Minggu, 07 Januari 2018

Petualangan di Jakarta: Singgah Sejenak di Kantor Detik



            Teng...
            Teng...
            Teng...
            Teng...
            Teng...
            Teng...

Huaaaa.... Selamat pagi dunia. Pagi itu aku terbangun di satu kamar kost di sudut Mampang Prapatan, di wilayah Jakarta Selatan. Gimana ceritanya aku bisa di sini? Jadi gini cuy, seperti yang kemarin udah kuceritain, kalo kemarin itu aku udah jelajah objek-objek wisata di Jakarta mulai dari Kota Tua, Museum Nasional, Monas hingga Masjid Istiqlal. Dan akhir petualangan satu hari ku itu ku akhirnya dengan menginap di satu kost milik temen yang berbaik hati menerimaku untuk nginap, yaitu Mas Saul yang merupakan salah satu reporter detik travel. Lumayan juga kan bisa hemat beberapa lembar.

Agenda ku hari ini adalah pergi ke kantor detik.com untuk bertemu dengan orang-orang hebat para pemenang d’Traveler of The Year yang lain, kemudian breafing dari redaktur detik travel dan berangkat bareng menuju Manila. Asyik...

Jadi deh pagi itu kembali menikmati transjakarta menuju kantor detik.com yang ada di Jalan Mampang Parapatan. Baru kali ini sih aku masuk ke kantor media online dan ternyata kantor detik.com itu keren banget cuy. Setiap mejanya ada komputer.

Ya iya lha, namanya juga kantor media online Ndra. -_-“

Untuk kanal detik travel berada di sisi kanan dan saat itu ada Mbak Bona yang sedang moderasi artikel kiriman d’Traveler untuk diterbitin. Sambil menunggu teman-teman yang lain, aku sesekali berbincang dengan Mbak Bona dan Mas Saul sambil memperhatiin cara kerja media online dan cara kerja Mbak Bona dalam nerbitin artikel.

“Ternyata gitu toh caranya”. ucapku dalam hati sambil mangut-mangut.

Di bagian tengah kantor ini ada satu ruangan kaca yang kata Mbak Bona sih isinya para zombie karena mereka mengisi bagian kanal detik news, pantes deh wajahnya kusut semua. Hahahaha....

Setelah nunggu beberapa saat, ternyata teman-teman yang lain sepakat untuk nunggu di bandara aja biar nggak bolak-balik dan bisa langsung berangkat ke Manila.

Lha... akunya ditinggal cuy. Tapi nggak apa-apa sih, soalnya aku malah dianter ke bandara pake mobil pribadi bareng Mas Saul dan Mas Okki reporter 20 detik yang juga ikut trip ini.

So... let’s go menuju bandara.

Oh ya, btw aku di sini lupa ngambil satu foto pun.

Dasar blogger amatiran kau Nda. -_-"
Blogger amatir yg lupa ambil foto -_-

Minggu, 31 Desember 2017

Review 2017 dan Target 2018


Rudi Chandra Sambas si BackpackSejarah
Yooo... sahabat backpacker. Rudi Chandra Sambas si BackpackSejarah balik lagi nih, setelah sekian lama menghilang dari dunia ini. Hahaha... Maklum aja ya guys, agak sibuk soalnya akhir-akhir ini.

So... gimana kabar kalian? Semoga sehat selalu ya. Amin...

Nggak kerasa sekarang kita udah berada di penghujung tahun 2017 dan esok hari kita bakal berada di tahun 2018. Hm... sungguh nggak kerasa banget ya. Rasanya masih kemarin deh aku nulis review 2016 dan target 2017 dan sekarang aku udah nulis review 2017 dan target 2018.

Yap... seperti biasa akhir tahun ini aku bakal kembali ngereview perjalanan satu tahun ini di 2017.

Jejak Langkah 2017

Yang pertama dari segi sifat ya, aku rasa tahun ini sifatku saling bertolak belakang sih, di satu sisi aku bisa jadi orang yang baik, perhatian tapi di sisi lain aku juga bisa jadi orang yang cuek dan nggak peduli. Tapi secara umum, aku ngerasa lebih berkembang sih dari sebelum-sebelumnya. Ya wajar aja, soalnya kan tahun ini aku udah berusia 16 tahum. Eh, 17 aja deh.

“Oy! Umur suka-suka ati aja ya.”

Ya umur ku sendiri kok, nggak masalah dong. Hahahaha....

Kemudian, tahun ini juga terjadi hal-hal yang baik sih walau nggak semuanya baik dan berjalan sesuai rencana. contohnya tahun ini aku telah melepas status jomblo yang ku miliki beberapa bulan yang lalu dan pacaran dengan seorang cewek yang imut dan cakep. Dan sekarang aku udah punya status jomblo lagi kawan-kawan.

Damn! Pacarannya bentar banget, masih lebih lama lagi kredit motor deh. Hahahaha....

Lagi-lagi di akhir tahun aku jadi solo traveler. Ngenes cuy.

Tapi tahun ini aku juga dapat pengalaman-pengalaman baru yang menarik dan tak mudah dilupakan seumur hidup.

Yang pertama aku akhirnya ngerasain gimana serunya naik pesawat terbang. Gilakk... keren parah dah, apalagi di pengalaman naik pesawat pertama kali itu aku dapat kursi di samping jendela dan waktu terbangnya bersamaan dengan waktu sunrise. Jadi bisa liat sunrise dari ketinggian ribuan meter di atas langit. Gilakkkk.... pemandangannya cakep banget.
Sunrise di ketinggian ribuan meter

Walau jujur aja sih, mulai dari take off sampe landing aku ngerasa gemetaran terus. Takut mati cuy.

Kemudian tahun ini aku juga akhirnya bisa nginjakin kaki di ibukota negara kita, Jakarta, si ibukota dengan segudang masalah. Aku menjejalahi berbagai objek wisatanya seperti Kota Tua, Monas, Museum Nasional hingga Istiqlal. Aku juga sempat nyicipin gimana kerennya naik Transjakarta walau sempat salah bus sih dan aku buru-buru turun di halte, pas liat rutenya, ternyata bus yang itu juga punya rute yang sama. Hahaha... tapi itu tetap pengalaman yang berkesan deh.
Nyampe juga di Monas cuy
 Dan yang terbaik dari tahun ini adalah aku juga dapat pengalaman pertama naik kapal pesiar super mewah, kapal pesiar Superstar Virgo dengan rute 3 negara. Dan semua itu kunikmati dengan gratis. GRATIS cuy. Bisa kunikmati dengan GRATIS.
Ngerasai nikmatnya kapal pesiar Superstar Virgo
 Gilak banget dah... seorang backpacker yang biasanya jalan-jalan dengan duit sedikit malah bisa ngerasain pengalaman liburan super mewah dengan sebuah kapal pesiar Superstar Virgo yang punya fasilitas seperti hotel bintang lima, makanan yang melimpah dan pelayanan yang super ramah.
Di tambah lagi kapal tersebut juga punya rute 3 negara dan semuanya bisa disinggahi. total negara yang kunjungi itu ada 4 lho. Yang pertama itu Malaysia, walau cuma transit aja sih, kemudian menikmati kerennya Filipina melalui ibukotanya yaitu Manila dan menikmati Ilocos Norte yang ada di utara Filipina. Kemudian aku juga bisa nikmati Kota Kaohsiung, kota terbesar kedua di Taiwan, kotanya keren banget cuy. Dan terakhir bisa nginjakin kaki di Hong Kong yang rasanya sungguh luar biasa. Sungguh itu adalah pengalaman petualangan paling gila yang pernah kurasain selama ini.

Transit di Malaysia, paling nggak udah nginjakin kaki di negara ini. :D
Itu Kota Manila cuy

Berada di Taiwan
Akhirnya nyampe Hongkong
Ku rasa itu aja sih review untuk tahun ini dan yang pasti beberapa target yang kuharapkan tercapai di 2017 ternyata nggak berhasil ku capai dan terkadang dapat ganti yang lebih baik.

            Target 2018

Untuk target 2018 ini sih aku nggak muluk-muluk banget, aku cuma berharap bisa jadi pribadi yang lebih baik lagi, bisa membawa kebahagiaan untuk orang-orang di sekitarku dan bisa bermanfaat buat orang banyak.

Kemudian aku berharap bisa berkarya lebih baik lagi, baik dari blog, foto dan vlog yang mulai kurintis akhir-akhir ini serta karya-karya lainnya yang bisa kubuat, semoga karya tersebut juga bermanfaat buat banyak orang.

Untuk target petualangan tahun depan aku cuma ingin mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah ku kunjungi dan semoga tempat-tempatnya keren dan indah.

Ku rasa itu doang sih. Kalo kalian apa targetnya buat tahun depan?
Memandang target di tahun depan

Sabtu, 28 Oktober 2017

Sumpah Pemuda, Saatnya Generasi Muda Berkarya

Bersantai di antara alam
Hai sahabat backpacker, maaf ya beberapa waktu belakangan ini aku jarang maen-maen di blog. Soalnya beberapa waktu ini aku memang lumayan dipusingkan dengan beberapa kesibukan yang akan menyita waktuku hingga beberapa waktu ke depan.
Jadi dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda yang bertepatan dengan hari ini, aku hanya ingin berbagi hasil wawancara bersama detikTravel yang terjadi beberapa waktu yang lalu dalam even #dNewGeneration. Ini dia hasil wawancaranya yang telah diubah menjadi sebuah artikel.
Screnshot artikelnya
Bagi orang Sumut, Sumatera Utara itu ibarat ibu kandung yang melahirkan dan mengayomi. Berbekal kecintaan akan tanah kelahiran, seorang mahasiswa sejarah asal Medan mencoba mengangkat pariwisata Sumut melalui tulisan.

Duduk di bangku kuliah, tidak membuat anak muda yang bernama lengkap Rudi Chandra Sambas (21) berdiam diri. Sebagai putra Asahan dari kedua orangtua yang asli Kalimantan, mahasiswa Universitas Negeri Medan itu gemar mempromosikan tanah kelahirannya melalui tulisan di detikTravel dan media sosial lainnya.

Rudi telah mulai menulis sejak tahun 201. Pada awalnya Rudi memang tidak menyangka, kalau kegemarannya berjalan-jalan ternyata dapat menjadi tulisan yang mempromosikan Sumut. Berdasarkan catatan detikTravel, Rudi telah menulis 67 cerita dan 34 foto hingga sekarang. Jumlah yang tidak sedikit lho!
"Awal-awal dulu nggak kepikiran sih. Cuma setelah jalan ke mana-mana baik dalam rangka murni wisata maupun karena tugas kuliah, akhirnya portfolionya dilihat banyak. Daripada dilihat sendiri, lebih baik ditulis. Jadi lebih bermanfaat untuk orang lain," ujar Rudi Chandra saat diwawancarai detikTravel via telepon, Rabu (24/6/2015).

Sebagai mahasiswa jurusan pendidikan sejarah, Rudi memang menyimpan ketertarikan akan arsitektur bangunan bersejarah hingga keindahan alam dan budaya yang ada di Sumut. Saking cintanya, sejumlah bangunan bersejarah dan objek wisata alam di Sumut sudah dihampiri Rudi. Selain di Sumut, Rudi juga pernah traveling ke Aceh dan Riau.

"Kalau dibilang cinta, ya namanya provinsi sendiri. Pastinya mau ngenalin provinsi sendiri ke semua orang. Apalagi di Sumut itu ada banyak objek wisata alam yang sangat indah, budaya yang unik, sampai kuliner yang enak banget," ujar Rudi.

Namun menurut Rudi, di antara sekian banyak destinasi wisata yang ada di Sumut, menurutnya Danau Toba adalah yang terbaik. Sebagai danau terbesar di Indonesia, Danau Toba juga kaya akan sejarah dan budaya Batak hingga kulinernya yang bervariasi.

"Alam dan budaya di Sumut itu sangat menarik bagi saya, dan yang paling menarik bagi saya itu Danau Toba, danau yang terluas di Indonesia bahkan Asia Tenggara. Di sana ada wisata budaya, sejarah, kuliner dan pastinya keindahan alamnya yang sudah tingkat dunia. Karena itu, selain budaya, alam Sumut juga sangat mempesona.” ujar Rudi.

Melalui tulisannya Rudi pun banyak mengulas bangunan bersejarah hingga objek wisata alam yang  indah di Sumut. Tujuannya tentu adalah untuk memperkenalkan pesona wisata Sumut kepada setiap traveler yang ada. Rudi juga menganggap, kalau tren traveling yang banyak dilakukan anak muda terjadi karena pengaruh media sosial yang sangat booming saat ini.

"Kalau menurut saya sendiri, tren traveling makin meningkat di kalangan anak muda, terutama karena fenomena di medsos. Setiap orang posting foto dan video, jadi memancing anak muda untuk berwisata kemari," ujar Rudi.

Namun Rudi juga menyesali, bahwa banyak traveler yang kurang memiliki kesadaran untuk menjaga tempat wisata. Tidak sedikit traveler yang masih suka buang sampah sembarangan.

Akhir kata, Rudi mengajak anak muda yang gemar traveling untuk menuliskan destinasi wisata di tempat masing-masing melalui tulisan agar bermanfaat bagi orang lain. Di satu sisi, untuk selalu mawas diri dan menjaga kebersihan di tempat wisata.

"Kalau misalnya lagi traveling, jaga kebersihan. Kalau nggak kita siapa lagi, tempat yang indah jangan dikotori dengan sampah, agar tetap indah sampai kapan pun. Dan tetap jaga kehati-hatian, kita berangkat dari rumah sehat, kembali ke rumah juga selamat," tutup Rudi.
Saatnya generasi muda berkarya

Sabtu, 09 September 2017

Petualangan di Jakarta: Masjid Istiqlal


Masjid Istiqlal

Hari udah mulai sore dan matahari udah mulai beranjak ke sisi langit sebelah barat. Sedangkan rasanya nih tubuh udah mulai lelah. Tapi wajar aja sih, soalnya mulai dari jam 4 pagi petualangan ku ini udah dimulai. Dari berangkat ke Kuala Namu, nyampe Soeta langsung naik damri ke Kota Tua dan jelajahi museumnya di sana hingga berkunjung ke Museum Nasional dan Monas dalam satu hari.

Dan untuk menutup petualangan ku di Jakarta ini aku memilih Masjid Istiqlal sebagai pelabuhan terakhir. Mau asharan dulu cuy, apalagi nih masjid keliatannya deket dari Monas. Wong dari puncak Monas keliatan kok.

Noh awan di langit juga keliatan, kan deket tuh, ke sana gih
Masjid Istiqlal dari Puncak Monas
Sempet pengen naik odong-odong Monas sih (kereta api-kereta apian) untuk menuju pintu keluar Monas yang jauhnya nauuzubillah. Tapi kata bapak-bapak penjaga odong-odongnya dan pak polisi berkumis yang berjaga di sana, kalo mau ke Istiqlal mending jalan kaki keluar di gerbang barat dan telusuri jalan Medan Merdeka Utara yang lewat dari depan Istana Merdeka. Deket kata mereka.

Ya aku sebagai cowok ganteng dan imut serta masih polos ini ya nurutin aja deh nelurusin tuh jalan yang ternyata juauh banget. Sialan! Ditokoh-tokohin pak polisi aku gem.

Setelah bermenit-menit berjalan sambil membawa backpack yang segede dosa, dosa kalian. Dan setelah rasanya berat badanku jauh berkurang karena keringatnya udah keluar semua serta setelah nih kaki rasanya kayak nggak bertulang lagi, rasanya udah kayak agar-agar. Hm... jadi laper bayangin agar-agar, agar-agar kaki. Akhirnya aku nyampe juga aku di Masjid Istiqlal. Alhamdulillah...

Alamat Masjid Istiqlal

Masjid Istiqlal ini sendiri beralamat di jalan Taman Wijayakusuma, Gambir, Jakarta Pusat. Berdekatan dengan Lapangan Monas dan bersebelahan dengan Gereja Katedral Jakarta. Di depan masjid ini juga ada halte transjakarta dan Stasiun Juanda. Jadi kalo mau langsung ke Istiqlal, bisa naik transjakarta atau KRL deh, lebih deket.
Nyampe juga di Istiqlal
 Berhubung aku takut waktu asharnya abis dan aku nggak kebagian, aku pun buru-buru masuk. Sempat ditahan beberapa orang juga sih di luar. Mereka nawari kantong plastik untuk tempat sepatu. Tapi aku cueki sih, soalnya nih kan udah lewat waktu sholat ashar berjamaah, jadi tempat penitipan sepatunya udah nggak padat. Lagian siapa juga yang mau nyuri sepatu ku yg jelek ini dan udah bau hantu karena dipake dari pagi. Jangankan nyuri, deketinya aja bisa pingsan. Hahahah....

Eh... Becanda kok, kakinya cowok ganteng dan imut ini wangi kok. Yakin deh. Hahahaha....

Sejarah dan Arsitektur Masjid Istiqlal

Selesai ngambil wudhu baru deh aku bingung di mana ruangan utamanya untuk sholat, soalnya nih masjid gede banget. Super gede pun. Masjid yang berstatus masjid negara ini memang masjid terbesar di Asia Tenggara. Luas bangunannya ada 2,5 ha dengan luas lahannya 9,9 ha. Busyeeett... gede banget. Oleh karena itu nih masjid bisa menampung jemaah hingga 200.000 orang.

Pembangunan masjidnya sendiri dimulai pada 24 Agustus 1951 dan digagas oleh Ir. Soekarno dan diarsiteki oleh Frederich Silaban. Bangunannya bergaya modern dengan bangunan berdenah segi empat bertingkat lima dan di sebelah utara terdapat ruang terbuka. Terdapat juga satu menara tunggal setinggi 96,66 meter menjulang di sudut selatan selasar masjid. Megah banget gem.
Ruang sholatnya yang luas
Gede banget masjidnya
  Ahh... nikmat banget rasanya bisa sholat di Masjid Istiqlal, apalagi salah satu list ku saat jalan-jalan itu adalah masjid di daerah tersebut. Jadi ada kepuasan tersendiri gitu saat berhasil singgah dan sholat di masjidnya.


Keluar dari Masjid Istiqlal aku sempat mau singgah sebentar ke Gereja Katedral Jakarta yang letaknya cuma bersebelahan ama Istiqlal. Tapi berhubung langitnya udah mendung banget dan badan yang juga udah capek akhirnya aku memilih untuk mengakhiri petualanganku hari ini.
Gereja Katedral Jakarta
Apalagi besok pagi aku harus ke kantor detik.com dan kemudian melanjutkan petualangan ke negeri orang bersama para pemenang d’Traveler of The Year. Aih... naik pesawat lagi deh, padahal baru tadi aku pagi naik pesawat untuk yang pertama kalinya. 

Selain itu aku juga mau nyari alamat temen yang menawariku untuk menginap malam ini, aku pun milih Transjakarta menuju titik jumpa. ah.. semoga nggak nyasar soalnya kan baru ini aku ke Jakarta. Dan ternyata Transjakarta kalo udah sore itu rame banget, jangankan duduk, bisa berdiri aja udah syukur. Lagi-lagi ngerasain jadi warga Jakarta deh yang nikmati kepadatan dan kemacetannnya. Nyesek cuy..
Si ganteng yang imut dengan wajah lelahnya