Selasa, 17 November 2020

Air Terjun Jambuara di Simalungun

Air Terjun Jambuara di Simalungun
Air Terjun Jambuara

Hai-hai sahabat backpacker.... apa kabarnya? Semoga sehat-sehat aja ya. Aamiin...

Gimana nih, udah pada kangen ama backpacker yang ganteng dan unyu ini belum? Wkwkwkwkwk....

Baca juga: Danau Toba dari Pantai Pasifik Porsea

Maafnya lumayan lama kagak update, soalnya minggu lalu emang sibuk banget ngurus pemberkasaan. Apalagi berkas-berkasnya harus discan dan diubah ke pdf. Padahal di kampungku kagak ada fasilitas seperti itu. Jadi aku harus ke ibukota kabupaten yang berjarak hampir 2 jam perjalanan demi ngescan dan ngubah berkasnya ke pdf. Jauh banget uy...

Selain itu, akhir pekan kemarin aku juga ngebantui ayah mengecat perahu. Jadi baru sekarang deh punya waktu buat berbagi cerita perjalananku mengunjungi objek-objek wisata menarik yang ada di sekitar sini.

Kali ini aku, sang backpacker yang ganteng dan unyu mau berbagi cerita saat aku ngunjungi Air Terjun Jambuara yang ada di kabupaten Simalungun, kabupaten yang ada di sebelah kabupaten tempat tinggalku. Perjalanan ini kulakuin bareng adikku dan pake sepeda motor. Brrmmmm... brrmmmm....

Alamat Air Terjun Jambuara dan cara ke Air Terjun Jambuara

Air Terjun Jambuara beralamat di Huta V pondok V, desa Buntu Bayu, kecamatan Hatonduhan, kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Air terjun ini berada tepat di perbatasan kabupaten Simalungun dengan kabupaten Asahan.

Untuk menuju Air Terjun Jambuara, jika dari arah kota Pematang Siantar atau kota Kisaran bisa melalui Jalan Besar Mandouge. Nantinya setelah melewati perbatasan kabupaten Simalungun dan Kabupaten Asahan, berbelok ke kanan dan ikuti jalannya kira-kira 500 meter. Air terjunnya ada di ujung jalan tersebut.

Harga tiket masuk ke Air Terjun Jambuara

Harga tiket masuk ke Air Terjun Jambuara cukup murah, perorangnya hanya perlu membayar Rp. 5000 aja. Sedangkan untuk parkir sepeda motornya dikenakan biaya Rp. 2000 doang. Jadi cukup terjangkau lah.

Keindahan alam Air Terjun Jambuara

Setelah memarkirkan kendaraan, kami pun segera turun untuk menikmati keindahan Air Terjun Jambuara. Dari tempat parkir terdapat jalanan menurun ke bawah. Jalannya masih sederhana, hanya tanah yang dikikis berbentuk tangga dan di kanan kirinya diberi pagar pembatas dari kayu. Jadi harus hati-hati saat turun. Namun asyiknya dari sela-sela pepohonan udah terlihat Air Terjun Jambuara yang menjulang tinggi. 

Air Terjun Jambuara di Simalungun
Air Terjun Jambuara dari lokasi parkir

Air Terjun Jambuara di Simalungun
Ketinggiannya mencapai 80-an meter

Tak lama kemudian kami pun tiba di bawah Air Terjun Jambuara. Air terjunnya indah banget cuy dan berasal dari aliran sungai Aek Komangin yang berada di atas tebing. Air terjunnya memiliki ketinggian mencapai 80-an meter dan jatuh tegak lurus.

Di bawahnya terdapat kolam air terjun dengan air berwarna hijau toska yang jernih. Di satu titik juga terlihat warna-warna pelangi yang berpendar di atas kolam air terjunnya. Warna pelangi ini muncul karena percikan airnya yang deras membiaskan cahaya matahari. Cantik uy! 

Air Terjun Jambuara di Simalungun
Warna pelangi di kolam air terjunnya

Di sekeliling air terjunnya juga dihiasi pemandangan yang menawan berupa tebing-tebing batu yang menjulang tinggi. Sedangkan di sekitarnya terlihat hijaunya pepohonan rimbun  yang menambah indah pemandangannya. Secara keseluruhan, Air Terjun Jambuara ini pemandangannya juara. Mantap lah. 

Air Terjun Jambuara di Simalungun
Air Terjun Jambuara
Air Terjun Jambuara di Simalungun
Backpacker yang ganteng dan unyu di Air Terjun Jambuara

Rabu, 11 November 2020

Masjid Raya Al-Hidayah Porsea

Masjid Raya Al-Hidayah Porsea
Masjid Raya Al-Hidayah Porsea

Hai-hai sahabat backpacker, gimana nih, udah pada kangen ama backpackpacker yang ganteng dan unyu ini nggak? 😋

Maaf ya kawan-kawan udah lama nih kagak update, soalnya beberapa hari ini cukup sibuk ngurus pemberkasan. Jadinya kagak punya waktu yang cukup buat buka blog. Maafin yang kawan-kawan. 🙏

Baiklah, kembali ke cerita. Sebelumnya aku dan adikku udah ngunjungi pantai yang tak di pinggir laut tetapi di pinggir Danau Toba dengan nama Pantai Pasifik Porsea. Setelah puas menikmati indahnya pantai di pinggiran danau ini, kami pun bersiap untuk kembali ke rumah karena hari pun sudah beranjak sore. Terlalu berbahaya jika kesorean melewati Jalan Sigura-Gura. Soalnya di jalannya yang berkelok-kelok, mendaki dan turunan serta di kanan dan kirinya terdapat hutan lebat dan jurang dalam yang menganga.

Baca juga: Danau Toba dari Pantai Pasifik Porsea

Selain itu banyak kisah mistis yang beredar tentang Jalan Sigura-Gura ini. Seperti dulu pernah ada yang berkendara hingga 5 jam namun tak kunjung keluar dari Jalan Sigura-Gura padahal jarak tempuhnya hanya sekitar 1 jam aja udah nemuin pemukiman penduduk. Dan ketika mereka tiba di pemukiman penduduk, jam di pergelangan tangannya malah berputar mundur. Seolah-olah mereka tak pernah tersesat. Serem uy! 😱

Namun sebelum beranjak pulang, kami berdua memutuskan untuk singgah dahulu di Masjid Raya Al-Hidayah Porsea untuk menunaikan ibadah sholat Zuhur. Soalnya cuma pacar yang boleh ninggalin kita, tapi sholat kan jangan ditinggalin. 😁

Alamat Masjid Raya Al-Hidayah Porsea

Masjid Raya AL-Hidayah Porsea beralamat di Jalan Prof. Dr. Midian Sirait, kecamatan Porsea, kabupaten Toba Samosir. Masjidnya ada di tepi Jalan Sigura-Gura yang menghubungkan Porsea dengan Asahan. 

Masjid Raya Al-Hidayah Porsea
Terletak di kecamatan Porsea

Tentang Masjid Raya Al-Hidayah Porsea

Masjid Raya Al-Hidayah Porsea dibangun pada tahun 1964 dan merupakan masjid terbesar di kecamatan Porsea. Masjid ini punya desain arsitektur yang sederhana dan terlihat seperti bangunan masjid-masjid pada umumnya. Meski demikian, namun masjid ini cukup nyaman juga buat beribadah. 

Masjid Raya Al-Hidayah Porsea
Masjid terbesar di kecamatan Porsea
Masjid Raya Al-Hidayah Porsea
Taman pendidikan Islam

Masjid ini juga menjadi salah satu pusat keislaman di kecamatan Porsea. Di sisi masjid terdapat satu taman pendidikan Islam. Selain itu di masjid ini juga sering digunakan sebagai tempat-tempat pengajian dan pengkajian Islam serta selalu menjadi lokasi peringatan hari-hari besar Islam seperti Sholat ‘Id dan Qurban. Bahkan setiap malam ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha di sini selalu diadakan Festival Beduk. Mantap jiwa. 👍

Masjid Raya Al-Hidayah Porsea
Backpacker ganteng dan unyu di Masjid Raya Al-Hidayah Porsea

Sabtu, 07 November 2020

Danau Toba dari Pantai Pasifik Porsea

Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Pantai Pasifik Porsea

Hai sahabat backpacker...

Selamat datang di blognya backpacker yang ganteng dan unyu. 😋

Duduk dulu sini, aku mau cerita nih. Sebelumnya aku dan adikku udah menyaksikan keindahan Danau Toba dari atas Puncak Sigura-Gura. Tapi rasanya nggak puas cuma liat Danau Toba dari ketinggian. Apalagi jarak dari Puncak Sigura-Gura ke Danau Toba hanya sekitar 20 menit perjalanan doang. Jadi aku putusin buat liat Danau Toba secara langsung dari dekat.

Baca juga: Danau Toba dari Puncak Sigura-Gura

Brrmmm.... brrmmmm... Sepeda motorku kembali kupacu melewati jalanan Sigura-Gura yang berkelok-kelok dengan kontur turunan kali ini. Di kanan dan kiri terhampar pemandangan dari hutan hujan tropis dan jurang-jurang dalam. Sesekali juga terlihat aliran Sungai Asahan di dasar jurang dengan airnya berwarna hijau toska. Cakep juga uy.

Porsea

Sekitar 20 menit kemudian kami mulai memasuki kawasan pemukiman penduduk. Yupz, kami sudah memasuki wilayah Porsea. Porsea adalah salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Toba Samosir. Kecamatan ini berada di tepian Danau Toba dan Sungai Asahan serta ada di kaki Pegunungan Bukit Barisan.

Jembatan Porsea

Setibanya di kota Porsea, aku kemudian menghentikan sepeda motor di atas Jembatan Porsea. Jembatan Porsea adalah salah satu lokasi bersejarah dari perang dunia II di Tanah Batak pada tahun 1942 antara pasukan Jepang dengan pasukan Belanda.

Pertempuran tersebut terjadi tanggal 9-10 Maret 1942 untuk memperebutkan Jembatan Porsea yang strategis karena menghubungkan wilayah Lembah Toba dengan wilayah di Utara, Selatan dan Sumatera Timur. Dalam pertempuran tersebut, jembatan ini pun telah dipasangi dinamit. Namun karena pasukan Jepang menyerang menggunakan perahu menyusuri sungai membuat pasukan Belanda kalah dan mayatnya terkubur di aliran Sungai Asahan.

Pemandangan dari atas jembatan ini juga cukup cantik. Karena di bawah jembatannya mengalir Sungai Asahan dengan air berwarna hijau toska. Sedangkan di kejauhan terlihat barisan pegunungan. 

Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Jembatan Porsea
Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Sungai Asahan dari Jembatan Porsea

Pantai Pasifik Porsea

 Setelah dari Jembatan Porsea, aku kemudian mengarahkan sepeda motor ke Pantai Pasifik Porsea, salah satu destinasi wisata di Porsea yang ada di tepi Danau Toba.

Alamat Pantai Pasifik Porsea

Pantai Pasifik Porsea beralamat di desa Patane I, kecamatan Porsea, kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara.

Cara ke Pantai Pasifik Porsea

Untuk menuju Pantai Pasifik Porsea dari kota Porsea sangat mudah karena lokasinya tak jauh dari pusat kota. Jalan masuknya ada di sisi kanan sebelum Jembatan Porsea, Dari sana lurus aja sekitar 5 menit perjalanan, nanti akan ada plang penunjuk arah dan pantainya pun terlihat dari plang tersebut.

Harga Tiket Pantai Pasifik Porsea

Harga tiket masuk ke Pantai Pasifik Porsea ini hanya Rp. 2000 persepeda motor. Inget! persepeda motor loh, bukan perorang dan itu sudah termasuk biaya parkir serta menggunakan semua fasilitas yang tersedia di Pantai Pasifik Porsea.

Fasilitas di Pantai Pasifik Porsea

Fasilitas yang ada di Pantai Pasifik Porsea adalah lapangan parkir yang luas, sebuah rumah makan, beberapa bangku-bangku beton dengan atap dan meja, gazebo dengan arsitektur khas Batak Toba, kamar mandi dan ruang bilas hingga arena bermain anak seperti ayunan, jungkat-jungkit dan yang lainnya. 

Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
gazebo berarsitektur Batak Toba
Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Area bermain anak

Pemandangan Danau Toba dari Pantai Pasifik Porsea

Meskipun namanya pantai, tapi Pantai Pasifik Porsea ini tidak terletak di tepi laut melainkan ada di tepi Danau Toba. Di Sumatera Utara memang ada kecenderungan menamakan pantai pada suatu tempat yang berpasir dan ada di tepi danau atau sungai meski lokasinya ada di dataran tinggi.

Pantai Pasifik Porsea ini memang memiliki daratan berpasir putih. Pasirnya bertekstur kasar seperti silica. Katanya sih pasir ini diperkirakan terbentuk dari hasil ledakan Gunung Toba jutaan tahun yang silam.

Pemandangan Danau Toba dari pantai ini juga cakep banget, karena airnya terlihat biru jernih dan luas banget. Kondisi angin yang bertiup kencang juga membuat permukaan airnya bergelombang sehingga tampak seperti lautan sungguhan. Anginnya membuat aku merasa seperti lagi ada di pantai tepi laut sungguhan, padahal mah lagi di Danau Toba.

Sebenarnya di pantai ini membolehkan pengunjung untuk berenang. Namun nggak boleh sampe ke tengah dan harus ekstra berhati-hati karena di bagian tengahnya terdapat arus bawah yang kuat yang mengarah ke Sungai Asahan, sehingga cukup berbahaya. Bahkan saat kami di sana, ada satu keluarga yang sedang menabur bunga di tepi pantainya. Katanya sih beberapa tahun yang lalu keluarga mereka ada yang meninggal di pantai ini. Serem uy... 

Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Berpasir putih
Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Danau Toba

Hulu Sungai Asahan

Satu hal yang cukup menarik dari Pantai Pasifik Porsea adalah pantai ini terhubung langsung dengan aliran Sungai Asahan. Hal ini jugalah yang membuat di Pantai Pasifik Porsea punya arus bawah yang kuat.

Sungai Asahan sendiri adalah sungai terbesar dan terpanjang di Sumatera Utara. Panjang sungainya mencapai 147 km. Sungai ini juga merupakan spot rafting terbaik ketiga dunia dengan jeram besar grade 4 hingga 5+.

Dari Pantai Pasifik Porsea kami hanya perlu berjalan menyusuri tepi pantainya selama 5 menit dan udah bisa melihat hulu Sungai Asahan yang menyatu dengan Danau Toba. Wisata di Pantai Pasifik Porsea ini rasanya mantap juga cuy. 

Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Hulu Sungai Asahan
Danau Toba Pantai Pasifik Porsea
Si ganteng dan unyu di tepi Danau Toba

Selasa, 03 November 2020

Danau Toba dari Puncak Sigura-Gura

Puncak Sigura-Gura
Danau Toba dari Puncak Sigura-Gura

Hai sahabat backpacker....

Selamat datang lagi di blognya orang ganteng dan unyu. 😆

Di cerita sebelumnya aku udah cerita kalo kami pergi ke Bendungan Tangga, Asahan. Namun kami tak diperbolehkan untuk melihat bentuk bendungannya ama si Bapak Satpam.

Baca juga: Bendungan Tangga dan Lembah Asahan

Jadi, daripada perjalanannya sia-sia dan nggak dapat apa-apa, aku dan adikku, Rizlan, memutuskan untuk melanjutkan perjalanan kami menyusuri Jalan Sigura-Gura hingga ke Porsea.

Brrmmmm... brrmmm... sepeda motor pun kembali ku pacu melewati jalanan Sigura-Gura yang berkelok-kelok dengan kontur mendaki. Di kanan kirinya terhampar pemandangan hutan hujan tropis, perbukitan dan sesekali jurang yang dalam dengan Sungai Asahan yang mengalir di dasar jurang tersebut.

Puncak Sigura-Gura

Sekitar 30 menit kemudian kami tiba di Puncak Sigura-Gura. Puncak Sigura-Gura adalah salah satu titik tertinggi di kawasan Sigura-Gura dan menghadap ke arah kota Porsea, sebuah kota kecamatan di pinggir Danau Toba.

Di puncak ini ada satu bukit kecil yang menghadap langsung ke arah Danau Toba. Tapi sayangnya di bukit kecil tersebut terdapat banyak sampah yang berserakan. Sepertinya banyak pengunjung yang membuang sampah sembarangan. Sayang sekali sih, karena pemandangannya yang indah jadi tercemari dengan sampah-sampah ini.

Selain bukit kecil itu, juga ada satu warung kecil bernama Pondok Panatapan yang menjual makanan dan minuman. Kami berdua memilih untuk singgah di pondok kecil tersebut sekalian memesan teh manis hangat, karena angin di puncak bukit ini cukup kencang hingga terasa dingin. Brrrr..... 

Puncak Sigura-Gura
Pondok Panatapan
Puncak Sigura-Gura
Teh dan pemandangan yang indah

Danau Toba dari Puncak Sigura-Gura

Sambil menunggu teh manis hangatnya, aku memandangi pemandangan dari jendela warung. Dari jendela tersebut nampak pemandangan kota Porsea di bawah sana. Lalu nampak juga Danau Toba yang begitu luas dengan air yang terlihat biru, di seberang danaunya nampak pula Pulau Samosir. Sedangkan di sekeliling Danau Toba terlihat barisan pegunungan yang seolah-olah menjadi pagar penjaga keindahan Danau Toba. 

Cantik banget cuy.

Puncak Sigura-Gura
Danau Toba dari Puncak Sigura-Gura
Puncak Sigura-Gura
Pemandangan dari Puncak Sigura-Gura
Puncak Sigura-Gura
Barisan pegunungan di sekeliling Danau Toba

Bukit Wihelmina

Btw, saking cantiknya pemandangan dari bukit ini, dulu pihak Kolonial Belanda menamakan bukit ini dengan nama Bukit Wihelmina. Karena menurut mereka pemandangan bukit ini cukup indah, seindah kecantikan Ratu Wihelmina, Ratu Belanda saat itu.

Menurutku pemandangan dari bukit ini bisa lebih cantik lagi saat matahari terbenam, karena bukitnya menghadap ke arah barat. Sehingga pemandangan Danau Toba dengan latar matahari terbenam dari tempat ini pasti juara banget. Sayangnya aku belum bisa menyaksikannya secara langsung. Karena terlalu berbahaya melewati Jalan Sigura-Gura jika kemalaman.

Alamat Puncak Sigura-Gura

Puncak Sigura-Gura berada di kecamatan Parmaksian, kabupaten Toba Samsoir, Sumatera Utara.

Cara ke Puncak Sigura-Gura

Puncak ini berada di tepi Jalan Sigura-Gura yang menghubungkan kabupaten Asahan dan kabupaten Toba Samosir. Jika teman-teman datang dari kota Porsea, teman-teman bisa ambil rute Jalan Sigura-Gura menuju kabupaten Asahan. Dari pusat kota Porsea tempat ini bisa dicapai sekitar 20 menit perjalanan.

Sedangkan jika teman-teman datang dari arah kota Kisaran, teman-teman bisa melewati Jalan Sigura-Gura menuju Air Terjun Ponot atau Air Terjun Sigura-Gura. Dari sana lurus terus menuju kota Porsea dan sekitar 30 menit perjalanankemudian teman-teman bisa tiba di tempat ini. 

Puncak Sigura-Gura
Backpacker ganteng dan unyu di Puncak Sigura-Gura

Senin, 02 November 2020

Bendungan Tangga di Asahan dan Lembah Asahan

Bendungan Tangga
Bendungan Tangga 

Hai hai sahabat backpacker....

Gimana nih libur panjangnya?

Traveling kemana aja kemarin?

Kalo aku sih traveling ke tempat yang deket-dekat aja dari rumah. Soalnya kalo mau jauh pun objek wisatanya masih banyak yang tutup. Selain itu, di masa pandemi seperti ini juga nggak aman buat traveling ke tempat-tempat yang jauh. So... aku memilih buat traveling di sekitar Asahan aja, kabupaten tempat ku tinggal.

Baca juga: Lembah Asahan, Kepingan Surga di Bumi Asahan

                  Air Terjun Sampuran Harimau Yang Terlupakan

Kali ini aku mau berbagi cerita petualanganku ke arah Sigura-Gura. Perjalanan ini sebenarnya bermula ketika aku nggak sengaja nemunin uang kertas Rp. 100 emisi tahun 1984 saat bersih-bersih lemari tua. Uang ini gambar depannya berupa burung Dara Mahkota dan gambar belakangnya adalah Bendungan Tangga di Asahan. 

Bendungan Tangga
Uang Rp. 100 emisi 1984

Nah, aku pun jadi tertarik buat ngunjungi Bendungan Tangga ini, Aku lalu mengajak adikku, Rizlan untuk menemaniku dalam perjalanan kali ini. Dengan mengendarai sepeda motor, kami pun menembus jalanan Sigura-Gura yang menghubungkan Asahan dengan Toba Samosir. Brmmm.... brmmm....

Alamat Bendungan Tangga

Bendungan Tangga berada di desa Tangga, kecamatan Aek Songsongan, kabupaten Asahan, Sumatera Utara. Bendungan ini berada tepat di perbatasan kabupaten Asahan dan Kabupaten Toba Samosir. Bendungan ini juga berada pas di atas Air Terjun Sampuran Harimau dan Air Terjun Ponot.

Sejarah Bendungan Tangga

Bendungan Tangga dibangun oleh pihak Jepang melalui Inalum pada tahun 1987 dan selesai pada tahun 1982. Bendungan ini merupakan bendungan busur pertama di Indonesia. Bendungan busur artinya bendungan dengan bentuk lengkungan seperti busur. Bendungannya memiliki tinggi 82 meter dari dasar Sungai Asahan dan punya tiga pintu air. Bendungan ini digunakan untuk membendung aliran sungai Asahan dan menyuplai air untuk membangkitkan tenaga bagi Stasiun Listrik Tangga.

Btw, bendungan inilah yang membuat aliran Air Terjun Sampuran Harimau menjadi sangat kecil saat ini. Karena posisi bendungannya memang tepat di atas aliran Air Terjun Sampuran Harimau. Padahal dulunya Air Terjun Sampuran Harimau ini terkenal akan debit airnya yang besar dan deras. Saking derasnya, suara jatuhan airnya terdengar seperti auman harimau dan itu pulalah yang menjadikan air terjun ini bernama Sampuran Harimau.

Kagak Dikasi Masuk Cuy!

Apesnya, kami nggak dikasi buat masuk, bahkan untuk melihat bentuk bendungannya pun nggak dibolehin ama pak satpam yang berjaga di pintu masuk.

Sumpah! Rasanyanya kesel kali loh. Soalnya Bendungan Sigura-Gura yang terletak 4 km dari tempat ini aja dibolehin buat dikunjungi, padahal nggak pernah dijadiin gambar uang rupiah. Ini bendungan yang jelas-jelas jadi gambar di uang rupiah malah kagak dibolehin masuk, minimal liat bentuk bendungannya gitu.

Akhirnya aku cuma bisa liat sekilas bendungan dari celah-celah yang ada. Itupun yang terlihat dikit banget cuy. Karena nggak dibolehin aku pun memutuskan untuk balik badan. 

Bendungan Tangga
Mengintip Bendungan Tangga

Lembah Asahan

Syukurnya pemandangan di sekitar Bendungan Tangga ini cukup indah. Karena posisinya yang berada di atas Air Terjun Sampuran Harimau dan Air Terjun Ponot, jadi bisa sedikit melihat kedua air terjun tersebut dari sisi atas. Selain itu aku bisa memandangi Lembah Asahan yang terhampar luas di bawah sana.

Lembah Asahan, sebuah lembah yang indah berwarna hijau yang dikelilingi barisan pegunungan dan tebing-tebing batu yang menjulang tinggi. Di dasar lembahnya terlihat aliran Sungai Asahan yang meliuk-liuk membelah lembah. Keindahannya cukup lah buat ngilangin rasa kesal di hati. 

Lembah Asahan
Lembah Asahan