Tampilkan postingan dengan label Kabupaten Karo. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kabupaten Karo. Tampilkan semua postingan

Senin, 13 April 2020

Terlalu hangat di Pemandian Air Panas Sidebuk-Debuk

Cuy, buatin itenary satu hari wisata di Berastagi dan sekitarnya dong!” Begitulah kira-kira chat dari Bayu, sahabat dekatku beberapa waktu yang lalu sebelum wabah ini menguasai dunia. Setelah mendengarkan detail rencana perjalanannya, aku pun membuatkan sebuah itenary lengkap dengan beberapa objek wisata yang ada di Berastagi dan sekitarnya.

Cuy, ikut yuk, kurang satu nih.” Tambahnya lagi.

Emang siapa aja yang ikut cuy?” Tanyaku.

Cuma adikku dan kawan kita aja cuy.

Boleh-boleh, aku ikut kalo gitu.” Jawabku.

Siip... Biar ada penunjuk jalan dan pemandu gratis.

Asem.. memang kampret kali kawan satu nih.

Setelah magrib, aku segera ke rumah Bayu karena kami berangkat dari sana. Rencanaku sih kami berangkat jam 10 dan paling telat jam 11 malam, tapi akhirnya molor dan jam 1 baru berangkat.

Jam karet.

Kata Bayu yang ikut hanya adiknya dan kawan kita aja. Emang bener sih, yang ikut cuma adiknya, Selly dan Dewi yang bareng cowoknya serta Bang Fajar yang nyetir. Tapi temen yang dimaksud Bayu ini ternyata Putri, adik kelas kami saat SMA. Cuma temen aja yang ikut katanya. Tapi mereka duduknya sebelahan, dan kepala si Putri nyander di bahunya Bayu di hampir sepanjang perjalanan.

Iya, cuma temen kita aja yang ikut, gitu katanya.

Cuma temen....

Udah ah.. kembali ke cerita.

Karena berangkatnya telat, akhirnya momen sunrise di tepian Danau Toba harus dicoret dan kami langsung menuju destinasi selanjutnya yaitu Pemandian Air Panas Sidebuk-Debuk.

Lokasi Pemandian Air Panas Sidebuk-Debuk

Pemandian Air Panas Sidebuk-Debuk ini berada di Desa Semangat Gunung, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Pemandian ini letaknya tepat di kaki Gunung Sibayak, salah satu gunung berapi di Tanah Karo. Kalo dari Kota Medan, simpang ke pemandian ini letaknya sebelum Kota Berastagi.
Gunung Sibayak dari Pemandian Air Panas Sidebuk-Debuk
Berendam Sejenak

Salah satu pemandian air panas yang paling terkenal di tempat ini adalah Pemandian Air Panas Pariban, karena menjadi salah satu pemandian yang terbesar dan punya fasilitas lengkap sampe hiburannya pun ada seperti waterpark. Tapi karena saat itu hari libur, jadi pemandian ini penuh sesak dengan pengunjung.

Oleh karena itu, kami mencari pemandian yang lain. Di desa ini pun ada belasan pemandian lain dengan fasilitas utama yang hampir sama aja dan tiket masuknya juga sama yaitu Rp. 10.000 perorang dan kami memilih Pemandian Anugerah sebagai tempat main air panas.
Selamat datang di pemandian
Petunjuk arah toilet. :D

Kondisi Pemandian Anugerah

Seluncuran juga ada
Tapi lagi-lagi karena penuh, kami berendamnya di kolam umum, bukan kolam vip atau kolam keluarga. Nggak apa-apa deh, kolamnya juga luas. Air di pemandian ini bersumber dari mata air panas di Gunung Sibayak yang dialirkan melalui pipa-pipa. Air panasnya juga mengandung belerang sehingga katanya baik untuk kesehatan kulit.

Badan yang dingin karena berada di kaki gunung langsung terasa hangat saat mencelupkan diri ke dalam kolam air panas ini. Pegal-pegal di badan karena di jalan sepanjang malam juga terasa hilang.

Selain itu, karena posisinya yang ada di kaki gunung sehingga aku juga bisa berendam sambil menikmati pemandangan Puncak Gunung Sibayak dari sini. Hangat, tenang dan damai.

Mantap cuy.

Sayangnya karena ini kolam umum, jadi ada beberapa hal yang merusak pemandangan indah itu dan salah satunya adalah pasangan yang lagi berendam di depanku. Sebenarnya nggak bisa disebut pasangan juga sih, karena sama-sama cewek walaupun cewek yang berperan sebagai cowok itu lebih ganteng dari cowok-cowok biasa.

Yang anjirnya, mereka itu peluk-peluknya, bahkan sesekali tangan si pemeran cowok singgah ke dada si cewek. Aih... Mana yang jadi ceweknya cakep banget lagi.

Aku pernah beberapa kali melihat cewek yang punya orientasi seperti ini dan anehnya yang berperan sebagai cewek selalu cantik pake banget. Tapi kok bisa sih cewek secantik itu malah sukanya ama cewek juga. Apa dia trauma disakiti cowok? Tapi cowok tolol mana sih yang tega nyakitin cewek secantik itu. Entahlah, nggak paham lagi aku cuy.

Yang pasti mereka masih saling bermesraan, saling memegang dada satu sama lain.

Aaahhh... Sesekali terdengar si cewek mendesah lirih.

Asem lah, nih blog perjalanan wisata kok jadi bahas ginian pulak.

Dah ah.. kita lanjutkan tentang destinasi berikutnya aja, di sini sudah terlalu hangat.

Daaaa..... 

To be continued...

Note: Perjalanan ini dilakukan sebelum covid-19 mewabah, tetap di rumah ya sahabat backpacker.
Bayu, Selly, Dewi, Pacar Dewi dan Putri.



Kamis, 09 April 2020

Pelangi Di Air Terjun Sipiso-Piso

Jangan ada satupun sampah yang tertinggal ya.” Ucapku ketika kami sedang membereskan alat-alat perkemahan kami pagi itu di Puncak Gunung Sipiso-Piso.
Yupz... Setelah paginya menyaksikan indahnya sunrise dari puncak gunung ini dengan latar Danau Toba, kami akan segera turun karena mini bus yang kami pesan akan segera datang menjemput kami. Anak-anak ini juga ngajak untuk sarapan dulu di area wisata Air Terjun Sipiso-Piso.
Air Terjun Sipiso-Piso
 Tak butuh waktu lama untuk turun dari gunung ini karena jalur pendakiannya yang mudah. Hanya sekitar 30 menit saja dan kami semua sudah sampe di kaki Gunung Sipiso-Piso. Dari sana kami lanjutkan jalan kaki ke arah Air Terjun Sipiso-Piso yang berjarak sekitar 1,5 km.

Setelah sedikit bernegosiasi dan minta diskon tiket masuk ke Air Terjun Sipiso-Sipo yang akhirnya dikasi potongan Rp. 1000 perorang, kami pun segera mencari warung makanan yang udah buka di pagi hari itu.

Menu yang kami pesan cukup sederhana, kebanyakan hanya mie ataupun nasi goreng. Tapi karena perut yang lapar, cuaca yang dingin, dan badan yang sedikit lelah membuat rasanya enak juga. Nyam..nyam...

Selesai dengan urusan perut, kami kemudian sedikit berwisata di Air Terjun Sipiso-Piso ini.

Lokasi Air Terjun Sipiso-Piso

Air Terjun Sipiso-Piso beralamat di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Air terjun ini letaknya tak jauh dari Gunung Sipiso-Piso, Danau Toba dan Taman Bunga Sopo Juma.

Lanskap Air Terjun Sipiso-Piso

Air Terjun Sipiso-Piso dikenal sebagai salah satu ikon wisata populer di Sumatera Utara bersama Danau Toba. Air terjun ini punya ketinggian hingga 120 meter dan di sekelilingnya ada tebing batu yang begitu terjal menjulang tinggi. Debit airnya yang deras membuat air terjun ini terlihat makin keren.

Nama air terjun ini juga diambil dari kata Pisau alias Piso dalam bahasa setempat yang diartikan bahwa aliran air terjunnya terasa tajam seperti pisau.
Debit airnya besar dan tajam seperti pisau
Untuk turun ke dasar air terjunnya sudah tersedia tangga ke bawah. Namun untuk turun harus melewati sekitar seribu anak tangga. Bikin gempor juga lah. Berhubung badan yang lelah dan waktu yang sedikit, kami hanya menikmati keindahan alam Air Terjun Sipiso-Piso ini dari atas saja.

Pemandangan air terjun dari atas juga cukup indah kok karena juga bisa melihat Danau Toba di satu sisi dan air terjun di sisi satunya. Apalagi saat itu ada momen yang tak terduga, yaitu munculnya pelangi dari aliran air terjun. Pelangi ini muncul ketika cahaya matahari datang dari arah depan air terjun dan terbiaskan oleh percikan aliran air terjun.
Danau Toba di satu sisi

Air Terjun Sipiso-Piso di sisi yang lain

Ada pelangi.. di air terjun

Momen yang langka nih
Sesekali pelanginya juga hilang ketika angin bertiup kencang dan muncul kembali saat aliran air terjunnya normal kembali. Padahal tanpa pelangi aja, air terjun ini udah cantik banget, ditambah dengan munculnya pelangi ini kecantikan Air Terjun Sipiso-Piso terasa makin mempesona. Mantap cuy.
Anggota pendakian

Sang backpacker unyu di Air Terjun Sipiso-Piso

Selasa, 07 April 2020

Pendakian ke Gunung Sipiso-Piso

Di suatu malam yang tenang saat dunia masih aman dari pandemi, dan aku sedang menikmati makan malamku saat itu. Masuklah sebuah chat ke gawai favoritku dari seorang mahasiswa UINSU yang juga merupakan teman kuliah adikku. Chat itu berisi ajakan untuk memandu mereka mendaki Gunung Sipiso-Piso alias Bukit Gundul yang ada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara.
Siluet pagi di Puncak Gunung Sipiso-Piso
Gunung Sipiso-Piso
Berhubung aku juga lagi nggak sibuk-sibuk banget, jadi kuterima ajakan mereka dan segera mempersiapkan segala keperluan. Oh ya, mereka juga minta pendakiannya berkonsep piknik, jadi naik gunung ini hanya untuk rekreasi santai semata. Baiklah...

Ketika hari H nya tiba, kami pun segera berangkat menuju Gunung Sipiso-Piso dengan menggunakan bus yang kami sewa untuk mengantarkan kami sampe ke kaki gunung dan esok paginya kami akan dijemput kembali.

Lokasi Gunung Sipiso-Piso

Gunung Sipiso-Piso ini terletak di Kecamatan Merek, Kabupaten Karo, Sumatera Utara. Kalo dari Medan palingan cuma 3 jam doang untuk menuju kaki gunungnya. Oh ya, gunung ini letaknya juga nggak jauh dari Danau Toba, dari puncaknya juga bisa melihat pemandangan Danau Toba, cakep cuy.

Gunung ini terbentuk dari batuan lava andesite akibat aliran magma di bawah permukaan bumi. Gunungnya memiliki ketinggian hingga 1900 mdpl. Gunung ini juga dikenal dengan mama Bukit Gundul karena pepohonan cuma tumbuh di sepanjang jalur pendakian dan bagian puncaknya doang. Sedangkan bagian tubuh gunung ini cuma ditumbuhi rerumputan doang.
Plang informasi Gunung Sipiso-Piso
Setelah berdoa bersama, kami pun memulai trekking pendakian menuju puncak gunung ini. Enaknya gunung ini punya jalur pendakian yang sudah diaspal, walaupun aspalnya udah rusak, tapi memudahkan untuk melakukan pendakian.

Sunset di Gunung Sipiso-Piso

Sekitar 1 jam lebih kemudian kami sampe juga di puncak Gunung Sipiso-Piso ini. Bersamaan dengan itu, matahari terbenam pun menyapa kami, cahayanya yang jingga pucat mengintip malu-malu dari balik awan dan pegunungan Bukit Barisan di ufuk barat. Sayangnya karena aku harus mendirikan tenda, aku tak bisa menikmati saat-saat matahari terbenam tersebut.
Cahaya matahari senja mengintip di balik awan

Biasa cahaya senja di Danau Toba
Tak lama, kegelapan pun mulai menyelimuti puncak Gunung Sipiso-Piso ini. Bermodalkan cahaya api unggun yang tertiup angin, kami menikmati makan malam yang sederhana, sederhana tapi lauknya ayam bakar. 🤣

Karena mereka pengennya sambil piknik, jadi sebelum pendakian mereka udah nyiapin semua kebutuhan logistik sampe cemilan pun ada banyak. Mantap uy.

Tapi karena suhu udara yang makin turun dan angin yang bertiup cukup kencang, membuat kami tak berlama-lama di luar tenda. Jam 9 malam kami sudah masuk ke tenda masing-masing dan berharap terlelap agar paginya bisa menikmati sunrise yang indah.

Zzz....

Woy bangun Woy, sunrise woy. Mataharinya cantik kali, bulat banget.” Tiba-tiba di luar udah heboh aja. Kulihat layar hape, masih jam 4 pagi.

Mana ada jam 4 sunrise.” Ucapku sambil melongokkan kepala dari pintu tenda.

Itu bang, mataharinya bulat banget.” Jawab Elsa, salah satu anggota pendakian ini sambil menunjuk ke arah barat.

Ha?? Itu bulan, bukan matahari, ya ampun.. tidur lagi kalian.” Perintahku saat menyadari kenyataan.

Bisa-bisanya mereka nyangka bulan purnama itu matahari, sampe pake selfie pulak itu. Ya ampun.... Mengigau kok sampe separah itu dan sampe satu tenda pula.

Nggak paham lagi aku cuy.

Tidur aja lah lagi.

Zzz....

Sunrise dari Puncak Gunung Sipiso-Piso

Jam 5.30 aku pun bangun kembali dan mulai membangunkan mereka yang masih tertidur agar segera beribadah dan bisa melihat sunrise yang asli. Bukan bulan purnama. -_-

Tak lama di ufuk timur terlihat semburat cahaya kemerahan, tanda sang penguasa siang itu telah bangun. Perlahan cahaya kemerahan itu semakin meluas memenuhi langit di sisi timur. Semakin lama cahayanya semakin terang hingga permukaan Danau Toba yang tenang dan pinggirannya yang berkelok-kelok bisa terlihat. Bahkan Pulau Samosir di seberang sana pun terlihat. Indah banget cuy.
Semburat kemerahan di ufuk timur
Pagi di atas Danau Toba
Setengah jam kemudian, sang raja itu pun akhirnya terlihat. Cahayanya yang hangat menyinari segenap permukaan. Segera aku mengabadikan moment tersebut. Sungguh, ini salah satu pemandangan terindah yang pernah kulihat.
Sang matahari menampakkan diri
Cahaya matahari yang hangat terlihat membias di permukaan air Danau Toba yang tenang. Di sekeliling Danau Toba nampak pula perbukitan hijau yang berkelok-kelok. Perpaduan warna yang ada menghasilkan gradasi warna yang begitu indah. Sungguh indah sekali.
Luar biasa indahnya

Danau Toba dari atas Gunung Sipiso-Piso

Alam Indonesia juara banget

Menikmati cahaya matahari pagi
Satu lagi yang menarik dari puncak gunung ini adalah lekuk-lekuk daratan di pinggir Danau Toba terlihat persis sama dengan gambar Danau Toba yang ada di Uang Rupiah 1000 emisi 1992. Yupz.. gambar Danau Toba di uang tersebut memang diambil dari tempat ini. Keren banget cuy. Sumpah, keren banget.
Kelok-kelok dataran di pinggir Danau Toba

Uang Rp. 1000 dan Danau Toba

Sang backpacker menanti pagi

Minggu, 11 Desember 2016

Air Terjun Sikulikap di Tanah Karo

Air Terjun Sikulikap
Yo sobat backpack sejarah, gimana kabar kalian hari ini, semoga tetap baik ya seperti aku si tampan yang baik hati ini. hahaha... alay banget ya?
So... langsung aja ya, kali ini aku mau cerita tentang petualanganku ke Air Terjun Sikulikap. Sebenarnya setiap menuju Dataran Tinggi Karo aku pasti selalu memperhatikan gapura yang bertuliskan “Selamat datang di objek wisata Air Terjun Sikulikap” ini. Selalu malahan. Tapi aku belum pernah mencoba singgah ke sana, karena kulihat selalu sepi di pintu gerbangnya itu.
Gapura air terjunnya
Tapi akhirnya jadi juga sih ke air terjun ini, itu pun karena hal yang nggak disengaja. Lho? kok bisa? Jadi gini cuy, beberapa hari sebelumnya aku dapat kabar kalo ada satu komunitas traveling yang membuat open trip ke Lau Mentar, jadi aku pun mencari satu teman perjalanan yang bisa ku ajak dan dapatlah si Ratika, adek kelasku dulu pas SMA.
Tapi sialnya dan yang bikin keselnya, pas di hari H nih anak malah nggak ada kabar, padahal udah ditungguin di depan gerbang kostnya. Sumpah, ngeselin banget nih orang, bikin pengen nyate dia aja. Akhirnya setelah lebih dari setengah jam dia baru muncul, iya, setengah jam dan rombongan udah berangkat. Kan kampret tuh.
Yaaaa akhirnya dari pada nggak jadi kemana-mana, ku putusin aja jalan-jalan ke Tanah Karo, nyari tempat yang adem buat dinginin hati ku yang panas membara. Aceile.....
Pas lewat di gapura air terjun ini ku putusin buat singgah aja, kayaknya asyik juga tuh. Tapi si Ratika mah nggak berani. Serem katanya, sepi gitu. Emang iya sih, sepi banget padahal hari libur. Akhirnya aku aja yang turun, Ratika nungguin kereta di pondok dekat gapura.

Lokasi Air Terjun Sikulikap
Air Terjun Sikulikap ini berada di Jalan Jamin Ginting Km.54, Desa Doulu, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo. Tepatnya di bawah Panatapan, sebuah tempat wisata kuliner jagung bakar dan tidak jauh dari gapura perbatasan antara Kabupaten Karo dengan Kabupaten Deli Serdang.
Gapura perbatasan Kabupaten Karo dengan Kabupaten Deli Serdang
Akses Lokasi
Dari gapura selamat datang menuju air terjun ini butuh trekking sekitar 15 menit. Berhubung si Ratika nggak berani, jadi aku trekking sendirian deh. Tapi serem juga sih, meski jalur trekkingnya itu udah di beton, tapi di sekelilingnya masih hutan gitu. Kan mana tau di tengah jalur trekking ketemu cewek cantik kan serem juga. Kok serem? Ya serem lha kalo ceweknya bareng cowoknya, serem buat hatiku. Ahahahaha.... #baper.
Tapi syukur deh nggak ketemu hal yang seram, cuma ketemu beberapa bangku beton di sepanjang jalur trekking yang udah lumutan. Kayaknya udah jarang banget orang main-main ke air terjun ini. Aku juga ketemu satu longsoran di deket air terjunnya, jadi harus manjat-manjat dan megang akar deh buat lewat. Soalnya kalo jatuh, bisa kelar nih hidup, jurang cuy di bawah. Tapi karena air terjunnya 10 meter lagi kan nanggung banget, so.. libas aja.

Landscape Air Terjun
Meski pun air terjunnya sepi, tapi Air Terjun Sikulikap ini punya view yang cantik dan eksotis lho. Air terjunnya memiliki ketinggian sekitar 30 meter dengan air yang jernih dan segar. Di sekelilingnya terdapat tebing batu yang menjulang tinggi yang berpadu dengan hijaunya hutan hujan tropis. Adem deh suasana dan pemandangannya.
Air Terjun Sikulikap dan tebing batunya
Airnya segar cuy
 Asyiknya lagi, di depan air terjun ini ada satu pondok kecil yang bercorak khas Karo. Pondoknya masih bagus banget. Dari pondok ini aku bisa bebas memandangi keindahan air terjun ini meski sesekali bias hempasan air terjunnya terbang ke wajahku yang tampan ini, hahahaha.....
pondok kecil bercorak Karo

Tapi sepi banget sih air terjunnya, nggak ada satu pun pengunjungnya. Dan akhirnya, walau jalan berdua ama adik kelas, trekkingnya sendiri juga. #puk...puk...
Selfie karena nggak ada yang motoin

Senin, 14 November 2016

Mendaki Gunung Sibayak


Kawah Gunung Sibayak
Pendakian ke Gunung Sibayak adalah perjalanan paling absurd yang pernah ku lakukan. Keabsurdan ini dimulai saat makan malam bersama teman-teman di kost, Bang Wahyu Sutrisno, Dede Sumarna dan Abdul Rahman. Saat makan malam tersebut, Bang Wahyu mengatakan bahwa belum sah menjadi seorang mahasiswa jika belum pernah dugem di diskotik ataupun belum pernah mendaki gunung.
Mendengar itu, kami kemudian kompak untuk berdugem. Namun karena wajah saya yang unyu-unyu ini pasti tidak akan diijinkan masuk ke diskotik, akhirnya kami ubah rencana untuk  mendaki ke Gunung Sibayak.
Pendakian ini akan kami lakukan besok pagi. Iya, besok pagi. Dan absurdnya, rencananya tersebut disepakati jam 8 malam. Selesai makan, kami pun mempersiapkan diri dan jam 10 malam kami fix akan mendaki esok pagi bersama teman kuliahku Ian Rendi Ginting. Sungguh perencanaan pendakian yang tidak pantas ditiru.
Kenapa ku katakan tidak pantas ditiru? Karena selama tiga minggu kami tidak ada satu pun yang berolahraga dan besok kami akan mendaki gunung yang ketinggiannya mencapai 2.094 m dari permukaan laut dan direncanakan hanya dalam beberapa jam saja. Absurd sekali.
Pasukan tempur
Gunung Sibayak
Gunung Sibayak adalah salah satu gunung berapi aktif yang terdapat di Dataran Tinggi Karo. Gunung ini memiliki ketinggian mencapai 2.094 m dari permukaan laut. Puncak tertinggi dari Gunung Sibayak bernama Takal Kuda, ini adalah bahasa Karo yang berarti Kepala Kuda.
Puncak Gunung Sibayak
Rute Pendakian
Ada tiga rute pendakian yang bisa digunakana para pendaki untuk mencapai Puncak Gunung Sibayak. Karena kami belum ada yang pernah mendaki gunung, maka kami pun memilih rute wisata yang titik startnya di Desa Jaranguda.
Rute ini tergolong mudah karena kami cukup mengikuti jalan utamanya saja. Jalannya juga telah diaspal meski dikelilingi hutan dan jurang hingga ke pos 1 yang berupa tanah lapang dan ada semacam kolam yang di semen.
Dari sana terdapat tangga yang disemen menuju puncak hingga sampai di hutan pandan. Dari hutan pandan, puncak gunung sudah terlihat.
Puncak sudah terlihat
daki terus
Landscape di Puncak
Pemandangan di Puncak Gunung Sibayak ini sangatlah indah. Karena puncak gunung ini dipenuhi bebatuan yang tidak beraturan. Bebatuan tersebut merupakan hasil dari letusan yang terjadi beberapa waktu lalu yang mengguncang puncak gunung ini. pemandangan tersebut  justru menjadi keunikan tersendiri yang menarik di puncak ini. Sedangkan di bawah sana, kami juga bisa melihat hamparan pemandangan lanskap kota Berastagi dan di kejauhan terlihat pula Gunung Sinabung berdiri gagah menantang langit.
Kota Berastagi di kejauhan
Lingkar kawah Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung di kejauhan
Seremmmm