Tampilkan postingan dengan label Transportasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Transportasi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 29 Maret 2020

Bundaran HI, Bus Gratis, Ketoprak dan Damri ke Halim Perdana Kusuma

Puas banget rasanya, setelah sekian lama akhirnya aku bisa melihat secara langsung tempat para tokoh pahlawan nasional merumuskan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan melihat langsung lokasi pembacaan naskah poklamasi kemerdekaan tersebut yang sekarang menjadi Taman Proklamasi.

Saat pertama kali datang ke Jakarta setahun yang lalu, dua tempat ini sudah masuk dalam daftar tempat yang ingin kukunjungi. Namun gara-gara antrian buat naik ke puncak Monas tuh lama banget, bahkan sampe sore hari. Akhirnya gagal deh rencana tersebut dan baru sekarang terwujudnya.

Setelah puas mengelilingi dan melihat-lihat koleksi yang ada di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, aku pun segera keluar dari museum dan melanjutkan petualangan satu hariku di ibu kota.

Pas banget di depan museum ini ada halte bus feeder transjakarta, dengan naik bus aku melanjutkan petualangan menuju Bundara HI.
Bundaran HI
Brmmm.. brmmm...

Bundaran HI

Bundaran HI ini bisa dibilang salah satu ikonnya Jakarta. Dibangun pada tahun 1962 untuk menyambut para olahragawan yang bertanding di Asian Games IV. Tugunya dibangun setinggi 30 meter dan di puncaknya ada sepasang patung setinggi 7 meter yang sedang melambai.
Sepasang patung di puncak bundaran
Patung Bundaran HI aja berpasangan, kok kamu kagak sih?

-_-

Aku turun dari Transjakarta di Halte Thamrin yang nggak jauh dari Bundaran HI. Dari sana aku berjalan sampe ke bundaran. Emang keren sih nih bundaran, di sekelilingnya ada banyak gedung-gedung tinggi kayak Mall Grand Indonesia, Hotel Indonesia, Plaza Indonesia, Thamrin CBD, dan banyak lagi gedung-gedung tinggi lainnya jadi keliatan megah.

Aku pun duduk sejenak di bangku kayu yang ada di trotoar dekat Bundaran HI. Menikmati pemandangannya. Kalo hari minggu, di sini biasanya menjadi lokasi car free day dan ada banyak cewek-cewek cakep yang olahraga. Tapi karena nih hari sabtu, kagak ada car free day, yang ada matahari yang puanas banget dan asap knalpot. Asem banget.
Jalan menuju Bundara HI

Selfie di tengah cuaca terik
Setelah cukup istirahat, aku pun melanjutkan perjalanan dan saat itulah aku melihat bus transjakarta yang bertingkat dua. Ups.. menarik nih.

Bus Gratis

Bus yang kulihat itu emang bus gratis yang disediain buat wisatawan yang ingin berkeliling Jakarta. Busnya punya banyak rute ke berbagai tempat wisata di Jakarta. Oleh karena itu, aku segera naik ke dalam bus ini dan duduk dimanapun, karena isi busnya nggak begitu rame. Busnya nyaman banget, karena semua penumpang diwajibkan dapat tempat duduk. Kalo udah penuh, harus nunggu bus yang selanjutnya. Pemandangan dari bus juga jelas, apalagi kalo dari lantai duanya, keren uy.
Bus tingkat gratis

Masih sepi isinya cuy

Semua dapat tempat duduk

Pemandangan dari jendela bus
Brmm... Brmm...

Berhubung aku pengen ke Kota Tua, jadi aku harus pindah bus di depan Istiqlal. Begitu kata mbak-mbak cakep yang bertugas di dalam bus gratis ini. Jadi setelah berganti bus, akhirnya aku nyampe juga di Kota Tua.

Kota Tua

Sesampainya di Kota Tua, aku langsung menuju Taman Fatahillah, tujuanku cuma mau nyantai sambil menikmati bangunan-bangunan tua yang ada di Kota Tua ini. Apalagi dulu aku juga udah ngunjungi museum-museum yang ada di Kota Tua ini. Hanya Museum Bahari doang yang belum kesampaian ku kunjungi. Pengen sih ngunjunginya, tapi bentar lagi aku harus ke bandara, jadi aku balik lagi ke halte bus gratis dan berangkat ke Monas.
Taman Fatahillah dan Meriam Si Jagur
Let's go...

Kulineran di Lenggang Jakarta

Tujuanku ke Monas ini bukan untuk naik ke Monumen Nasionalnya, karena dulu pun aku udah pernah naik ke atas dan antriannya puanjang banget. Jadi kali ini aku ke Monas mau makan siang sekalian kulineran di Lenggang Jakarta. Lenggang Jakarta ini emang merupakan area food court di Monas yang punya banyak menu terutama makanan khas Indonesia.

Di sini aku memesan Ketoprak yang merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang sangat terkenal di Jakarta. Ketoprak ini terbuat dari ketupat, tahu, bihun, touge, telur rebus dan disiram kuah kacang. Rasanya mantap cuy, walau harganya juga lumayan mantap sih, Rp. 20.000 perporsi.
Sepiring ketoprak

Bus Damri ke Halim Perdana Kusuma

Selesai mengisi perut, aku pun berjalan ke Stasiun Gambir karena aku akan menuju bandara. Sesampainya di loket Damri, aku pun segera memesan tiket.

“Mbak, tiket ke Halimnya satu.”

“Maaf Mas, kita nggak menyediakan bus ke Halim.” Jawab si mbak.

“ Jadi kalo mau ke Halim, naiknya dari mana mbak?”

“ kita emang nggak punya bus yang tujuan Halim Mas.”

“ Serius Mbak?”

“ Dua ciyus malah.”

Asem lah. Padahal di situs-situs yang membahas tiket katanya ada bus dari dari Gambir ke Halim. Tapi kenyataannya malah kagak ada. Dasar situs pembohong. Aghhh... Kesel rasanya.

Segera aku memutar otak, waktu yang ku punya nggak begitu banyak dan jarak dari Gambir ke Halim juga cukup jauh. Jika naik Transjakarta, bakal ribet nyari rutenya lagi. Jadi pilihan terbaiknya adalah naik motornya abang ojol. Syukurnya orderanku segera diterima si abang ojol.

Brmmm... Brmm...

Akhirnya setengah jam sebelum waktu chek in, nyampe juga di Halim Perdana Kusuma. Sumpah, Gambir ke Halim naik motor itu kerasa banget jauhnya, apalagi ada banyak kemacetan yang dilalui dan juga ada kejadian motor abang ojol hampir disenggol kendaraan lain.

 Ahh.. capek rasanya cuy.
Nyampe juga di Halim Perdana Kusuma

Minggu, 22 Maret 2020

Naik Kereta dari Jogja ke Jakarta

Sesaat lagi kereta api ekonomi Jaka Tinggir tujuan bla.. bla.. bla.. Pasar Senen akan diberangkatkan melalui peron 2, kepada para penumpang yang masih berada di luar kereta harap segera memasuki kereta. 
Stasiun Lempuyangan

Kereta Api Ekonomi Jaka Tingkir

Begitulah kira-kira pengumuman dari petugas kereta api saat Kereta Api Ekonomi Jaka Tingkir yang kunaiki akan berangkat dari Stasiun Lempuyangan, Yogyakarta dengan tujuan akhir Stasiun Pasar Senen, Jakarta. Tiket kereta ini ku beli seharga Rp. 170.000, cukup murah menurutku dan pastinya lebih aman dan nyaman. Seharusnya ada yang lebih murah sih, Rp. 70.000-an. Tapi tiketnya udah abis. Keretanya sendiri berangkat jam 18.55 malam dan diperkirakan nyampe di Jakarta jam 3.30 pagi.

Di dalam kereta ini, aku memilih duduk di sebelah jendela, tepatnya di Gerbong 1 kursi No. 5D. Tapi karena perjalanannya malam, jadi kagak keliatan pemandangan apapun di luar sana. Gelap doang yang keliatan. Cuma sesekali terlihat ada perkotaan yang aku pun nggak tau kota apa itu.

Kereta Api Ekonomi Jaka Tingkir yang berangkat PP dari Stasiun Purwosari tujuan akhir Stasiun Pasar Senen ini menurutku cukup nyaman, karena dilengkapi AC, toilet, colokan listrik dan bisa nyewa selimut juga kalo kedinginan. Satu aja sih yang kurang, nggak ada cewek cakep yang duduk sekursi ama aku. Jadinya boring deh sepanjang perjalanan. 😂

Tapi nggak apa-apa juga sih, soalnya aku juga harus beristirahat, agar esok saat tiba di Jakarta, kagak ngantuk. Setelah aku merapikan dan mengamankan benda-benda berharga tapi nggak berharga buat orang lain, aku pun segera terlelap di kursi kereta ini.

Zzzzzz....

Sesaat lagi Kereta Api Ekonomi Jaka Tingkir akan memasuki stasiun akhir Pasar Senen, kepada para penumpan harap periksa kembali barang bawaan anda agar tidak tertinggal atau tercecer di dalam kereta.

Terima kasih telah menggunakan layanan Kereta Api Indonesia, sampai jumpa di perjalanan anda selanjutnya.

Hoaamm... Aku terbangun ketika kereta api sudah mau sampe di Stasiun Pasar Senen. Segera ku beresi barang-barang bawaanku dan kumasukkan ke dalam backpack. Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, aku pun turun dari kereta ini setelah keretanya berhenti sempurna di stasiun.
Kereta Api Ekonomi Jaka Tingkir, sumber: wikipedia
Stasiun Pasar Senen

Asem... Di luar masih gelap banget. Pas liat jam, ternyata masih jam 4 pagi. Jadi kuputusin buat nunggu pagi di stasiun aja.

Beruntung ruang tunggu Stasiun Pasar Senen ini luas dan ada banyak bangku-bangku panjang. Setelah mengamankan barang bawaan dan menjadikan backpack sebagai bantal, aku pun kembali istirahat di ruang tunggu stasiun.

Setelah jam 5.30, barulah aku bersih-bersih badan dan mengganti pakaian di kamar mandi stasiun. Syukur aja kamar mandinya masih bersih. Setelah itu, aku kembali menunggu pagi di ruang tunggu.

Akhirnya jam 7 pagi baru deh aku keluar dari stasiun dan mencari sarapan di sekitar stasiun. Sayangnya beberapa warung dan resto fast food sekitar stasiun masih tutup, jadi aku milih buat sarapan di pedagang kaki lima yang mangkal di depan stasiun.

Sarapan dengan sepiring nasi berlaukkan telur dadar dan sambal teri pake tempe ku tebus seharga Rp. 12.000. Kerasa banget beda harganya ama makanan saat di Jogja. Tapi wajar sih, namanya juga Jakarta, semuanya mahal, yang murah di sini mah ya masalah. 😂

Selesai dengan urusan perut, aku pun segera berangkat untuk menjelajah ibu kota ini sebelum kembali ke Kota Medan ntar sore.
Stasiun Pasar Senen, sumber: wikipedia

Bang Ojol, lets go...

Nb: aku lupa motoin, fokus di perjalanan soalnya

Kamis, 03 Oktober 2019

Berangkat Menuju Yogyakarta

Hai sahabat backpacker...

Selamat datang di blog backpack sejarah. Sekarang aku lagi ada di Bandara Internasional Kuala Namu, Deli Serdang. Yup... Hari ini aku mau berangkat menuju Yogyakarta.
Petualang ganteng di Kuala Namu
Bandara Internasional Kuala Namu
Cihuy...Jalan-jalan lagi.

Sebenarnya nggak jalan-jalan juga sih, tapi aku disuruh buat nganterin adekku, si Rizlan yang pengen mondok di Magelang. Berhubung nih anak belum pernah pergi yang jauh-jauh, apalagi naik pesawat, jadi aku diutus untuk nganterinnya sampe ke tempat.
Ya nggak apa-apa sih, lumayan bisa sekalian jalan-jalan. 🤣

Setelah proses cek in yang mudah, kami pun segera naik ke pesawat yang akan membawa kami menuju Yogyakarta di Tanah Jawa. Berhubung ini pengalaman terbang pertama si Rizlan, jadi aku memilih maskapai Citilink, soalnya menurutku maskapai ini cukup ok lha untuk kalangan ekonomi. Apalagi pengalaman terakhirku naik Lion Air itu kurang menyenangkan, bisa dibaca di sini, Petualangan di Luar Negeri: Kembali Pulang.
Nih orang yang mau dianterin
Sepanjang penerbangan menuju Jogja, aku cuma nikmati pemandangan dari balik jendela pesawat. Tapi ada satu hal yang menarik perhatianku, yaitu beda pemandangan saat di atas Pulau Sumatera dengan Pulau Jawa. Kalo di Pulau Sumatera, pemandangan yang terlihat tuh lebih banyak perkebunan dan sesekali doang yang terlihat perkotaan. Sedangkan kalo di atas Pulau Jawa, pemandangannya berupa perkotaan, perumahan dan sesekali pertanian berupa sawah. Pantes aja nih pulau disebut pulau terpadat.
Pemandangan dari jendela pesawat

Liburan bareng yuk
Setelah beberapa jam di dalam pesawat, akhirnya sekitar jam 3 sore kami pun mendarat dengan selamat di Bandara Internasional Adi Sutjipto, Yogyakarta.

Welcome to Yogyakarta.
Welcome to Jogja


Minggu, 22 September 2019

Objek Wisata di Hong Kong


Hai sahabat backpacker, selamat datang lagi di blog backpack sejarah, blognya petualang yang ganteng dan unyu. :)

Kali ini aku mau berbagi daftar tempat-tempat wisata bisa kawan-kawan kunjungi kalo lagi traveling di Hong Kong. Btw daftar ini kubuat berdasarkan tempat-tempat yang emang udah pernah kukunjungi saat jalan-jalan di sana beberapa waktu yang lalu. Jadi daftarnya cukup pendek dan sedikit, tapi udah kubuktiin secara langsung.

Oke deh, langsung aja, inilah dia daftar tempat wisata yang ada di Hong Kong.

1. Victoria Peak
Kalo menurutku, Victoria Peak ini adalah salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi kalo lagi traveling di Hong Kong. Victoria Peak merupakan sebuah gunung di bagian barat daya Hong Kong dan titik tertinggi di pulau ini. Salah satu tempat yang wajib dikunjungi di Victoria Peak ini adalah Peak Tower.
Hong Kong dari Victoria Peak

2. Peak Tower
Peak Tower adalah sebuah bangunan di puncak Victoria Peak. Bangunan ini punya banyak hal menarik di dalamnya. Mulai dari Sky Terrace 428, Madame Tussaud, Peak Market hingga Peak Galleria, di sini juga ada pusat perbelanjaan. Selengkapnya bisa dibaca di sini.
Peak Tower

3. Sky Terrace 428
Inilah tempat yang wajib dikunjungi kalo lagi di Victoria Peak. Tempat ini merupakan sebuah anjungan dari menara Peak Tower. Dari tempat ini, kawan-kawan bisa melihat panorama Hong Kong dan Semenanjung Kownloon secara bebas. Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini.
Sky Terrace 428

4. Madame Tussauds
Madame Tussauds adalah sebuah museum patung lilin dari tokoh-tokoh terkenal di dunia. Di museum ini juga terdapat patung lilin dari tokoh Indonesia, yaitu Presiden Soekarno dan Presiden Jokowi. Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini.
Madame Tussauds

5. Peak Market
Peak Market ini bisa dibilang pusatnya perbelanjaan oleh-oleh di Peak Tower. Di sini ada berbagai macam benda seperti gantungan kunci, magnet kulkas, jam antik, gelas, dan banyak benda lainnya. Tapi sayangnya harganya lebih mahal daripada pusat perbelanjaan lainnya. Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini.
Peak Market

6. Mong Kok
Mong Kok bisa dibilang pusatnya oleh-oleh di Hong Kong. Di pasar ini kita bisa nemuin banyak barang yang bisa dijadiin oleh-oleh. Mulai dari gantungan kunci, mug, hingga makanan ringan pun ada banyak. Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini.
Mong Kok

7. A Symphony of Light
adalah sebuah pertunjukan multimedia dari cahaya lampu dan suara paling spektakuler di dunia dan diakui sebagai salah satu pertunjukan yang ikonik di Hong Kong. Menurut ku sih, pertunjukan ini wajib disaksiin kalo lagi di Hong Kong. Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini.
A Symphony of Light

8. Selat Victoria
Selat Victoria adalah selat yang memisahkan Pulau Hong Kong dengan Semenanjung Kowloon. Pemandangan di selat ini keren banget, soalnya bisa liat kapal berlalu lalang dengan latar gedung-gedung pencakar langit. Kalo malam hari, cahaya lampu gedungnya juga terpantul di permukaan Selat Victoria, cantik banget lho. Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini.
Selat Victoria

9. Nyobain Transportasi Hong Kong
Hong Kong bisa kubilang adalah negara dengan sistem transportasi yang lengkap dan nyaman. Di sini tersedia bus tingkat, mrt, tram, hingga kapal ferry. Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini.
Naik MRT

10. Nyobain Pedestrian Hong Kong
Pedestrian di Hong Kong juga sangat keren sih menurutku, soalnya tempatnya bersih dan nyaman. Terus pedestriannya nggak cuma ada di pinggir jalan doang, tapi ada juga yang jalan layang. Untuk selengkapnya bisa dibaca di sini.
Pedestrian Layang di Hong Kong

Ku rasa cukup segitu aja sih daftar tempat-tempat wisata menarik yang pernah ku kunjungi di Hong Kong. Tapi kalo nanti aku ke Hong Kong lagi, daftar ini bakal kuperpanjang lagi, soalnya masih banyak tempat wisata yang menarik di Hong Kong, yang sayangnya belum sempat ku kunjungi.
Si ganteng yang unyu di Hong Kong

Btw aku juga sedikit video saat di Hong Kong.

Senin, 16 September 2019

Petualangan di Luar Negeri: Kembali Pulang

Selamat pagi sahabat backpacker...

Pagi ini adalah pagi terakhir ku di atas Kapal Pesiar Superstar Virgo. Barang-barangku pun udah ku simpan rapi di dalam tas ransel yang ku bawa untuk berpetualang saat ini dan tepat jam 8 pagi nanti, kapal ini akan merapat di Pelabuhan Manila.

Sebelum itu, kami menyempatkan diri untuk sarapan sejenak. Lumayanlah sarapan mewah untuk mengawali perjalanan pulang ini. Saat sarapan itu, kami mulai melihat kapal-kapal berukuran besar dan kecil berlalu lalang yang menandakan kami semakin dekat dengan pelabuhan. Sesekali juga terlihat bapak-bapak nelayan yang melambaikan tangan.

Tak begitu lama, kami tiba dengan selamat di Pelabuhan Manila. Berhubung siang ini  penerbangan kami menuju Jakarta, kami segera mencari taksi untuk membawa kami menuju bandara.

Ah... Kemacetan Kota Filipina terasa sepanjang perjalanan. Beruntung kami tiba tepat waktu.
Ninoy Aquino International Airport
Setelah cek in dan segala urusan tetek bengeknya selesai, perjalanan pulang kami dengan Malaysia Air pun dimulai. Berhubung aku duduknya di sebelah jendela, jadi sepanjang penerbangan ini, aku cukup menikmati pemandangan yang ada, karena di bawah sana terlihat pulau-pulau kecil dan lautan biru.
Pemandangan dari pesawat

Pulau Kecil dan Lautan Biru
Setelah sempat transit dan mengalami delay di Bandara Internasional Kuala Lumpur, kami kembali terbang menuju Jakarta. Tak begitu lama, senja pun menyapa kami. Pemandangan senja dengan cahaya matahari yang temaram terlihat cukup cantik juga sebagai penutup hari itu. Tak lama, malam pun tiba, dan hanya gelap yang terlihat di luar jendela pesawat.
Pemandangan Sunset dari pesawat
Setelah beberapa jam di dalam pesawat, akhirnya kami tiba di Bandara Soekarno Hatta dengan selamat. “Ah... Selamat datang kembali di Indonesia.” Ucapku pada diri sendiri.
Dari bandara kami kemudian melanjutkan perjalanan ke hotel yang ada di belakang kawasan bandara. Malam ini kami akan menginap di sana sebelum besoknya kembali ke rumah masing-masing.

Btw sebelum tidur, kami juga sempat makan ayam geprek yang ada di dekat hotel. Setelah hampir seminggu nggak makan sesuatu yang pedas di atas kapal, akhirnya kami bisa kembali makan sambel yang pedas. Mantap..

Pertama kali Naik Lion Air

Besoknya pejalanan pulang ku pun dimulai dan kali ini aku akan menggunakan maskapai Lion Air. Soalnya penasaran juga, gimana sih rasanya naik Lion Air ini, apalagi selama ini pemberitaan tentang Lion Air nggak begitu bagus. Jadi makin penasaran.

Kesan pertamaku saat mau naik Lion Air ini adalah, antrian cek in nya yang panjang banget. Karena mereka cuma buka beberapa konter cek in, padahal yang mau cek in tuh rame dan punya rute tujuan yang berbeda.
Antrian cek in yang panjang
Yang kedua, saat masuk ke dalam pesawat, ternyata penumpang Lion Air ini cukup berisik. Bahkan ada satu kejadian lucu, yaitu saat ada seorang ibuk-ibuk yang nggak mau duduk di kursinya padahal pesawat udah mau take off. Setelah 3 kali dikasi tau ama mbak pramugari dan si ibuk tetap nggak mau duduk dan tetap asyik ngobrol ama ibuk-ibuk yang lain, si pramugari akhirnya ngambek sambil bilang “terserah deh” saat berbalik badan. Wkwkwkwkwk...

Dan kesan terakhirku saat naik Lion Air ini adalah kurang nyaman. Soalnya sandaran kursiku nggak bisa diturunin. 2 jam perjalanan, aku cuma bisa duduk lurus. Nyebelin banget. -_- Dan saat aku mau motret pemandangan di luar, tenyata hasilnya kayak gini. Jendelanya baret-baret cuy. Kagak bisa moto. Hadewh....
Pemandangan dari Lion Air
Akhirnya jam 3 sore aku tiba juga di Bandara Internasional Kuala Namu. Untuk menuju kota Medan aku memilih menggunakan Kereta Bandara, ya itung-itung balas dendam untuk penerbangan tadi.
Kereta Bandara Kuala Namu
Sayangnya begitu aku tiba di Stasiun Kereta Api Kota Medan, hujan deras pun mengguyur kota ini. Dan tak lama kemudian jalanan di depan stasiun mulai terendam air. Ah... Bakal susah pulang nih.

Dengan berusaha menghindari air, aku pun naik ke angkot untuk menuju kost. Tapi saat di angkot, si supir masih juga masukin penumpang meskipun nih angkot udah kepenuhan. Jadinya sesak dan panas deh, apalagi di luar juga macet karena jalanan yang terendam air.

Banjir, macet dan padat.

Ya... Selamat datang lagi di kehidupan nyata. Liburanmu kemarin di Kapal Pesiar, di Filipina, di Taiwan dan Hong Kong udah usai.
Cuma itu yang bisa kuucapkan.

Minggu, 15 September 2019

Petualangan di Kapal Pesiar: Gala Dinner dan Hari Terakhir di Kapal

Hai sahabat backpacker, selamat pagi semuanya.
Pagi ini aku masih ada di atas kapal pesiar Superstar Virgo. Setelah bangun tidur, akupun Segera mandi dan berganti pakaian. Setelah itu, seperti rutinitas biasaku saat di kapal, aku pun naik ke sun deck untuk sekedar menghirup angin laut di pagi hari dan melihat sunrise. Tapi karena anginnya cukup kencang dan dingin, kali ini aku nggak berlama-lama di atas sini. Dingin uy...
Pagi di atas kapal pesiar
Setelah itu, aku pun turun ke resto favorit di kapal pesiar ini, yaitu Resto Mediterranian Buffet. Resto favoritku, soalnya di resto ini aku bisa ambil makanan sepuasnya dan semuanya gratis karena sudah termasuk dalam biaya tiket kapal. Mantap banget...

Menu sarapan pagi ini adalah nasi, mie goreng dan kentang goreng pake saos. Sedangkan minumannya adalah jus jeruk hangat. Beuh... Mantap uy. Meski sederhana tapi cukup nikmat kok, apalagi makannya di atas kapal pesiar. Awas iri ya. :p
Sarapan pagi ini
Saat sedang asyik menyantap sarapan sambil menikmati indahnya laut lepas di Laut China Selatan ini,  tiba-tiba pasangan yang duduk di sebelah, sarapan sambil suap-suapan. Sarapanku yang tadinya nikmat, tiba-tiba terasa hambar. -_-

Mending balik ke kabin dah...
Balik ke kabin cuy
Hari ini kami tidak memiliki agenda sih, soalnya hari ini kapal pesiar Superstar Virgo yang kami naiki ini memang tidak akan singgah di pelabuhan manapun. Tetapi akan terus berlayar seharian di lautan bebas kembali menuju Manila.
Laut China Selatan
Oleh karena itu, untuk mengisi waktu luang, kami hanya berkeliling kapal saja, melihat-lihat fasilitas dan berbagai ruangan yang belum kami lihat sebelumnya. Di kapal ini terdapat pusat perbelanjaan, ya kayak mall-mall gitu sih. Yang dijual juga banyak, ada koper, pakaian hingga jam tangan. Semuanya bermerek dan harganya muahal banget. Misalnya jam tangan, harganya sampe 1,5 jutaan yang paling murah. -_-

Sebenarnya toko-toko di dalam kapal pesiar ini adalah toko duty free, alias bebas dari pajak. Tapi karena yang dijual tuh barang bermerek dan mewah, ya tetap aja nggak cocok buat kantong backpacker kayak aku. -_-
Mall di dalam kapal pesiar
Di sini juga ada toko yang menjual cenderamata khas kapal pesiar ini. Hampir semua barangnya punya cap kapal pesiar, mulai dari gantungan kunci, mug, kaos, handuk, dan banyak lagi yang lainnya.
Souvenir khas kapal pesiar
Oh ya, di dalam kapal juga ada salon lho, sekali pangkas cuma sekitar 150-250 ribuan. Kayaknya kalo aku pangkas di situ, jadi ganteng banget deh. Wkwkwkwk...

Setelah kami selesai berkeliling, kami pun kembali bersantai dan bersiap untuk jamuan makan malam ntar. Soalnya ntar malam kami akan mengikuti acara gala dinner di restoran Genting Palace. Acara makan malam ini merupakan acara yang istimewa, untuk mengikutinya pun harus daftar terlebih dahulu.

Tepat jam setengah 7 malam, kami pun bersiap dengan pakaian batik yang rapi dan segera menuju Restoran Genting Palace yang ada di deck 6. Baru saja sampe di pintu masuknya, kami langsung disambut dua orang berpakaian jas hitam yang dengan sigap mengantarkan kami ke meja yang kami pesan.
Bangga pake batik di luar negeri

Satu persatu menu yang kami pesan pun datang. Mulai dari sup, salad, hidangan utama, hingga hidangan penutup. Semua menu yang disajikan rasanya sangat berkelas. Hidangan utamanya aja beef steak dan lobster. Btw lobster ternyata rasanya mirip rasa udang harimau, cuma lebih juice dikit. Oh ya, untuk hidangan penutupnya kami milih es krim dan lumayan bikin heboh, soalnya hiasan es krimnya berupa buah ciplukan, buah yang biasanya ada di hutan dan ladang belakang rumah. Tapi di sini malah jadi hiasan es krim berkelas.
Es cream dengan buah ciplukan
Selesai mengikuti Gala Dinner yang berkesan tapi ribet dengan sendok dan garpunya. -_- Kami kemudian pergi ke untuk menonton Gala Show: Memory Lane di Lido Theater. Show kali ini diisi acara tarian dan dansa yang diselingi dengan aksi akrobatik. Cukup menghibur.
Dengan selesainya pertunjukan, selesai pulalah agenda malam terakhir kami di kapal pesiar ini. Besok kami akan kembali ke Manila dan melanjutkan perjalanan untuk pulang ke rumah.
Gala Show terakhir

Jumat, 23 Agustus 2019

Petualangan di Hong Kong: Mong Kok dan Pedestrian di Hong Kong

Brmm... Brmmm...

Kami kembali menyusuri jalanan Hong Kong dan kali ini kami naik bus tingkat. Bus tingkat memang salah satu moda transportasi yang cukup diandalkan di Hong Kong. Busnya nyaman, haltenya banyak dan menjangkau ke tempat-tempat wisata serta ongkosnya juga masih terjangkau untuk ukuran Hong Kong.

Kami naik bus ini dari halte yang ada di dekat Peak Tower. Dan kali ini aku memilih duduk di tingkat 2 di dekat jendela, biar puas nikmati pemandangan saat turun dari Victoria Peak. Victoria Peak ini pun memang keren, di sini kawasannya elit, rumahnya pun megah-megah. Sesekali juga terlihat gedung-gedung pencakar langit yang memenuhi kota Hong Kong.
Hong Kong dari Victoria Peak
Tujuan kami sekarang adalah halte di dekat stasiun MRT Admiralty, soalnya dari sana kami mau ngelanjutin naik MRT ke Mong Kok, pusatnya oleh-oleh di Hong Kong. Meski tadi udah beli beberapa benda di Peak Market, tapi masih kurang sih buat orang-orang di rumah. Ya sekalian nyari yang murah di Mong Kok.

Bus pun terus melaju dengan nyaman, pemandangan keren terus kami lihat di sepanjang perjalanan, hingga akhirnya bus pun berhenti di halte dekat Admiralty. Tapi dasar kaminya yang geblek, kami malah nggak sadar dan masih asyik nikmati pemandangan. Setelah bus berjalan beberapa meter, baru deh kami sadar kalo kami terlewat dari halte yang dituju. -_-

Mas Zudi huru-buru turun untuk memberitahu supir. Tapi kata supirnya, kalo mau berhenti harus nunggu halte selanjutnya, walaupun cuma terlewat 5 meter doang. Ya mau gimana lagi, jadi kami pun akhirnya nunggu bus berhenti di halte di selanjutnya yang syukurnya sih nggak begitu jauh. Baru deh kami turun.

Hup... Begitu menginjakkan kaki, kepala ku kembali mendongak, liatin gedung-gedung tinggi di sini. Lama-lama bisa sakit leher juga nih. -_-

Btw kami turunnya juga nggak jauh dari The Hong Kong Observation Wheel alias bianglala Hong Kong yang punya 42 gondola itu. Tapi kami nggak ke situ sih, katanya mahal uy.

Backpacker hemat
Bus tingkat Hong Kong dan The Hong Kong Observation Wheel

Gedung-gedung tinggi di Hong Kong

Dari halte, kami lantas berjalan kaki menuju Stasiun MRT Admiralty. Kerennya, pedestrian untuk pejalan kaki di sini tidak cuma ada di bawah doang, tapi ada juga pedestrian layang. Pedestrian layang ini keren banget, tempatnya bersih, banyak petunjuk arah dan terhubung ama halte, stasiun dan pusat perbelanjaan. Pemandangan dari pedestrian layang ini juga cakep.
Pedestrian layang di Hong Kong

Pemandangan dari pedestrian layang Hong Kong
Di sini aku bisa mengerti bagaimana Hong Kong bisa mengatasi kemacetan untuk kota sebesar ini. Pertama mereka memiliki moda transportasi umum yang lengkap, mulai dari mrt, bus, tram hingga ferry. Transportasi umum ini juga menjangkau hingga ke pinggiran kota dan harganya cukup terjangkau.

Yang kedua mereka memiliki pedestrian yang nyaman dan aman buat pejalan kaki. Malah nyaman banget. Jadi keinget pedestrian pejalan kaki di sini, jangankan mau nyaman, aman aja kagak dapat. Baru jalan kaki bentar, udah dikleksonin ama motor, bahkan mobil pun ada. -_-

Lanjut

Setelah tiba di stasiun Admiralty, kami pun kembali naik MTR menuju stasiun Mong Kok. Setibanya di Mong Kok, bingung juga sih mau nyari oleh-oleh dimana, soalnya nih tempat ternyata luas banget.
Jalan-jalan di Mong Kok

Saat itu lah aku bertemu 3 orang mbak-mbak berjilbab yang wajahnya Indonesia. Bisa nanya ama mereka nih, pikirku. Soalnya kalo nanya ama penduduk asli, ntar mereka jawabnya pake bahasa Mandarin, aku yang pusing. Bahasa Inggrisku aja masih kacau kok. -_-

“permisi mbak, numpang nanya dong, kalo nyari oleh-oleh di sekitar sini yang berupa makanan halal, dimana ya mbak?” tanyaku pada mereka.

“ @_#(#)-$$(#)” jawab si mbak. Jawaban yang bikin aku pusing.

Okelah mereka nggak jawab pake bahasa Mandarin, tapi mereka jawabnya pake bahasa Jawa. Hadewh... Aku bukan orang jawa atuh mbak, dan nggak bisa bahasa jawa juga. -_-

Tapi untungnya mas Dipta bisa bahasa Jawa, wong dia uwong Jawa Timur, akhirnya mereka yang ngobrol, saya mah pura-pura nyimak aja. Padahal kagak ngerti uy.

Setelah mereka pergi, baru deh mas Dipta jelasin ke aku dimana tempatnya dan aku pun segera otw ke toko yang dimaksud. Di sini aku cuma beli sejenis kue gitu dua box, buat orang-orang di rumah aja sih.

Selesai dengan oleh-oleh, kami kembali menyusuri Mong Kok ini dan nemu sesuatu yang unik. Jadi di tengah jalannnya, ada jalanan yang di tutup, di situ ada penyanyi dengan alat musiknya. Terus siapapun boleh berjoget bersama, kayak di Jogja gitu. Dan yang joget ternyata ini. -_-
Semangat amat si kakek
Puas di Mong Kok, kami kembali ke Tsim Sha Tsui, ada agenda yang harus kamu tonton di sana, yaitu A Symphony of Lights.

Lets go... 
Si ganteng yang unyu lagi di Mong Kok