Tampilkan postingan dengan label Transportasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Transportasi. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 Februari 2018

Petualangan di Kapal Pesiar: Naik ke Kapal SuperStar Virgo



Yo sahabat backpacker, balek lagi nih si cowok ganteng nan unyu. Kali ini aku masih akan melanjutin kisah petualangan gratisku di luar negeri dan kisahnya masih seputar Kota Manila. Kalo sebelumnya aku udah jelajahi Rizal Park dan Intramuros yang merupakan objek wisata bersejarah di Kota Manila ini, sekarang perjalanan ku berlanjut ke Pelabuhan Manila.

Kenapa aku harus ke sana?

Karena hadiah utama kita udah menanti di sana coy.

Apalagi kalo bukan hadiah naik ke Kapal Pesiar SuperStar Virgo. Yups.. kapal pesiarnya udah menanti di sana.

Begitu kami nyampe di Pelabuhan Manila ini, ternyata di pelabuhan udah rame banget ama penumpang yang lagi ngantri untuk chek in. Kami sendiri nggak langsung chek in sih, soalnya kami lagi nunggu manager pemasaran Kapal Pesiar SuperStar wilayah Indonesia yang katanya juga bakal ikut berlayar nemenin kami. Wah... asyik juga tuh.
Udah rame orang di pelabuhan
Sambil nunggu managernya datang, kami memilih untuk duduk-duduk nyantai sambil ngisi kartu imigrasi. Ya aku juga sekalian cuci mata, mana tau ada cewek bening yang ikut berlayar. Tapi sayangnya sih semua cewek beningnya liburan ama keluarganya. Jadi ada bodyguardnya coy. Serem.

Setelah beberapa waktu menunggu, akhirnya sang manager pun datang. Kami langsung aja chek in, soalnya udah nggak sabar juga kan untuk masuk ke kapal ini. Saat chek in, tiket kami diganti dengan satu kartu yang menjadi kunci kabin dan alat transaksi saat berada di atas kapal nanti.
Kartu untuk kunci kabin
Namun sebelum memasuki Kapal Pesiar SuperStar Virgo ini, aku masih harus melewati pemeriksaan metal detector. Ya mirip-mirip di bandara gitu. Setelah itu baru deh ngelewati imigrasi.

Damn! harus ngelewati imigrasi lagi. padahal yang kemarin aja aku masih keringat dingin pas mau ngelewati imigrasi untuk masuk ke Filipina. Akhirnya sambil nunggu giliran, aku ngafal-ngafal apa yang kira-kira bakal dijawab. Maklum coy, bahasa inggris ku masih ambudradul.
 
hey, are you muslim?” tanya petugas imigrasi berkumis itu sambil memeriksa paspor ku.

Yes. I’m muslim sir.” jawabku setelah kaget nggak nyangka akan pertanyaannya.

Me too.” Kata si bapak lagi sambil tersenyum dan kemudian dia juga mengatakan kalo beliau pernah berkunjung ke Surabaya.

wow... i’m from North Sumatera, Medan, Lake Toba.” Kataku.

Si bapak kemudian menstempel pasporku sambil bilang. “enjoy your holiday.

Thank you sir.” Aku pun tersenyum senang.

Asyik... ternyata kali ini aku ketemu petugas imigrasi yang baik dan semua dipermudah, senangnya...

Setelah selesai melewati imigrasi baru deh aku melihat langsung kapal pesiarnya dan wow! Aku lagi nggak bermimpi kan? Serius, ini rasanya kayak mimpi aja. Soalnya aku kan emang berasal dari keluarga nelayan, jadi sebenarnya udah terbiasa dengan laut dan kapal. Tapi kapal terbesar yang pernah kunaiki itu nggak pernah lebih dari 15 meter panjangnya. Sedangkan nih kapal super mewah berlantai 13 dengan panjang mencapai 268 meter. Gilak banget. Setelah ku cubit pipi dan rasanya sakit, akhirnya aku yakin kalo ini bukan mimpi, ini nyata cuy.
Kapal Pesiar SuperStar Virgo
Yang bikin kenyataan ini terasa seperti mimpi adalah aku naik Kapal Pesiar SuperStar Virgo ini gratis sebagai hadiah dari kompetisi d’Traveler of The Year. Jadi jangan iri ya, soalnya ini wisata gratis. Gratis cuy. Jangan iri. Hahaha...
Para pemenang lainnya
Tapi denger-denger sih, harga tiket Kapal Pesiar SuperStar virgo dengan rute Manila-Laoag-Kaohsiung-Hongkong-Manila ini sekitar 9 jutaan gitu katanya untuk pertempat tidur di tipe kabin ocean view. Kalo untuk tipe yang lebih mewah lagi tentu harganya lebih mahal lagi. Itu harganya persatu tempat tidur lho, bukan perkabin.

Buat teman-teman yang mungkin ingin ngerasain juga gimana serunya naik kapal pesiar, untuk mesan tiketnya sekarang bisa mesan di agen wisata terutama saat ada travel fair atau bisa mesan secara online kalo nggak salah.

Zaman sekarang mah semua kan udah bisa online biar kita makin mudah, jangankan tiket kapal pesiar coy, tiket kereta api aja pun sekarang kita bisa pesan secara online. Kalo mau pergi, tinggal ambil hape, buka aplikasi pemesanan seperti Tokopedia, pesan tiketnya dan tinggal berangkat aja deh. Zaman now ya beli tiket kereta lewat Tokopedia aja lah, banyak diskon dan promonya lagi.

Nggak cuma itu aja lho, bahkan sekarang tiket konser kini tersedia di Tokopedia. Kalo mau happy-happy nonton konser tanpa harus capek-capek antri beli tiket ya pesan online aja. Oh ya, kalo mau tiket masuk ke wahana wisata pun juga ada lho. Lebih mudah dan murah cuy. Sekarang mah tinggal mesan bus aja nih yang belum bisa online kalo di Kota Medan.

Ok deh, sekarang saatnya aku naik ke kapal pesiar ini. Let’s go.
Si ganteng nan unyu dan kapal pesiar

Sabtu, 13 Januari 2018

Pengalaman Pertama ke Luar Negeri



Sesampai di Soeta akhirnya aku bertemu dengan orang-orang hebat yang udah berhasil menang di kompetisi d’Traveler of The Year, ada mas Pradikta dari Surabaya pemenang dikategori artikel paling banyak di share di medsos, ada Mas Zudi dari Jakarta pemenang kategori artikel yang paling banyak dibaca dan ada Mas Sofyan dari Bengkulu pemenang kategori foto instagram. Wih... orang-orang hebat semua nih. Kalo aku juga orang hebat nih, orang hebat yang beruntung di Sumatera Utara ada banyak objek wisatanya jadi bisa banyak nulis cerita. Hahaha...

Selesai kenalan, kami kemudian check in. Deg-degan juga sih. Soalnya ini akan jadi pengalamanku yang pertama ke luar negeri dan pengalamanku yang kedua naik pesawat terbang.

Damn! Baru juga kemarin pagi aku naik pesawat untuk yang pertama kalinya dan sekarang aku udah harus naik pesawat lagi untuk yang kedua kalinya. Rasanya nih jantung masih berdebar-debar, belum siap cuy, terutama saat take off dan landing pesawatnya. Takut mati oy...

Yang sialnya, udahlah aku masih serem naik pesawat, ternyata nih pesawat pake acara transit di Malaysia. Sial banget.... artinya dalam satu hari ini aku bakal dua kali naik pesawat dan bakal 2 kali take off dan 2 kali landing. Kampret.

Tapi pesawat Malaysia Air ini asyik juga sih, di setiap kursinya itu dilengkapi tv kecil dengan koleksi film yang beragam dan ada makanannya juga. Sikat.... #anak kost yang nggak bisa liat makanan. Hehehe.

Soalnya kemarin di Citilink kagak ada cuy. Hahaha...

Setelah 2 jam, akhirnya pesawat Malaysia Air yang ku naiki mendarat sempurna di Bandara Internasional Kuala Lumpur dan akhirnya secara resmi aku nginjaki kaki di negeri orang. Hup....
Nyampe juga di Malaysia cuy
Bandara KLIA ini besar banget ternyata. Berhubung penerbangan kami selanjutnya yang menuju Manila waktunya cuma 2 jam lagi, akhirnya kami memilih untuk nggak keluar dari bandara. Ya cuma duduk ngasoy aja di bandara sambil nyobain wifi gratisnya. Kalo mau ke Kuala Lumpur juga nggak bakal sempat waktunya.
Ngaso sambil liatin pesawat di bandara
 Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya kami kembali masuk ke pesawat Malaysia Air dan take off menuju Manila, pemberhentian terakhir kami. Walaupun ini penerbangan ketigaku, tetap aja deg-degan cuy, rasanya jantung tetap berdebar-debar.

Tapi syukurnya, setiap naik pesawat aku selalu dapat kursi di sebelah jendela dan aku pun bisa ngeliat pemandangan yang indah dari ketinggian. Kalo kemarin pagi tuh aku nikmati keindahan matahari terbit dari balik jendela pesawat. Sekarang aku disuguhi pemandangan matahari terbenam dari balik jendela pesawat. Amboy... cakep banget cuy, cahaya jingganya yang kemerahan itu terlihat bersinar di balik awan. Mantap deh.
Indahnya senja di ketinggian ribuan meter
 Dan akhirnya setelah beberapa jam terbang di langit, akhirnya kami nyampe juga di bandara Manila, Filipina. Hup... sekali lagi aku resmi nginjaki kaki di negeri orang. Yeeee...

Tapi kebahagianku nggak berlangsung lama sih, soalnya setelah ini harus ngelewati imigrasi yang bikin deg-degan juga. Moga aja nggak ditanya yang sulit-sulit pikirku, soalnya bahasa inggrisku lumayan kaco. Hahahha...

“what are you doing?” tanya si mister dari ruangan imigrasinya sambil megang pasporku.

“me... with my friend want go to holiday with cruise ship”. Jawabku dengan terbata-bata dengan bahasa inggris yang amburadul -_-“.

“cruise ship?” tanya si mister lagi.

“Yes.. cruise ship.”

“wow.. amazing” kata si mister sambil ngestampel pasporku.

Alhamdulillah.... akhirnya secara resmi aku jalan-jalan di negeri orang.
Selamat datang di Manila

Rabu, 14 Juni 2017

Petualangan di Jakarta: Mencoba Transjakarta

Taman Fatahillah Kota Tua

Museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia, Museum Fatahillah, Taman Fatahillah, Museum Wayang serta Museum Seni dan Keramik telah selesai kujelajahi satu persatu begitu menginjakkan kaki di Kota Jakarta, ibukota Indonesia ini.

Rasanya sudah cukuplah petualangan si cowok ganteng nan unyu ini di Kota Tua Jakarta meski masih ada banyak lagi gedung-gedung bersejarah dengan arsitektur keren di sini. Banyak banget malahan. Tapi sayangnya waktu yang ku miliki cukup terbatas dan hari udah lumayan siang.

Sedangkan objek wisata utamaku di Jakarta ini adalah Monumen Nasional alias tugu Monas. Soalnya tugu ini kan bisa dibilang ikonnya Jakarta, jadi rasanya belum sah ke Jakarta kalo belum ke Monas. Karena itu, aku pun segera beranjak menuju Monas.

Berdasarkan info dari beberapa blog yang ku baca, ada dua cara menuju Monas dari Kota Tua Jakarta, yang pertama naik KRL tujuan Stasiun Juanda dan yang kedua naik Transjakarta. Untuk memaksimalkan penjelajahan di Ibu Kota Indonesia ini, aku pun memilih naik transjakarta, biar sekalian bisa ngerasain gimana rasanya jadi warga Jakarta. Hehe...

Setelah membeli kartu flazz seharga Rp.50.000 dengan saldo Rp.30.000 sebagai tiket transjakarta dari seorang mas-mas yang berdiri di loket transjakarta, aku pun men-tap-kan kartu tersebut di gate halte transjakarta. Tapi kok nggak bisa ya?

Ku coba sekali lagi, tapi tetap aja nggak bisa. Apa kartunya rusak ya?

Terus si mas penjual kartu pun mendekat dan mengajariku caranya.

“Gini mas caranya.” Ucapnya sambil men-tap-kan kartu tersebut dan viola... gerbangnya terbuka.

Damn! Ternyata aku men-tap di layar gate, bukan di tempat tapnya. Soalnya tulisan tempat tapnya memang udah nggak kebaca lagi. Tiba-tiba aku merasa begitu ndeso.

Sial!!! Malu-maluin banget.

“Thanks ya mas.” Ucapku pelan. Sumpah, nggak sanggup lagi rasanya berdiri lama-lama di situ.

Setelah masuk ke dalam halte dan berusaha melupakan kejadian yang amat sangat memalukan itu, aku pun melihat-lihat rute transjakarta. Yang kubaca di blog, ada yang bilang ada transjakarta langsung dari Kota Tua ke halte Monas dan ambil bus jurusan Blok M. Dan ada juga yang bilang ambil bus jurusan halte Harmoni dan nanti dari sana ambil bus jurusan Monas.

Tapi dasar akunya yang nggak sabaran, begitu transjakartanya datang, aku langsung masuk aja ke dalam. Pas udah di dalam baru deh mikir, nih bus tujuan mana ya? Hahaha.... bakal nyasar nggak ya?

Ternyata aku beneran salah bus, ini bus tujuan Pinang Ranti.

aghhh.... tidak..... aku nyasar.

Akhirnya saat di halte Harmoni aku pun buru-buru turun dan menunggu bus tujuan Blok M sambil membaca kembali rute transjakarta. Setelah ku baca baik-baik, ternyata bus tujuan Pinang Ranti tadi juga lewat halte Monas.

Damn! Terus buat apa aku buru-buru turun dan ganti bus?

Tapi nggak apa-apa deh, soalnya asyik juga naik transjakarta ini, selain punya jalur sendiri sehingga bebas macet, kita juga bisa puluhan kali ganti-ganti bus dan tarifnya tetap Rp.3.500, selama kita nggak keluar dari haltenya. Buset... murah banget. Aku jadi berharap di Kota Medan ada kendaraan umum seperti ini. Soalnya bus Mebidang di Medan itu selain nggak punya jalur sendiri sehingga rawan macet, tarifnya juga Rp.6000 untuk jarak dekat dan jauh. Mahal coy.

Setelah beberapa menit akhirnya aku sampe juga di halte Monas. Begitu keluar dari haltenya langsung terlihat Museum Nasional. Ah... ke sini dulu deh baru ke Monas.

Note : foto-foto transjakartanya nggak ada, soalnya aku lupa ngambil fotonya. Hahahaha....

“Kau ini blogger apaan sih, sampe foto-fotonya pun lupa.”

Hahahaha... aku adalah Si blogger ganteng nan unyu. :D
Si ganteng nan unyu

Jumat, 05 Mei 2017

Pengalaman Pertama Naik Pesawat



Terbang pertama kali
Yo Sobat Backpacker, gimana kabar kalian? Semoga sehat selalu ya.

Oh ya, aku udah pulang nih dari cruise trip yang disediain ama pihak detik travel dan antavaya sebagai hadiah dari kompetisi d’Traveler of the year 2016 yang aku menangin kemarin. Gilak banget tripnya cuy, bahkan trip kali ini merupakan trip paling fantastis dalam hidupku. Bukan hanya sekedar bisa menikmati kemewahan dan kemegahan fasilitas dan pelayan dari kapal pesiar yang seperti hotel bintang lima. Tapi trip ini juga punya bonus bisa jelajah Filipina, Taiwan dan Hongkong. Gilakkkkk...

Ha? Oleh-oleh? Mau oleh-oleh dari luar negeri?


Ada nih oleh-olehnya, tapi ambil sendiri di rumahku ya, rumahku yang di plosok Sumatera itu lho, yang di desa Pematang Sei Baru, yang jalannya nauzubillah... hahahaha....

Mau liat? Nih fotonya.
Jalan menuju rumahku

So.. aku ngasi oleh-olehnya cerita dan foto-foto aja ya sob. Nggak apa-apa kan?

Kali ini aku ingin cerita tentang pengalaman ku naik pesawat yang pertama. Yupz, ini adalah kali pertama aku naik pesawat terbang. Sebelumya mah ngetripnya pake kaki, sepeda, motor, bus, kereta api dan kapal kecil doang.

Nah, karena ini pengalaman pertama, so... harus berkesan donk. Karena itu aku sempat bingung juga milih maskapai apa untuk berangkat ke Jakarta, tempat kumpul para pemenang sebelum berangkatan ke luar negeri. Setelah milih-milih, akhirnya sih aku milih naik Citilink, soalnya denger-denger dari media dan review dari beberapa blogger, maskapai ini cukup aman dan nyaman walau harganya sedikit di atas maskapai budget lainnya sih.

Aku sendiri memilih jadwal penerbangan kedua yang berangkatnya itu jam 05.50 WIB. Jadinya jam 4 pagi aku pun harus udah berangkat dari Medan menuju Kuala Namu. Thanks buat Alan Mukti, Bobby dan Aceh yang udah ngantarin ke bandara pagi-pagi buta. Thanks banget ya sob.

Setelah selesai urusan cek in dan boarding yang ternyata gampang walau sempat bingung di awal, kami pun diantar dengan bus ke pesawat dan setelah kami duduk di seat masing-masing, akhirnya perjalanan dengan pesawat pun dimulai.

Wusssshhhh.... pesawatnya take off dengan sempurna, walau aku cukup deg-degan banget sih. Bahkan sebelum take off aku membaca dan mengingat semua panduan keamanannya. Bahkan sampai ngeraba jaket keselamatannya, mastiin keberadaannya. Setelah itu mah megang sandaran tangannya kuat-kuat sambil tak henti berdoa.  #nggaksiapmati 

Hahahaha.....

Tapi, walau deg-degan gitu, pengalaman pertama ku ini sangat berkesan sih, apalagi aku dapat tempat duduk di samping jendela. Sehingga selain bisa memandangi langit dan daratan secara bebas, aku juga dapat bonus melihat sunrise dari ketinggian 11.000 meter. Wow... keren banget sunrisenya. Terlihat cahaya jingga dari matahari yang baru bangun itu menyinari dan menembus awan-awan di bawah sana. Rasanya nggak sia-sia jam 4 pagi harus ke bandara.

Sunrise dari ketinggian 11.000 meter

Sunrise yang sangat indah dan berkesan

Selain itu aku juga terpana dengan pemandangan gumpalan awan hingga daratan awan yang terlihat dari balik jendela. Pemandangan yang biasa selalu ku lihat dengan mendongakkan kepala sekarang aku melihatnya dengan menunduk. Pemandangan yang juga membuatku sadar betapa kecilnya aku di hadapan semesta.
Negeri di atas awan
Akhirnya setelah hampir 2 jam berada di udara, perlahan kepulauan seribu terlihat. Gugusan pulau-pulaunya itu terlihat cantik. Lalu setelah itu nampak deh Teluk Jakarta dan ribuan kapal yang terlihat kecil dari atas sini. Dan akhirnya terlihat pemandangan kota Jakarta dengan gedung-gedungnya yang menjulang tinggi. Welcome to Jakarta dan petualangan dimulai dari sini.
Teluk Jakarta dan kapal-kapal
welcome to Jakarta