Jumat, 04 November 2016

Museum Negeri Sumatera Utara



Museum Negeri Sumatera Utara
Karena blogku ini isinya fokus ke wisata alam dan sejarah, jadi sekarang aku ingin memposting sebuah tempat wisata untuk belajar sejarah. Tempat apakah itu? Yupz Museum, lebih tepatnya Museum Negeri Sumatera Utara.
Museum Negeri Sumatera Utara adalah sebuah museum. Ya iya lah, sebuah museum, masak rumah makan.
Ok.. ok.. serius.
Museum Negeri Sumatera Utara ini merupakan museum yang menyimpan berbagai benda bersejarah dan budaya dari daerah-daerah di Sumatera Utara.
Alamat
Museum Negeri Sumatera Utara berada di Jalan H.M. Joni No 15. Tidak begitu sulit untuk mengunjungi museum ini, karena lokasinya dekat dari Stadion Teladan, Kota Medan. Cukup jalan kaki dari stadion ini juga udah nyampe. Ntar museumnya bentuknya mirip-mirip rumah-rumah ada di Sumatera Utara yang digabungin gitu deh.
Tiket Masuk
Tiket masuk ke museum ini nggak mahal-mahal amat kok. Gak mesti sampe jual kolor, percaya deh. Soalnya tiket masuk ke Museum Negeri Sumatera Utara cuma Rp. 3000 perorang. Murah kan?
Koleksi
Nah, Apa aja sih koleksi museum negeri Sumatera Utara?
Jadi gini teman-teman, Museum Negeri Sumatera Utara ini memiliki koleksi yang banyak. Iya, banyak banget. Semua benda tersebut disimpan rapi dan dikelompokkan di ruangan sendiri sesuai masanya atau kategorinya gitu. Tenang aja, ada petanya kok, jadi kalian gak bakal tersesat.
Peta Museum Negeri Sumatera Utara
Ruang Pertama
Ruang ini berisi benda-benda prasajerah, seperti fosil gajah, peninggalan zaman batu dan boneka yang menggambarkan kehidupan pada masa purba, bonekanya ya mirip-mirip kok ama kalian.
#dikeplakpembaca.
Patung dari jaman batu

Ruang Kedua
Ruang selanjutnya adalah ruang kebudayaan kuno Sumatera Utara. Di sini terdapat berbagai peninggalan kuno suku-suku yang ada di Sumatera Utara seperti peti mati, meja, tongkat kayu dan macem-macem deh.
Peti mati dari Nias
Ruang Ketiga
Ruang ini adalah ruang klasik pengaruh Hindu-Buddha dan Islam. Di sini terdapat berbagai peninggalan seperti patung dewa, replika candi yang ditemukan di Sumatera Utara. Lalu ada nisan Islam yang ditemukan di Barus, berbagai Al Quran tua dan miniatur Masjid Raya Azizi.
Ruang Keempat
Setelah itu, ada ruang kolonialisme di Sumatera Utara yang menggambarkan kehidupan masyarakat Sumatera Utara pada masa kolonialisme. Di sini terdapat diorama kehidupan masyarakat di Sumatera Utara yang kelasnya terbagi-bagi dari kelas kolonial, pemilik tanah, pekerja, pedagang dan sebagainya.
Ruang Kelima
Ruangan ini berada di lantai dua, ruangan ini berisi berbagai benda dari suku-suku yang ada di Sumatera Utara seperti suku Melayu, Batak Toba, Karo, Simalungun, Mandailing dan Angkola. Benda-benda tersebut yaitu peralatan hidup hingga miniatur rumah-rumah adat dan juga benda-benda kesenian.
Miniatur Rumah Adat Melayu
Ruang Keenam
Ruang ini berisi berbagai benda-benda kebudayaan dari negara mancanegara, katanya museum ini memang bekerja sama dengan negara tetangga sebagai pertukaran budaya. So, benda-benda budaya dari Sumatera Utara dipamerin di negara mereka dan benda budaya mereka dipamerin di sini.
Ruang Ketujuh
Ruang ini adalah ruang perjuangan yang menceritakan sejarah perjuangan masyarakat Sumatera Utara sejak sebelum 1908 sampai masa revolusi fisik 1945-1949, juga ditampilkan sejarah perjuangan pers di Sumatera Utara dan berbagai uang kertas di masa perjuangan tersebut.
uang kertas di masa perjuangan
Ruang kedelapan
Ruang ini adalah ruang gubernur, jadi di sini terpajang foto-foto gubernur Sumatera Utara dari gubernur yang pertama hingga gubernur Sumatera Utara saat ini. di sini juga dipajang foto-foto pahlawan yang berasal dari Sumatera Utara. Oh ya, foto saya nggak ada dipajang di sini, so, jangan dicari ya.
Lagi nyari foto saya ya mas?
Itulah sedikit ceria tentang Museum Negeri Sumatera Utara. Semoga bermanfaat.
Si tampan di depan museum

Kamis, 06 Oktober 2016

Danau Toba - Edisi Parapat



Danau Toba
Danau Toba adalah danau vulkanik terbesar di Sumatera Utara dan merupakan ikon salah satu ikon pariwisata Sumatera Utara karena keindahannya yang telah tersohor hingga ke mancanegara. Danau toba tidak hanya menyajikan wisata alam yang luar biasa, tetapi juga wisata budaya Batak, wisata spiritual, wisata sejarah, atau pun wisata arsitektur dan kuliner.
Ada banyak lokasi untuk menikmati keindahan alam Danau Toba dan salah satunya yang cukup terkenal adalah Parapat yang berada di Kabupaten Simalungun. Parapat ini terletak tepat di tepi Danau Toba.
Dalam perjalanana ini saya berangkat besarma keluarga. Sebagian besar keluarga ku pergi dengan mengendarai bus. Sedangkan saya beserta orang tua dan uwak berangkat dengan mengendarai sepeda motor. Maka berangkatlah kami dengan 2 bus dan 3 sepeda motor.
Perjalanan dari rumah yang berada di Asahan ke Parapat cukup jauh dan melelahkan meski kami telah mengambil jalan pintas dengan rute Tanjung Balai-Kisaran-Mandoge-Tanah Jawa-Pematang Siantar-Parapat. Setelah hampir 6 jam, 6 jam kawan, berada di atas sepeda motor, setelah pantatku terasa panas dan tepos, akhirnya kami sampai juga di Parapat.
Namun keindahan Danau Toba terlihat telalu menawan di depan mata. Jadi pantat yang kebas langsung sembuh. Tanpa berlama-lama, saya langsung menceburkan diri ke air danau yang sangat segar. Airnya yang dingin membuat saya tidak begitu tahan untuk berenang terlalu lama. Apalagi saya terbiasa dengan air yang hangat seperti air laut “anak laut”.
Indah dan menawan

Puas berenang, saya beranjak mencari souvenir untuk oleh-oleh. Di tempat ini saya menemukan cukup beragam benda yang dijual sebagai souvenir. Setelah tawar menawar dengan pedagang, saya membeli gelang dan gantungan kunci sebagai souvenir. Yupz... cari souvenir yang murah-murah aja. Hahaha...
Tim mencari oleh-oleh


Cowok paling keceh bersantai

Jumat, 23 September 2016

Pantai Bogak di Batu Bara


Pantai Bogak

Kabupaten Batu Bara adalah salah satu kabupaten di Sumatera Utara yang terletak di kawasan pesisir timur Pulau Sumatera. Oleh karena itu, kabupaten ini pun dikaruniai banyak objek wisata bahari seperti pantai, salah satunya adalah Pantai Bogak.

Karakteristik Pantai Bogak
Pantai Bogak memiliki karakteristik pantai dengan pasir yang putih dan lembut. Namun airnya tidaklah biru seperti di pantai-pantai lain. Hal ini disebabkan oleh karakteristik dasar laut di Pesisir Timur Sumatera yang berhadapan dengan Selat Malaka kebanyakan berupa lumpur bukan terumbu karang sehingga airnya pun berwarna keruh. Selain itu, ada beberapa bekas kayu dan nibung di bibir pantainya sehingga pantai ini tidak cocok untuk direnangi.
Pantainya sepi
Banyak kayu dan nibung di bibir pantainya
Keunikan Pantai Bogak
Meski demikian, bukan berarti pantai ini tidak asyik untuk dikunjungi. Karena pantai ini memiliki keunikan tersendiri yang tidak dimiliki pantai lainnya yaitu di sini terdapat dua buah meriam bersejarah, meriam tersebut diletakkan di sebuah tempat berpagar agar terhindar dari tangan-tangan jahil.
Meriam Bogak di Pantai Bogak
Lokasi dan Objek Wisata sekitarnya
Pantai Bogak terletak di Desa Bogak, Dusun XII, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Batu Bara, untuk menujunya dapat melalui jalan menuju Pantai Bunga Laut, sebelum pos tiket, berbeloklah ke kanan dan ikuti jalannya hingga ketemu bangunan pondok kecil. Di sekitar pantai ini kita juga dapat mengunjungi objek wisata lain seperti Pelabuhan Tanjung Tiram, Pantai Bunga dan Pantai Bali.
Saya berfoto di Pantai Bogak

Senin, 19 September 2016

Rumah Adat Batak Simalungun



Rumah Adat Batak Simalungun
Assalamu’alaikum sahabat backpack sejarah. :)  Gimana kabar kalian semua? Semoga baik-baik aja ya, amin.
Sebelumnya maaf nih karena udah lama nggak update, maklumlah namanya juga orang sibuk, (cie... sok sibuk). Sebenarnya lagi malas dan nggak mood nulis sih, jadinya males mau ngetik. So, selagi semangat rajinnya lagi muncul, saya akan kembali memberi informasi tentang objek wisata kepada teman-teman.
Kali ini saya ingin bercerita tentang pengalaman saya berkunjung ke Rumah Adat Batak Simalungun yang ada di Kota Pematang Siantar.


Rumah Adat Batak Simalungun
            Rumah Adat Batak Simalungun yang saya kunjungi ini sebenarnya adalah Museum Simalungun. Tetapi bangunan museum tersebut berbentuk Rumah Adat Simalungun dan dibangun pada tanggal 10 April 1939 oleh Raja-Raja Simalungun. Tujuannya untuk menjaga benda-benda cagar budaya yang bernilai sejarah dan budaya agar tidak lenyap ditelan zaman. Jadi, saat berkunjung ke sini, kita bisa belajar mengenal sejarah, peninggalan, budaya dan arsitektur Adat Batak Simalungun. Istilahnya, sekali dayung dua pulau terlampaui.
Museum Simalungun
Rumah Adat Batak Simalungun sendiri bernama Rumah Bolon, namanya sama seperti nama Rumah Adat Batak Toba. Tetapi, meskipun bernama sama, kedua rumah adat ini memiliki arsitektur yang berbeda.
Arsitektur
Rumah Adat Batak Simalungun memiliki arsitektur yang unik, bangunannya berbentuk rumah panggung yang memiliki kolong dengan tinggi sekitar dua meter. Kolong tersebut biasanya dipergunakan untuk memelihara hewan, seperti babi, ayam, dan juga dijadikan sebagai gudang atau fungsi lainnya. Pintu rumah ini memiliki kemiripan dengan rumah adat batak lainnya, yaitu pintu yang pendek sehingga tamu harus menunduk untuk masuk ke dalam, hal ini menandakan bahwa tamu harus menghormati pemilik rumah.
Rumah adat ini dibangun menggunakan bahan-bahan bangunan yang terdiri dari kayu dengan tiang-tiang yang besar dan kokoh. Dindingnya dari papan atau tepas, lantainya juga dari papan sedangkan atap dari ijuk atau daun rumbiah. Rumah adat ini juga tidak menggunakan paku, tapi diikat kuat dengan tali. Walau tanpa paku, rumah ini tetap berdiri kokoh selama lebih dari setengah abad lho.
Ciri khas utama dari rumah adat ini terdapat pada bagian bawah atau kaki bangunan. Kaki bangunannya selalu berupa susunan kayu yang masih bulat-bulat atau gelondongan. Kayu-kayu tersebut menyilang dari sudut ke sudut. Ciri khas lainnya adalah bentuk atap pada anjungan yang diberi limasan berbentuk kepala kerbau lengkap dengan tanduknya.
Rumah Adat Batak Simalungun
Alamat dan Objek wisata sekitarnya
Rumah Adat Simalungun atau lebih dikenal dengan nama Museum Simalungun ini terletak di Jalan Sudirman, Kota Pematang Siantar. Di sekitar Rumah Adat ini juga terdapat Taman Bunga Siantar, Lapangan Haji Adam Malik Pematang Siantar, Masjid Raya Pematang Siantar serta Taman Hewan Pematang Siantar.