Tampilkan postingan dengan label Astronomis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Astronomis. Tampilkan semua postingan

Kamis, 26 April 2018

Petualangan di Kapal Pesiar: Barbekyu, Senja, Sulap dan Ngetes Gala Dinner









Setelah menikmati keindahan alam Ilocos Norte, agenda kami selanjutnya adalah mengikuti acara barbekyu di samping kolam renang yang disediain ama pihak kapal. Wuih... mantap cuy. Dalam acara barbekyu ini, tersedia berbagai macam olahan daging dan semuanya enak-enak. Semua rasanya juara. Salah satu yang paling ku suka itu daging entah ayam atau burung yang dipanggang lalu diberi saus.
Acara barbekyu di samping kolam renang
banyak banget dagingnya cuy
Dagingnya gede-gede dan bikin ngiler
Wihhh... Rasanya bikin nagih banget. 

Selain daging, juga tersedia berbagai olahan dari sayuran, jamur dan masih banyak yang lainnya dan setiap rasanya itu enak-enak. Bahkan berbagai olahan seafood pun ada lho cuy. Semua ini bisa dinikmati sepuasnya sampe perut penuh. Jadi silahkan makan....
Ini yang paling aku suka
 Ayiknya lagi acara ini bersamaan dengan waktu sunset, jadi bisa deh nikmati keindahan sunset sambil nikmati makanan-makanan yang super enak-enak.

Sunset yang romantis dan makanan lezat, Duh.. nikmat mana lagi yang kau dustakan.

Aku snediri sih pas waktu sunset nyempatin juga untuk mengabadikan momen ini. Apalagi aku emang penyuka momen langit. Sunsetnya sendiri juga cukup indah dan jelas tanpa adanya polusi.
Sunset tanpa polusi di tengah laut
 Saat-saat ketika sang raja siang itu tenggelam di ufuk barat memberi pemandangan yang indah dengan bias cahaya jingga kemerahan yang memenuhi penjuru langit. Cahayanya juga terbias di atas permukaan Laut China Selatan yang luas. Ditambah saat itu lampu-lampu kapal mulai menyala, sehingga terasa begitu megah dan menawan. Serius, ini salah satu momen makan-makan yang paling cakep yang pernah kualami.
Sunset dan kapal pesiar
Cakep banget sunsetnya

Kayak gini mah mana tahan liatnya
Lampu kapal dan sunset yang romantis
Cahaya Senja dari balik kabin

Setelah acaranya selesai, kami kemudian menuju The Lido Theatre, ruangan ini khusus untuk pertunjukan dan pertunjukan malam ini adalah sulap. Sebelum kami masuk ke dalam, kami sempat diberhentiin ama seorang cewek yang lagi menjaga pintu teater dan dia pun ngomong.

Si cewek: "@#%^%%*@^!&@*"

Kami: "???????"      -_-

Setelah ngeliat wajah kami yang bingung ama bahasanya baru deh dia ngomong pake bahasa Inggris.

"Are you from Filipin?" tanya si cewek.

"No, we from Indonesia." jawab kami.

"i'm sorry mister." ucap si cewek yang ternyata tadi berbahasa Filipina karena ngira kami orang Filipina.

hadewh... Indonesia asli ini mbak, ganteng dan unyu gini kok.

Tapi wajah orang Filipina dan Indonesia itu ternyata lumayan mirip sih.

Kemudian dia menjelaskan kalo kursi di dalam teater telah penuh dan jika ingin tetap menonton, mungkin harus berdiri. Tapi nggak apa-apa sih menurut kami, jadi kami tetap masuk aja.
Masuk ke teater nonton sulap
Sulapnya keren-keren juga sih, mulai dari melewati baling-baling, menusuk cewek di dalam peti pake pedang, hingga memunculkan pesawat kecil di atas panggung. Yang paling lucu sih menurutku saat mereka masukin cewek ke dalam karung putih dan saat dibuka ternyata berubah menjadi seorang cowok yang pake handuk doang dan bawa tisu toilet.

Ya ampun... itu adegan porno cuy, bukan adegan lucu. -_-“
 
Nonton sulap di kapal
Si cewek dimasukin ke dalam peti
  Sebagai penutup malam ini, kami memilih untuk nyobain Gala Dinner di restoran Genting Palace yang merupakan salah satu restoran gratis di kapal ini. Ini cuma tes drive aja sih, soalnya nanti di hari terakhir kami emang harus ikut acara Gala Dinner ama mbak manager kapal pesiar bagian pemasaran wilayah Indonesia.


Ternyata gala dinner itu seru banget ya. Begitu duduk, langsung deh ada pelayan yang masangin serbet dan nuangin kita air mineral. Lalu dia pun menanyakan pesanan kita. Aku sih asal milih aja, nggak ngeti juga akan menu-menunya. Tulisan menunya panjang-panjang cuy. -_-

Aku kemudian memandangi meja makannya dan busyet... sendoknya aja ada macem-macem, terus ada piso, garpu, dan banyak lagi deh. Syukur aja sebelumnya udah pernah baca-baca tentang adap makan kayak gini, jadi bisa segera nyesuain diri. Kok nggak ya malu juga sih.
Mampus! sendoknya ada banyak
 Satu persatu makanan yang kami pesan pun datang, mulai dari makanan pembuka yang berupa salad. Rasa saladnya sendiri biasa aja sih, dengan rasa segar campuran dari sayuran yang renyah, sedikit seafood dan asam membuat selera makan menjadi meningkat.

Terus selanjutnya yang datang adalah sup dengan daging ikan, dan akhirnya menu utamanya pun tiba, menu utamanya ini juara sih rasanya, tapi porsinya kecil. Dan terakhir ada es krim yang rasanya lembut banget sebagai penutup.
Sup dengan daging ikan
Es krimnya enak banget

Sebenarnya sih makanannya cukup enak dan mewah, apalagi pelayanannya itu lho, sigap banget. Belum lagi habis air kita di gelas, pelayannya dengan sigap langsung nuangin airnya lagi. Cuma mungkin lidahku aja yang terlalu kaku, jadi rasanya makanannya kurang bumbu, alias kurang pedas. Tapi makan di sini rasanya udah kayak tamu agung, semua dilayani sebaik-baiknya.

Maklum, biasanya makan di warung kaki lima. -_-

Tapi menurut chefnya sih, menu di kapal memang disesuain ama daerah asal penumpang, jika lebih banyak penumpang dari negara Eropa, maka menunya akan disesuaikan dengan cita rasa Eropa. Soalnya mereka pernah menyajikan menu dengan rasa pedas Indonesia dan hasilnya banyak bule yang sakit perut. -_-

Selesai dengan acara ngetes Gala Dinner, kami pun kembali ke kabin untuk istirahat dan menyiapkan energi untuk esok hari. Karena esok, kami akan menjelajah Kota Kaohsiung di Taiwan.
Si ganteng yang unyu nikmati sunset

Senin, 16 April 2018

Petualangan di Kapal Pesiar: Sunrise yang Menawan

Sunrise dan Kapal Pesiar Superstar Virgo

Kuk ku kuruyuk.....

Oh iya, aku kan lagi di tengah lautan, mana ada ayam yang bekokok pagi-pagi. Maaf-maaf, kita ulangi lagi.

Hoam.... krek... krek...

Pagi ini aku terbangun di tengah lautan, tepatnya sih Laut China Selatan, di atas Kapal Pesiar Superstar Virgo. Tidur di kapal ini nyaman banget, springbednya itu empuk, jauh lebih empuk daripada kasur tipis di kost. :D

Ya iya lah, ama itu pulak bandinginnya

Asyiknya lagi, meski berada di tengah lautan, kapalnya ini nggak kerasa goyang-goyang. Mungkin karena ukuran kapalnya yang gede banget dan kalo kata manager pemasaran Superstar Cruises, kapten kapal selalu memilih rute yang aman, karena kenyamanan dan keamanan penumpang adalah prioritas utama. Pantes deh...

Agendaku pagi ini adalah ngelihat sunrise secara langsung dari atas kapal pesiar. Asyiknya, kapal ini juga menyediakan jadwal matahari terbit dan matahari terbenam setiap harinya bersama dengan jadwal agenda kapal. Kemarin juga udah janji ama mas Sofyan dan mas Zudi mau liat sunrise bareng-bareng.

Tok..tok..tok..  “mas... bangun mas..”

Tok..tok..tok... “bangun mas.. jadi liat sunrise nggak?”

Tok...tok..tok... “mas... bangun mas...”

Beberapa kali ngetok pintu kabin mereka, tapi merekanya nggak bangun juga. Nyenyak banget dah tidurnya. Akhirnya aku memilih untuk liat sunrise sendirian aja deh. Soalnya kalo nunggu mereka bangun, keburu mataharinya tenggelam nih.

Aku pun segera naik ke dek 13. Sun deck, deck teratas yang disediakan kapal untuk penumpangnya yang ingin menikmati cahaya matahari dan alam terbuka. Wusshhh...angin laut bertiup kencang begitu aku sampai di deck ini. Ternyata kalo pagi, kapal ini melaju cukup kencang. Rasa dingin pun cukup terasa di kulit.
Sun Deck di dek 13
Segera aku mengambil posisi terbaik untuk mengabadikan momen matahari terbit yang spesial ini. Spesial karena aku menyaksikannya dari tengah Laut China Selatan, dari atas sebuah kapal pesiar super mewah.

Di deck ini cuma ada beberapa orang doang sih, yang satunya cewek yang juga sedang ingin mengabadikan momen sunrise, lalu ada kakek-kakek yang lagi joging ngelilingin kapal, terus ada satu pasangan yang lagi pacaran. Busyet dah... semangat amat pacarannya pagi-pagi gini woy. Inget waktu woy, inget waktu.

#SirikKarenaJomblo :D

Penumpang lain yang motret sunrise
Rasanya masih sepi cuy di atas sini, tapi itu sih yang bikin aku suka ama momen sunrise. Soalnya terasa lebih istimewa, lebih privasi, karena hanya orang-orang yang punya semangat tinggi untuk ngalahin nikmatnya tidur di pagi hari yang bisa nikmati keindahan momen matahari terbit.

Perlahan, langit di ufuk timur yang tadinya masih gelap pun mulai terlihat terang dengan bias cahaya jingga kemerahan, dan pelan-pelan sang raja siang itu pun menampakkan dirinya dari batas horizon timur. Cahayanya yang hangat pun menghapus dinginnya angin pagi. Aih... indah banget lho kawan momen matahari terbit dari tempat ini. Sungguh, ini adalah salah satu momen sunrise terindah yang pernah ku lihat.
Matahari Pagi di Laut China Selatan
Sunrise dan Lautan
Sunrise di Kapal Pesiar
 Setelah beberapa waktu, matahari pun semakin tinggi dan cahayanya mulai menyengat. Aku pun segera masuk kembali ke dalam kabin dan segera bersiap-siap untuk menjelajah Ilocos Norte yang menjadi tempat persinggahan pertama kapal Pesiar Superstar Virgo ini. Lets Go.

Oh iya, maaf ya aku lama nggak update kisah petualangan ini, soalnya laptop ku rusak dan sampai sekarang belum diperbaiki. Ini aja ngetiknya juga di hape, jadi lumayan ribet dan nggak rapi. Semoga aja ntar aku ada rezeki ya kawan-kawan, biar laptopnya bisa segera ku perbaiki. Amin... daa... salam sahabat backpacker..
Si Ganteng yang Unyu dan Matahari Pagi

Selasa, 15 November 2016

Momen Indah: Supermoon 14 November 2016


Supermoon 14 November
Aku adalah seorang penggemar langit atau astronomis, alasannya tentu saja karena langit itu indah dan keindahannya bermacam-macam serta misterius. So, aku suka banget sama langit.
Bicara tentang langit, semalam kita pun mendapat kado yang luar biasa cantik dari luar angkasa, yaitu fenomena supermoon terbesar dalam 68 tahun terakhir. Supermoon sendiri adalah fenomena dimana bulan purnama lebih besar dan lebih terang daripada bulan purnama biasa.
Fenomena ini terjadi karena posisi bulan yang cukup dekat dengan bumi dengan jarak 221.524 mil. Sebelumnya bumi belum pernah sedekat ini dengan bulan purnama sejak 26 Januari 1948 yang berjarak hanya 30 mil lebih dekat dari supermoon pada bulan ini.
Jika dihitung, purnama supermoon ini terlihat lebih besar 7 persen dari rata-rata dan 15 persen lebih terang dari purnama yang biasa. Oh ya, katanya sih fenomena ini baru akan terjadi lagi hingga 25 November 2034.
So, tentu saja aku tidak melewatkan kesempatan langka tersebut dan memang fenomena supermoon semalam itu sangat indah luar biasa. Karena bulan terlihat seperti bulan raksasa dan bersinar cukup terang. Sayangnya aku tidak menemukan tempat yang keren untuk mengamatinya dan kamera yang ku miliki tidak mampu menangkap detail keindahan supermoon itu. Hiks... hiks... sedih.
Tak mampu menangkap detailnya
Keindahannya tak diragukan

Rabu, 09 Maret 2016

Momen Indah: Gerhana dan Sunrise 9 Maret di Asahan


Gerhana di Saat Sunrise
Gerhana matahari total yang terjadi pada tanggal 9 Maret 2016 memang sangat istimewa karena hanya melintasi wilayah Indonesia dan hanya terjadi 350 tahun sekali. Sangat sayang untuk dilewatkan.
Oleh karena itu, saya pun bersemangat untuk melihat fenomena alam yang unik nan langka ini. Namun karena terkendala masalah waktu dan keuangan, maklum, backpacker gembel. Jadi saya tidak bisa menyaksikan momen gerhana ini dari kota-kota yang dilintasi gerhana matahari total. Hiks..hiks..  Saya pun akhirnya memilih menyaksikan gerhana matahari dari kampung halaman saya di Desa Pematang Sei Baru, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.
Berdasarkan informasi yang telah saya kumpulkan sebelumnya, Sumatera Utara mengalami gerhana matahari parsial atau gerhana matahari sebagian dengan intensitas sekitar 80%. Gerhana ini dimulai sejak pukul 06.28 WIB dengan puncak gerhana pukul 07.22 WIB serta berakhir pada 08.27 WIB. Sedangkan waktu matahari terbit sendiri adalah pukul 06.30 WIB. Artinya gerhana matahari di Sumatera Utara terjadi dua menit sebelum matahari terbit.
Berbekal informasi tersebut, saya dan sepupu-sepupu saya yang menamakan diri Laskar Gerhana Sei Baru memilih menyaksikan fenomena gerhana dari laut Selat Malaka, di depan muara Sungai Baru, Kabupaten Asahan sehingga bisa bebas memandang ke horizon timur. Kami pun berangkat satu jam sebelum gerhana dengan menggunakan perahu nelayan.
Masih Shubuh

Setelah setengah jam menunggu, akhirnya langit yang sebelumnya masih membias jingga berubah menjadi bias kemerahan dan secara perlahan terlihat matahari terbit di ufuk timur. Uniknya, bentuk matahari terbit ini tidak bulat, karena sudut atas matahari telah hilang terkena gerhana.
Sunrise
Gerhana dan Sunsrise
Subhanallah, matahari terbit yang berwarna kemerahan dengan cahaya yang membias di permukaan laut saja sudah terlihat cantik. Ditambah pula dengan gerhana matahari yang menyertainya membuat keindahannya menjadi berlipat-lipat. Gerhana matahari yang terjadi saat matahari terbit ini sungguh indah tiada tara.
Apalagi kami bisa menyaksikan detik-detik awal gerhana ini dengan mata telanjang, tanpa alat bantu. Karena radiasi cahaya matahari di saat terbit masih sangat kecil. Setelah matahari mulai naik, barulah kami melihat gerhana matahari menggunakan kacamata secara bergantian.
Ada nelayan yang berangkat melaut
Indah sekali

Sayangnya kamera saku yang saya miliki tidak mampu menangkap detail puncak gerhana matahari yang terjadi. Tetapi melihat gerhana matahari di saat sunrise sungguh sebuah kesempatan yang sangat saya syukuri hingga saat ini karena keindahannya yang tiada tara.
Pulang...
 NB: Artikel ini telah saya terbitkan di DetikTravel