| View Gunung Marapi dan persawahan dari pinggir jalan |
Brrmmmm...
brmmm...
Setelah
puas menikmati arsitektur megah beserta koleksi sejarah dan budaya di Istano Basa Pagaruyung, aku kembali
memacu si Beamoy melanjutkan perjalanan menuju kampung halaman di Asahan,
Sumatera Utara. Dari Batusangkar, arah stangku menuju Kota Payakumbuh — salah
satu kota dengan pemandangan indah berupa Lembah Harau yang terkenal di Sumatera Barat.
Namun
di tengah perjalanan, mataku justru terpaku pada pemandangan luar biasa di sisi kiri jalan. Di kejauhan, Gunung Marapi berdiri gagah
memantulkan sinar sore yang hangat, dikelilingi hamparan sawah hijau yang
menenangkan hati.
Gunung Marapi
Gunung
Marapi merupakan salah satu gunung berapi aktif di Sumatera Barat, terletak di
antara Kabupaten Agam dan Kabupaten
Tanah Datar. Jangan keliru ya, gunung ini beda ama Gunung Merapi yang ada di perbatasan
Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Gunung
Marapi memiliki ketinggian 2.891 meter
di atas permukaan laut, menjadikannya gunung tertinggi kedua di Sumatera Barat setelah Gunung Talamau. Dulu,
gunung ini termasuk salah satu destinasi pendakian favorit di Sumatera. Banyak
pendaki yang datang untuk menikmati sunrise dari puncaknya. Namun sejak tragedi letusan tahun 2023 yang
menewaskan 23 orang pendaki, jalur pendakian resmi ditutup demi keselamatan.
Kini, Marapi seakan kembali menjadi gunung yang hanya bisa dinikmati dari
kejauhan — tenang, megah, dan penuh misteri.
Saat
aku berhenti sejenak di tepi jalan, pemandangan di depanku benar-benar luar biasa.
Gunung Marapi tampak kokoh, seolah
menjadi penjaga nagari yang tak pernah lelah berdiri mengawasi Tanah Minangkabau.
Di kaki gunungnya terbentang sawah-sawah hijau luas, dengan para petani yang
masih sibuk bekerja di antara barisan padi muda yang tertiup angin.
| Gunung Marapi dengan latar persawahan |
Cantiknya
lagi, puncak gunung sore itu tertutup
awan lentikular, jenis awan yang terbentuk ketika angin lembab naik ke
atas gunung dan mengembun di puncaknya. Bentuknya unik seperti topi putih besar yang menutupi kepala
sang Marapi. Meski terlihat cantik dan fotogenik, sebenarnya itu pertanda bahwa
angin kencang sedang berhembus di
puncak gunung.
Aku
sempat mematikan mesin si Beamoy, berdiri sejenak menikmati ciptaan Tuhan yang
luar biasa ini. Udara sore yang sejuk, aroma sawah basah, dan pemandangan gunung
berawan itu membuatku terdiam dalam kekaguman.
Subhanallah...
Kadang,
keindahan seperti ini datang tanpa direncanakan. Cukup berhenti sebentar di
pinggir jalan, dan kamu bisa merasakan kedamaian yang tidak akan kamu temukan
di kota mana pun.
📍 Lokasi: Gunung Marapi, perbatasan Kabupaten Agam dan Tanah Datar,
Sumatera Barat
🗻 Ketinggian: 2.891 mdpl
🚫 Status: Gunung berapi aktif (pendakian ditutup sejak 2023)
🎯 Akses terbaik: Jalur Batusangkar – Padang Panjang – Bukittinggi
📷 Spot foto terbaik: Area persawahan sepanjang jalur menuju
Payakumbuh
| Gunung Marapi sedang bertopikan awan lentikular |
Masya-Allah, cantik betul gambar. Awan lentikular itu jarang-jarang keluar, kan. Bertuah Mas, dapat lihat depan mata, pemandangan indah begitu.
BalasHapuscantik view, subhanallah.
BalasHapussemasa ke sana tempoh hari tak cukup masa explore semua tempat. perlu repeat lagi rasanya
pemandangan yang indah sekali, pengen kesana juga :D
BalasHapusItu ada pemadangan puncak gunung yang tertutup awan, tampak unik ya, mas :) Kalau ditungguin kira-kira kuat ga ya? hehehehe :D
BalasHapusGunung menantang buat didaki tapi sayang udah gak boleh didaki ya mas
BalasHapusBtw hasil fotonya cakep mas
Subahanallah..keindahan yang menakjubkan..bila berada dalam suasana di lembah.Sangat aman dan damai melihatnya ..terbaik
BalasHapusBetul sekali , super indah dan super gagah. Letusan tahun lalu memang mengejutkan.
BalasHapusAh jadi ingat saat di kampung, suka melihat pemandangan gunung dari kejauhan