Tampilkan postingan dengan label Bus. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bus. Tampilkan semua postingan

Jumat, 25 April 2025

Keliling Bandung Naik Bandros

Bus Bandros

Wuahhhh... seger juga rasanya setelah nyelesain sholat dzuhur di Masjid Raya Bandung. Apalagi masjidnya adem banget cuy, jadi meskipun cuaca di luar cukup terik, bahkan terasa menyengat. Tapi di dalam sini nyaman uy.

Rencanaku setelah ini mau ngunjungi Alun-Alun Bandung yang ikonik, tapi siang ini ternyata alun-alunnya lagi ditutup. Hmmmm... jadi kemana lagi kita selanjutnya ya?

Sambil mikir, mataku memperhatikan keramaian yang ada di sisi selatan Masjid Agung Jawa Barat. Karena penasaran, aku lantas mendekat ke keramaian tersebut. Ternyata keramaian itu karena mereka sedang antri buat naik bus bandros. Wah, menarik juga nih, aku pun ikutan antri. 

Halte Bus Bandros

Bandros

Merupakan singkatan dari kata Bandung Tour on The Bus, yaitu bus wisata yang disediain ama pemerintah Kota Bandung bagi para wisatawan untuk berkeliling Kota Bandung. Busnya punya bentuk yang unik dengan jendela yang sangat lebar, jadi bisa puas mandangin kanan dan kiri jalanan.

Harga Tiket : Rp. 20.000 perorang 

Tiketnya Rp.20.000 aja

Setelah nunggu beberapa saat, akhirnya aku dapat tiketnya juga dan berhasil naik ke atas bus. Maklum sih, pengunjungnya lagi rame siang itu. Tak lama kemudian, bus berjalan perlahan meninggalkan haltenya yang ada di sisi alun-alun Kota Bandung. 

Bagian dalam Bus Bandros

Pemandu yang ada di bagian depan dengan semangat lantas ngejelasin berbagai tempat yang kami lewati. Pertama kami ngelewati Jalan Braga, sebuah jalan ikonik yang ramai akan wisatawan. Selanjutnya bus terus melaju, melewati Gedung Sate, Jalan Asia Afrika, hingga balik lagi ke haltenya di samping Alun-Alun Kota Bandung. 

Ngelewati Jalan Braga
Ngelewatin Asia Afrika

Beuh.... dengan modal Rp.20.000 aja, rasanya puas juga bisa ngelilingin Kota Bandung. Apalagi ada pemandunya juga ngejelasin berbagai tempat yang kami lewati. Mantap abis deh.

Tapi karena tadi ngelewati Jalan Braga, aku jadi penasaran juga mau ngunjungi dan ngelilingin Jalan Braga secara langsung. Yuk lah cussss..... 

Siganteng yang unyu naik Bus Bandros

Senin, 08 Agustus 2022

Perjuangan menuju Kota Bandung, Bumi Parahyangan

Bus Primajasa
Bus Primajasa, sumber: kumparan

Allooooo..... Sekitar jam 9 pagi kapal penyeberangan yang kunaiki merapat di Dermaga 3 Pelabuhan Merak, Cilegon, Provinsi Banten. Segera kami para penumpang bus CSH 88 kembali masuk ke dalam bus yang terparkir di lambung kapal. Karena tak lama kemudian bus melanjutkan perjalanannya menuju Kota Jakarta, si Kota Metropolitan.

Dari Pelabuhan merak, terbentang pemandangan bukit-bukit hijau yang menjulang tinggi. Sedangkan di sisi belakang ada lautan biru dari Selat Sunda. Tak lama bus memasuki jalan tol dan pemandangan di kanan kirinya yang tadinya didominasi sawah-sawah hijau dan perbukitan, perlahan-lahan berganti menjadi pemandangan gedung-gedung tinggi yang mencakar langit.

Sekitar jam 11 lewat, Bus CSH 88 singgah di Terminal Kalideres, Jakarta Barat. Busnya berenti lumayan lama di sini. Selain menurunkan penumpang, kru bus juga mengganti ban serep bus yang tadi pagi pecah di dekat Pelabuhan Bakauheni, Lampung. 

Terminal Kalideres
Terminal Bus Kalideres, sumber: beritajakarta

Setelah itu, bus kembali melanjutkan perjalanannya menuju tujuan akhir di Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur. Karena waktu yang udah cukup siang, jadi jalanannya pun lumayan macet. Dan akhirnya sekitar jam 1 siang aku baru tiba di Terminal Pulo Gebang. Alhamdulillah.

Terminal Pulo Gebang

Terminal Bus Pulo Gebang yang dikenal juga dengan nama Terminal Bus Terpadu Sentra Timur Pulo Gebang adalah salah satu terminal bus tipe A yang terletak di Cakung, Jakarta Timur. Terminal ini melayani bus-bus dengan rute dari Jakarta menuju Pulau Sumatera, Jawa kecuali Jawa Barat, hingga bus tujuan Bali dan Bima di Nusa Tenggara Timur. Terminalnya juga dilengkapi berbagai fasilitas umum dan sangat nyaman. 

Terminal Pulo Gebang
Terminal Bus Pulo Gebang

Tujuanku ke terminal ini adalah untuk mengamankan tiket pulang ke Bengkulu pada minggu depan. Setelah tiket pulang di tangan, aku kemudian mencari loket bus tujuan Kota Bandung. Tapi nggak ketemu cuy. Setelah lelah mencari, aku lantas bertanya pada petugas yang tersebar di setiap lantai. Namun kata petugasnya, di terminal ini tidak tersedia bus tujuan Bandung. Alamak!!! Kata si bapak, bus tujuan Bandung adanya di Terminal Bus Juanda Bekasi dan cara tercepat dan termudah ke sana, ya naik ojek online. Hadewh...

Akhirnya aku segera memesan ojek tujuan Terminal Bus Juanda Bekasi. Setelah melewati jalan-jalan tikus dan macetnya Jakarta Timur serta Bekasi, akhirnya aku tiba juga di Terminal Bus Juanda Bekasi.

Terminal Bus Juanda Bekasi

Terminal Bus Juanda Bekasi adalah terminal penumpang tipe A yang merupakan terminal induk terbesar di Kota Bekasi. Terminal ini melayani bus-bus rute dalam kota Bekasi, bus tujuan provinsi Jawa Barat, Bus tujuan Sumatera, Jawa hingga bus tujuan Bali dan Nusa Tenggara. 

Terminal Bus Juanda Bekasi
Terminal Bus Juanda Bekasi

Bus Primajasa

Berhubung tujuanku adalah Kota Bandung, aku pun memilih Bus Primajasa, salah satu bus menuju Bandung yang paling terkenal. Saat itu ada 3 bus Primajasa yang berjejer, 2 bus AC dan satunya bus ekonomi. Setelah duduk, aku bertanya pada petugasnya, masih lama lagi kah berangkat?

Kata si bapak sekitar 30 menit lagi.

Syukurlah, masih bisa beli makan dulu pikirku. Aku kembali turun dari bus, namun bingung mau beli apa. Akhirnya aku beli gorengan yang ada di deket bus Primajasa terparkir sekalian beli minum. Setelah itu, aku masuk kembali ke dalam bus, duduk santai menikmati dinginnya AC bus sambil memakan gorengan sepotong demi sepotong.

Sedang seru-serunya makan gorengan, mata ini memperhatikan kertas yang tertempel di bagian depan. Kertas itu bertuliskan rute dan harga tiket. Namun anehnya rute yang tertulis di situ adalah Cirebon dan Kuningan.

Hmmm... aneh sekali, tapi aku nggak terlalu ambil pusing. Hingga naiklah seorang ibu-ibu ke dalam bus. Aku lantas mencoba beramah tamah menanyakan tujuannya yang ternyata menuju Kuningan. Si ibu lantas bertanya balik dan ku jawab menuju Kota Bandung.

“Dek, bus ini nggak menuju Bandung, bus yang ke Bandung di sebelah.” Kata si Ibu.

Ha???? Aku segera turun kembali dari bus dan bertanya pada bapak petugas dan benar saja, karena busnya berjejer tiga, aku pun jadi salah naik bus. Hampir aja aku nyasar ke Cirebon.

Tak lama bus pun melaju meninggalkan terminal Bus Bekasi menuju Kota Bandung via Tol Cipularang. Sepanjang perjalanan, pemandangannya luar biasa, bukit-bukit hijau terbentang di sisi jalan tol. Namun karena badan yang udah capek, aku pun tertidur.

Sekitar jam 7 malam, akhirnya bus Primajasa tiba di Terminal Leuwipanjang, Kota Bandung. Capek uy, banyak drama juga, mulai dari bus yang bocor ban, telat nyampe, pindah terminal demi ke Bandung hingga salah naik bus. Namun akhirnya aku bisa tiba dengan selamat di Kota Bandung. Selamat Datang di Bumi Parahyangan.

Rabu, 13 Juli 2022

Bus CSH 88 Rute Bengkulu Menuju Jakarta

Bus CSH 88 Jakarta Bengkulu
Bus CSH 88 Bengkulu-Jakarta, sumber: FB CSH 88

A

llooooo.... apa kabar teman-teman? Semoga baik-baik aja ya, aamiin....

Liburan semester kali ini aku berencana berpetualangan ke Bumi Parahyangan alias Bandung.  Dari Bengkulu, tempatku bekerja saat ini ada dua bus yang menuju Bandung, yaitu PO SAN dan Putra Rafflesia. Namun sayangnya semua tiketnya sudah ludes dan baru tersedia kembali 5 hari kemudian. Busyet... keburu abis masa liburanku.

Akhirnya aku mencoba keberuntungan menghubungi bus CSH 88, dan alhamdulillah, masih tersedia kursi yang kosong. Namun bus ini hanya sampe ke Jakarta, di Terminal Pulogebang. Untuk ke Bandung, aku harus nyambung lagi.

Bus CSH 88 berangkat dari Kota Bengkulu jam 9 pagi dengan harga tiket Rp. 450.000 perorang. Setiap orangnya juga mendapat sepotong roti dan air mineral. Mantap! 

Bus CSH 88 Jakarta Bengkulu
dapat roti dan minuman

Bus ini dilengkapi AC dan setiap seat ada bantal kecilnya serta sandarannya juga bisa diturunkan. Namun tidak tersedia leg rest dan foot rest. Untuk nyarger HP, bisa di bagian depan, minta tolong ama keneknya. Tapi pas aku minta tolong buat nyarger katanya lagi panas, jadi nggak bisa. L

Dari Bengkulu menuju Jakarta bus ini melalui lintas Tengah kemudian ke Lintas Timur dengan rute Bengkulu-Kepahiyang-Curup-Lubuk Linggau-Lahat-Muara Enim-Prabumulih-Indralaya-Masuk Tol hingga Bakauheni-Merak-Serang-Jakarta-Terminal Kalideres dan berakhir di Terminal Pulogebang.

Perjalanannya cukup nyaman, namun kuakui bus ini lumayan lambat karena perjalanan Bengkulu-Jakarta ditempuh hampir 29 jam yang biasanya cuma 24 jam. Meski pun itu karena 1 jamnya dipakai untuk mengganti ban yang pecah di Bakauheni. Selain itu, bus ini juga sangat sering menaikturunkan penumpang bahkan ketika bus sudah terisi penuh. Auto bangku tempel cuy.

Di sepanjang perjalanan, pemandangannya juga cukup mantap. Dari pemandangan perbukitan hijau, kemudian perkebunan, hingga berbagai kota yang belum pernah kukunjungi. Di Lahat, Sumatera Selatan aku juga bisa melihat Gunung jempol, sebuah gunung unik dengan puncak seperti jempol.  Dan yang paling kerennya adalah pemandangan Selat Sunda, selat yang menghubungkan Pulau Sumatra dengan Pulau Jawa yang akan kuceritakan dicerita selanjutnya. Bersambung..... 

Bus CSH 88 Jakarta Bengkulu
Gunung Jempol di Lahat
Bus CSH 88 Jakarta Bengkulu
Menara Singer di kejauhan di Bakauheni, Lampung

Sabtu, 09 Mei 2020

Perjalanan Menuju Bengkulu Dengan Bus Putra Simas

Note:
- Perjalanan ini dilakukan sebelum covid-19 mewabah
- Tetap di rumah ya teman-teman

Selamat! Anda lulus tahap administrasi berkas 

Anda diwajibkan mengikuti ujian SKD,

Begitulah kira-kira pengumuman yang terpampang pada akun SSCN ku yang berarti aku harus mengikuti ujian SKD jika ingin diangkat menjadi seorang PNS. Tahun ini adalah tahun keduaku mencoba keberuntungan mengikuti cpns, setelah di tahun lalu aku hanya mendapat ranking 5 di hasil SKD. Tahun ini aku mencoba mengambil di Kemenag, Bengkulu.

Jauh banget.

Memang jauh, tapi itu karena yang sesuai jurusanku, Guru Sejarah, memang lagi nggak banyak yang buka di Sumatera Utara. Jadi aku mencoba keberuntungan di Tanah Bengkulu. Aneh juga sih, soalnya masih banyak sekolah yang kekurangan guru, tapi lowongan cpns gurunya dikit banget.

Untuk menuju Bengkulu, aku memutuskan menggunakan moda transportasi bus aja. Karena tiket bus sekali jalan cuma Rp. 350.000 sedangkan kalo naik pesawat saat itu lebih Rp. 1.500.000 dari Medan. Mahal banget cuy. Ini juga menjadi perjalanan pertamaku menggunakan bus jarak jauh.
Bus Putra Simas
PT Putra Simas

Yupz... Bus yang menjadi pilihanku adalah Bus Putra Simas alias Bus Putra Simalungun Atas, karena bus ini adalah pemain tunggal di rute ini. Jadi nggak ada pilihan bus lainnya. Dulu ada sih bus ALS, tapi sekarang rutenya udah ditutup. Berhubung aku saat ini tinggal di Asahan, jadi aku naik dan memesan tiket dari loket cabang Kisaran.
Bagian dalam bus
AC Bocor

Tapi asemnya, ternyata bangku yang udah kupesan malah udah diduduki orang sejak dari pool Medan, bahkan dia punya nomor kursi yang sama. Akhirnya daripada ribut, aku memilih buat mengalah.

Yang asemnya lagi, bangku yang tersisa ini malah basah karena acnya bocor. Akhirnya sepanjang malam aku tak bisa tidur nyenyak karena sesekali terbangun kena tetesan air ac yang dingin.  Bangke lah.

Perjalanan terus berlanjut, bus terus melaju membelah Jalan Lintas Timur Sumatera, melewati beberapa kota di pulau Sumatera ini. Pemandangan di sepanjang perjalanan tak begitu istimewa karena didominasi perkebunan kelapa sawit. Menjelang shubuh, kami tiba di terminal Pekanbaru. Bus tak berhenti lama di sana dan kembali melanjutkan perjalanan menuju Kota Taluk, di Kabupaten Kuantan.

Kota ini menurutku keren juga, karena begitu memasuki kotanya aku udah bertemu tugu bundaran berukuran raksasa, bernama Bundaran Carano. Di depannya pun ada masjid besar bernama Masjid Agung Kuantan Singigi. Selain itu di kota ini juga ada satu taman yang berada di tepian sungai Batang Kuantan yang mengalir di sisi kota. Sepertinya kota ini cukup menarik untuk disinggahi, tapi mungkin nanti, suatu hari nanti.

Tak lama setelah meninggalkan kota Taluk, bus memasuki wilayah Provinsi Sumatera Barat dan terus melaju hingga tiba di Terminal Kiliran Jao, di Kabupaten Sijunjung. Di terminal ini turun dua orang penumpang dan akhirnya aku dapat tempat duduk yang nyaman dan jauh dari tetesan air AC. Alhamdulillah... 
Dapat tempat duduk yang nyaman, horeee

Tapi baru juga duduk beberapa menit tiba-tiba,

Busnya berasap, busnya berasap.” Teriak beberapa penumpang yang duduk di barisan belakang.

Buru-buru para penumpang diturunkan dan sopir memeriksa bus. Ternyata jaket kernet jatuh ke dalam mesin kompresor di belakang. Asemlah. Setelab berjalan pelan, akhirnya bus berhenti di sebuah rumah makan dan diperbaiki di sana.

Hampir tiga jam kemudian barulah bus berjalan kembali dan hari sudah semakin sore. Aku pun menghubungi pihak penginapan dan mengabarkan kalo aku mungkin saja telat cek in karena masalah tadi. Kata pihak penginapannya sih nggak apa-apa. Namun aku tetap aja merasa was-was dan kepikiran juga. Apakah tidak masalah telat cek in dan jika tiba terlalu malam, naik apa dari pool ke penginapan tersebut.

Pukul 5 sore bus baru tiba di Muara Bungo, Jambi. Di sini jalanannya didominasi jalanan lurus dan tidak ada pemandangan yang menarik karena kebanyakan hanya lahan kosong di sisi jalan. 
Sepi di Lintas Tengah Sumatera
Muara Bungo
Tak lama kemudian matahari, sang penguasa siang itu tenggelam di ufuk barat. Tak ada lagi pemandangan yang bisa kulihat dari balik jendela bus, karena di luar sana hanya ada kegelapan. Cuma sesekali terlihat cahaya lampu dari rumah penduduk. Aku kemudian memilih untuk tidur dan berharap untuk segera tiba di Kota Bengkulu yang masih ratusan kilometer lagi.
Matahari terbenam di Lintas Tengah Sumatera
Pukul 3 pagi. Yupz... Pukul 3 cuy. Dan bus baru tiba di pool Kota Bengkulu. Bingung juga sih naik apaan buat menuju penginapan dan apakah penginapannya masih buka. Setelah tawar menawar dengan bapak ojek yang mangkal di pool bus, aku kemudian menuju penginapan. Kota Bengkulu saat itu masih sunyi dan sepi, karena itu aku selalu siap-siap buat lompat kalo si bapak melenceng dari GPS. Wkwkwkwkwk...

Dan khirnya aku tiba di depan penginapan, alhamdulillah bapak ojeknya baik. Namun pintu penginapannya tertutup dan lampunya gelap.

Permisi.” Ucapku sambil berharap penginapan ini masih buka dan aku bisa segera cek in.
Sang backpacker naik bus

Senin, 30 Maret 2020

Bandara Halim Perdana Kusuma dan Bus Damri Kuala Namu

Setelah melalui sedikit drama akibat ketipu situs web yang ngatain kalo ada Bus Damri tujuan Bandara Halim Perdana Kusuma dari Stasiun Gambir. Namun ternyata bus tersebut tidak tersedia. Akhirnya aku sampe juga di Bandara Halim dengan mengendarai motornya si abang ojol. Terima kasih abang ojol.

Bandara Halim Perdana Kusuma 
Bandara Halim Perdana Kusuma

Bandara Halim Perdana Kusuma adalah satu-satunya bandara di ibu kota Jakarta setelah Bandara Kemayoran ditutup. Bandara ini dibangun pada tahun 1924 dan bernama Lapangan Terbang Tjililitan. Pada tahun 1950 lapangan terbang ini diserahkan secara resmi pada Indonesia pangkalan udara militer dan tahun 1952 bandara ini diganti namanya menjadi Bandara Halim Perdana Kusuma untuk mengenang Almarhum Halim Perdana Kusuma yang gugur dalam tugasnya.

Selain sebagai pangkalan militer, Bandara Halim Perdana Kusuma juga melayani penerbangan sipil untuk domestik maupun internasional karena saat itu penerbangan Bandara Kemayoran terlalu padat. Ketika Bandara Soetta diresmikan, Bandara Halim mengurangi slot untuk penerbangan sipil dan fokus pada penerbangan militer sampe tahun 2013 kembali dibuka penerbangan sipil di sini karena Bandara Soetta yang penerbangannya terlalu padat.

Kembali ke kisahku, setelah konter cek in penerbanganku dibuka, aku pun segera cek in dan melalui serangkaian pemeriksaan keamanan. Aku kemudian duduk santai di ruang tunggu sambil nyarger hp dan ngelihatin pesawat-pesawat yang terparkir di depan ruang tunggu.

Pesawat parkir
Hayuk masuk ke dalam pesawat
Ketika pintu pesawat telah dibuka, aku segera masuk ke dalam pesawat.

Para penumpang yang terhormat, selamat datang di penerbangan Citilink dengan tujuan Bandara Kuala Namu. Penerbangan ini akan kita tempuh dalam waktu kurang lebih dua jam dan sepuluh menit. Perlu kami sampaikan bahwa penerbangan ini adalah tanpa asap rokok, sebelum lepas landas kami persilahkan kepada Anda untuk menegakan sandaran kursi, menutup dan mengunci meja-meja kecil yang masih terbuka di hadapan Anda, mengencangkan sabuk pengaman, dan membuka penutup jendela. Atas nama kapten  dan seluruh awak pesawat yang bertugas mengucapkan selamat menikmati penerbangan ini, dan terima kasih atas pilihan anda untuk terbang bersama kami.

Wuusssshhhh....

Pesawat citilink yang kunaiki ini pun lepas landas dengan mulus. Berhubung hari yang mulai gelap, tak banyak pemandangan yang bisa kulihat dari balik jendela pesawat. Palingan cuma liatin kakak-kakak pramugari yang cakep-cakep dan manis. Dua jam kemudian setelah puas ngeliatin pramugari yang cakep itu, pesawat ini mendarat dengan aman di Bandara Kuala Namu.

Selamat datang kembali di Sumatera Utara.” Ucapku dalam hati.

Segera aku menuju stasiun bandara dan rencananya aku emang mau naik kereta bandara aja ke Kota Medan. Tapi pas aku nyampe, ternyata keretanya baru aja berangkat 3 menit yang lalu dan kereta selanjutnya baru ada 1 jam kemudian. Asem banget, telat 3 menit doang dari jadwal mendarat.

Daripada nunggu lama, aku akhirnya memilih naik Bus Damri aja untuk menuju Kota Medan. Yupz.. di Jakarta gagal naik Damri dan akhirnya di Medan naik Damrinya.

Damri Kuala Namu – Medan

Bus Damri dari Bandara Kuala Namu ini berada di lantai satu area kedatangan. Busnya punya rute menuju Terminal Amplas, Plaza Medan Fair di Jalan Gatot Subroto dan dan Ring Road untuk tujuan Binjai dan Langkat. Busnya berukuran sedang dan lebih kecil daripada Bus Damri yang ada di Bandara Soetta. Untuk harga tiketnya mulai dari Rp. 25.000 sampe Rp. 35.000 dan berangkat setiap 30 menit sekali.
Petualangan di Jakarta selesai

Minggu, 29 Maret 2020

Bundaran HI, Bus Gratis, Ketoprak dan Damri ke Halim Perdana Kusuma

Puas banget rasanya, setelah sekian lama akhirnya aku bisa melihat secara langsung tempat para tokoh pahlawan nasional merumuskan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan melihat langsung lokasi pembacaan naskah poklamasi kemerdekaan tersebut yang sekarang menjadi Taman Proklamasi.

Saat pertama kali datang ke Jakarta setahun yang lalu, dua tempat ini sudah masuk dalam daftar tempat yang ingin kukunjungi. Namun gara-gara antrian buat naik ke puncak Monas tuh lama banget, bahkan sampe sore hari. Akhirnya gagal deh rencana tersebut dan baru sekarang terwujudnya.

Setelah puas mengelilingi dan melihat-lihat koleksi yang ada di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, aku pun segera keluar dari museum dan melanjutkan petualangan satu hariku di ibu kota.

Pas banget di depan museum ini ada halte bus feeder transjakarta, dengan naik bus aku melanjutkan petualangan menuju Bundara HI.
Bundaran HI
Brmmm.. brmmm...

Bundaran HI

Bundaran HI ini bisa dibilang salah satu ikonnya Jakarta. Dibangun pada tahun 1962 untuk menyambut para olahragawan yang bertanding di Asian Games IV. Tugunya dibangun setinggi 30 meter dan di puncaknya ada sepasang patung setinggi 7 meter yang sedang melambai.
Sepasang patung di puncak bundaran
Patung Bundaran HI aja berpasangan, kok kamu kagak sih?

-_-

Aku turun dari Transjakarta di Halte Thamrin yang nggak jauh dari Bundaran HI. Dari sana aku berjalan sampe ke bundaran. Emang keren sih nih bundaran, di sekelilingnya ada banyak gedung-gedung tinggi kayak Mall Grand Indonesia, Hotel Indonesia, Plaza Indonesia, Thamrin CBD, dan banyak lagi gedung-gedung tinggi lainnya jadi keliatan megah.

Aku pun duduk sejenak di bangku kayu yang ada di trotoar dekat Bundaran HI. Menikmati pemandangannya. Kalo hari minggu, di sini biasanya menjadi lokasi car free day dan ada banyak cewek-cewek cakep yang olahraga. Tapi karena nih hari sabtu, kagak ada car free day, yang ada matahari yang puanas banget dan asap knalpot. Asem banget.
Jalan menuju Bundara HI

Selfie di tengah cuaca terik
Setelah cukup istirahat, aku pun melanjutkan perjalanan dan saat itulah aku melihat bus transjakarta yang bertingkat dua. Ups.. menarik nih.

Bus Gratis

Bus yang kulihat itu emang bus gratis yang disediain buat wisatawan yang ingin berkeliling Jakarta. Busnya punya banyak rute ke berbagai tempat wisata di Jakarta. Oleh karena itu, aku segera naik ke dalam bus ini dan duduk dimanapun, karena isi busnya nggak begitu rame. Busnya nyaman banget, karena semua penumpang diwajibkan dapat tempat duduk. Kalo udah penuh, harus nunggu bus yang selanjutnya. Pemandangan dari bus juga jelas, apalagi kalo dari lantai duanya, keren uy.
Bus tingkat gratis

Masih sepi isinya cuy

Semua dapat tempat duduk

Pemandangan dari jendela bus
Brmm... Brmm...

Berhubung aku pengen ke Kota Tua, jadi aku harus pindah bus di depan Istiqlal. Begitu kata mbak-mbak cakep yang bertugas di dalam bus gratis ini. Jadi setelah berganti bus, akhirnya aku nyampe juga di Kota Tua.

Kota Tua

Sesampainya di Kota Tua, aku langsung menuju Taman Fatahillah, tujuanku cuma mau nyantai sambil menikmati bangunan-bangunan tua yang ada di Kota Tua ini. Apalagi dulu aku juga udah ngunjungi museum-museum yang ada di Kota Tua ini. Hanya Museum Bahari doang yang belum kesampaian ku kunjungi. Pengen sih ngunjunginya, tapi bentar lagi aku harus ke bandara, jadi aku balik lagi ke halte bus gratis dan berangkat ke Monas.
Taman Fatahillah dan Meriam Si Jagur
Let's go...

Kulineran di Lenggang Jakarta

Tujuanku ke Monas ini bukan untuk naik ke Monumen Nasionalnya, karena dulu pun aku udah pernah naik ke atas dan antriannya puanjang banget. Jadi kali ini aku ke Monas mau makan siang sekalian kulineran di Lenggang Jakarta. Lenggang Jakarta ini emang merupakan area food court di Monas yang punya banyak menu terutama makanan khas Indonesia.

Di sini aku memesan Ketoprak yang merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang sangat terkenal di Jakarta. Ketoprak ini terbuat dari ketupat, tahu, bihun, touge, telur rebus dan disiram kuah kacang. Rasanya mantap cuy, walau harganya juga lumayan mantap sih, Rp. 20.000 perporsi.
Sepiring ketoprak

Bus Damri ke Halim Perdana Kusuma

Selesai mengisi perut, aku pun berjalan ke Stasiun Gambir karena aku akan menuju bandara. Sesampainya di loket Damri, aku pun segera memesan tiket.

“Mbak, tiket ke Halimnya satu.”

“Maaf Mas, kita nggak menyediakan bus ke Halim.” Jawab si mbak.

“ Jadi kalo mau ke Halim, naiknya dari mana mbak?”

“ kita emang nggak punya bus yang tujuan Halim Mas.”

“ Serius Mbak?”

“ Dua ciyus malah.”

Asem lah. Padahal di situs-situs yang membahas tiket katanya ada bus dari dari Gambir ke Halim. Tapi kenyataannya malah kagak ada. Dasar situs pembohong. Aghhh... Kesel rasanya.

Segera aku memutar otak, waktu yang ku punya nggak begitu banyak dan jarak dari Gambir ke Halim juga cukup jauh. Jika naik Transjakarta, bakal ribet nyari rutenya lagi. Jadi pilihan terbaiknya adalah naik motornya abang ojol. Syukurnya orderanku segera diterima si abang ojol.

Brmmm... Brmm...

Akhirnya setengah jam sebelum waktu chek in, nyampe juga di Halim Perdana Kusuma. Sumpah, Gambir ke Halim naik motor itu kerasa banget jauhnya, apalagi ada banyak kemacetan yang dilalui dan juga ada kejadian motor abang ojol hampir disenggol kendaraan lain.

 Ahh.. capek rasanya cuy.
Nyampe juga di Halim Perdana Kusuma

Minggu, 22 September 2019

Objek Wisata di Hong Kong


Hai sahabat backpacker, selamat datang lagi di blog backpack sejarah, blognya petualang yang ganteng dan unyu. :)

Kali ini aku mau berbagi daftar tempat-tempat wisata bisa kawan-kawan kunjungi kalo lagi traveling di Hong Kong. Btw daftar ini kubuat berdasarkan tempat-tempat yang emang udah pernah kukunjungi saat jalan-jalan di sana beberapa waktu yang lalu. Jadi daftarnya cukup pendek dan sedikit, tapi udah kubuktiin secara langsung.

Oke deh, langsung aja, inilah dia daftar tempat wisata yang ada di Hong Kong.

1. Victoria Peak
Kalo menurutku, Victoria Peak ini adalah salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi kalo lagi traveling di Hong Kong. Victoria Peak merupakan sebuah gunung di bagian barat daya Hong Kong dan titik tertinggi di pulau ini. Salah satu tempat yang wajib dikunjungi di Victoria Peak ini adalah Peak Tower.
Hong Kong dari Victoria Peak

2. Peak Tower
Peak Tower adalah sebuah bangunan di puncak Victoria Peak. Bangunan ini punya banyak hal menarik di dalamnya. Mulai dari Sky Terrace 428, Madame Tussaud, Peak Market hingga Peak Galleria, di sini juga ada pusat perbelanjaan. Selengkapnya bisa dibaca di sini.
Peak Tower

3. Sky Terrace 428
Inilah tempat yang wajib dikunjungi kalo lagi di Victoria Peak. Tempat ini merupakan sebuah anjungan dari menara Peak Tower. Dari tempat ini, kawan-kawan bisa melihat panorama Hong Kong dan Semenanjung Kownloon secara bebas. Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini.
Sky Terrace 428

4. Madame Tussauds
Madame Tussauds adalah sebuah museum patung lilin dari tokoh-tokoh terkenal di dunia. Di museum ini juga terdapat patung lilin dari tokoh Indonesia, yaitu Presiden Soekarno dan Presiden Jokowi. Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini.
Madame Tussauds

5. Peak Market
Peak Market ini bisa dibilang pusatnya perbelanjaan oleh-oleh di Peak Tower. Di sini ada berbagai macam benda seperti gantungan kunci, magnet kulkas, jam antik, gelas, dan banyak benda lainnya. Tapi sayangnya harganya lebih mahal daripada pusat perbelanjaan lainnya. Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini.
Peak Market

6. Mong Kok
Mong Kok bisa dibilang pusatnya oleh-oleh di Hong Kong. Di pasar ini kita bisa nemuin banyak barang yang bisa dijadiin oleh-oleh. Mulai dari gantungan kunci, mug, hingga makanan ringan pun ada banyak. Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini.
Mong Kok

7. A Symphony of Light
adalah sebuah pertunjukan multimedia dari cahaya lampu dan suara paling spektakuler di dunia dan diakui sebagai salah satu pertunjukan yang ikonik di Hong Kong. Menurut ku sih, pertunjukan ini wajib disaksiin kalo lagi di Hong Kong. Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini.
A Symphony of Light

8. Selat Victoria
Selat Victoria adalah selat yang memisahkan Pulau Hong Kong dengan Semenanjung Kowloon. Pemandangan di selat ini keren banget, soalnya bisa liat kapal berlalu lalang dengan latar gedung-gedung pencakar langit. Kalo malam hari, cahaya lampu gedungnya juga terpantul di permukaan Selat Victoria, cantik banget lho. Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini.
Selat Victoria

9. Nyobain Transportasi Hong Kong
Hong Kong bisa kubilang adalah negara dengan sistem transportasi yang lengkap dan nyaman. Di sini tersedia bus tingkat, mrt, tram, hingga kapal ferry. Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini.
Naik MRT

10. Nyobain Pedestrian Hong Kong
Pedestrian di Hong Kong juga sangat keren sih menurutku, soalnya tempatnya bersih dan nyaman. Terus pedestriannya nggak cuma ada di pinggir jalan doang, tapi ada juga yang jalan layang. Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini.
Pedestrian Layang di Hong Kong

Ku rasa cukup segitu aja sih daftar tempat-tempat wisata menarik yang pernah ku kunjungi di Hong Kong. Tapi kalo nanti aku ke Hong Kong lagi, daftar ini bakal kuperpanjang lagi, soalnya masih banyak tempat wisata yang menarik di Hong Kong, yang sayangnya belum sempat ku kunjungi.
Si ganteng yang unyu di Hong Kong

Btw aku juga sedikit video saat di Hong Kong.

Jumat, 23 Agustus 2019

Petualangan di Hong Kong: Mong Kok dan Pedestrian di Hong Kong

Brmm... Brmmm...

Kami kembali menyusuri jalanan Hong Kong dan kali ini kami naik bus tingkat. Bus tingkat memang salah satu moda transportasi yang cukup diandalkan di Hong Kong. Busnya nyaman, haltenya banyak dan menjangkau ke tempat-tempat wisata serta ongkosnya juga masih terjangkau untuk ukuran Hong Kong.

Kami naik bus ini dari halte yang ada di dekat Peak Tower. Dan kali ini aku memilih duduk di tingkat 2 di dekat jendela, biar puas nikmati pemandangan saat turun dari Victoria Peak. Victoria Peak ini pun memang keren, di sini kawasannya elit, rumahnya pun megah-megah. Sesekali juga terlihat gedung-gedung pencakar langit yang memenuhi kota Hong Kong.
Hong Kong dari Victoria Peak
Tujuan kami sekarang adalah halte di dekat stasiun MRT Admiralty, soalnya dari sana kami mau ngelanjutin naik MRT ke Mong Kok, pusatnya oleh-oleh di Hong Kong. Meski tadi udah beli beberapa benda di Peak Market, tapi masih kurang sih buat orang-orang di rumah. Ya sekalian nyari yang murah di Mong Kok.

Bus pun terus melaju dengan nyaman, pemandangan keren terus kami lihat di sepanjang perjalanan, hingga akhirnya bus pun berhenti di halte dekat Admiralty. Tapi dasar kaminya yang geblek, kami malah nggak sadar dan masih asyik nikmati pemandangan. Setelah bus berjalan beberapa meter, baru deh kami sadar kalo kami terlewat dari halte yang dituju. -_-

Mas Zudi huru-buru turun untuk memberitahu supir. Tapi kata supirnya, kalo mau berhenti harus nunggu halte selanjutnya, walaupun cuma terlewat 5 meter doang. Ya mau gimana lagi, jadi kami pun akhirnya nunggu bus berhenti di halte di selanjutnya yang syukurnya sih nggak begitu jauh. Baru deh kami turun.

Hup... Begitu menginjakkan kaki, kepala ku kembali mendongak, liatin gedung-gedung tinggi di sini. Lama-lama bisa sakit leher juga nih. -_-

Btw kami turunnya juga nggak jauh dari The Hong Kong Observation Wheel alias bianglala Hong Kong yang punya 42 gondola itu. Tapi kami nggak ke situ sih, katanya mahal uy.

Backpacker hemat
Bus tingkat Hong Kong dan The Hong Kong Observation Wheel

Gedung-gedung tinggi di Hong Kong

Dari halte, kami lantas berjalan kaki menuju Stasiun MRT Admiralty. Kerennya, pedestrian untuk pejalan kaki di sini tidak cuma ada di bawah doang, tapi ada juga pedestrian layang. Pedestrian layang ini keren banget, tempatnya bersih, banyak petunjuk arah dan terhubung ama halte, stasiun dan pusat perbelanjaan. Pemandangan dari pedestrian layang ini juga cakep.
Pedestrian layang di Hong Kong

Pemandangan dari pedestrian layang Hong Kong
Di sini aku bisa mengerti bagaimana Hong Kong bisa mengatasi kemacetan untuk kota sebesar ini. Pertama mereka memiliki moda transportasi umum yang lengkap, mulai dari mrt, bus, tram hingga ferry. Transportasi umum ini juga menjangkau hingga ke pinggiran kota dan harganya cukup terjangkau.

Yang kedua mereka memiliki pedestrian yang nyaman dan aman buat pejalan kaki. Malah nyaman banget. Jadi keinget pedestrian pejalan kaki di sini, jangankan mau nyaman, aman aja kagak dapat. Baru jalan kaki bentar, udah dikleksonin ama motor, bahkan mobil pun ada. -_-

Lanjut

Setelah tiba di stasiun Admiralty, kami pun kembali naik MTR menuju stasiun Mong Kok. Setibanya di Mong Kok, bingung juga sih mau nyari oleh-oleh dimana, soalnya nih tempat ternyata luas banget.
Jalan-jalan di Mong Kok

Saat itu lah aku bertemu 3 orang mbak-mbak berjilbab yang wajahnya Indonesia. Bisa nanya ama mereka nih, pikirku. Soalnya kalo nanya ama penduduk asli, ntar mereka jawabnya pake bahasa Mandarin, aku yang pusing. Bahasa Inggrisku aja masih kacau kok. -_-

“permisi mbak, numpang nanya dong, kalo nyari oleh-oleh di sekitar sini yang berupa makanan halal, dimana ya mbak?” tanyaku pada mereka.

“ @_#(#)-$$(#)” jawab si mbak. Jawaban yang bikin aku pusing.

Okelah mereka nggak jawab pake bahasa Mandarin, tapi mereka jawabnya pake bahasa Jawa. Hadewh... Aku bukan orang jawa atuh mbak, dan nggak bisa bahasa jawa juga. -_-

Tapi untungnya mas Dipta bisa bahasa Jawa, wong dia uwong Jawa Timur, akhirnya mereka yang ngobrol, saya mah pura-pura nyimak aja. Padahal kagak ngerti uy.

Setelah mereka pergi, baru deh mas Dipta jelasin ke aku dimana tempatnya dan aku pun segera otw ke toko yang dimaksud. Di sini aku cuma beli sejenis kue gitu dua box, buat orang-orang di rumah aja sih.

Selesai dengan oleh-oleh, kami kembali menyusuri Mong Kok ini dan nemu sesuatu yang unik. Jadi di tengah jalannnya, ada jalanan yang di tutup, di situ ada penyanyi dengan alat musiknya. Terus siapapun boleh berjoget bersama, kayak di Jogja gitu. Dan yang joget ternyata ini. -_-
Semangat amat si kakek
Puas di Mong Kok, kami kembali ke Tsim Sha Tsui, ada agenda yang harus kamu tonton di sana, yaitu A Symphony of Lights.

Lets go... 
Si ganteng yang unyu lagi di Mong Kok