Tampilkan postingan dengan label Alam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Alam. Tampilkan semua postingan

Rabu, 10 Februari 2021

Danau Sidihoni, Danau di Atas Danau di Pulau Samosir

Danau Sidihoni SamosirDanau Sidihoni

Hai sahabat backpacker, gimana nih kabarnya? Semoga sehat selalu ya, aamiin....

Nggak kerasa udah lama juga nih aku nggak update. Soalnya beberapa waktu belakangan ini aku emang lumayan sibuk. Maklum lah, lagi proses adaptasi di tempat yang baru. Selain itu juga banyak tugas hingga berkas-berkas dokumen yang harus diurus. Apalagi berkasnya harus diurus di kantor dinas pemerintahan. Karena KTP ku yang berbeda provinsi membuat prosesnya menjadi lebih rumit lagi. :(

Tapi yah mari lupakan itu sejenak, kali ini aku mau ngelanjutin kisah petualanganku saat di Pulau Samosir beberapa waktu yang lalu. Setelah sebelumnya aku mengunjungi Museum Huta Bolon Simanindo, aku kemudian melanjutkan perjalanan ke Danau Sidihoni, sebuah danau yang ada di atas danau. 

Danau Sidihoni Samosir
Danau di Atas Danau

Baca juga: Museum Huta Bolon Simanindo

Alamat Danau Sidihoni

Danau Sidihoni beralamat di Kecamatan Ronggur Nihuta, Kabupaten Samosir. Tapi cara terdekat ke danau ini adalah dari Pangururan, ibukota Kabupaten Samosir.

Jadi dari Pangururan ambil jalan ke kiri, ke arah Ronggur Nihuta. Jalannya cukup menanjak dan ada kerusakan di beberapa bagian, tapi masih asyik buat dilalui kendaraan bermotor. Apalagi di sisi jalannya juga bisa terlihat pemandangan Danau Toba dan bukit-bukit hijau di sekelilingnya. Dari Pangururan, danau ini cuma berjarak sekitar 25 menit perjalanan doang.

Tiket Masuk ke Danau Sidihoni

Untuk masuk ke Danau Sidihoni ini gratis loh cuy. Gratis. Bahkan parkir motornya juga gratis cuy. Mantap abis!!!

Pesona Alam Danau Sidohoni

Danau Sidihoni adalah satu danau yang cukup unik di Pulau Samosir, soalnya danau ini juga disebut dengan nama Danau di Atas Danau karena secara geografis, posisi danau ini berada di dalam Pulau Samosir yang berada di tengah-tengah Danau Toba.

Danau ini juga punya pemandangan yang cukup cantik. Danaunya punya luas hingga 5 hektar dengan bentuk danau seperti mangkok. Maksudnya danaunya cekung dan sekitarnya terdapat banyak bukit-bukit dan lapangan berumput hijau yang mengelilingi danau ini. Pemandangannya bikin mata jadi segar cuy. 

Danau Sidihoni Samosir
Danaunya cakep juga
Danau Sidihoni Samosir
Bukit hijau di sekitar danau

Air danaunya juga masih bersih dan jernih, bahkan airnya dimanfaatin ama penduduk sekitar untuk kegiatan sehari-hari seperti mandi dan mencuci. Bahkan saat aku berkunjung ke danau ini, di satu sudut masih ada sekelompok anak gadis yang lagi mencuci pakaian. Cihuyy....

Selain itu, di sekitar danau ini juga banyaak kerbau-kerbau yang sedang merumput. Keberadaan kerbau-kerbau ini juga menambah asri pemandangan dari Danau Sidihoni. Mantap!!! 

Danau Sidihoni Samosir
Sekitarnya masih asri
Danau Sidihoni Samosir
Ada banyak kerbau

Puas menikmati keindahan dan keunikan Danau Sidihoni yang dijuluki sebagai danau di atas danau ini, aku pun segera beranjak untuk menuju tempat selanjutnya yaitu Jembatan Tana Ponggol, sebuah jembatan yang menghubungkan Pulau Samosir dengan daratan Pulau Sumatera. 

Danau Sidihoni Samosir
Siganteng yang unyu di Danau Sidihoni

To be continued...

Rabu, 06 Januari 2021

Menanti Sunrise di Bukit Beta Samosir

Bukit Beta Samosir
Bukit Beta Samosir

Hai sahabat backpacker, selamat pagi 😊

Gimana nih kabarnya? Semoga di sehat selalu ya dan di tahun ini kita bisa menjalani kehidupan yang lebih baik lagi. Aamiin...

Kali ini aku mau ngelanjutin kisah petualanganku di Bumi Samosir yang kulakuin beberapa waktu yang lalu. Setelah sebelumnya aku memutuskan untuk menginap di Bagus Bay Homestay, pagi harinya aku pun berencana untuk melihat matahari terbit di Pulau Samosir. Untuk melihat matahari terbit tersebut, katanya spot terbaik adalah Bukit Beta, sebuah bukit kecil yang ada di dekat jalan masuk menuju Desa Tuk-Tuk.

Alamat Bukit Beta

Bukit Beta beralamat di Jalan Tuktuk, Desa Tuktuk Siadong, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Lokasinya ada di sisi kiri jalan dan tak jauh dari arah gerbang masuk desa.

Pemandangan Bukit Beta

Bukit Beta merupakan sebuah bukit kecil dan cukup landai. Bukitnya dihiasi padang rumput hijau yang cukup luas. Di bagian belakang bukit terdapat tebing-tebing batu yang menjulang tinggi. Jika musim hujan, di sela-sela bebatuannya juga terlihat aliran air terjun kecil.

Bukit ini juga menghadap ke arah timur, ke arah Danau Toba. Sehingga dari atas bukit ini aku bisa melihat luasnya Danau Toba hingga ke seberang sana, ke daratan Pulau Sumatera yang terlihat berbukit-bukit juga. Di sebelahnya juga terlihat berbagai penginapan yang berdiri di atas Desa Tuktuk yang daratannya membentuk tanjung ke arah Danau Toba. 

Bukit Beta Samosir
Danau Toba dari Bukit Beta
Bukit Beta Samosir
Tebing di belakang bukit
Bukit Beta Samosir
Bunga rumput di Bukit Beta

Matahari Terbit di Bukit Beta

Karena menghadap ke timur, Bukit Beta menjadi salah satu spot berburu sunrise yang cukup populer di Pulau Samosir. Karena itu, sebelum matahari terbit, aku pun udah tiba di atas Bukit Beta. Sayangnya pagi itu cuaca di Pulau Samosir tak begitu bersahabat. Cuaca yang terlihat mendung dengan awan kelabu memenuhi langit di sisi timur. Jadi sunrise indah yang kubayangin kagak terlihat.

Sayang banget sih, tapi kalo udah masalah alam, kita emang kagak bisa berbuat apa-apa. Paling tidak aku masih bisa melihat indahnya Danau Toba dari atas Bukit Beta ini. Aku pun bergegas kembali ke penginapan untuk bersih-bersih dan bersiap melanjutkan petualangan di Bumi Samosir. 

Bukit Beta Samosir
Tuktuk dari Bukit Beta

To be continued...

Kamis, 24 Desember 2020

Melihat Sunset dari Pantai Pasir Putih Parbaba di Pulau Samosir

Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Pantai Pasir Putih Parbaba

Tak terasa hari sudah beranjak sore. Kulihat sang raja siang itu sudah jauh tergelincir ke ufuk barat. Sebelum hari menjadi semakin senja, aku pun segera keluar dari Desa Tomok dan mengarahkan sepeda motorku ke arah barat Pulau Samosir melalui jalan utama Pulau Samosir yang menghubungkan setiap wilayah di Pulau Samosir.

Baca juga: Boneka Sigale-Gale di Pulau Samosir

Setelah sebelumnya aku cukup puas berwisata di Desa Tomok dengan mengunjungi beragam destinasi wisatanya seperti Pasar Tomok yang merupakan sentra oleh-oleh di Pulau Samosir, kemudian juga mengunjungi situs peninggalan megalithikum yaitu sarkofagus alias Makam Batu milik Raja Sidabutar, lalu melihat peninggalan budaya Batak di Museum Batak Tomok hingga melihat Boneka Sigale-Gale.

Untuk penutup perjalanan hari ini aku bertujuan untuk menyaksikan matahari terbenam dari salah satu pantai yang ada di Pulau Samosir, tepatnya di Pantai Pasir Putih Parbaba.

Alamat Pantai Pasir Putih Parbaba

Pantai Pasir Putih Parbaba terletak di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Pantai ini berada di sisi barat Pulau Samosir dan berjarak sekitar 40 menit perjalanan dari Desa Tomok.

Sebenarnya sepanjang perjalanan mata ini cukup dimanjakan ama pemandangan indah dari Pulau Samosir karena di sisi kanan jalan bisa terlihat hamparan luas dari Danau Toba dengan airnya yang kebiruan. Sedangkan di sisi satunya ada hamparan hijau persawahan, rumah-rumah masyarakat Batak Toba yang terlihat khas hingga perbukitan yang menjulang di sisi tengah pulau.

Tiket Masuk ke Pantai Pasir Putih Parbaba

Setelah 40 menit perjalanan, akhirnya aku tiba di kawasan Pantai Pasir Putih Parbaba. Aku kemudian memarkirkan motor di parkiran yang tersedia. Biaya parkirnya hanya Rp. 2000 aja permotor. Sedangkan tiket masuk ke Pantai Pasir Putih Parbaba ini ternyata gratis. Gratis cuy.

Pemandangan di Pantai Pasir Putih Parbaba

Sesuai ama namanya, Pantai Pasir Putih Parbaba ini punya dataran luas berupa pasir putih yang halus. Kemungkinan pasir ini merupakan sisa dari letusan Gunung Toba jutaan tahun silam. Di depan pantai ini langsung terhampar pemandangan Danau Toba yang begitu luas, airnya yang dingin terasa menyegarkan.

Sedangkan di seberang danau terlihat barisan pegunungan dari Pulau Sumatera yang seolah menjadi pagar pembatas dari Danau Toba. Lalu di sisi Barat Daya nampak Gunung Pusuk Buhit yang berdiri dengan gagahnya. Btw, Gunung Pusuk Buhit adalah sebuah gunung suci dan sakral bagi orang Batak. Karena dalam kepercayaan mereka, nenek moyang Bangsa Batak awalnya turun dari langit ke atas Gunung Pusuk Buhit ini. 

Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Menghadap ke Danau Toba
Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Hamparan pasir yang luas
Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Gunung Pusuk Buhit

Fasilitas yang ada di Pantai Pasir Putih Parbaba

Sebagai salah satu destinasi yang cukup populer di Pulau Samosir, fasilitas yang ada di Pantai Pasir Putih Parbaba ini cukup lengkap. Selain lahan parkir yang luas, di sekitar pantai juga terdapat beberapa penginapan. Di pantai ini juga banyak wahana permainan air seperti banana boat, perahu dayung, sepeda bebek, spead boat hingga ban pelampung.

Sore itu pengunjung pantai Pantai Pasir Putih Parbaba ini cukup rame juga. Selain bermain wahana air, banyak juga yang bermain bola voli, menerbangkan drone, hingga yang duduk bersantai menanti tenggelamnya matahari. 

Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Pengunjung bermain banana boat

Matahari terbenam di Pantai Pasir Putih Parbaba

Hanya beberapa menit setelah aku tiba di kawasan pantai, sunset yang kutunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Perlahan sang penguasa siang itu semakin tenggelam di ufuk barat, di balik pegunungan Pulau Sumatera yang ada di seberang danau.

Cahaya senja perlahan memenuhi penjuru langit dengan warna jingganya yang khas. Sayangnya saat itu cuaca tak begitu cerah, sehingga warna senjanya terasa tak maksimal. Tapi itu pun udah cukup lah buatku.

Setelah matahari benar-benar menghilang, aku pun segera kembali dan langsung menuju Desa Tuktuk untuk menyewa penginapan agar esok bisa melanjutkan kembali petualangan di Bumi Samosir. 

Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Senja di Pantai Pasir Putih Parbaba
Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Menanti senja
Pantai Pasir Putih Parbaba Samosir
Backpacker ganteng dan unyu di Pantai Parbaba

To be continued...

Jumat, 11 Desember 2020

Menyeberangi Danau Toba dari Parapat ke Pulau Samosir

Menyeberangi Danau Toba
Hamparan luas Danau Toba

Note: Perjalanan ini dilakukan sebelum musim hujan melanda

            Jangan traveling ke wisata air selama musim hujan. Berbahaya!!!

Hai sahabat backpacker, gimana kabar kalian?

Kalo kabarku sih baik-baik aja. Tapi di sini sekarang lagi musim musim hujan cuy. Meskipun kampungku kagak kerendam banjir, tapi akses jalan keluar kampungnya pada tenggelam, baik yang ke arah kotamadya maupun ke arah kota kabupaten. Jadinya ribet deh kalo mau kemana-mana.

Berhubung lagi kagak bisa kemana-mana, jadi kali ini aku mau cerita tentang perjalananku beberapa waktu yang lalu. Perjalanan ini kulakuin saat belum musim hujan. Jadi masih aman lah. Dan tujuan perjalananku kali ini adalah Pulau Samosir yang ada di tengah Danau Toba.

Danau Toba

Danau Toba sendiri adalah sebuah danau tersebar se-Indonesia bahkan se-Asia Tenggara. Danau ini memiliki panjang hingga 100 kilometer dan lebar hingga 30 kilometer dan kedalamannya mencapai 505 meter. Danau ini berada di tengah pulau Sumatera bagian utara, tepatnya di kaldera Gunung Supervulkan Toba.

Ngomongin Danau Toba mungkin udah banyak juga sih kubahas di blog ini. Soalnya aku udah ngunjungi Danau Toba dari berbagai sisi yang berbeda. Mulai dari Parapat, Tigaras, Tongging, Silalahi, Porsea, Sigura-Gura hingga dari kota Balige. Semua tempat-tempat tersebut menampilkan keindahan alam Danau Toba secara sempurna dengan pemandangan yang berbeda-beda.

Tapi dari sekian banyak kunjunganku ke Danau Toba, selalu ada satu tempat yang selalu terlewat. Padahal tempat ini bisa dibilang salah satu tempat yang wajib dikunjungi kalo ke Danau Toba yaitu Pulau Samosir. 

Menyeberangi Danau Toba
Bukit hijau di sekeliling Danau Toba
Menyeberangi Danau Toba
Kapal-kapal yang sedang berlabuh

Pulau Samosir

Pulau Samosir adalah sebuah pulau vulkanik yang berada di tengah-tengah Danau Toba. Pulau ini termasuk dalam 10 pulau besar yang ada di tengah-tengah danau. Pulau Samosir juga punya banyak potensi pariwisata alam yang sangat menarik. Selain itu, di pulau ini juga tinggal suku Batak Toba dengan segala adat dan budayanya. Oleh karena itu, aku cukup tertarik untuk mengunjungi pulau yang satu ini.

Brmmm... brrmmm....

Dengan menggunakan sepeda motor aku melalui rute Kisaran-Perdagangan-Pematang Siantar-Parapat. Menjelang siang aku pun tiba di kota Parapat. Rencananya aku mau naik kapal ferri aja di Pelabuhan Ajibata. Tapi karena ribet buka peta di hp, akhirnya aku make GPS alias Gunakan Penduduk Setempat dan malah diarahkan ke Pelabuhan Tigaraja.

Menyeberangi Danau Toba

Pelabuhan Tigaraja ini melayani kapal motor yang membawa penumpang dari Parapat ke Tomok di Pulau Samosir. Di sini kapal motornya bertingkat dua dan bisa membawa sepeda motor, jadi motornya dijejerin di bagian samping kapal. Biaya penyeberangannya pun cukup terjangkau, perorangnya cuma dikenakan biaya Rp. 8000 aja dan untuk motor dikenakan biaya Rp. 10.000. 

Menyeberangi Danau Toba
Kapal motor penyeberangan Parapat-Tomok
Menyeberangi Danau Toba
Suasana di dalam kapal
Menyeberangi Danau Toba
Kapal melaju di tengah Danau Toba

Setelah beberapa penumpang menaiki kapal, kapal pun mundur secara perlahan dan meninggalkan pelabuhan Tigaraja untuk mengarungi Danau Toba. Dari lantai dua kapal ini pemandangannya indah juga, soalnya aku bisa memandangi luasnya danau Toba dengan airnya yang berwarna kehijauan. 

Di kanan dan kiri juga terlihat barisan perbukitan hijau di sisi danau sedangkan di bagian depan tak terlihat ujung danau ini. Sejauh mata memandang hanya terlihat hamparan danau yang begitu luas, rasanya seperti di tengah lautan saja.

Kondisi angin di tengah danaunya juga cukup kencang, sehingga kapalnya bergoyang-goyang terkena ombak. Rasanya jadi kayak mengarungi lautan aja cuy. Lautan ala Danau Toba. Seru!!!

Sekitar 30 menit kemudian aku pun tiba di Pelabuhan Sumber Sari yang ada di Tomok, Pulau Samosir. Hup... dan sekarang aku udah resmi nginjakin kaki di Pulau Samosir. Selamat datang di Pulau Samosir, Negeri Indah Kepingan Surga. Petualanganku di Pulau Samosir pun dimulai. 

Menyeberangi Danau Toba
Kapal lain yang sedang melaju
Menyeberangi Danau Toba
Pelabuhan Sumber Sari Tomok

To be continued....

Senin, 30 November 2020

Air Terjun Tibet di Simalungun

Air Terjun Tibet di Simalungun
Air Terjun Tibet

            Note:

-       Perjalanan ini dilakukan sebelum musim hujan melanda

-       Jangan ke air terjun saat musim hujan, bahaya.

 

Brrrrmmm... brrmmmm...

Posisi matahari masih tinggi, pertanda sore masih lama lagi baru tiba. Jadi kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan untuk menjelajahi air terjun yang ada di kabupaten Simalungun ini setelah sebelumnya kami udah mengunjungi Air Terjun Jambuara, Air Terjun Tonduhan, Air Terjun Katasa hingga jembatan ekstrim Hatonduhan.

Baca juga: Jembatan Hatonduhan, Jembatan Ekstrim di Simalungun 

Tujuan kami selanjutnya adalah Air Terjun Tibet yang masih berada di kabupaten Simalungun.

Brrmmm... brmmm...

Alamat Air Terjun Tibet

Air Terjun Tibet terletak di Nagori Buntu Turunan, kecamatan Hatonduhan, kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Dari Air Terjun Katasa kami harus kembali ke jalan besar Mandoge yang menghubungkan Kisaran dengan Pematang Siantar. Pada persimpangan Seribu Asih, kami berbelok ke kiri, sedangkan jika ke kanan mengarah ke kota Pematang Siantar. Dari persimpangan tersebut, kami terus melaju sekitar 8 km hingga bertemu sebuah titi beton alias jembatan beton dan air terjunnya berada tak jauh dari jembatan tersebut.

Arti Nama Air Terjun Tibet

Air terjun ini dinamakan Air Terjun Tibet. Namun Tibet di sini bukan maksudnya Tibet yang ada di Nepal itu loh. Tibet yang dimaksud di sini adalah singkatan dari Titi Beton, sebuah jembatan beton yang berada di atas aliran air terjun ini. Jadi jika dipanjangin nama air terjun ini adalah Air Terjun Titi Beton.

Pemandangan Air Terjun Tibet

Setelah memarkirkan sepeda motor, kami pun sedikit trekking ke bawah, ke arah air terjunnya. Dari tempat parkir, lokasi air terjunnya tak begitu jauh. Hanya sekitar 50 meter doang. Namun jalannya cukup licin dan di penuhi semak belukar. Dari beberapa air terjun yang telah kami kunjungi sebelumnya, sepertinya air terjun ini yang paling tak terawat di kecamatan Hatonduhan ini.

Benar saja, sesampainya kami di bawah, pelataran air terjunnya dipenuhi ilalang yang cukup tinggi. Hanya sedikit kawasan yang tak tertutup rumput di pinggiran kolam air terjunnya dan dipenuhi bebatuan besar.

Air terjun Tibet ini sebenarnya cukup cantik meski air terjunnya tak begitu tinggi. Namun airnya bersih dan jernih serta berwarna hijau toska. Di depannya terbentuk kolam air terjun yang cukup dalam. Di sekitar kolamnya juga ada dinding batu yang tak begitu tinggi dan di dinding batu tersebut terdapat beberapa lobang yang terlihat seperti goa mini.

Di sisi kolam air terjun satunya malah ada dataran berpasir putih yang terlihat seperti pantai. Hanya saja kalo mau ke dataran berpasir ini kami harus menyeberangi kolam air terjunnya. Karena males basah dan nggak tau kedalaman kolamnya, jadi kami urungkan niat untuk ke daratan berpasir tersebut. 

Air Terjun Tibet di Simalungun
Tingginya hanya sekitar 5 meter
Air Terjun Tibet di Simalungun
Airnya bersih dan jernih
Air Terjun Tibet di Simalungun
Dinding di sisi kolam air terjun
Air Terjun Tibet di Simalungun
Dataran berpasir di sisi kolam air terjun

Tiket Masuk ke Air Terjun Tibet

Dibandingin ama air terjun yang udah kami kunjungi sebelumnya, tiket masuk ke air terjun ini yang paling mahal. Kami berempat diminta membayar hingga Rp. 30.000 dan dimintai ketika kami mau pulang. Padahal saat masuk nggak ada yang jaga, bahkan motor kami juga nggak ada yang jaga. Akhirnya setelah sedikit nego kami membayar Rp. 20.000. Setelah membayar tiketnya, kami pun beranjak pulang karena hari yang sudah menjelang sore.

Seru juga sih karena dalam satu hari kami bisa ngunjungi beberapa air terjun, yaitu Air Terjun Jambuara, Air Terjun Tonduhan, Air Terjun Katasa, Air Terjun Tibet dan Jembatan Ekstrim Hatonduhan. Mantap!!! 👍

Hmm... abis ini kemana lagi ya? 

Air Terjun Tibet di Simalungun
Aku di Air Terjun Tibet

To be Continued...

Selasa, 24 November 2020

Air Terjun Katasa, Air Terjun Kembar di Simalungun

Air Terjun Katasa Kembar Simalungun
Air Terjun Katasa di Simalungun

            NB:     -Perjalanan ini dilakukan sebelum musim hujan melanda.

                        -Jangan ke air terjun atau sungai saat musim hujan! Bahaya!!!

Matahari udah semakin tinggi dan udah nunjukin kalo waktu makan siang hampir tiba. Tapi karena kondisi di Air Terjun Tonduhan yang berupa bebatuan, sehingga tidak memungkinkan untuk membuka bekal di sana. Jadi kami putuskan untuk melanjutkan ke air terjun satu lagi untuk sekalian makan siang di sana.

Baca juga: Air Terjun Tonduhan di Simalungun

Btw, di wilayah Hatonduhan dan sekitarnya memang dikenal memiliki banyak air terjun karena kontur wilayahnya yang berbukit-bukit dan dialiri banyak sungai. Tak kurang dari 10 air terjun mengalir di kecamatan ini menurut penduduk sekitar yang bercerita padaku saat aku di Air Terjun Tonduhan. Bahkan katanya ada air terjun yang punya ketinggian hingga di atas 100 meter yang bernama Air Terjun Aek Naga. Namun karena belum ada akses ke air terjun tersebut, jadi sampe sekarang air terjun tersebut belum terekspos. Hanya penduduk sekitar yang hobby mancing yang tau lokasi pastinya. Sayang juga sih.

Kami sendiri memilih untuk pergi ke Air Terjun Katasa alias Air Terjun Kembar, karena air terjun ini udah punya akses dan mudah buat dijangkau serta letaknya tak jauh dari Air Terjun Tonduhan.

Alamat Air Terjun Katasa

Air Terjun Katasa berada di Nagori Bayu Bagasa, kecamatan Hatonduhan, kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Tepatnya berada di dalam perkebunan sawit.

Cara ke Air Terjun Katasa

Untuk menuju ke air terjun ini cukup mudah sih, tapi sedikit ribet. Karena posisi air terjunnya berada di tengah-tengah perkebunan sawit, sehingga ada banyak persimpangan. Di beberapa persimpangannya ada plang penunjuk arah tapi ada juga beberapa persimpangan yang tak punya plang penunjuk arah, mungkin plangnya copot. Cukup bikin pusing juga cuy.

Beruntungnya saat itu ada bapak-bapak yang sedang menuju kebunnya dan berbaik hati mau mengantarkan kami hingga ke simpang pintu masuk air terjunnya.

Terima kasih banyak Pak.

Harga tiket masuk ke Air Terjun Katasa

Harga tiket masuk ke Air Terjun Katasa cukup murah loh. Perorangnya cuma dikenakan biaya Rp. 3000 dan biaya parkirnya cuma Rp. 2000 doang. Asyiknya lagi, pihak pengelola malah ngasi diskon ke kami, jadi kami cuma membayar Rp. 10.000 aja untuk semua biaya masuk dan parkir, padahal kami berempat dan harusnya membayar Rp. 16.000.

Terima kasih bapak pengelola Air Terjun Katasa.

Pemandangan Air Terjun Katasa

Setelah membayar biaya tiket masuk yang dapat diskon, kami berempat segera turun ke arah air terjunnya. Dari tempat parkir, kami harus sedikit trekking sekitar 3 menit aja melalui jalan setapak yang menurun ke bawah. Jalur trekking juga cakep loh, karena berada di tepi aliran sungai dan di seberangnya nampak beberapa aliran air terjun kecil yang mengalir dari sela-sela bebatuan. 

Air Terjun Katasa Kembar Simalungun
Jalur trekking ke air terjun

Setelah tiba di bawah, mata ini langsung terpesona dengan keindahan alam Air Terjun Katasa. Pantas saja air terjun ini dijuluki juga dengan nama air terjun kembar karena ternyata terdapat dua aliran air terjun. Tapi air terjun ini bisa dibilang air terjun kembar yang tak sama karena kedua aliran air terjunnya punya debit air dan ketinggian yang berbeda serta berasal dari dua aliran yang berbeda yaitu sungai Balah dan Sungai Turunan.

Di bawah aliran air terjunnya terdapat kolam air terjun yang cukup luas dengan air yang bersih dan segar banget. Di dekat kolam air terjunnya juga ada dataran berpasir putih yang terlihat seperti pulau kecil yang cantik. Unik juga loh.

Sedangkan di sisi satunya ada pula sebuah goa kecil. Goa ini lantainya berlapis pasir putih dan mulut goanya terhubung langsung ama kolam air terjunnya. Jadi kalo mandi-mandi di sini bisa sekalian bersantai di mulut goa. 

Air Terjun Katasa Kembar Simalungun
Punya dua aliran
Air Terjun Katasa Kembar Simalungun
Dataran berpasir di sisi kolam air terjun
Air Terjun Katasa Kembar Simalungun
Goa kecil di pinggir kolam

Berhubung perut udah cukup lapar, aku lantas menggelar mantel hujan berbentuk ponco milikku menjadi tikar untuk alas makan kami di pinggir kolam air terjun. Setelah itu kami pun segera menyantap bekal yang kami bawa dari rumah.

Nyummmi... mantap banget rasanya makan bareng di pinggir air terjun seperti ini.

Selesai dengan urusan perut, kami kemudian sekalian melaksanakan sholat berjamaah di pinggir air terjun ini. Sensasi beribadah di alam lepas diiringi suara air terjun dan kicauan burung emang beda. Rasanya jadi semakin dekat dengan Sang Pencipta keindahan alam.

Setelah selesai, mataku menangkap pemandangan yang berbeda di atas Air Terjun Katasa ini. Di atas air terjunnya terdapat jembatan beton yang tinggi dan ada juga sepeda motor yang melintas. Hmm... Aku jadi tertarik buat liat jembatannya. 

Air Terjun Katasa Kembar Simalungun
Air Terjun Katasa dan jembatan beton di atasnya
Air Terjun Katasa Kembar Simalungun
Jembatan beton di atas air terjun
Air Terjun Katasa Kembar Simalungun
Backpacker ganteng dan unyu di Air Terjun Katasa

To be continued...

Jumat, 20 November 2020

Air Terjun Tonduhan di Simalungun

Air Terjun Tonduhan di Simalungun
Air Terjun Tonduhan

Brrrmmm... brmmm... aku kembali memacu sepeda motorku di Jalan Besar Mandoge yang menghubungkan antara Pematang Siantar dengan Kisaran.

Sebelumnya aku dan adik-adikku udah mengunjungi Air Terjun Jambuara yang punya pemandangan indah. Sekarang kami kembali melanjutkan perjalanan ke air terjun selanjutnya. Air terjun ini terletak tak jauh dari Air Terjun Jambuara dan bernama Air Terjun Tonduhan.

Baca juga:     Air Terjun Jambuara di Simalungun

 Pelangi di Air Terjun Sipiso-Piso

Alamat Air Terjun Tonduhan dan cara ke Air Terjun Tonduhan

Air Terjun Tonduhan terletak di desa Buntu Bayu, kecamatan Hatonduhan, kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Tepatnya berada di dalam areal perkebunan kelapa sawit PTPN IV Hatonduhan.

Untuk sampe ke air terjun ini dari Air Terjun Jambuara, kami kembali ke Jalan Besar Mandoge dan mengarah ke kota Pematang Siantar. Dari sana hanya sekitar 5 km doang kami nemu plang gede penunjuk arah ke Air Terjun Tonduhan. Dari plang tersebut Air Terjun Tonduhan hanya berjarak beberapa ratus meter doang. 

Air Terjun Tonduhan di Simalungun
Plang Air Terjun Tonduhan
Air Terjun Tonduhan di Simalungun
Simpang ke Air Terjun Tonduhan

Harga tiket masuk ke Air Terjun Tonduhan

Harga tiket masuk ke objek wisata Air Terjun Tonduhan sangat terjangkau, karena perorangnya cuma perlu membayar sebesar Rp. 3000 aja dan biaya parkir kendaraan sebesar Rp. 2000 doang. Murah meriah cuy.

Pemandangan Air Terjun Tonduhan

Setelah membayar biaya masuk dan parkir sepeda motor, kami pun segera menuju ke Air Terjun Tondohan. Jarak air terjunnya dari parkiran cukup dekat. Bahkan dari atas lokasi parkir kami bisa melihat Air Terjun Tonduhan tersebut dengan jelas. Hal ini mengingatkanku ama Air Terjun Sipiso-Piso yang ada di Tanah Karo. Di Air Terjun Sipiso-Piso kita juga bisa ngeliat air terjunnya dari atas parkiran kalo nggak mau turun ke bawah. 

Untuk turun ke bawah, pihak pengelola udah nyiapin tangga turun dari besi. Cukup mudah sih, tapi tangganya juga cukup curam dan licin, jadi harus ekstra hati-hati saat turun maupun naik. 

Air Terjun Tonduhan di Simalungun
Air terjunnya dari atas parkiran
Air Terjun Tonduhan di Simalungun
Tangga turunnya curam

Sesampainya di bawah, mataku langsung terpesona melihat Air Terjun Tonduhan ini. Air terjunnya cakep uy.

Air Terjun Tonduhan punya tinggi yang cukup lumayan dengan debit air yang cukup deras. Karena derasnya, di sekitar jatuhan air terjunnya terasa seperti ada hujan gerimis tipis. Tanah dan bebatuan di sekitarnya juga menjadi basah dan licin.

Di puncak air terjunnya juga ada sebuah batu besar yang menonjol. Akibatnya jatuhan air terjunnya terbagi menjadi dua. Mirip-mirip air terjun kembar deh jadinya.

Di bawah jatuhan air terjunnya juga terbentuk sebuah kolam yang cukup luas dan dalam. Airnya dingin dan segar, tapi kusaranin jangan berenang karena kolamnya dalam, debit airnya besar dan arusnya cukup deras. Bahaya ntar.

Di sekeliling kolamnya juga ada banyak batu-batu cadas beragam ukuran.  Batunya cukup licin dan berlumut, jadi harus hati-hati saat melangkah. Kalo nggak hati-hati, bisa kecebur di antara celah bebatuan. Pasti sakit tuh. 

Air Terjun Tonduhan di Simalungun
Air terjunnya cakep
Air Terjun Tonduhan di Simalungun
Alam di sekitar air terjunnya

Awalnya sih kami berencana makan siang di dekat Air Terjun Tonduhan ini. Tapi karena nggak ada areal datar dan cuma ada bebatuan begini, jadi kami urungkan niat dan memilih untuk makan siang di air terjun selanjutnya.

Yupz, setelah ini kami lanjut ke air terjun yang tak kalah cantik, tungguin ya ceritanya. 

Air Terjun Tonduhan di Simalungun
Backpacker yang ganteng dan unyu di Air Terjun Tonduhan

To be continued...