Tampilkan postingan dengan label Pesawat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pesawat. Tampilkan semua postingan

Senin, 30 Maret 2020

Bandara Halim Perdana Kusuma dan Bus Damri Kuala Namu

Setelah melalui sedikit drama akibat ketipu situs web yang ngatain kalo ada Bus Damri tujuan Bandara Halim Perdana Kusuma dari Stasiun Gambir. Namun ternyata bus tersebut tidak tersedia. Akhirnya aku sampe juga di Bandara Halim dengan mengendarai motornya si abang ojol. Terima kasih abang ojol.

Bandara Halim Perdana Kusuma 
Bandara Halim Perdana Kusuma

Bandara Halim Perdana Kusuma adalah satu-satunya bandara di ibu kota Jakarta setelah Bandara Kemayoran ditutup. Bandara ini dibangun pada tahun 1924 dan bernama Lapangan Terbang Tjililitan. Pada tahun 1950 lapangan terbang ini diserahkan secara resmi pada Indonesia pangkalan udara militer dan tahun 1952 bandara ini diganti namanya menjadi Bandara Halim Perdana Kusuma untuk mengenang Almarhum Halim Perdana Kusuma yang gugur dalam tugasnya.

Selain sebagai pangkalan militer, Bandara Halim Perdana Kusuma juga melayani penerbangan sipil untuk domestik maupun internasional karena saat itu penerbangan Bandara Kemayoran terlalu padat. Ketika Bandara Soetta diresmikan, Bandara Halim mengurangi slot untuk penerbangan sipil dan fokus pada penerbangan militer sampe tahun 2013 kembali dibuka penerbangan sipil di sini karena Bandara Soetta yang penerbangannya terlalu padat.

Kembali ke kisahku, setelah konter cek in penerbanganku dibuka, aku pun segera cek in dan melalui serangkaian pemeriksaan keamanan. Aku kemudian duduk santai di ruang tunggu sambil nyarger hp dan ngelihatin pesawat-pesawat yang terparkir di depan ruang tunggu.

Pesawat parkir
Hayuk masuk ke dalam pesawat
Ketika pintu pesawat telah dibuka, aku segera masuk ke dalam pesawat.

Para penumpang yang terhormat, selamat datang di penerbangan Citilink dengan tujuan Bandara Kuala Namu. Penerbangan ini akan kita tempuh dalam waktu kurang lebih dua jam dan sepuluh menit. Perlu kami sampaikan bahwa penerbangan ini adalah tanpa asap rokok, sebelum lepas landas kami persilahkan kepada Anda untuk menegakan sandaran kursi, menutup dan mengunci meja-meja kecil yang masih terbuka di hadapan Anda, mengencangkan sabuk pengaman, dan membuka penutup jendela. Atas nama kapten  dan seluruh awak pesawat yang bertugas mengucapkan selamat menikmati penerbangan ini, dan terima kasih atas pilihan anda untuk terbang bersama kami.

Wuusssshhhh....

Pesawat citilink yang kunaiki ini pun lepas landas dengan mulus. Berhubung hari yang mulai gelap, tak banyak pemandangan yang bisa kulihat dari balik jendela pesawat. Palingan cuma liatin kakak-kakak pramugari yang cakep-cakep dan manis. Dua jam kemudian setelah puas ngeliatin pramugari yang cakep itu, pesawat ini mendarat dengan aman di Bandara Kuala Namu.

Selamat datang kembali di Sumatera Utara.” Ucapku dalam hati.

Segera aku menuju stasiun bandara dan rencananya aku emang mau naik kereta bandara aja ke Kota Medan. Tapi pas aku nyampe, ternyata keretanya baru aja berangkat 3 menit yang lalu dan kereta selanjutnya baru ada 1 jam kemudian. Asem banget, telat 3 menit doang dari jadwal mendarat.

Daripada nunggu lama, aku akhirnya memilih naik Bus Damri aja untuk menuju Kota Medan. Yupz.. di Jakarta gagal naik Damri dan akhirnya di Medan naik Damrinya.

Damri Kuala Namu – Medan

Bus Damri dari Bandara Kuala Namu ini berada di lantai satu area kedatangan. Busnya punya rute menuju Terminal Amplas, Plaza Medan Fair di Jalan Gatot Subroto dan dan Ring Road untuk tujuan Binjai dan Langkat. Busnya berukuran sedang dan lebih kecil daripada Bus Damri yang ada di Bandara Soetta. Untuk harga tiketnya mulai dari Rp. 25.000 sampe Rp. 35.000 dan berangkat setiap 30 menit sekali.
Petualangan di Jakarta selesai

Kamis, 03 Oktober 2019

Berangkat Menuju Yogyakarta

Hai sahabat backpacker...

Selamat datang di blog backpack sejarah. Sekarang aku lagi ada di Bandara Internasional Kuala Namu, Deli Serdang. Yup... Hari ini aku mau berangkat menuju Yogyakarta.
Petualang ganteng di Kuala Namu
Bandara Internasional Kuala Namu
Cihuy...Jalan-jalan lagi.

Sebenarnya nggak jalan-jalan juga sih, tapi aku disuruh buat nganterin adekku, si Rizlan yang pengen mondok di Magelang. Berhubung nih anak belum pernah pergi yang jauh-jauh, apalagi naik pesawat, jadi aku diutus untuk nganterinnya sampe ke tempat.
Ya nggak apa-apa sih, lumayan bisa sekalian jalan-jalan. 🤣

Setelah proses cek in yang mudah, kami pun segera naik ke pesawat yang akan membawa kami menuju Yogyakarta di Tanah Jawa. Berhubung ini pengalaman terbang pertama si Rizlan, jadi aku memilih maskapai Citilink, soalnya menurutku maskapai ini cukup ok lha untuk kalangan ekonomi. Apalagi pengalaman terakhirku naik Lion Air itu kurang menyenangkan, bisa dibaca di sini, Petualangan di Luar Negeri: Kembali Pulang.
Nih orang yang mau dianterin
Sepanjang penerbangan menuju Jogja, aku cuma nikmati pemandangan dari balik jendela pesawat. Tapi ada satu hal yang menarik perhatianku, yaitu beda pemandangan saat di atas Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa. Kalo di Pulau Sumatera, pemandangan yang terlihat tuh lebih banyak perkebunan dan sesekali doang yang terlihat perkotaan. Sedangkan kalo di atas Pulau Jawa, pemandangannya berupa perkotaan, perumahan dan sesekali pertanian berupa sawah. Pantes aja nih pulau disebut pulau terpadat.
Pemandangan dari jendela pesawat

Liburan bareng yuk
Setelah beberapa jam di dalam pesawat, akhirnya sekitar jam 3 sore kami pun mendarat dengan selamat di Bandara Internasional Adi Sutjipto, Yogyakarta.

Welcome to Yogyakarta.
Welcome to Jogja


Senin, 16 September 2019

Petualangan di Luar Negeri: Kembali Pulang

Selamat pagi sahabat backpacker...

Pagi ini adalah pagi terakhir ku di atas Kapal Pesiar Superstar Virgo. Barang-barangku pun udah ku simpan rapi di dalam tas ransel yang ku bawa untuk berpetualang saat ini dan tepat jam 8 pagi nanti, kapal ini akan merapat di Pelabuhan Manila.

Sebelum itu, kami menyempatkan diri untuk sarapan sejenak. Lumayanlah sarapan mewah untuk mengawali perjalanan pulang ini. Saat sarapan itu, kami mulai melihat kapal-kapal berukuran besar dan kecil berlalu lalang yang menandakan kami semakin dekat dengan pelabuhan. Sesekali juga terlihat bapak-bapak nelayan yang melambaikan tangan.

Tak begitu lama, kami tiba dengan selamat di Pelabuhan Manila. Berhubung siang ini  penerbangan kami menuju Jakarta, kami segera mencari taksi untuk membawa kami menuju bandara.

Ah... Kemacetan Kota Filipina terasa sepanjang perjalanan. Beruntung kami tiba tepat waktu.
Ninoy Aquino International Airport
Setelah cek in dan segala urusan tetek bengeknya selesai, perjalanan pulang kami dengan Malaysia Air pun dimulai. Berhubung aku duduknya di sebelah jendela, jadi sepanjang penerbangan ini, aku cukup menikmati pemandangan yang ada, karena di bawah sana terlihat pulau-pulau kecil dan lautan biru.
Pemandangan dari pesawat

Pulau Kecil dan Lautan Biru
Setelah sempat transit dan mengalami delay di Bandara Internasional Kuala Lumpur, kami kembali terbang menuju Jakarta. Tak begitu lama, senja pun menyapa kami. Pemandangan senja dengan cahaya matahari yang temaram terlihat cukup cantik juga sebagai penutup hari itu. Tak lama, malam pun tiba, dan hanya gelap yang terlihat di luar jendela pesawat.
Pemandangan Sunset dari pesawat
Setelah beberapa jam di dalam pesawat, akhirnya kami tiba di Bandara Soekarno Hatta dengan selamat. “Ah... Selamat datang kembali di Indonesia.” Ucapku pada diri sendiri.
Dari bandara kami kemudian melanjutkan perjalanan ke hotel yang ada di belakang kawasan bandara. Malam ini kami akan menginap di sana sebelum besoknya kembali ke rumah masing-masing.

Btw sebelum tidur, kami juga sempat makan ayam geprek yang ada di dekat hotel. Setelah hampir seminggu nggak makan sesuatu yang pedas di atas kapal, akhirnya kami bisa kembali makan sambel yang pedas. Mantap..

Pertama kali Naik Lion Air

Besoknya pejalanan pulang ku pun dimulai dan kali ini aku akan menggunakan maskapai Lion Air. Soalnya penasaran juga, gimana sih rasanya naik Lion Air ini, apalagi selama ini pemberitaan tentang Lion Air nggak begitu bagus. Jadi makin penasaran.

Kesan pertamaku saat mau naik Lion Air ini adalah, antrian cek in nya yang panjang banget. Karena mereka cuma buka beberapa konter cek in, padahal yang mau cek in tuh rame dan punya rute tujuan yang berbeda.
Antrian cek in yang panjang
Yang kedua, saat masuk ke dalam pesawat, ternyata penumpang Lion Air ini cukup berisik. Bahkan ada satu kejadian lucu, yaitu saat ada seorang ibuk-ibuk yang nggak mau duduk di kursinya padahal pesawat udah mau take off. Setelah 3 kali dikasi tau ama mbak pramugari dan si ibuk tetap nggak mau duduk dan tetap asyik ngobrol ama ibuk-ibuk yang lain, si pramugari akhirnya ngambek sambil bilang “terserah deh” saat berbalik badan. Wkwkwkwkwk...

Dan kesan terakhirku saat naik Lion Air ini adalah kurang nyaman. Soalnya sandaran kursiku nggak bisa diturunin. 2 jam perjalanan, aku cuma bisa duduk lurus. Nyebelin banget. -_- Dan saat aku mau motret pemandangan di luar, tenyata hasilnya kayak gini. Jendelanya baret-baret cuy. Kagak bisa moto. Hadewh....
Pemandangan dari Lion Air
Akhirnya jam 3 sore aku tiba juga di Bandara Internasional Kuala Namu. Untuk menuju kota Medan aku memilih menggunakan Kereta Bandara, ya itung-itung balas dendam untuk penerbangan tadi.
Kereta Bandara Kuala Namu
Sayangnya begitu aku tiba di Stasiun Kereta Api Kota Medan, hujan deras pun mengguyur kota ini. Dan tak lama kemudian jalanan di depan stasiun mulai terendam air. Ah... Bakal susah pulang nih.

Dengan berusaha menghindari air, aku pun naik ke angkot untuk menuju kost. Tapi saat di angkot, si supir masih juga masukin penumpang meskipun nih angkot udah kepenuhan. Jadinya sesak dan panas deh, apalagi di luar juga macet karena jalanan yang terendam air.

Banjir, macet dan padat.

Ya... Selamat datang lagi di kehidupan nyata. Liburanmu kemarin di Kapal Pesiar, di Filipina, di Taiwan dan Hong Kong udah usai.
Cuma itu yang bisa kuucapkan.

Sabtu, 13 Januari 2018

Pengalaman Pertama ke Luar Negeri



Sesampai di Soeta akhirnya aku bertemu dengan orang-orang hebat yang udah berhasil menang di kompetisi d’Traveler of The Year, ada mas Pradikta dari Surabaya pemenang dikategori artikel paling banyak di share di medsos, ada Mas Zudi dari Jakarta pemenang kategori artikel yang paling banyak dibaca dan ada Mas Sofyan dari Bengkulu pemenang kategori foto instagram. Wih... orang-orang hebat semua nih. Kalo aku juga orang hebat nih, orang hebat yang beruntung di Sumatera Utara ada banyak objek wisatanya jadi bisa banyak nulis cerita. Hahaha...

Selesai kenalan, kami kemudian check in. Deg-degan juga sih. Soalnya ini akan jadi pengalamanku yang pertama ke luar negeri dan pengalamanku yang kedua naik pesawat terbang.

Damn! Baru juga kemarin pagi aku naik pesawat untuk yang pertama kalinya dan sekarang aku udah harus naik pesawat lagi untuk yang kedua kalinya. Rasanya nih jantung masih berdebar-debar, belum siap cuy, terutama saat take off dan landing pesawatnya. Takut mati oy...

Yang sialnya, udahlah aku masih serem naik pesawat, ternyata nih pesawat pake acara transit di Malaysia. Sial banget.... artinya dalam satu hari ini aku bakal dua kali naik pesawat dan bakal 2 kali take off dan 2 kali landing. Kampret.

Tapi pesawat Malaysia Air ini asyik juga sih, di setiap kursinya itu dilengkapi tv kecil dengan koleksi film yang beragam dan ada makanannya juga. Sikat.... #anak kost yang nggak bisa liat makanan. Hehehe.

Soalnya kemarin di Citilink kagak ada cuy. Hahaha...

Setelah 2 jam, akhirnya pesawat Malaysia Air yang ku naiki mendarat sempurna di Bandara Internasional Kuala Lumpur dan akhirnya secara resmi aku nginjaki kaki di negeri orang. Hup....
Nyampe juga di Malaysia cuy
Bandara KLIA ini besar banget ternyata. Berhubung penerbangan kami selanjutnya yang menuju Manila waktunya cuma 2 jam lagi, akhirnya kami memilih untuk nggak keluar dari bandara. Ya cuma duduk ngasoy aja di bandara sambil nyobain wifi gratisnya. Kalo mau ke Kuala Lumpur juga nggak bakal sempat waktunya.
Ngaso sambil liatin pesawat di bandara
 Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya kami kembali masuk ke pesawat Malaysia Air dan take off menuju Manila, pemberhentian terakhir kami. Walaupun ini penerbangan ketigaku, tetap aja deg-degan cuy, rasanya jantung tetap berdebar-debar.

Tapi syukurnya, setiap naik pesawat aku selalu dapat kursi di sebelah jendela dan aku pun bisa ngeliat pemandangan yang indah dari ketinggian. Kalo kemarin pagi tuh aku nikmati keindahan matahari terbit dari balik jendela pesawat. Sekarang aku disuguhi pemandangan matahari terbenam dari balik jendela pesawat. Amboy... cakep banget cuy, cahaya jingganya yang kemerahan itu terlihat bersinar di balik awan. Mantap deh.
Indahnya senja di ketinggian ribuan meter
 Dan akhirnya setelah beberapa jam terbang di langit, akhirnya kami nyampe juga di bandara Manila, Filipina. Hup... sekali lagi aku resmi nginjaki kaki di negeri orang. Yeeee...

Tapi kebahagianku nggak berlangsung lama sih, soalnya setelah ini harus ngelewati imigrasi yang bikin deg-degan juga. Moga aja nggak ditanya yang sulit-sulit pikirku, soalnya bahasa inggrisku lumayan kaco. Hahahha...

“what are you doing?” tanya si mister dari ruangan imigrasinya sambil megang pasporku.

“me... with my friend want go to holiday with cruise ship”. Jawabku dengan terbata-bata dengan bahasa inggris yang amburadul -_-“.

“cruise ship?” tanya si mister lagi.

“Yes.. cruise ship.”

“wow.. amazing” kata si mister sambil ngestampel pasporku.

Alhamdulillah.... akhirnya secara resmi aku jalan-jalan di negeri orang.
Selamat datang di Manila

Jumat, 05 Mei 2017

Pengalaman Pertama Naik Pesawat



Terbang pertama kali
Yo Sobat Backpacker, gimana kabar kalian? Semoga sehat selalu ya.

Oh ya, aku udah pulang nih dari cruise trip yang disediain ama pihak detik travel dan antavaya sebagai hadiah dari kompetisi d’Traveler of the year 2016 yang aku menangin kemarin. Gilak banget tripnya cuy, bahkan trip kali ini merupakan trip paling fantastis dalam hidupku. Bukan hanya sekedar bisa menikmati kemewahan dan kemegahan fasilitas dan pelayan dari kapal pesiar yang seperti hotel bintang lima. Tapi trip ini juga punya bonus bisa jelajah Filipina, Taiwan dan Hongkong. Gilakkkkk...

Ha? Oleh-oleh? Mau oleh-oleh dari luar negeri?


Ada nih oleh-olehnya, tapi ambil sendiri di rumahku ya, rumahku yang di plosok Sumatera itu lho, yang di desa Pematang Sei Baru, yang jalannya nauzubillah... hahahaha....

Mau liat? Nih fotonya.
Jalan menuju rumahku

So.. aku ngasi oleh-olehnya cerita dan foto-foto aja ya sob. Nggak apa-apa kan?

Kali ini aku ingin cerita tentang pengalaman ku naik pesawat yang pertama. Yupz, ini adalah kali pertama aku naik pesawat terbang. Sebelumya mah ngetripnya pake kaki, sepeda, motor, bus, kereta api dan kapal kecil doang.

Nah, karena ini pengalaman pertama, so... harus berkesan donk. Karena itu aku sempat bingung juga milih maskapai apa untuk berangkat ke Jakarta, tempat kumpul para pemenang sebelum berangkatan ke luar negeri. Setelah milih-milih, akhirnya sih aku milih naik Citilink, soalnya denger-denger dari media dan review dari beberapa blogger, maskapai ini cukup aman dan nyaman walau harganya sedikit di atas maskapai budget lainnya sih.

Aku sendiri memilih jadwal penerbangan kedua yang berangkatnya itu jam 05.50 WIB. Jadinya jam 4 pagi aku pun harus udah berangkat dari Medan menuju Kuala Namu. Thanks buat Alan Mukti, Bobby dan Aceh yang udah ngantarin ke bandara pagi-pagi buta. Thanks banget ya sob.

Setelah selesai urusan cek in dan boarding yang ternyata gampang walau sempat bingung di awal, kami pun diantar dengan bus ke pesawat dan setelah kami duduk di seat masing-masing, akhirnya perjalanan dengan pesawat pun dimulai.

Wusssshhhh.... pesawatnya take off dengan sempurna, walau aku cukup deg-degan banget sih. Bahkan sebelum take off aku membaca dan mengingat semua panduan keamanannya. Bahkan sampai ngeraba jaket keselamatannya, mastiin keberadaannya. Setelah itu mah megang sandaran tangannya kuat-kuat sambil tak henti berdoa.  #nggaksiapmati 

Hahahaha.....

Tapi, walau deg-degan gitu, pengalaman pertama ku ini sangat berkesan sih, apalagi aku dapat tempat duduk di samping jendela. Sehingga selain bisa memandangi langit dan daratan secara bebas, aku juga dapat bonus melihat sunrise dari ketinggian 11.000 meter. Wow... keren banget sunrisenya. Terlihat cahaya jingga dari matahari yang baru bangun itu menyinari dan menembus awan-awan di bawah sana. Rasanya nggak sia-sia jam 4 pagi harus ke bandara.

Sunrise dari ketinggian 11.000 meter

Sunrise yang sangat indah dan berkesan

Selain itu aku juga terpana dengan pemandangan gumpalan awan hingga daratan awan yang terlihat dari balik jendela. Pemandangan yang biasa selalu ku lihat dengan mendongakkan kepala sekarang aku melihatnya dengan menunduk. Pemandangan yang juga membuatku sadar betapa kecilnya aku di hadapan semesta.
Negeri di atas awan
Akhirnya setelah hampir 2 jam berada di udara, perlahan kepulauan seribu terlihat. Gugusan pulau-pulaunya itu terlihat cantik. Lalu setelah itu nampak deh Teluk Jakarta dan ribuan kapal yang terlihat kecil dari atas sini. Dan akhirnya terlihat pemandangan kota Jakarta dengan gedung-gedungnya yang menjulang tinggi. Welcome to Jakarta dan petualangan dimulai dari sini.
Teluk Jakarta dan kapal-kapal
welcome to Jakarta