Uwih... capek juga
ternyata menjelajahi Kota Tua Jakarta ini. Tapi wajar sih, soalnya Kota Tua ini
cukup besar dan ada buanyak banget bangunan-bangunan tua nan bersejarah dengan
arsitektur dan bentuk bangunan yang ikonik. Museum-museumnya pun luas dan
koleksinya banyak yang menarik, jadi sayang banget kalo dilewatkan.
Apalagi hari ini aku
juga dari jam 3 pagi udah bersiap dan harus berangkat ke Kuala Namu demi
penerbangan ke Jakarta dan begitu nyampe Jakarta langsung menuju ke Kota Tua
naik damri. So.... terasa juga capek dan lapernya, soalnya udah jam 12 siang
juga.
Akhirnya setelah puas
menjelajahi Museum Fatahillah, aku memutuskan untuk istirahat sejenak dan
mengumpulkan kembali tenagaku di Taman Fatahillah yang berada tepat di depan
Museum Fatahillah alias Museum Sejarah Jakarta. Taman ini dikatakan sebagai
pusatnya Kota Tua Jakarta.
Taman
Fatahillah
Sambil duduk dan
menikmati cemilan di bangku taman yang tersebar di setiap sisi taman, aku juga
memperhatikan suasana taman ini. Ternyata meski bukan hari libur, pengunjung
Taman Fatahillah cukup rame. Kebanyakan sih dateng bareng teman atau
pasangannya yang terlihat cukup mesra. Dan kayaknya cuma aku sendiri yang
datang sendirian. Sial.
Beberapa pengunjung kulihat
asyik mengambil foto dari berbagai sudut, ada juga yang membuat video.
Sedangkan pengunjung yang lain ada yang bersantai menikmati waktu, ada yang
berkeliling ke sana ke mari dan ada juga yang bermain sepeda. Cukup rame.
Taman Fatahillah ini
pun cukup asyik, meski cuacanya agak panas sih. Tapi pengelolaannya cukup
bagus, bangku-bangku taman tersebar di setiap sisi taman, kondisinya bersih dan
di tengah tamannya ada satu kolam air mancur.
Saat aku melihat ke
arah kanan, eh.. malah ketemu meriam cabul.
Iya
meriam cabul.
Gimana nggak cabul
coba? Bentuk meriamnya sih macem meriam-meriam pada umumnya meski ukurannya
lebih besar, tapi di pangkalnya itu ada ukiran tangan dengan jari jempol yang
dijepit di antara jari telunjuk dan jari tengah. Sungguh cabul banget pose
meriam ini.
Meriam dengan pose aduhay |
Eh tapi ternyata meriam
ini adalah meriam Si Jagur.
busyet...
meski cabul tapi namanya keren amat ya.
Meriam
Si Jagur
Meriam Si Jagur ini dulunya
dipercaya bisa mengabulkan doa keluarga yang pengen punya anak. Hm... pantes
posenya cabul banget. Ternyata walau posenya cabul, kau bagus juga ya meriam.
Hahahaha...
Namun sebenarnya pose
Meriam Si Jagur, meriam peninggalan Portugis ini bukanlah memiliki arti yang
porno, tapi melambangkan “fico” dalam
bahasa Portugis yang artinya “semoga
beruntung” dan juga memiliki makna kesuburan.
Meriam Si Jagur dan Taman Fatahillah |
Huuuuaaaa.... rasanya
tenagaku udah terisi setelah istirahat dan makan cemilan. Makan cemilan ya.
bukan karena liat meriam Si Jagur itu. So... saatnya melanjutkan penjelajahan
dan tujuan selanjutnya adalah Museum Wayang. Lets Go.