Tampilkan postingan dengan label Kuliner. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kuliner. Tampilkan semua postingan

Jumat, 20 April 2018

Petualangan di Kapal Pesiar: Singgah di Laoag, Ilocos Norte


Currimao di Ilocos Norte

Yo Sahabat backpacker, ketemu lagi nih ama aku, si backpacker ganteng yang unyu. Kali ini aku masih mau ngelanjutin kisah petualanganku di atas kapal pesiar Superstar Virgo yang kunikmati secara GRATIS.

Setelah selesai menikmati indahnya momen matahari terbit dari atas kapal pesiar. Aku pun kembali ke kabin dan segera bersiap-siap untuk menjelajah Ilocos Norte yang menjadi tempat persinggahan pertama kapal pesiar ini.

Namun sebelum itu sarapan dulu cuy, soalnya isi tenaga itu penting. Dan menu sarapan kami pagi ini adalah nasi goreng dan beberapa lauk seperti mie goreng, pergedel, sayur, dan banyak lagi lauk lainnya, lalu ada juga berbagai roti dan cake. Terus ada juga berbagai minuman seperti kopi, teh dan jus. Ini nih enaknya di kapal pesiar, bangun tidur, udah ada aja sarapan tersedia. Tinggal pilih mau sarapan yang mana, sepuasnya dan gratis. Nikmat banget hidup ini cuy.... nikmat.
Sarapan pagi ini
Akhirnya jam 9 pagi, kapal pesiar Superstar Virgo tiba di Pelabuhan Currimao, Ilocos Norte. Tapi karena Pelabuhan Currimao itu perairannya dangkal, jadi kapal nggak bisa merapat secara langsung. So.. penumpang di langsir pake boat kecil dari kapal pesiar ke pelabuhan secara bergantian.

Begitu pindah ke boat kecil ini, baru deh terasa ombaknya, ternyata lumayan juga. Syukurnya aku berasal dari keluarga nelayan, jadi udah biasa ama ombak ginian. Yang kasian sih orang-orang kaya itu, mukanya pucat semua, kayaknya mereka takut tenggelam dan mual.

Ntar mereka berani pulang nggak tuh ya. :D
Boat kecil yang melangsir penumpang
 Beberapa menit kemudian kami nyampe juga di pelabuhan, begitu sampe langsung deh ada cewek cakep yang manyungin kami mulai dari pintu kapal sampe pintu pelabuhan sedangkan cewek satunya langsung ngalungin sesuatu sebagai tanda selamat datang. Busyet deh... udah macem orang kaya raya aja rasanya cuy. Gilak banget.

Baru kali aku ngetrip disambut kayak gini. Padahal biasanya macam sikaleng-kalengnya aku kalo traveling, backpackeran, cari cara termurah dan pelayananan yang seadanya. Kali ini semua dilayani. Ya Allah... bersyukur kali aku bisa dapat petualangan gratis ini. Sangat bersyukur.

Ilocos Norte ini sendiri adalah sebuah provinsi yang berada di bagian utara dari negara Filipina. Kota yang terkenalnya sih adalah Laoag. Di sana katanya banyak objek wisata yang menarik, bahkan ada beberapa bangunan sejarah yang cukup terkenal dan masuk dalam warisan dunia UNESCO.

Namun ternyata lokasi Kota Laoag itu cukup jauh dari pelabuhan. Bisa sih ke sana kalo ikut trip yang disediain pihak kapal, tapi harganya itu lho, mahal banget. Penyewaaan mobil juga nggak ada di sini. Kalo pun ada, harganya luar biasa. Akhirnya kami sepakat memilih untuk keliling di sekitar pelabuhan aja. Maklum lah, yang naik kapal pesiar orang-orang backpacker.

Pelabuhan Currimao ini nggak besar sih. Bangunannya juga terlihat sederhana. Dan cuacanya luar biasa panas. Nyengat banget cuy. Kayaknya si ganteng yang unyu ini bakal belang deh kalo lama-lama berjemur di sini. Di sebelah pelabuhan ini ada spot foto berupa tulisan Currimao Ilocos Norte. Dari sini juga keliatan kapal pesiar yang berlabuh di lepas pantai.
Pelabuhan Currimao
Spot foto pake tulisan Currimao
Kapal pesiar diliat dari pelabuhan
Di sebelah pelabuhan juga ada bazar kecil yang menjual berbagai macam makanan khas Filipina seperti empanada, baglong, longganisa, itlog, bagnet dan banyak lagi yang lain. Tapi sebelum mencicipi, mending tanya dulu bahan pembuatnya apa, soalnya di Filipina itu banyak juga makanannya yang non halal.
Bazar kecil di sebelah pelabuhan
Berbagai kuliner khas Filipina
Harganya lumayan terjangkau lho
Macem kue molen, tapi isinya daging non :(

Selain kuliner lokal, di sini juga menjual berbagai pernak-pernik dan cinderamata seperti pakaian, mainan kunci, kain, topi, tempelan kulkas dan banyak lagi yang lainnya dengan bentuk dan ciri khas Filipina sehingga cocok dijadikan buah tangan.
Jual pernak-pernik juga
Dipilih-dipilih
Setelah semua kami kelilingi, akhirnya kami memilih untuk kembali ke kapal, soalnya perut juga udah mulai laper, cuacanya pun cukup panas di sini.

Di atas kapal kami memilih duduk santai nikmati cemilan sambil nikmati keindahan alam Ilocos Norte. Alamnya indah juga lho cuy, lautnya biru, daratannya pun dipagari pegunungan hijau. Di kejauhan juga terlihat beberapa pulau kecil. Dan uniknya, di laut yang luas ini, nggak terlihat satu pun kapal nelayan, kayaknya melaut bukan mata pencaharian utama penduduknya di sini.
Duduk nyantai di atas kapal
Inilah lautan di Ilocos Norte
Indahnya alam Ilocos Norte
Oh iya, nih ada video juga tentang Ilocos Norte kalo mau nonton.

Ah...Ilocos Norte, sayang aku nggak bisa menjelajahinya sepuasnya. 
Siganteng yang unyu di Ilocos Norte

Rabu, 14 Februari 2018

Petualangan di Manila: Intramuros dan Gereja Katedral Manila



Intramuros
Yo... sahabat backpacker, balek lagi nih ama aku si cowok ganteng dan unyu. Kali ini aku masih mau ngelanjutin kisah petualangan gratisku ke luar negeri dan masih di Manila.

Setelah puas menjelajahi seluruh bagian Rizal Park, kami kemudian bergerak menuju objek wisata selanjutnya yang ada di Kota Manila ini dan tujuan kami selanjutnya yaitu Intramuros. Jarak dari Rizal Park ke Intramuros cukup dekat sih, jadi kami memilih jalan kaki aja. Itung-itung olahraga.

Tap.. tap..tap.. tap.. tap...

Jaraknya itu emang dekat sih, tapi cuaca di Manila ini panasnya minta ampun. Sumpah, nih kota panas banget cuacanya. Bukannya aku takut kulitku jadi gelap ya, karena kalo kulitku gelap, aku cuma berubah dari cowok ganteng yang unyu menjadi cowok macho yang unyu. Jadi hal itu nggak perlu dikhawatirkan, yang aku khawatirkan adalah tenggorokan yang udah di ambang dehidrasi ini, seret cuy.

Tapi ada hal unik juga di kota ini, rata-rata penduduknya itu bawa payung kemana-mana. Yang bikin nggak enaknya sih, kebanyakan mereka sepayung berdua. Sungguh membuat yang nggak punya payung jadi iri.

Yang nggak punya payung atau yang nggak punya pasangan nih?

Krik..krik.. krik...
Sepayung berdua
Panas-panas mah pake payung

Akhirnya setelah beberapa saat, nyampe juga di Intramuros.

Intramuros

Intramuros ini ya bisa dibilang kayak kota tuanya Manila. Kalo diartiin secara harfiah, Intramuros itu artinya di dalam tembok. Dan yup... kota tua ini memang berada di dalam tembok yang mengelilingi seluruh kotanya. Temboknya sendiri terbuat dari batu setebal 2,4 meter dengan tinggi 6,7 meter dan memanjang hingga 4,5 kilometer mengelilingi area sekitar 64 hektar. Luas banget cuy.

Intramuros ini dibangun pada tahun 1589 atas perintah Raja Spanyol Philip II sebagai benteng pertahanan pemerintah Spanyol dari serangan pribumi maupun dari serangan bajak laut. Pada masa itu Intramuros menjadi pusat dari pemerintahan Spanyol di Kota Manila, pusat militer, perdagangan dan juga pusat keagamaan. Di dalamnya pun dibangun berbagai bangunan-bangunan yang menunjang segala aktifitas dengan arsitektur-arsitektur yang indah, mulai dari istana, barak tentara, gereja, sekolah dan berbagai bangunan lainnya.

Dan saat ini, di dalam Intramuros masih tersisa banyak bangunan-bangunan bersejarah dengan arsitektur yang indah. Salah satunya Gereja San Agustin, Katerdal Manila, Fort Santiago dan banyak bangunan-bangunan indah lainnya. Satu hal yang menarik adalah bangunan-bangunan di Intramuros ini rata-rata berarsitektur khas Eropa, khususnya arsitektur khas Spanyol. Wajar sih, karena Intramuros emang dibangun orang Spanyol.
Benteng Intramuros
Gereja Katedral Manila

Gereja Katedral Manila ini dikenal sebagai salah satu gereja tua di Kota Manila. Dibangun pada tahun 1571 oleh Juan de Vivero, seorang klerus sekuler yang dikirim oleh Uskup Agung Meksiko untuk membangun kekristenan sebagai administrasi spiritual dan agama di Filipina. Gereja ini pernah mengalami beberapa kali kehancuran karena bencana alam maupun karena perang. Dan kemudian gerejanya kembali dibangun. Bentuk Gareja Katedral Manila saat ini dibangun pada tahun 1958 yang diarsiteki oleh Fernando H. Ocompo dengan tipe arsitektur Katedral Balisilika bergaya Neo-Romanesque.
Gereja Katedral Manila
Keren arsitekturnya
Pasar Kaki Lima Intramuros


Btw, di sebelah gereja ini, tepatnya di Jalan General Luna juga ada satu jalan yang dipenuhi pedagang kaki lima yang berjualan berbagai macam pernak-pernik aksesoris hingga cinderamata khas Manila. Harganya pun lumayan terjangkau, jadi bisa buat nyari oleh-oleh.

Di sini juga banyak yang berjualan kuliner lokal seperti empanada, bagnet hingga gorengan seafood seperti cumi dan kuliner-kuliner lokal lainnya. Tapi aku nggak nyobain sih, soalnya beberapa kali nanya, isi kulinernya kebanyakan pake daging babi cuy. Jadi nggak bisa nyicip deh.

Akhirnya aku beli es kelapa muda aja. Cukup murah lho, hanya beberapa peso aja dan aku mendapatkan seporsi es kelapa muda ukuran besar. Bahkan kebesaran sih buat perutku yang nggak seberapa ini. Teler cuy dibikin es kelapa muda.
Pasar di Intramuros

 Sebenarnya masih banyak objek wisata menarik di Intramuros ini yang belum ku kunjungi. Sayangnya waktu yang nggak bisa diajak kompromi. Karena jam 3 sore kami harus udah ada di pelabuhan. Jadi mau nggak mau ya harus balek ke hotel buat siap-siap, chek out dan berangkat ke palabuhan.

Maklum, kapal pesiar kita udah menanti di pelabuhan cuy.

Kapal pesiar. Let’s go...
Si ganteng nan unyu di Intramuros

Selasa, 06 Desember 2016

Makan Es Krim di Restoran Tip-Top


Tip-Top Restoran

Nodong temen yang lagi ada rezeki itu sangat menyenangkan, apalagi kalo nodongnya minta traktir makanan yang enak, pastinya lebih menyenangkan lagi dong. Setuju nggak sobat? Setuju dong, orang kita sama-sama wajahnya laper gitu kok. Jadi kalo sobat ada yang punya rezeki, bilang-bilang ya, biar ntar aku todong. Hahaha...
Nah, kali ini aku nodong seorang kawan untuk mentraktir makan di Restoran Tip-Top. Sebenanya udah lama sih pengen makan di sini, meski harga makanannya murah sih, tapi maklum deh namanya juga backpacker gembel plus anak kost pula, boro-boro makan di resto, makan di restoran bintang lima aja nggak pernah. Eh?
Kenapa aku pengen makan di Restoran Tip-Top? Sespesial apa sih dia? Apa lebih spesial dari aku, si cowok tampan yang baik hati ini?

Restoran Tip-Top
Restoran Tip-Top adalah salah satu restoran tertua yang ada di Kota Medan. Restoran ini udah berdiri sejak tahun 1929 dengan nama Jangkie, sesuai nama pemiliknya Pak Jangkie, dan saat itu berada di Jalan Pandu, Kota Medan. Kemudian pada tahun 1934 restoran ini pindah ke Kesawan dan berganti nama menjadi Restoran Tip-Top yang berarti restoran yang sempurna.
Tua banget kan? Tapi meskipun tua begitu, restoran ini masih konsisten dengan konsep, tradisi dan resep-resepnya. Bahkan barang-barang lama seperti bangunan, mesin, meja dan kursi serta piano masih tetap digunakan sampai saat ini. Istilahnya, melestarikan tradisi. 
Restoran Tip-Top
Menu Restoran Tip-Top
Menu-menu yang ada di sini sangat menggugah selera, bikin ngiler deh. Apalagi Restoran Tip-Top pun masih menggunakan tungku kayu bakar  dari jaman Belanda. Tungku ini menggunakan kayu mahoni berkualitas sehingga dapat  menghasilkan kue tart, specolaas, saucijsebrood, moorkop, horen dan lain-lain dengan aroma yang harum dan cita rasa yang enak. Hmmm... nyummi... bikin ngiler banget deh walaupun namanya susah banget disebut.
Restoran ini juga menyediakan berbagai menu makanan  dari Indonesia, China dan Eropa seperti steak ayam, steak lidah, salad, omelet, bitterballen,  pancake, nasi goreng, cap-cay, fouyonghai, gado-gado, kari kambing, roti bakar dan lain-lain.

Bikin nggak sabar deh mau mencicipi menunya. So, begitu pelayannya datang membawa buku menu. Aku pun memilih dengan antusias. Tapi si kawan malah milihin menu es krim doang. Iya, es krim doang. Dan saat aku protes, dia cuma bilang. “Kau mau ngerampok atau minta traktir? .“ #jleeb #krik.. krik..
Akhirnya ya aku nikmati juga deh es krimnya. Padahal enak juga sih makan es krim gratis. #mukagratis. Hahahaha....
Tapi es krim di restoran ini beneran enak lho. Jadi es krimnya itu buatan sendiri dengan cita rasa yang khas. Es krimnya juga lembut banget dengan manis yang pas. Wihhh... enak banget deh. Rasanya dingin es krimnya itu beda dengan dinginnya sikapmu kepadaku. #baper
Es krim yang bikin ngiler
Es krimnya enak banget
Lokasi
Restoran Tip Top ini berada di Kawasan Medan Kesawan tepatnya di Jalan Ahmad Yani dan tidak jauh dari Rumah Tjong A Fie dan Lapangan Merdeka.
Cowok tampan di depan restoran