Sabtu, 07 Desember 2019

Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta

Masjid Gedhe Kauman
Hai sahabat backpacker...

Selamat datang di blog backpack sejarah, blognya si backpacker yang ganteng dan unyu. :D

Sekarang aku mau ngelanjutin kisah petualanganku saat jalan-jalan di Yogyakarta. Seperti yang kuceritakan sebelumnya, aku dan adikku mengunjungi Keraton Hadiningrat Ngayogyakarta. Sayangnya karena kurangnya informasi, jadi cuma sebagian kecil doang dari keraton ini yang kami jelajahi. Selain itu, waktu zhuhur juga udah tiba sih, jadi kami mutusin buat istirahat sejenak dan beribadah.

Berhubung kami lagi ada di Keraton Jogja, jadi kami mutusin buat ibadah di Masjid Gedhe Kauman aja. Soalnya lokasinya masjidnya nggak jauh dari Keraton dan bisa sekalian menikmati salah satu masjid terbesar dan bersejarah di Yogyakarta yang juga menjadi Masjid Raya Kesultanan Hadiningrat Ngayogyakarta.

Alamat Masjid Gedhe Kauman

Masjid Gedhe Kauman beralamat di Jalan Kauman, Ngupasan, Yogyakarta. Tempatnya nggak jauh dari Komplek Keraton Yogyakarta. Oleh karena itu, motor sewaannya kami tinggalin aja di parkiran keraton dan kami jalan kaki aja ke masjid ini. Lets go...

Sejarah Masjid Gedhe Kauman

Masjid Gedhe Kauman ini dibangun oleh Sri Sultan Hamengku Buwono I bersama Kyai Faqih Ibrahim Diponingrat yang merupakan penghulu keraton pertama. Sedangkan arsitek pembangunan masjid ini adalah Kyai Wiryokusumo. Masjid ini dibangun pada hari Ahad Wage, 29 Mei 1773 M atau 6 Rabi'ulakhir 1187 H. Artinya nih masjid udah berusia 246 tahun. Busyeett....

Arsitektur Masjid Gedhe Kauman

Masjid Gedhe Kauman ini punya gaya arsitektur tradisional Jawa yang cukup kental. Atap masjidnya bertingkat tiga yang berbentuk tajuk lambing teplok. Pintu masuknya ada di sisi timur dan utara masjid. Di bagian dalam, terdapat mimbar bertingkat tiga dari kayu, di dekatnya ada bangunan mirip sangkar. Dulunya sangkar ini menjadi tempat sholat sultan demi keamanannya.
Atapnya bertingkat tiga

Pintu masuknya
Mimbar masjid

Ruang untuk sultan sholat

Atap dalam masjid
Beribadah di masjid ini sangat nyaman, bahkan esok harinya aku sholat jum'at di masjid ini dan khatibnya membawakan khutbah yang sangat menentramkan hati yang selama ini menggalau. :D
Atap di bagian serambi masjid

Si ganteng yang unyu di Masjid Gedhe Kauman

Jumat, 15 November 2019

Keraton Yogyakarta

Brrmm.... Brrmmm...

Hai sahabat backpacker...

Setelah sebelumnya aku dan adikku menikmati indahnya bangunan bersejarah Candi Kalasan yang ada di pinggir jalan Yogyakarta-Solo yang anehnya meski di pinggir jalan tapi sepi, sekarang kami berdua melanjutkan petualangan di Yogyakarta ini dan menuju kembali ke pusat kota. Karena tujuan kami berikutnya adalah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat
Brrmm... Brrmm...

Alamat Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Harga Tiket

Nggak begitu jauh dari Candi Kalasan, akhirnya kami sampe juga di halaman parkir keraton Jogja ini. Setelah memarkirkan motor sewaan ini, kami pun segera membeli tiket. Harga tiketnya cuma Rp. 5000 doang perorang dan kalo mau moto-moto harus bayar lagi Rp. 2000 perkamera.

Btw alamat Keraton Jogja ini berada di Jalan Rotowijayan, Panembahan, Keraton, Kota Yogyakarta. Tempatnya pas banget di depan Alun-Alun Utara Yogyakarta dan nggak jauh dari 0 KM Yogyakarta.

Sejarah Keraton Yogyakarta

Keraton ini mulai didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I pada tahun 1755 setelah terjadinya peristiwa perjanjian Giyanti yang membagi Kesultanan Mataram menjadi dua yaitu Yogyakarta dan Surakarta.

Pembangunan keraton ini diarsiteki sendiri oleh Sultan Hamengku Buwono I dengan arsitektur Jawa yang kental. Katanya sih keraton ini adalah salah satu komplek istana terbaik di Tanah Jawa. Mantap banget...

Bagian-Bagian Keraton Yogyakarta

Setelah membeli tiket masuk, kami berdua pun langsung aja menikmati indahnya Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ini. Pertama ada Bangsal Pagelaran, bangsal ini dulunya merupakan tempat para penggawa kesultanan menghadap sultan pada upacara resmi. Kalo sekarang sih sering digunain untuk even pariwisata, religi dan lain-lain disamping untuk upacara adat keraton.
Bangsal Pagelaran
Di sisi bangsal ini ada ruangan kaca yang mamerin koleksi pakaian kerajaan, dari pakaian Raja, Pangeran, Kerabat, Prajurit, sampai pakaian Abdi Dalem pun ada. Pakaiannya sih unik-unik dan menarik.
Koleksi Pakaian
Lanjut ke bagian dalam, ada pagar putih yang menjadi pembatas. Di pagar ini terdapat relief perjuangan Sultan Hamengkubuwono I dan Sultan Hamengkubuwono IX.
Relief perjuangan sultan
Di balik pagar ini ada Bangsal Siti Hinggil. Bangsal ini digunain untuk melakukan upacara resmi kerajaan. Bahkan Presiden Soekarno dulunya dilantik menjadi presiden di bangsal ini, tepatnya di Bangsal Manguntur Tangkil yang letaknya tepat di tengah-tengah Bangsal Siti Hinggil. Bangsal ini juga menjadi gambar di uang Rp. 1000 yang terbit tahun 1987.
Siti Hinggil
Bangsal Manguntur Tangkil



Foto uang Rp. 1000

Lalu di sebelah Siti Hinggil ini ada satu ruangan, aku nggak tau nama ruangannya sih, tapi isinya beberapa foto tua tentang sejarah Yogyakarta dan foto-foto sultan yang pernah memerintah di Keraton Yogyakarta ini.
Koleksi foto bersejarah

Sebenarnya masih banyak lagi yang menarik di Keraton ini, bahkan kami belum masuk ke bagian inti keratonnya. Tapi karena kurangnya informasi, jadinya aku pikir cuma bagian ini aja yang bisa diakses. Hmm... Sayang sekali kawan-kawan.
Aku di Keraton Yogyakarta

Rabu, 30 Oktober 2019

Candi Kalasan

Brrmm... Brrrmm...

Sepeda motor Vario yang kami sewa selama di Yogyakarta kembali mengarungi jalanan yang menguhubungkan Yogyakarta dengan Solo. Setelah sebelumnya aku dan adikku menikmati indahnya peninggalan sejarah di Keraton Ratu Boko yang tidak jauh dari Candi Prambanan.

Sekarang kami kembali menuju pusat kota Yogyakarta, karena adikku pengen jalan-jalan ke Keraton Yogyakarta. Namun sebelum ke Keraton Yogyakarta, ada satu tempat yang ingin ku singgahi dahulu, tempat ini udah kuliat saat perjalanan pergi tadi pas mau ke Prambanan, tempat itu adalah Candi Kalasan, candi yang berada tepat di pinggir jalan. Sungguh menggoda sekali nih candi pas aku lewat tadi.
Candi Kalasan
Lokasi Candi Kalasan

Candi Kalasan ini terletak di Dusun Kalibening, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Lokasinya pas banget  di pinggir jalan, jadi mudah banget buat ngunjunginnya.

Karena itu, setelah belok dikit aja, nih motor bisa langsung diparkirin dan kami langsung aja beli tiket masuknya. Tiket masuknya juga cukup murah, cuma Rp. 5000 doang perorangnya. Murah meriah aja.

Sejarah Candi Kalasan

Berdasarkan Prasasti Kalasan yang berangka tahun 778 Masehi yang ditemuin di sekitar Candi Kalasan ini, diketahui kalo Candi Kalasan dibangun pada masa Rakai Panangkaran dari Dinasti Syailendra di Kerajaan Mataram Kuno.

Di prasastinya disebutin kalo guru sang raja Tejapurnapana Panangkaran alias Rakai Panangkaran berhasil membujuk sang raja untuk membangun bangunan suci Dewi Tara beserta biaranya bagi para pendeta sebagai hadiah dari Sangha. Katanya sih, biaranya itu adalah Candi Sari yang letaknya nggak jauh dari Candi Kalasan ini. Tapi sayangnya aku nggak sempat ke sana. Duh... Sayang kali cuy.
Papan informasi Candi Kalasan
Arsitektur Candi Kalasan

Secara arsitektur, candi ini cukup cantik sebenarnya. Bangunannya berbentuk bujur sangkar dengan 1 ruang utama dan 4 bilik yang menjorok keluar. Sedangkan atapnya berbentuk persegi delapan dan bertingkat dua. Di sekelilingnya terdapat bangunan stupa sebanyak 52 buah.
Arsitektur Candi Kalasan
Ciri khas yang dimiliki candi ini cukup istimewa dengan pola hias sulur gelung yang ditempatkan secara vertikal pada tubuh candi sehingga candi ini terkesan tinggi. Relief yang terukir di tubuh bangunan candi juga dipahat secara halus dan kemudian dilapisi lapisan semacam semen pelapis sisi luar bangunan.
Bangunannya terkesan tinggi

Tangga ke bilik candi

Arca di halaman candi
Dari prasasti yang ditemuin, dikatakan kalo di dalam kamar utama candi ini ada patung dewanya, tapi sayang sekarang patung itu udah nggak ada lagi. Ntah hilang kemana. Candi ini juga udah mengalami restorasi beberapa kali, tapi karena banyak batunya yang emang udah hilang, jadi nggak bisa diperbaiki secara utuh. Malahan pengunjung pun nggak diperbolehin buat masuk ke bilik utama candi. Sayang sekali.
Kondisi candinya kurang oke

Pengunjung dilarang masuk ke dalam cuy

Sidd caption

Rabu, 23 Oktober 2019

Berwisata di Keraton Ratu Boko

Brrmmm... Brmmm....

Begitulah kira-kira bunyi motor vario sewaan yang kami naiki membelah jalanan yang menghubungkan Yogyakarta dengan Kota Solo. Setelah sebelumnya aku dan adikku mengunjungi dan menikmati indahnya Taman Wisata Candi Prambanan, sekarang kami melanjutkan perjalanan untuk menjelajahi tempat-tempat wisata menarik lainnya yang ada di sekitar sini dan salah satunya adalah Keraton Ratu Boko.
Keraton Ratu Boko
Alamat Keraton Ratu Boko

Keraton Ratu Boko ini berada di Desa Bokoharjo dan Desa Sambireja, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Dari Taman Wisata Candi Prambanan, keraton ini cukup deket sih, kami tinggal menelurusi jalan menuju pusat kota Jogja, lalu di pertigaan Terminal Prambanan belok ke kiri, dari sini mah tinggal ikutin aja jalannya sampe ntar nemu plang penunjuk arah Keraton Ratu Boko.
Selamat datang di Keraton Ratu Boko
Sejarah Keraton Ratu Boko

Berdasarkan prasasti Abhayagiri Wihara yang berangka tahun 792 Masehi yang ditemuin di sekitar Situs Ratu Boko, disebutkan seorang tokoh yang bernama Tejahpurnapane Penamkarana atau Rakai Penangkaran, dan suatu wihara yang berada di atas bukit. Dari hasil penelitian sih, tempat ini dibangun Rakai Panangkaran ketika ia mengundurkan diri sebagai raja karena ingin ketenangan rohani dan mendalami agama.

Tapi di generasi-generasi selanjutnya, sepertinya tempat ini berubah fungsi utama dan dijadikan sebagai Keraton yang dilengkapi benteng pertahanan ketika terjadi perebutan kekuasaan dan hal itu disebutkan dalam Prasasti Siwagrha.

Hmm... Bangunan sejarah aja bisa berubah fungsi, apalagi perasaan si dia. -_-

Arsitektur dan Bagian-Bagian Keraton

Posisi Keraton Ratu Boko ini berada di atas bukit. Jadi untuk mencapainya, kami harus menapaki jalan menanjak dari parkiran. Asyiknya di sepanjang jalan ini ada beberapa saung dan kursi, jadi bisa rehat sejenak.
Peta Taman Wisata Keraton Ratu Boko

Jalan menuju ke gerbang keraton

Saung buat santai
Di salah satu sudut jalannya juga ada spot selfie yang dikasi hiasan bunga dan love gitu dengan latar Candi Prambanan di kejauhan. Beuuhh... cakep juga nih kalo berfoto di sini, so.. langsung aja deh aku berfoto di situ. Setelah selesai berfoto, baru deh sadar nih spot cocoknya buat foto bersama pasangan. Asem, kalo foto sendirian malah keliatan jomblonya. -_-
No coment deh. -_-
Akhirnya setelah berjalan mendaki beberapa waktu, nyampe juga di bangunan gapura yang menjadi gerbang situs bersejarah Keraton Ratu Boko.

Gerbang Keraton Ratu Boko yang digunakan untuk masuk ke situs bersejarah ini terdiri dari dua gerbang, yaitu gerbang luar dan gerbang dalam dengan gerbang dalam ukurannya lebih besar dari gerbang luar.
Gerbang luar

Gerbang dalam

Gerbang Keraton Ratu Boko

Di bagian depan gapura tersebut ada halaman luas berumput hijau yang merupakan alun-alun keraton. Di bagian belakangnya terdapat sisa bangunan yang tinggal lantainya doang. Sisa bangunan tersebut dinamain Paseban. Bangunan paseban ini ada dua buah yang saling berhadapan. Belum diketahui pasti fungsi utamanya sih, tapi berdasarkan penamaannya, Paseban merupakan ruang tunggu saat ingin menghadap raja.
Rumput hijau yang bikin adem

Paseban
Lalu di belakang nya lagi ada bangunan bernama Pendopo. Bangunan ini memiliki pagar batu dan tersisa lantainya doang. Diperkirakan fungsi bangunan ini merupakan ruang tamu.
Lebih ke belakang lagi terdapat bangunan keputren yang artinya tempat tinggal para putri. Di dekat Keputren ini juga tedapat kolam-kolam pemandian. Btw aku ke tempat ini sih mau ketemu putri-putri keraton, tapi ternyata kagak ada putri-putrinya. -_-
Pendopo

Kolam pemandian di dekat Keputren
Aku kemudian melanjutkan lagi penjelahan menuju ke lereng bukit kawasan keraton ini. Di sini terdapat dua buah goa yang dinamain Goa Lanang dan Goa Wadon. Diperkirakan goa ini merupakan tempat meditasi pada zaman dahulu.
Abaikan yang berfoto di goa
Tempat terakhir yang kami datangi adalah Candi Pembakaran dan Sumur Suci. Dinamain Candi Pembakaran karena ditemukannya sisa abu di sumuran candi, sehingga dipercaya candi ini menjadi tempat pembakaran jenazah atau tempat penyimpanan abu jenazah raja, tapi dari hasil penelitian cuma ditemukan abu sisa pembakaran kayu dan tidak ditemukan sisa pembakaran tulang. Sedangkan sumur suci dipercaya airnya memiliki tuah dan air dari sumur suci ini dulunya digunakan untuk upacara keagamaan di Candi Pembakaran.
Candi Pembakaran dan Sumur Suci
Setelah selesai menjelajahi satu demi satu sisa bangunan bersejarah di Keraton Ratu Boko ini, kami pun segera kembali ke parkiran untuk menuju destinasi menarik lainnya. Lets go...
Si ganteng yang unyu di Keraton Ratu Boko



Senin, 21 Oktober 2019

Museum Prambanan

Hai sahabat backpacker

Taman Wisata Candi Prambanan ini emang sangat menarik sih menurutku. Di taman ini nggak cuma ada Candi Prambanan doang, tapi ada beberapa candi lainnya yaitu Candi Lumbung, Candi Bubrah dan Candi Sewu. Selain candi-candi tersebut, masih ada satu tempat menarik lagi di taman wisata ini, yaitu Museum Prambanan.

Begitulah yang kulihat di peta Taman Wisata Candi Prambanan. Oleh karena itu, setelah aku dan adikku selesai menikmati indahnya Candi Sewu, kami kembali menggowes sepeda di taman wisata ini menuju Museum Prambanan.

Nggak begitu lama, kami pun nyampe di parkiran halaman museum dan segera aja kami masuk ke dalam museumnya.

Sejarah Museum Prambanan

Museum Prambanan dibangun pada tahun 1998 dengan tujuan sebagai tempat mengumpulkan artefak dan arca yang ditemukan di sekitar Candi Prambanan dan candi-candi yang ada di sekitarnya.

Museum ini dibangun dengan bentuk bangunan bercorak arsitektur Jawa. Museumnya memiliki pendopo, ruang pameran, ruang kantor dan ruang audiovisual.
Museum Prambanan
Koleksi Museum Prambanan

Begitu masuk ke dalam kawasan museum, langsung terlihat arca-arca yang disusun sejajar di halaman museum yang berumput hijau. Kebanyakan sih arca-arca ini dalam kondisi yang kurang utuh, cuma sebagian kecil doang yang masih utuh arcanya.
Arca di halaman museum
Kami kemudian beranjak ke bagian dalam museum, di sini juga terdapat beberapa arca dengan ukuran yang lebih besar. Lalu di sini juga ada informasi tentang cara pembangunan candi hingga cara pembuatan relief di dinding candi yang dilakukan secara manual.
Koleksi Museum Prambanan

Informasi pembuatan candi

Arca Lingga 
Di ruangan selanjutnya masih terdapat beberapa arca dari dewa-dewa. Kemudian juga terdapat beberapa batu prasasti yang ditemukan di sekitar candi-candi ini. Prasasti sendiri adalah batu bertulis yang berisikan informasi dan sejarah yang terjadi pada saat itu.
Arca dewa

Batu prasasti
Selain itu, di dalam museum ini juga terdapat beberapa artefak yang digunakan di masa lalu sebagai alat-alat kehidupan hingga alat-alat ritual keagamaan. Btw di sini juga ada menyimpan koleksi emas yang ditemuin di sekitar candi.
Artefak

Koleksi emas
Lokasi Museum Prambanan

Museum Prambanan ini terletak di dalam kawasan Taman Wisata Candi Prambanan, secara administrasi museum ini ada di Desa Tlogo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Btw tiket masuknya gratis, karena udah termasuk dalam tiket masuk ke Taman Wisata Candi Prambanan.
Masuk museum gratis
Setelah selesai menjejalahi isi museum, kami berdua pun segera keluar dari museum dan mengembalikan sepeda yang kami sewa ke tempatnya. Btw, seru juga naik sepeda di Taman Wisata Candi Prambanan ini, cuma Rp. 15.000 bisa sepedaan di komplek percandian.

Selesai dengan Taman Wisata Candi Prambanan, kami pun menuju tempat parkir dan melaju menuju tempat menarik lainnya di Yogyakarta, Lets go...