didirikan oleh yayasan Tiopan Bernhard Silalahi pada tanggal 7 Agustus 2006 dan atas prakarsa Dr. T.B. Slalahi, SH. Yayasan T.B. Silalahi merupakan organisasi non-profit yang memiliki tujuan untuk pemeliharaan, pengembangan serta penelitian kebudayaan Batak dalam wujud museum. Dengan visi dan misi mengangkat harkat dan kualitas hidup melalui keunggulan tata nilai budaya.
Lokasi
T.B. Silalahi Center beralamat di Jalan pagar Batu, No. 88, Desa Silalahi, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir. Kurang lebih 250 km dari kota Medan sebagai ibu kota provinsi Sumatera Utara.
Koleksi
Yayasan T.B. Silalahi ini memiliki berbagai koleksi yang di simpan di dalam
1.      Museum Batak
Museum Batak
Museum Batak yang ada di Balige adalah sebuah museum yang menyimpan berbagai koleksi peninggalan sejarah dan kearifan budaya masyarakat Batak Toba. Museum ini didirikan oleh T. B. Silalahi, dan diresmikan pada tanggal 18 Januari 2011 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Selengkapnya baca disini.

2.      Museum Jejak Langkah T.B. Silalahi
Museum T.B. Silalahi
Museum T.B. Silalahi Center adalah museum pribadi atau museum jejak langkah dari T. B. Silalahi yang berisi tentang sejarah dan biografi T.B. Silalahi. T.B. Silalahi membangun museum ini sebagai wadah untuk memotivasi generasi muda untuk terus meraih cita-cita dengan melihat pengalaman TB. Silalahi mulai dari kecil sebagai anak pengembala kerbau sampai menjadi seorang Jenderal. Selengkapnyabaca disini.
3.      Huta Batak
Huta Batak
Huta Batak adalah pemukiman yang khas berupa desa-desa yang tertutup dan membentuk masyarakat kelompok kecil. Biasanya kelompok ini adalah kumpulan marga/clan atau masih memiliki hubungan kekerabatan. Di dalam huta Batak ini ada Rumah Bolon dan Sopo, Patung Sigale-gale, Makam Batu, Patung Pangulubalang dan Pohon Hariara. Selengkapnyabaca disini.