Senin, 21 Mei 2018

Masjid Agung H. Ahmad Bakrie, Masjid Termegah se-Asahan

Masjid Agung H. Ahmad Bakrie
Yo Sahabat backpacker...

Gimana kabar kalian? Semoga sehat selalu ya. Amin...

Oh ya, Nggak terasa sekarang kita udah memasuki bulan ramadhan aja ya cuy, padahal perasaan baru kemarin deh lebaran, lebaran haji. Eh.. sekarang udah bulan ramadhan aja lagi. Waktu ternyata cepat banget ya berlalunya. Sungguh mengerikan. Syukur aja aku masih tetap muda, ganteng dan unyu.

Berhubung lagi di bulan ramadhan, jadi si backpacker ganteng dan unyu ini mau stop dulu cerita tentang petualangan di Kapal Pesiar, soalnya takut ntar jadi dosa karena banyak yang iri dan ngiler baca cerita serunya petualangan di kapal itu. Ceritanya sendiri akan aku lanjutin setelah lebaran aja.

So... dalam momen ramadhan ini, aku si backpacker ganteng dan unyu ini mau berbagi cerita-cerita petualangan yang bikin adem aja, yang bertema-tema religi gitu. Soalnya si petualang itu kan nggak cuma tau indahnya alam, tapi juga tau indahnya masjid-masjid. Asyikk....

Masjid Agung Haji Ahmad Bakri Kisaran

Yupz... sebagai artikel pertamaku di bulan ramadhan ini, aku mau cerita sedikit tentang masjid termegah di Asahan, kampung halamanku sendiri.
Masjid termegah di Asahan
 Sebenarnya aku udah pernah beberapa kali datang ke masjid ini sejak diresmikan. Yang paling kuingat yaitu pas bulan ramadhan tahun lalu. Saat itu Bayu, my sobat ngajak buka bersama di Kisaran. Aku sih oke-oke aja, soalnya udah lama juga nggak jumpa ama si kawan ini. Berhubung rumahku jauh dari Kota Kisaran, kira-kira 1 jam setengah gitu, jadi jam 4 sore aku pun udah gerak menuju Kisaran. Brmmm.... brmmm....

Tapi kampretnya, si kawan ini malah nggak ada kabar, belum mesan meja untuk berbuka dan malah nyuruh aku yang rumahnya jauh di ujung dunia ini, di plosok-plosok sana untuk mesan tempat. Padahal rumah dia yang lebih dekat ama Kota Kisaran dan dia pulak yang lebih tau rumah makan yang mantap untuk buka bersama.

Sampe 15 menit lagi waktu berbuka, si kawan ini belum juga ada kabarnya. Akhirnya kubelokin deh kereta (baca: motor) ke masjid agung ini dan berbuka di sini. Akhirnya malah bukan berbuka ama kawan tapi berbuka bersama jemaah dan dapat ta’jil gratis. Alhamdulillah...

Tapi sayangnya dalam beberapa kali kunjungan ke sini, aku selalu nggak bawa kamera. Karena itu kusempatkan juga datang lagi ke masjid ini untuk ngambil foto-fotonya sekalian wisata religi di masjid yang katanya terbesar dan termegah se Kabupaten Asahan ini.

Sejarah Masjid Agung Haji Ahmad Bakrie

Masjid Agung H. Ahmad Bakrie Kisaran ini mulai dibangun pada tahun 2011 yang lalu dan diresmikan sekitar bulan Agustus tahun 2015, bertepatan dengan pembukaan acara MTQ Sumatera Utara. Meski udah lama diresmiin dan udah bisa digunain, tapi pembangunnya sendiri baru selesai akhir-akhir ini. Terakhir sih mereka ngebangun pagar dan kolam air mancur di depan masjidnya.

Arsitektur

Kuakui arsitektur Masjid Agung H. Ahmad Bakrie ini memang sangat megah dan indah. Bangunannya terdiri atas 3 lantai dengan 4 menara. Konon arsitekturnya ini terinspirasi dari bangunan Taj Mahal yang ada di India. Lantai pertamanya adalah ruang wudhu dan kantor pengurus masjid. Sedangkan lantai 2 dan 3 adalah ruang sholat.
Terdiri atas 3 lantai dan 4 menara
 Arsitektur masjidnya juga memadukan antara arsitektur modern dan tradisional. Hal ini terlihat jelas dari bentuk jendela masjid yang bergaya jendela rumah-rumah Melayu. Di bagian dalam masjid, juga terdapat hiasan-hiasan yang memberi kesan megah. Sedangkan dari luar, terlihat masjid ini didominasi warna putih, hijau dan kuning yang menunjukkan warna khas suci, Islam dan Melayu.
Bagian dalam masjid
Nampak begitu bersih dan megah
Bagian dalam kubah masjid
Memadukan unsur tradisional
Menara masjidnya yang indah
Lokasi

Nah... bagi kawan-kawan yang mana tau mau berkunjung ke masjid ini, cukup mudah kok. Masjid ini lokasinya berada di pinggir jalan lintas yang menghubungkan antara Tebing Tinggi dan Rantau Parapat. Tepatnya berada di depan Kantor Bupati Asahan. So... mudah banget dikunjungi, kecuali yang rumahnya di plosok macam aku.
Siganteng dan unyu berfoto dengan latar masjid

Kamis, 03 Mei 2018

Petualangan di Kapal Pesiar: Selamat Datang di Kaohsiung, Taiwan


Yoo... sahabat backpacker..

Selamat pagi semua, ketemu lagi nih ama aku si backpacksejarah, si backpacker yang ganteng dan unyu.

Pagi ini aku masih terbangun di atas Laut China Selatan, tepatnya di atas Kapal Pesiar Superstar Virgo, kapal pesiar super mewah yang kunikmati secara gratis. Ini adalah hari ketiga aku berada di kapal super keren ini.

Ngesunrise Lagi di Kapal Pesiar
 
Pagi ini aku kembali diajak mas Sofyan untuk melihat sunrise dari atas kapal, soalnya dia iri ngeliat foto-foto sunrise yang kuambil kemarin saat kupamerin ama dia. Jadinya dia pun ngajak aku pagi ini untuk kembali menyaksikan momen bangunnya sang raja siang itu.

Setelah bersiap-siap, aku pun bareng mas Sofyan naik ke sun deck yang ada di dek 13, dek yang secara khusus disediain untuk menikmati cahaya matahari di atas kapal ini. Sayangnya kondisi langit di pagi itu berawan, jadi sunrise yang diidam-idamkan mas Sofyan nggak keliatan deh. Kasian mas Sofyan.
Sunrisenya kurang cakep
 Di satu sisi aku ngerasa beruntung karena kemarin aku nggak nyia-nyiain waktu sehingga bisa mengabadikan momen matahari terbit yang cukup indah dan menawan. Alhamdulillah...

Berhubung nggak dapat sunrise yang cakep, kami berdua putusin untuk sedikit bersantai di atas kursi malas yang ada di dek 14, rasanya udah kayak orang kaya aja lho nyantai di sini. :D
Nyantai sejenak
Sarapan di Kapal Pesiar
 
Lama-lama cahaya matahari udah semakin panas rasanya, kami berdua pun turun dan segera menuju Resto Mediterranean Buffet yang ada di dek 12 karena udah saatnya sarapan.
Mediterranean Buffet Restourant
 Seperti biasa, di resto ini kita bebas mengambil menu apapun yang kita mau, sebebasnya dan sepuasnya. Aku sendiri sih milih menu nasi goreng telur, mie goreng dan kentang goreng. Lalu terakhir aku ngambil telur dadar yang dimasak saat itu juga di depan kita, bahkan bahan isian telur dadarnya kita bisa milih juga.

Seru juga sih liat chefnya yang lagi masak.
Menu sarapan pagi ini
Tambah telur dadar
Selain menu yang aku pilih, masih banyak menu sarapan lainnya yang tersedia, termasuk roti dan berbagai minuman hangat.
Mau sarapan roti? ada juga
Rasa makanannya gimana? Enak banget dong rasanya. Dimasakin langsung ama chef kapal pesiar ya pasti enak. :D

Selamat Datang di Taiwan
 
Selesai sarapan, aku pun segera bersiap-siap, karena sesuai jadwal, sebentar lagi kapal ini akan merapat di Pelabuhan Kaohsiung, Taiwan yang menjadi salah satu rute pelayarannya. Dan pastinya, kami akan menjejahi Kota Kaohsiung ini, karena sebagai turis Indonesia yang naik kapal pesiar, kami nggak dikenakan biaya visa. Artinya kami bebas visa untuk masuk ke Negara Taiwan ini. Mantap banget....
 
Sekitar jam 8 pagi, daratan Taiwan pun mulai terlihat, bahkan beberapa gedung tingginya pun terlihat di balik kabut. Tak lama kemudian muncul kapal kecil yang memandu kapal pesiar ini menuju pelabuhan. Dan akhirnya, kapal mewah ini pun merapat di Pelabuhan Kaohsiung, Taiwan.
Yeee... Daratan Taiwan udah keliatan
Kapal kecil yang memandu menuju pelabuhan

Hup.. aku pun menginjakkan kaki di Tanah Taiwan, Asia Timur.

Selamat Datang di Taiwan, Selamat Datang di Asia Timur. Horeee

Kalo kemarin begitu turun kami disambut cewek-cewek cantik yang mayungin dan ngalungi bunga, sekarang kami disambut mas-mas yang bawa kamera dan nawarin untuk berfoto. Katanya nanti foto ini akan dicetak dan dipajang di pintu masuk pelabuhan ini. Jadi kalo ada wisatawan yang datang menggunakan kapal pesiar, bisa melihat wajah ganteng dan unyu ini. Chesss... foto deh sejenak. :D

Pelabuhan Kaohsiung ini cukup gede juga, kondisinya pun bersih dan rapi. Di salah satu dindingnya terdapat peta wisata Kota Kaohsiung. Berdasarkan peta tersebut, kami pun menyusun rencana petualangan di kota ini. 
Pelabuhan Kaohsiung
Peta wisata Kota Kaohsiung
 Untuk memudahkan perjalanan, kami memilih menggunakan transportasi taksi dan kami katakan tujuan kami adalah Love River. Pak supir pun segera membawa kami, namun lama-kelamanan rasanya kami dibawa ke arah perbukitan. Wih... bahaya nih, apakah kami akan di .....


Dan akhirnya taksi tersebut berhenti di Love Hill. Sebuah taman yang dilengkapi kebun binatang. Yaela pak...pak.. kalo mau liat hewan mah, nggak usah jauh-jauh ke Taiwan juga kami pak, di Indonesia juga banyak -_-.

Kami pun berusaha menjelaskan tujuan kami tuh ke Love River bukan Love Hill. Tapi mampus, si bapak ternyata nggak bisa bahasa inggris.

Pak Supir: “#^*(^$##@&(%&(^”

Kami : “^*%)^$#*()%#”

Di tengah kebingungan seperti ini, pak supir kemudian menelpon operator taksinya dan alhamdulillah si operator bisa berbahasa Inggris dan akhirnya si bapak tau tujuan kami adalah Love River. Dan kami pun segera dibawa menuju tujuan tersebut.

Brmmmm... brmmm....

Meski sempat nyasar, tapi aku salut sih ama kesigapan pak supir yang langsung menghubungi operatornya hingga beliau bisa mengantar kami ke tujuan yang tepat. Selain itu, selama di dalam taksi aku juga mengamati Kota Kaohsiung ini, di sini ternyata mereka sangat taat lalu lintas. Padahal jalanannya sepi, tapi setiap lampu merah, mereka berhenti. Yang asyiknya lagi, kotanya ini sangat rapi dan bersih, semua terasa teratur meski pun terasa cukup lenggang. Mantap banget lha pokoknya nih kota.
Kaohsiung, Kotanya rapi dan bersih

Jalanan kotanya lenggang dan tertib

 Brmmm.... akhirnya taksinya pun sampai di Love River. Ikonnya Kota Kaohsiung. Yang katanya belum sah ke Kaohsiung kalo belum ke tempat ini. So... yuk kita jelajahi sungai cinta ini. Let’s go.
Si ganteng yang unyu siap jelajah Kaohsiung, Taiwan

Kamis, 26 April 2018

Petualangan di Kapal Pesiar: Barbekyu, Senja, Sulap dan Ngetes Gala Dinner









Setelah menikmati keindahan alam Ilocos Norte, agenda kami selanjutnya adalah mengikuti acara barbekyu di samping kolam renang yang disediain ama pihak kapal. Wuih... mantap cuy. Dalam acara barbekyu ini, tersedia berbagai macam olahan daging dan semuanya enak-enak. Semua rasanya juara. Salah satu yang paling ku suka itu daging entah ayam atau burung yang dipanggang lalu diberi saus.
Acara barbekyu di samping kolam renang
banyak banget dagingnya cuy
Dagingnya gede-gede dan bikin ngiler
Wihhh... Rasanya bikin nagih banget. 

Selain daging, juga tersedia berbagai olahan dari sayuran, jamur dan masih banyak yang lainnya dan setiap rasanya itu enak-enak. Bahkan berbagai olahan seafood pun ada lho cuy. Semua ini bisa dinikmati sepuasnya sampe perut penuh. Jadi silahkan makan....
Ini yang paling aku suka
 Ayiknya lagi acara ini bersamaan dengan waktu sunset, jadi bisa deh nikmati keindahan sunset sambil nikmati makanan-makanan yang super enak-enak.

Sunset yang romantis dan makanan lezat, Duh.. nikmat mana lagi yang kau dustakan.

Aku snediri sih pas waktu sunset nyempatin juga untuk mengabadikan momen ini. Apalagi aku emang penyuka momen langit. Sunsetnya sendiri juga cukup indah dan jelas tanpa adanya polusi.
Sunset tanpa polusi di tengah laut
 Saat-saat ketika sang raja siang itu tenggelam di ufuk barat memberi pemandangan yang indah dengan bias cahaya jingga kemerahan yang memenuhi penjuru langit. Cahayanya juga terbias di atas permukaan Laut China Selatan yang luas. Ditambah saat itu lampu-lampu kapal mulai menyala, sehingga terasa begitu megah dan menawan. Serius, ini salah satu momen makan-makan yang paling cakep yang pernah kualami.
Sunset dan kapal pesiar
Cakep banget sunsetnya

Kayak gini mah mana tahan liatnya
Lampu kapal dan sunset yang romantis
Cahaya Senja dari balik kabin

Setelah acaranya selesai, kami kemudian menuju The Lido Theatre, ruangan ini khusus untuk pertunjukan dan pertunjukan malam ini adalah sulap. Sebelum kami masuk ke dalam, kami sempat diberhentiin ama seorang cewek yang lagi menjaga pintu teater dan dia pun ngomong.

Si cewek: "@#%^%%*@^!&@*"

Kami: "???????"      -_-

Setelah ngeliat wajah kami yang bingung ama bahasanya baru deh dia ngomong pake bahasa Inggris.

"Are you from Filipin?" tanya si cewek.

"No, we from Indonesia." jawab kami.

"i'm sorry mister." ucap si cewek yang ternyata tadi berbahasa Filipina karena ngira kami orang Filipina.

hadewh... Indonesia asli ini mbak, ganteng dan unyu gini kok.

Tapi wajah orang Filipina dan Indonesia itu ternyata lumayan mirip sih.

Kemudian dia menjelaskan kalo kursi di dalam teater telah penuh dan jika ingin tetap menonton, mungkin harus berdiri. Tapi nggak apa-apa sih menurut kami, jadi kami tetap masuk aja.
Masuk ke teater nonton sulap
Sulapnya keren-keren juga sih, mulai dari melewati baling-baling, menusuk cewek di dalam peti pake pedang, hingga memunculkan pesawat kecil di atas panggung. Yang paling lucu sih menurutku saat mereka masukin cewek ke dalam karung putih dan saat dibuka ternyata berubah menjadi seorang cowok yang pake handuk doang dan bawa tisu toilet.

Ya ampun... itu adegan porno cuy, bukan adegan lucu. -_-“
 
Nonton sulap di kapal
Si cewek dimasukin ke dalam peti
  Sebagai penutup malam ini, kami memilih untuk nyobain Gala Dinner di restoran Genting Palace yang merupakan salah satu restoran gratis di kapal ini. Ini cuma tes drive aja sih, soalnya nanti di hari terakhir kami emang harus ikut acara Gala Dinner ama mbak manager kapal pesiar bagian pemasaran wilayah Indonesia.


Ternyata gala dinner itu seru banget ya. Begitu duduk, langsung deh ada pelayan yang masangin serbet dan nuangin kita air mineral. Lalu dia pun menanyakan pesanan kita. Aku sih asal milih aja, nggak ngeti juga akan menu-menunya. Tulisan menunya panjang-panjang cuy. -_-

Aku kemudian memandangi meja makannya dan busyet... sendoknya aja ada macem-macem, terus ada piso, garpu, dan banyak lagi deh. Syukur aja sebelumnya udah pernah baca-baca tentang adap makan kayak gini, jadi bisa segera nyesuain diri. Kok nggak ya malu juga sih.
Mampus! sendoknya ada banyak
 Satu persatu makanan yang kami pesan pun datang, mulai dari makanan pembuka yang berupa salad. Rasa saladnya sendiri biasa aja sih, dengan rasa segar campuran dari sayuran yang renyah, sedikit seafood dan asam membuat selera makan menjadi meningkat.

Terus selanjutnya yang datang adalah sup dengan daging ikan, dan akhirnya menu utamanya pun tiba, menu utamanya ini juara sih rasanya, tapi porsinya kecil. Dan terakhir ada es krim yang rasanya lembut banget sebagai penutup.
Sup dengan daging ikan
Es krimnya enak banget

Sebenarnya sih makanannya cukup enak dan mewah, apalagi pelayanannya itu lho, sigap banget. Belum lagi habis air kita di gelas, pelayannya dengan sigap langsung nuangin airnya lagi. Cuma mungkin lidahku aja yang terlalu kaku, jadi rasanya makanannya kurang bumbu, alias kurang pedas. Tapi makan di sini rasanya udah kayak tamu agung, semua dilayani sebaik-baiknya.

Maklum, biasanya makan di warung kaki lima. -_-

Tapi menurut chefnya sih, menu di kapal memang disesuain ama daerah asal penumpang, jika lebih banyak penumpang dari negara Eropa, maka menunya akan disesuaikan dengan cita rasa Eropa. Soalnya mereka pernah menyajikan menu dengan rasa pedas Indonesia dan hasilnya banyak bule yang sakit perut. -_-

Selesai dengan acara ngetes Gala Dinner, kami pun kembali ke kabin untuk istirahat dan menyiapkan energi untuk esok hari. Karena esok, kami akan menjelajah Kota Kaohsiung di Taiwan.
Si ganteng yang unyu nikmati sunset