Tampilkan postingan dengan label Kota Medan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kota Medan. Tampilkan semua postingan

Jumat, 27 November 2015

Taman Buaya Asam Kumbang



Bukan batang kayu lho, ini buaya cuy
Taman Buaya Asam Kumbang adalah penangkaran buaya terbesar di Sumatera Utara. Penangkaran ini berada di Jalan Bunga Raya 2, Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan.
Berhubung saya dan dua teman saya, Ida dan Riris, mendapat tugas untuk mengopservasi pedagang kaki lima di Medan Sunggal, maka sekalian saja kami mengunjungi objek wisata ini. Dengan membayar Rp. 6000, kami sudah dapat melihat buaya berbagai ukuran. Tetapi Riris malah tidak mau masuk karena takut. Ada-ada saja, padahal buaya berada di dalam kandang. So pasti pengunjung aman dari buaya.
Setengah memaksa dan setengah menyeret kami membawanya ke dalam. Setelah melihat buayanya berada di dalam kandang, akhirnya dia tenang juga. Di dalam penangkaran ini kita dapat melihat buaya berbagai ukuran. Bahkan ada satu buaya yang memiliki ukuran cukup besar dan ada juga buaya yang cacat, tidak memiliki ekor. Buaya di taman ini jumlahnya mencapai 2500 ekor. Wow...
Buayanya ada ribuan ekor
Buaya terbesar di sini
Kacian buayanya cacat
 Taman seluas dua hektar ini didirikan oleh Lo Than Muk pada tahun 1959 dengan mengumpulkan buaya muara dari sekitar Sumatera Utara. Taman Buaya Asam Kumbang buka mulai pukul 09.00 hingga pukul 17.00 wib.

Alamat : Jalan Bunga Raya 2 No. 59 Medan Sunggal, di sekitar taman ini juga terdapat Gereja Velangkani (gereja Katholik yang berbentuk kuil) dan Masjid Datuk Badiuzzaman (masjid dari putih telur).
Saya di pintu masuk

Selasa, 24 November 2015

Gereja Velangkani, Gereja Berbentuk Kuil Hindu di Kota Medan



Gereja Velangkani

Di kota Medan ada sebuah gereja Katolik yang sangat unik, yaitu Gereja Graha Maria Annai Velangkani. Disebut unik karena bentuknya seperti kuil Hindu yang ada di India bukan seperti bentuk gereja pada umumnya.







            Alamat dan Sejarah Pembangunan
Gereja yang terletak di Taman Sakura Indah, Jl. Sakura III No. 10, Tanjung Selamat – Medan, Sumatera Utara ini dibangun mulai dari tahun 2001 dan selesai pada tahun 2005. pembangunannya digagas oleh Pastor James Bharata Putra SJ dan diresmikan oleh Uskup Medan. Karena gereja ini dibangun oleh pendatang dari Tamil, India Selatan yang menganut agama Katholik sehingga bentuk gereja Katolik ini berbentuk seperti kuil Hindu di India.
Bagian depan gereja
Arsitektuk Gereja
Bangunan utama dari gereja Velangkani berbentuk menara yang terdiri dari dua tingkat. Lantai dasarnya dijadikan sebagai aula dan lantai atas dipakai sebagai ruang ibadah. Pada dinding-dinding gereja, terdapat relief-relief yang menceritakan peristiwa penyaliban Yesus Kristus. Kemudian kubah gereja ini berjumlah tiga yang melambangkan konsep ketuhanan Trinitas dalam agama Katolik yaitu Allah, Yesus dan Roh Kudus. Sedangkan menaranya yang terdiri dari tujuh jenjang melambangkan tujuh tingkatan surga.
kubahnya tiga buah
Menaranya tujuh jenjang
Saya di depan gereja

Minggu, 04 Mei 2014

Titi Gantung Kota Medan, Jembatan Klasik Si Tempat Nongkrong



Titi Gantung

Di Kota Medan ada sebuah jembatan yang merupakan tempat favorit Kolonial Belanda menikmati sore pada masa penjajahan dulu yaitu Titi Gantung yang berada di samping Stasiun Kereta Api Medan.
Sejarah
Titi Gantung adalah bangunan peninggalan Belanda yang dibangun pada tahun 1885 yang berfungsi untuk menghubungkan kawasan perumahan penduduk di Jalan Jawa dengan Lapangan Merdeka yang dulunya selalu ramai dengan berbagai acara dan merupakan pusat kegiatan Kota Medan saat itu dan bukan untuk bergantung-gantung ya...
Selain sebagai sarana penghubung, ternyata jembatan yang bergaya klasik victoria ini merupakan tempat favorit kolonial Belanda untuk menikmati sore di Kota Medan. Bahkan pada malam hari, banyak orang Belanda yang bersantai di jembatan ini sambil menghisap cerutu dengan tembakau dari perkebunan tembakau deli yang dulu terkenal. Jembatan ini memang tempat yang asik untuk sekedar nongkrong sembari melihat aktivitas masyarakat kota Medan.
Prasasti pembangunan Titi Gantung
Alamat : Di Samping Stasiun Kota Medan
Objek wisata di sekitarnya :
> Lapangan Merdeka
> Kawasan Kesawan

Kamis, 01 Mei 2014

Museum TNI Medan



Museum TNI Medan

Ingin meningkatkan rasa nasionalisme? Datanglah ke Museum TNI Kota Medan. Museum Perjuangan 45 TNI ini terletak di Jalan Zainul Arifin No. 8 Kelurahan Petisah, Kecamatan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara.
Jum’at itu saya dan sahabat sedang bosan karena tidak ada kegiatan. Setelah berdiskusi sebentar kami memutuskan untuk mengunjungi Museum TNI. Tapi karena kami belum begitu mengenal jalan-jalan di Kota Medan membuat kami tersasar cukup jauh dari tujuan.

            Setelah hampir dua jam bertanya kesana kemari akhirnya kami sampai juga ke museum TNI ini.
Tugu Api

Di halaman Museum saya melihat sebuah tugu berbentuk kobaran api yang seolah-olah membakar semangat prajurit TNI dan berbagai senjata dan meriam. Beranjak ke bagian dalam Museum, saya disuguhi berbagai macam koleksi seperti bendera merah putih pertama di Kota Medan, bambu runcing, lukisan-lukisan dan foto-foto tua kota medan serta berbagai macam senjata yang telah dipakai para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kota Medan. Kemudian saya melihat-lihat ruangan dilantai dua. Di lantai dua juga terdapat berbagai macam senjata, hanya saja ukurannya lebih besar.

Berbagai koleksi senjata di museum ini
           Dari berbagai senjata dan lukisan di museum ini, hati saya tergugah. Kemerdekaan Indonesia bukan sesuatu yang mudah untuk dicapai. Hanya perjuangan pantang menyerah dan tidak takut matilah yang bisa mencapainya.


 

 


Alamat : Jalan Zainul Arifin No. 8 Kelurahan Petisah, Kecamatan Petisah, Kota Medan, Sumatera Utara.

Tiket Masuk : Gratis

Jadwal buka : Senin-Jum'at
Objek Wisata Sekitarnya: Kuil Shri Mariamman