Tampilkan postingan dengan label Ceritaku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ceritaku. Tampilkan semua postingan

Minggu, 06 November 2022

Pengalaman Menginap di Hotel Capsule, Tab Hotel Bandung

Tab Hotel Bandung
Tab Hotel Bandung, sumber: Kotabandung.com
             Assalamu’alaikum...

Alloooo... Apa kabar teman-teman?

Setelah dengan segala drama perjalanan yang terjadi demi nginjakin kaki di Kota Bandung, akhirnya kira-kira jam 7 malam aku nyampe juga di Bumi Parahyangan ini. Wow!!! Perjalanan yang panjang.

Dari Terminal Leuwipanjang, aku lantas memesan ojol yang mengantarkanku ke penginapan yang udah kubooking sebelumnya. Penginapan tersebut bernama Tab Hotel Capsule Compact Bandung.

Alamat Tab Hotel Capsule Compact Bandung

Tab Hotel Capsule Compact Bandung beralamat di Jalan Otto Iskandar Dinata, No. 582, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat. Hotelnya terletak di seberang Lapangan Tegallela yang ada Monumen Bandung Lautan Apinya. Selain itu hotel ini juga deket ama Terminal Tegallela.

Menurutku letak penginapannya strategis banget sih. Mau nyantai di taman, deket. Mau naik kendaraan umum, deket juga terminalnya. Terus kalo kelaperan, di sekitar lapangan dan terminal juga banyak kuliner yang tersedia. ManTab banget deh.

Harga Menginap di Tab Hotel Capsule Compact Bandung

Sebelumnya aku udah ngeboking nih hotel via online. Harga permalamnya cuma Rp. 100.380. Murah cuy. Selain itu, ada juga versi kamar biasa seharga Rp. 270.000 permalam, serta versi yang dapat sarapan dengan nambah sekitar Rp. 24.000 sampe Rp. 44.000. Tabi karena aku mau nyoba sarapan di sekitar penginapan aja, jadi aku pesan yang tanpa sarapan.

Review Tab Hotel Capsule Compact Bandung 

Tab Hotel Bandung
Kapsulnya, sumber: tiket.com

Setibanya di lobby hotel, aku langsung disambut ramah ama resepsionisnya. Mereka juga langsung membantu mengaktifkan kartu kamar dan menginfokan tentang cara menggunakan kartunya. Jadi nih hotel hampir seluruhnya pake sistem elektrik. Untuk masuk ke ruangannya harus scan kartu, masuk ke kamarnya scan kartu lagi dan untuk masuk ke capsulenya juga scan kartu. Keren sih.

Yang paling unik adalah kamarnya, terlihat futuristik dan mirip kayak kapsul-kapsul di film luar angkasa gitu. Aku kebagian capsule di sebelah atas. Begitu pintunya discan pake kartu, grek,grek, grek. Pintunya bergeser terbuka dan makjreng... Keren banget bagian dalamnya.

Ukurannya emang nggak begitu besar, ya khas hotel kapsul gitu. Tabi fasilitasnya lengkap. Ada tv, AC, wifi, loker, colokan carger tipe USB, hingga lampu kabin yang bisa diatur kecerahannya sesuka kita. 

Tab Hotel Bandung
Bagian dalam kapsul

Tab Hotel Bandung
Dalamnya lengkap

Untuk kamar mandinya ada di bagian luar. Showroom dan toiletnya cukup banyak, jadi nggak khawatir rebutan. Air panas di kamar mandinya juga berfungsi baik, cocok untuk suasana Bandung yang sedikit dingin bagi orang pesisir kayak aku.

Setelah mandi, ngebersihin debu sepanjang perjalanan Bengkulu-Bandung yang udah kerasa tebal, aku lantas keluar hotel untuk makan malam di sekitar Terminal Tegallela, ada beberapa menu yang menarik. Namun akhirnya aku memilih untuk makan nasi goreng. Klasik banget sih.

Sebelum kembali ke hotel, aku nambah makan bubur kacang hijau. Cuma uniknya, bubur kacang hijau ini ada rasa bandreknya gitu. Jadi lebih terasa hangat di badan. Mantep banget.

Oh ya, satu lagi, ternyata kalo makan di Bandung, penjualnya hampir selalu nyediain teh tawar dan itu gratis. Beda banget ama di Sumatera yang biasanya hanya air putih biasa. Mantep deh, pengetahuan baru nih.

Setelah perut terisi penuh, aku segera kembali ke penginapan untuk beristirahat karena besok ada destinasi wisata Kota Bandung yang harus dijelajahi. Good night teman-teman. Zzzzz..... 

Tab Hotel Bandung
Bobok dulu

To be continued...

Senin, 08 Agustus 2022

Perjuangan menuju Kota Bandung, Bumi Parahyangan

Bus Primajasa
Bus Primajasa, sumber: kumparan

Allooooo..... Sekitar jam 9 pagi kapal penyeberangan yang kunaiki merapat di Dermaga 3 Pelabuhan Merak, Cilegon, Provinsi Banten. Segera kami para penumpang bus CSH 88 kembali masuk ke dalam bus yang terparkir di lambung kapal. Karena tak lama kemudian bus melanjutkan perjalanannya menuju Kota Jakarta, si Kota Metropolitan.

Dari Pelabuhan merak, terbentang pemandangan bukit-bukit hijau yang menjulang tinggi. Sedangkan di sisi belakang ada lautan biru dari Selat Sunda. Tak lama bus memasuki jalan tol dan pemandangan di kanan kirinya yang tadinya didominasi sawah-sawah hijau dan perbukitan, perlahan-lahan berganti menjadi pemandangan gedung-gedung tinggi yang mencakar langit.

Sekitar jam 11 lewat, Bus CSH 88 singgah di Terminal Kalideres, Jakarta Barat. Busnya berenti lumayan lama di sini. Selain menurunkan penumpang, kru bus juga mengganti ban serep bus yang tadi pagi pecah di dekat Pelabuhan Bakauheni, Lampung. 

Terminal Kalideres
Terminal Bus Kalideres, sumber: beritajakarta

Setelah itu, bus kembali melanjutkan perjalanannya menuju tujuan akhir di Terminal Pulo Gebang, Jakarta Timur. Karena waktu yang udah cukup siang, jadi jalanannya pun lumayan macet. Dan akhirnya sekitar jam 1 siang aku baru tiba di Terminal Pulo Gebang. Alhamdulillah.

Terminal Pulo Gebang

Terminal Bus Pulo Gebang yang dikenal juga dengan nama Terminal Bus Terpadu Sentra Timur Pulo Gebang adalah salah satu terminal bus tipe A yang terletak di Cakung, Jakarta Timur. Terminal ini melayani bus-bus dengan rute dari Jakarta menuju Pulau Sumatera, Jawa kecuali Jawa Barat, hingga bus tujuan Bali dan Bima di Nusa Tenggara Timur. Terminalnya juga dilengkapi berbagai fasilitas umum dan sangat nyaman. 

Terminal Pulo Gebang
Terminal Bus Pulo Gebang

Tujuanku ke terminal ini adalah untuk mengamankan tiket pulang ke Bengkulu pada minggu depan. Setelah tiket pulang di tangan, aku kemudian mencari loket bus tujuan Kota Bandung. Tapi nggak ketemu cuy. Setelah lelah mencari, aku lantas bertanya pada petugas yang tersebar di setiap lantai. Namun kata petugasnya, di terminal ini tidak tersedia bus tujuan Bandung. Alamak!!! Kata si bapak, bus tujuan Bandung adanya di Terminal Bus Juanda Bekasi dan cara tercepat dan termudah ke sana, ya naik ojek online. Hadewh...

Akhirnya aku segera memesan ojek tujuan Terminal Bus Juanda Bekasi. Setelah melewati jalan-jalan tikus dan macetnya Jakarta Timur serta Bekasi, akhirnya aku tiba juga di Terminal Bus Juanda Bekasi.

Terminal Bus Juanda Bekasi

Terminal Bus Juanda Bekasi adalah terminal penumpang tipe A yang merupakan terminal induk terbesar di Kota Bekasi. Terminal ini melayani bus-bus rute dalam kota Bekasi, bus tujuan provinsi Jawa Barat, Bus tujuan Sumatera, Jawa hingga bus tujuan Bali dan Nusa Tenggara. 

Terminal Bus Juanda Bekasi
Terminal Bus Juanda Bekasi

Bus Primajasa

Berhubung tujuanku adalah Kota Bandung, aku pun memilih Bus Primajasa, salah satu bus menuju Bandung yang paling terkenal. Saat itu ada 3 bus Primajasa yang berjejer, 2 bus AC dan satunya bus ekonomi. Setelah duduk, aku bertanya pada petugasnya, masih lama lagi kah berangkat?

Kata si bapak sekitar 30 menit lagi.

Syukurlah, masih bisa beli makan dulu pikirku. Aku kembali turun dari bus, namun bingung mau beli apa. Akhirnya aku beli gorengan yang ada di deket bus Primajasa terparkir sekalian beli minum. Setelah itu, aku masuk kembali ke dalam bus, duduk santai menikmati dinginnya AC bus sambil memakan gorengan sepotong demi sepotong.

Sedang seru-serunya makan gorengan, mata ini memperhatikan kertas yang tertempel di bagian depan. Kertas itu bertuliskan rute dan harga tiket. Namun anehnya rute yang tertulis di situ adalah Cirebon dan Kuningan.

Hmmm... aneh sekali, tapi aku nggak terlalu ambil pusing. Hingga naiklah seorang ibu-ibu ke dalam bus. Aku lantas mencoba beramah tamah menanyakan tujuannya yang ternyata menuju Kuningan. Si ibu lantas bertanya balik dan ku jawab menuju Kota Bandung.

“Dek, bus ini nggak menuju Bandung, bus yang ke Bandung di sebelah.” Kata si Ibu.

Ha???? Aku segera turun kembali dari bus dan bertanya pada bapak petugas dan benar saja, karena busnya berjejer tiga, aku pun jadi salah naik bus. Hampir aja aku nyasar ke Cirebon.

Tak lama bus pun melaju meninggalkan terminal Bus Bekasi menuju Kota Bandung via Tol Cipularang. Sepanjang perjalanan, pemandangannya luar biasa, bukit-bukit hijau terbentang di sisi jalan tol. Namun karena badan yang udah capek, aku pun tertidur.

Sekitar jam 7 malam, akhirnya bus Primajasa tiba di Terminal Leuwipanjang, Kota Bandung. Capek uy, banyak drama juga, mulai dari bus yang bocor ban, telat nyampe, pindah terminal demi ke Bandung hingga salah naik bus. Namun akhirnya aku bisa tiba dengan selamat di Kota Bandung. Selamat Datang di Bumi Parahyangan.

Rabu, 13 Juli 2022

Bus CSH 88 Rute Bengkulu Menuju Jakarta

Bus CSH 88 Jakarta Bengkulu
Bus CSH 88 Bengkulu-Jakarta, sumber: FB CSH 88

A

llooooo.... apa kabar teman-teman? Semoga baik-baik aja ya, aamiin....

Liburan semester kali ini aku berencana berpetualangan ke Bumi Parahyangan alias Bandung.  Dari Bengkulu, tempatku bekerja saat ini ada dua bus yang menuju Bandung, yaitu PO SAN dan Putra Rafflesia. Namun sayangnya semua tiketnya sudah ludes dan baru tersedia kembali 5 hari kemudian. Busyet... keburu abis masa liburanku.

Akhirnya aku mencoba keberuntungan menghubungi bus CSH 88, dan alhamdulillah, masih tersedia kursi yang kosong. Namun bus ini hanya sampe ke Jakarta, di Terminal Pulogebang. Untuk ke Bandung, aku harus nyambung lagi.

Bus CSH 88 berangkat dari Kota Bengkulu jam 9 pagi dengan harga tiket Rp. 450.000 perorang. Setiap orangnya juga mendapat sepotong roti dan air mineral. Mantap! 

Bus CSH 88 Jakarta Bengkulu
dapat roti dan minuman

Bus ini dilengkapi AC dan setiap seat ada bantal kecilnya serta sandarannya juga bisa diturunkan. Namun tidak tersedia leg rest dan foot rest. Untuk nyarger HP, bisa di bagian depan, minta tolong ama keneknya. Tapi pas aku minta tolong buat nyarger katanya lagi panas, jadi nggak bisa. L

Dari Bengkulu menuju Jakarta bus ini melalui lintas Tengah kemudian ke Lintas Timur dengan rute Bengkulu-Kepahiyang-Curup-Lubuk Linggau-Lahat-Muara Enim-Prabumulih-Indralaya-Masuk Tol hingga Bakauheni-Merak-Serang-Jakarta-Terminal Kalideres dan berakhir di Terminal Pulogebang.

Perjalanannya cukup nyaman, namun kuakui bus ini lumayan lambat karena perjalanan Bengkulu-Jakarta ditempuh hampir 29 jam yang biasanya cuma 24 jam. Meski pun itu karena 1 jamnya dipakai untuk mengganti ban yang pecah di Bakauheni. Selain itu, bus ini juga sangat sering menaikturunkan penumpang bahkan ketika bus sudah terisi penuh. Auto bangku tempel cuy.

Di sepanjang perjalanan, pemandangannya juga cukup mantap. Dari pemandangan perbukitan hijau, kemudian perkebunan, hingga berbagai kota yang belum pernah kukunjungi. Di Lahat, Sumatera Selatan aku juga bisa melihat Gunung jempol, sebuah gunung unik dengan puncak seperti jempol.  Dan yang paling kerennya adalah pemandangan Selat Sunda, selat yang menghubungkan Pulau Sumatra dengan Pulau Jawa yang akan kuceritakan dicerita selanjutnya. Bersambung..... 

Bus CSH 88 Jakarta Bengkulu
Gunung Jempol di Lahat
Bus CSH 88 Jakarta Bengkulu
Menara Singer di kejauhan di Bakauheni, Lampung

Kamis, 22 April 2021

Pengalaman Berkirim Kartu Pos

Kartu Pos dan Prangko
Kartu pos ku siap untuk dikirim

Hai sahabat backpacker...

 Baru-baru ada kegiatan seru yang dilakukan oleh anak-anak blogger, yaitu kegiatan bertukar kartu pos. Kegiatan seru ini diikuti beberapa blogger kece dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan ada yang dari Jerman juga 😍. Keren uy!!!

Jujur aja, sebelumnya aku belum pernah bertukar kartu pos. Bahkan ngeliat kartu pos dan prangko itu seperti apa bentuknya secara langsung juga kagak pernah. Paling banter aku ke kantor pos yaitu dulu saat kuliah, saat aku ngambil foto arsitektur bangunan Kantor Pos Medan yang merupakan salah satu bangunan heritage di Kota Medan.

Karena itu aku cukup antusias ama kegiatan berkirim kartu pos ini. Soalnya kapan lagi di zaman serba canggih ini ada yang saling berkirim kartu pos seperti di zaman baheula.

Tapi sayangnya kegiatan berkirim kartu pos ini nggak semudah yang kubayangin sih. Soalnya di Kantor Pos Ketahun, Bengkulu Utara, tempat tinggalku sekarang ternyata nggak menjual kartu pos. Kartu pos ini baru kutemukan di Ibu Kota Provinsi Bengkulu yang berjarak hampir 3 jam perjalanan dari tempat tinggalku. Jauh cuy! 😫

Dan untuk ke ibukota tersebut, kalo pagi cuma ada mobil travel dengan biaya Rp. 70.000 perorang. Karena itu saat aku ke sana, aku juga sekalian nyusun daftar apa aja yang mau ku cari di ibukota tersebut.

Beruntungnya di Kantor Pos Besar Bengkulu aku bisa nemuin kartu pos dan perangkonya. Btw, kata petugasnya itu adalah kartu pos terakhir yang mereka miliki. Busyet dah... aku sampe garuk-garuk kepala jadinya. Tapi ya paling nggak aku berhasil dapatin kartu posnya.

Kendala kedua yang kutemui adalah aku bingung mau nulis apaan di kartu pos tersebut. Serius cuy! Sampe 2-3 hari aku mikir mau nulis apaan di kartu sekecil itu. Mau nulis info wisata di gambar kartu posnya, malah beberapa tempat di gambar tersebut belum pernah aku datangin. #plak

Setelah semua kartu pos terisi, aku pun kembali ke Kantor Pos Ketahun untuk mengirimkan kartu-kartu pos tersebut. Sambil menstampel prangkonya, Pak Pos juga bertanya tentang acara yang kuikuti tersebut dan katanya udah lama banget nggak ada orang yang ngirim kartu pos pake prangko. 

Kartu Pos dan Prangko
Kantor Pos Ketahun, Bengkulu Utara

Kendala terakhir yang kutemui adalah, saat yang lain udah pada nerima kartu pos, tapi kartu pos buatku belum ada juga yang kuterima. Sehari, dua hari, seminggu, dua minggu berlalu tapi tak pernah Pak Pos datang ke kontarakan buat nganterkan kartu pos. Nyesek uy!😭

Akhirnya aku nekat aja datang lagi ke kantor pos tersebut dan pura-pura nanya ada jual kartu pos nggak? Sambil ngode-ngode ada kartu pos buatku nggak. 😆

Dan ternyata emang ada, sampe 11 lembar cuy. Kata Pak Posnya kemarin banyak yang masuk kartu pos ke kantor tersebut dan semua memang ditujukan buatku. Akhirnya dengan hati yang riang gembira aku pun kembali ke kontrakan buat ngebacain kartu pos kiriman teman-teman blogger. Yuhuuui... 

Kartu Pos dan Prangko
Kartu Pos kiriman teman-teman blogger 😍

Selasa, 29 Desember 2020

Kisahku di 2020 dan Rencana di 2021

Pantai Panjang, Bengkulu

Hai sahabat backpacker

Tak terasa kita udah di penghujung tahun 2020 dan udah mau menyambut tahun 2021 aja. Tahun 2020 ini nggak terasa udah berlalu begitu aja. Tahun yang berat sih, karena kita harus beusaha bertahan dan beradaptasi dengan pandemi dan segala dampaknya dalam kehidupan sehari-hari kita.

Bagiku, tahun 2020 ini juga tak banyak yang terjadi. Hanya ada beberapa hal yang terjadi, tapi cukup berkesan sih.

Ujian SKD CPNS ke Bengkulu

Yupz, yang pertama yang terjadi pada tahun 2020 adalah aku melakukan perjalanan jarak jauh menuju Bengkulu untuk mengikuti ujian SKD CPNS. Ini merupakan perjalanan jarak jauh dengan bus pertama buatku. Seru juga sih walau ada beberapa kejadian tidak mengenakkan selama perjalanan seperti kursi yang kupesan udah diduduki orang lain, air AC yang menetes sepanjang malam hingga bus yang berasap karena human error.

Tapi perjalanan tersebut cukup berkesan juga karena selain melaksanakan ujian, aku juga mengunjungi beberapa objek wisata yang ada di sana seperti Rumah Pengasingan Bung Karno, Rumah Ibu Fatmawati, Masjid Jamik Bengkulu, Benteng Marlborough, Pantai Panjang, Danau Dendam Tak Sudah hingga Museum Negeri Bengkulu.

Ujian SKD CPNS nya juga kulalui dengan sukses. Alhamdulillah aku berhasil lulus dengan nilai TWK 95, TIU 135, TKP 136 dan total nilai 366. Saat itu aku berada di peringkat 3 dengan 2 formasi yang tersedia. 

Bus Putra Simas Rute Medan-Bengkulu
Pengumuman SKD Kemenag

Dapat Tiket Gratis ke Malaysia

Bersamaan dengan ujian SKD ku di Bengkulu, aku juga mendapat kabar gembira kalo aku mendapatkan satu tiket gratis ke Malaysia dari detikTravel. Horeeeee.... Alhamdulillah... 

Dapat tiket gratis ke Malaysia

Tapi bencana itu datang begitu saja, Virus Corona merajalela membuat Malaysia menutup perbatasannya dan trip tersebut dengan amat sangat terpaksa harus kubatalkan. Sampai sekarang rasanya masih kesal sih, tapi daripada kenapa-kenapa. Mungkin nanti bakal dapat rezeki yang lebih baik.

Yupz!!! Aku gagal liburan gratis ke Malaysia.

Pandemi

Setelah Malaysia, pelan-pelan Indonesia juga terkena dampak virus corona. Di daerahku sebenarnya dampak virus corona secara langsung tak sebesar di daerah lain. Tapi dampak sosial, ekonomi hingga pendidikan yang paling terasa. Karena itulah kita pun harus berusaha bertahan dan beradaptasi dengan keadaan yang ada. Kegiatan travelingku pun kuhentikan sementara hingga kondisinya memungkinkan.

Traveling di Kampung Sendiri

Bosen juga sih kalo nggak bisa kemana-mana. Tapi mau jalan-jalan yang jauh juga nggak aman. Akhirnya aku hanya traveling di sekitar kampung sendiri di Kota Tanjung Balai, Kabupaten Asahan dan Kabupaten Simalungun. Perjalanan ini rata-rata kulakuin dengan berangkat pagi-pagi dan pulang di sore harinya. Perjalanannya pun kulakuin pake sepeda motor, demi menghindari kontak yang tak perlu dengan orang lain. Selain itu, sebelum berangkat aku juga harus memastikan kondisi tubuh ada pada kondisi yang maksimal serta perlengkapan kesehatan yang cukup lengkap. 

Tanjungbalai Waterfront City
Wisata Mangrove Silau Laut, Asahan

Ujian SKB CPNS di Kisaran

Setelah menunggu cukup lama tanpa kepastian, akhirnya pada bulan September ada titik terang mengenai ujian SKB CPNS yang kuikuti. Karena pandemi, maka ujiannya dilakukan di kantor wilayah domisili masing-masing peserta. Jadi aku yang punya KTP Asahan pun melakukan ujiannya di kota Kisaran. 

Peserta ujian SKB Kemenag di Kabupaten Asahan

Btw, ujiannya juga mengharuskan tiap peserta menyediakan perlengkapan sendiri. Karena itu aku pun berusaha keras agar bisa membeli laptop demi keperluan ujian SKB CPNS yang menggunakan media zoom meeting dan sekarang laptopnya kupake buat ngeblog lagi setelah sekian lama ngeblog pake hp.

Ujian SKB CPNS ini juga bukan perkara mudah buatku. Karena meski ujiannya diadain di Kota Kisaran, namun jarak rumahku ke Kisaran sekitar 1 jam 30 menit juga. Selain itu, pada saat jadwal ujian tersebut juga bersamaan dengan jadwal naiknya air pasang di kampungku.

Jadi selepas shubuh, saat langit masih gelap itu aku berangkat dari rumah pake celana pendek doang. Soalnya jalanannya terendam air laut hingga ke lutut sejauh beberapa kilometer. Setelah tiba di Kecamatan Silau Laut,baru deh aku pake celana panjang dan sepatu.

Sungguh luar biasa rasanya.

Syukurnya ujian SKB CPNS ku berjalan cukup lancar, meski beberapa jawabanku rasanya tak cukup memuaskan, tapi aku tetap berusaha menampilkan yang terbaik dan berusaha tampil beda dengan ide orisinal yang kupunya. Contohnya saat ujian praktek mengajar, aku mengemukakan ide agar siswa mengumpulkan tugasnya dengan media blog, alih-alih mencetaknya dan mengumpulkan seperti biasa dengan alasan di blog sendiri mereka bisa membaca hasil tugas mereka kapanpun dan itu juga menambah kreatifitas mereka serta lebih bisa menghemat.

Bulan Oktober 2020, hasil ujian SKB CPNS pun diumumkan. Alhamdulillah aku menjadi salah satu dari dua orang yang lulus di formasi guru sejarah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu dengan nilai psikotes 78.667, praktek kerja 79.143, wawancara 79.166 dan total nilai keseluruhan SKD dan SKB 76.685. Alhamdulillah.... 

Pengumuman SKB Kemenag

Blog diterima Adsense

Tahun 2020 juga menjadi tahun yang cukup menggembirakan untuk blog ini. Karena setelah sekian lama akhirnya blog tercinta ini diterima juga menampilkan iklan adsense.

Sebenarnya baru tahun ini sih aku ngedaftarinnya. Kemarin itu mau ngedaftarin tapi aku kesulitan masukin kode html nya karena ngeblog make hape. Akhirnya setelah punya laptop baru deh ku daftarin dan ternyata diterima. Semoga dengan adanya adsense ini aku bisa lebih semangat lagi ngeblognya. Aamiin...

Ku pikir itu aja sih yang terjadi pada tahun 2020 ini.

2021

Sedangkan untuk tahun 2021 aku belum punya gambaran bakal seperti apa. Yang pasti aku bakal pindah ke Bengkulu dan beradaptasi di sana. Kemudian aku juga bakal eksplore objek-objek wisata yang ada di Bengkulu dan menuliskan petualangan itu di blog ini. Dan yang paling penting adalah berusaha menjadi guru yang terbaik buat murid-muridku nanti di sana.

Semangat buat tahun 2021 dan sampai jumpa di tahun depan ya kawan-kawan.

Daaaaaa......

Selasa, 07 April 2020

Pendakian ke Gunung Sipiso-Piso

Di suatu malam yang tenang saat dunia masih aman dari pandemi, dan aku sedang menikmati makan malamku saat itu. Masuklah sebuah chat ke gawai favoritku dari seorang mahasiswa UINSU yang juga merupakan teman kuliah adikku. Chat itu berisi ajakan untuk memandu mereka mendaki Gunung Sipiso-Piso alias Bukit Gundul yang ada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Siluet pagi di Puncak Gunung Sipiso-Piso
Gunung Sipiso-Piso
Berhubung aku juga lagi nggak sibuk-sibuk banget, jadi kuterima ajakan mereka dan segera mempersiapkan segala keperluan. Oh ya, mereka juga minta pendakiannya berkonsep piknik, jadi naik gunung ini hanya untuk rekreasi santai semata. Baiklah...

Ketika hari H nya tiba, kami pun segera berangkat menuju Gunung Sipiso-Piso dengan menggunakan bus yang kami sewa untuk mengantarkan kami sampe ke kaki gunung dan esok paginya kami akan dijemput kembali.

Lokasi Gunung Sipiso-Piso

Gunung Sipiso-Piso ini terletak di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Kalo dari Medan palingan cuma 3 jam doang untuk menuju kaki gunungnya. Oh ya, gunung ini letaknya juga nggak jauh dari Danau Toba, dari puncaknya juga bisa melihat pemandangan Danau Toba, cakep cuy.

Gunung ini terbentuk dari batuan lava andesite akibat aliran magma di bawah permukaan bumi. Gunungnya memiliki ketinggian hingga 1900 mdpl. Gunung ini juga dikenal dengan mama Bukit Gundul karena pepohonan cuma tumbuh di sepanjang jalur pendakian dan bagian puncaknya doang. Sedangkan bagian tubuh gunung ini cuma ditumbuhi rerumputan doang.
Plang informasi Gunung Sipiso-Piso
Setelah berdoa bersama, kami pun memulai trekking pendakian menuju puncak gunung ini. Enaknya gunung ini punya jalur pendakian yang sudah diaspal, walaupun aspalnya udah rusak, tapi memudahkan untuk melakukan pendakian.

Sunset di Gunung Sipiso-Piso

Sekitar 1 jam lebih kemudian kami sampe juga di puncak Gunung Sipiso-Piso ini. Bersamaan dengan itu, matahari terbenam pun menyapa kami, cahayanya yang jingga pucat mengintip malu-malu dari balik awan dan pegunungan Bukit Barisan di ufuk barat. Sayangnya karena aku harus mendirikan tenda, aku tak bisa menikmati saat-saat matahari terbenam tersebut.
Cahaya matahari senja mengintip di balik awan

Biasa cahaya senja di Danau Toba
Tak lama, kegelapan pun mulai menyelimuti puncak Gunung Sipiso-Piso ini. Bermodalkan cahaya api unggun yang tertiup angin, kami menikmati makan malam yang sederhana, sederhana tapi lauknya ayam bakar. 🤣

Karena mereka pengennya sambil piknik, jadi sebelum pendakian mereka udah nyiapin semua kebutuhan logistik sampe cemilan pun ada banyak. Mantap uy.

Tapi karena suhu udara yang makin turun dan angin yang bertiup cukup kencang, membuat kami tak berlama-lama di luar tenda. Jam 9 malam kami sudah masuk ke tenda masing-masing dan berharap terlelap agar paginya bisa menikmati sunrise yang indah.

Zzz....

Woy bangun Woy, sunrise woy. Mataharinya cantik kali, bulat banget.” Tiba-tiba di luar udah heboh aja. Kulihat layar hape, masih jam 4 pagi.

Mana ada jam 4 sunrise.” Ucapku sambil melongokkan kepala dari pintu tenda.

Itu bang, mataharinya bulat banget.” Jawab Elsa, salah satu anggota pendakian ini sambil menunjuk ke arah barat.

Ha?? Itu bulan, bukan matahari, ya ampun.. tidur lagi kalian.” Perintahku saat menyadari kenyataan.

Bisa-bisanya mereka nyangka bulan purnama itu matahari, sampe pake selfie pulak itu. Ya ampun.... Mengigau kok sampe separah itu dan sampe satu tenda pula.

Nggak paham lagi aku cuy.

Tidur aja lah lagi.

Zzz....

Sunrise dari Puncak Gunung Sipiso-Piso

Jam 5.30 aku pun bangun kembali dan mulai membangunkan mereka yang masih tertidur agar segera beribadah dan bisa melihat sunrise yang asli. Bukan bulan purnama. -_-

Tak lama di ufuk timur terlihat semburat cahaya kemerahan, tanda sang penguasa siang itu telah bangun. Perlahan cahaya kemerahan itu semakin meluas memenuhi langit di sisi timur. Semakin lama cahayanya semakin terang hingga permukaan Danau Toba yang tenang dan pinggirannya yang berkelok-kelok bisa terlihat. Bahkan Pulau Samosir di seberang sana pun terlihat. Indah banget cuy.
Semburat kemerahan di ufuk timur
Pagi di atas Danau Toba
Setengah jam kemudian, sang raja itu pun akhirnya terlihat. Cahayanya yang hangat menyinari segenap permukaan. Segera aku mengabadikan moment tersebut. Sungguh, ini salah satu pemandangan terindah yang pernah kulihat.
Sang matahari menampakkan diri
Cahaya matahari yang hangat terlihat membias di permukaan air Danau Toba yang tenang. Di sekeliling Danau Toba nampak pula perbukitan hijau yang berkelok-kelok. Perpaduan warna yang ada menghasilkan gradasi warna yang begitu indah. Sungguh indah sekali.
Luar biasa indahnya

Danau Toba dari atas Gunung Sipiso-Piso

Alam Indonesia juara banget

Menikmati cahaya matahari pagi
Satu lagi yang menarik dari puncak gunung ini adalah lekuk-lekuk daratan di pinggir Danau Toba terlihat persis sama dengan gambar Danau Toba yang ada di Uang Rupiah 1000 emisi 1992. Yupz.. gambar Danau Toba di uang tersebut memang diambil dari tempat ini. Keren banget cuy. Sumpah, keren banget.
Kelok-kelok dataran di pinggir Danau Toba

Uang Rp. 1000 dan Danau Toba

Sang backpacker menanti pagi

Minggu, 25 Agustus 2019

Petualangan di Hong Kong: A Symphony of Ligts



Puas menikmati Mong Kok sambil nyari oleh-oleh, kami pun segera kembali menuju Tsim Sha Tsui dengan menggunakan MRT. Ada satu agenda penting yang ingin kami saksikan di sana, yaitu A Symphony of Lights.

A Symphony of Lights sendiri adalah sebuah pertunjukan multimedia dari cahaya lampu dan suara paling spektakuler di dunia dan diakui sebagai salah satu pertunjukan yang ikonik di Hong Kong.

Kami menyaksikan pertunjukan ini dari Hong Kong Cultural Center di Tsim Sha Tsui yang menghadap langsung ke Selat Victoria. Saat kami tiba di sana, pengunjungnya udah lumayan rame, jadi kami harus nyari spot yang nyaman untuk menikmati pertunjukan.

Tepat pukul 8 malam, pertunjukan A Symphony of Lights pun di mulai. Cahaya dari lampu sorot, laser, layar dan lampu LED berpadu dengan alunan symphony memenuhi langit malam kota Hong Kong berserta gedung-gedung pencakar langitnya.

A Symphony of Lights di Hong Kong

Laser dan cahaya lampu A Symphony of Lights
Gedung pencakar langit Hong Kong yang tadinya megah, semakin cantik dengan hiasan lampu-lampu tersebut. Cahaya lampunya yang memantul di atas perairan Selat Victoria juga menambah indah pemandangannya.

Sumpah, pertunjukannya keren banget.
Cahaya lampu memantul di Selat Victoria

Pantulan lampu di Selat Victoria
Setelah pertunjukan selesai, pengunjung pun membubarkan diri. Namun kami masih tetap di tempat, karena kami masih ingin menikmati pemandangan Hong Kong ini sedikit lebih lama. Menikmati indahnya pemandangan kota yang begitu megah di seberang Selat di saat malam hari.
Hong Kong di saat malam

Indahnya Hong Kong saat malam
Siganteng menikmati Hong Kong

Oh ya, di dekat kami ini juga ada satu bangunan bersejarah yaitu The Clock Tower. The Clock Tower adalah sebuah menara jam bersejarah yang dibangun pada tahun 1915 sebagai bagian dari stasiun kereta Kowloon-Canton. Sekarang cuma menara jam ini saja yang tersisa dan dijaga dengan baik.
The Clock Tower

Berhubung hari yang semakin malam dan kapal pesiar superstar virgo yang kami naiki akan segera berlayar, kami pun kembali ke kapal. Aku pun segera kembali ke kabin untuk mandi dan bersih-bersih. Setelah itu baru deh makan malam.

Seperti biasa, aku makan malam di Resto Mediterrania Buffet yang ada di deck 7 kapal ini. Dan menu malam ini adalah udang, daging sapi dan ada daging ayam dengan saus. Jujur aja, daging ayamnya enak banget. Bikin pengen nambah terus, sayang perut nggak muat.

Beuh.. mantap rasanya setelah mengisi perut.
Menu makan malam di kapal pesiar

Setelah itu aku segera naik ke sun deck dan melihat kapal pesiar ini yang mulai berlayar meninggalkan pelabuhan Hong Kong. Perlahan Hong Kong semakin terlihat menjauh hingga hilang dari penglihatan.

Ah... Selamat tinggal Hong Kong, semoga kita bisa bertemu lagi di kemudian hari.
Selamat tinggal Hong Kong

Siganteng yang unyu di Hong Kong