Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 27 November 2022

Mengenal Sejarah Bandung dan Jawa Barat di Museum Sri Baduga


Museum Sri Baduga Bandung
Museum Provinsi Jawa Barat Sri Baduga

Allooo....

Selamat pagi Kota Bandung!

Brrrr..... Ternyata Kota Bandung di pagi hari dingin juga ya. Meski banyak yang bilang kalo sekarang Kota Bandung itu udah nggak dingin lagi, tapi buat orang pesisir kayak aku, Bandung di pagi hari tetap aja kerasa dingin. Brrrr....

Pagi yang cerah ini kuawali dengan sarapan Soto Bandung yang gerobaknya mangkal di depan Tap Hotel Bandung.

Satu lagi kejutan kuliner yang kujumpai ketika di Bandung selain teh tawar gratis pengganti air putih dan bubur kacang hijau rasa bandrek. Yaitu, Soto dan nasinya berada dalam satu mangkok. Jadi, yupz! Nasinya tenggelam di dalam soto. Untuk rasa, cukup oke sih menurutku, porsinya juga pas untuk sarapan. Mantap juga.

Selesai sarapan, aku kemudian berjalan santai menyusuri Jalan Otto Iskandar Dinata. Pagi-pagi begini, banyak pedagang yang menggelar dagangannya di pinggir jalan. Kebanyakan yang dijual barang antik dan unik.

Aku meneruskan langkah karena tujuanku pagi ini adalah Museum Sri Baduga Kota Bandung. 

Museum Sri Baduga Bandung
Museum Sri Baduga

Alamat Museum Sri Baduga

Museum Sri Baduga beralamat di Jalan BKR, no. 185, Kecamatan Astanaanyar, Kota Bandung, Jawa Barat. Museum ini letaknya deket banget ama Lapangan Tegallela yang ada monumen Bandung Lautan Apinya. Dan karena museum ini terletak di kawasan kota, jadi banyak kendaraan umum yang melewatinya. Mudah banget deh buat ngunjungi museum ini.

Harga Tiket Museum Sri Baduga

Tiket masuk ke Museum Sri Baduga cuma Rp. 3000 aja perorang dewasa dan Rp. 2000 perorang anak-anak. Seperti biasa harga tiket museum di Indonesia emang murah meriah muntah. Udah murah, bisa dapat banyak ilmu pengetahuan. Mantul banget. 

Museum Sri Baduga Bandung
Tiket masuk Museum Sri Baduga

Tapi ketika aku nyampe di museum ini, ternyata museumnya belum dibuka, masih dibersihin ama petugas museumnya.

Sambil menunggu museumnya dibuka, aku ngobrol santai bareng penjaga museum.

“Dari mana atuh A’?” tanya bapak penjaga museum.

“Dari Medan atuh Kang.”

“jauh pisan. Sendiri aja A’?

“iya Kang, sendiri aja, masih single. Hehe...

“Dicari atuh Kang, di Bandung ceweknya geulis-geulis.” Kata si bapak sambil tersenyum.

“Ahahaha... Doain aja Kang, mana tau jodohnya cewek Bandung.” Jawabku sedikit bercanda.

“Aamiin...”

Sejarah Museum Sri Baduga

Sambil ngobrol santai, si bapak juga nyeritain tentang sejarah Museum Sri Baduga. Menurut Bapak penjaga museum, Museum Sri Baduga didirikan pada tahun 1974 dan diresmikan pada tahun 1980 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Dr Daud Yusuf dengan nama Museum Negeri Provinsi Jawa Barat. Lalu pada tahun 1990, museum ini diganti namanya menjadi Museum Negeri Provinsi Jawa Barat Sri Baduga. 

Museum Sri Baduga Bandung
Plakat peresmian museum

Sri Baduga Maharaja adalah gelar dari Prabu Siliwangi, penguasa Kerajaan Sunda-Kerajaan Galuh. Salah satu kerajaan terbesar di Jawa Barat. Prabu Siliwangi dikenal sebagai raja termasyhur di Pakuan Pajajaran dan sampai saat ini menjadi salah satu figur paling terkenal dari Tanah Jawa Barat.

Koleksi Museum Sri Baduga

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Museum Sri Baduga dibuka juga. Aku pun segera masuk ke dalam museumnya. Di bagian depan terdapat display tulisan tentang sejarah museum, jenis dan jumlah koleksinya hingga misi didirikannya Museum Sri Baduga.

Selanjutnya terdapat display sejarah Kerajaan Sunda-Galuh yang berasal dari berbagai sumber, lukisan ilustrasi Prabu Siliwangi dan beberapa batu prasasti yang berisi catatan sejarah Kerajaan Sunda-Galuh. 

Museum Sri Baduga Bandung
Batu prasasti dan sejarah Jawa Barat
Museum Sri Baduga Bandung
Lukisan Prabu Siliwangi

Di sisi satunya, terdapat banner yang berisi informasi tentang sejarah terjadinya daratan Jawa Barat. Jadi dulunya beberapa daerah di Jawa Barat adalah lautan dangkal, yang dibuktikan dengan ditemukannya batuan karang di beberapa daerah di Jawa Barat.

Selain itu, Kota Bandung juga dulunya adalah sebuah Danau Purba. Dulunya danau ini terbentuk akibat letusan Gunung Sunda Purba yang membuat tanahnya menurun dan menutup aliran sungai. Akumulasi air sungai membentuk sebuah danau purba sekitar 125.000 tahun yang lalu. Peristiwa erosi dan letusan Gunung Tangkuban Perahu membuat pendangkalan pada dasar Danau Bandung Purba dan akhirnya danaunya pun mengering dan terbentuklah dataran Bandung saat ini. Selanjutnya ada juga fosil-fosil dari beberapa hewan seperti kerbau purba dan berbagai moluska alias kerang-kerangan seperti fosil rumah keong, siput hingga fosil bunga karang. 

Museum Sri Baduga Bandung
Diorama Danau Bandung Purba
Museum Sri Baduga Bandung
Sejarah Danau Purba Bandung
Museum Sri Baduga Bandung
Fosil moluska
Museum Sri Baduga Bandung
Fosil hewan purba Jawa Barat

Aku kemudian memasuki sebuah ruangan luas, di pinggirnya berjejer koleksi arca dan patung batu peninggalan dari kepercayaan animisme, dinamisme hingga peninggalan dari agama Hindu dan Budha di bumi Jawa Barat. Di sisi satunya terdapat diorama gua tempat tinggal manusia purba. Di sisinya ada berbagai koleksi replika fosil tengkorak hingga tempayan kubur, salah satu jenis kuburan di masa lalu lengkap dengan tulang belulangnya. Di bagian lainnya juga ada miniatur punden berundak serta berbagai koleksi dan informasi tentang aliran kepercayaan masyarakat di masa lalu. 

Museum Sri Baduga Bandung
berbagai arca
Museum Sri Baduga Bandung
Diorama gua manusia purba
Museum Sri Baduga Bandung
Tempayan kubur

Selanjutnya aku memasuki ruangan yang berisi berbagai peninggalan kebudayaan masyarakat Jawa Barat. Di ruangan ini terdapat naskah kuno berisi tulisan sunda, miniatur rumah adat, pakaian adat, hingga berbagai peralatan hidup masyarakatnya. 

Museum Sri Baduga Bandung
Pakaian adat
Museum Sri Baduga Bandung
Koleksi peralatan hidup masyarakat
Museum Sri Baduga Bandung
Ngabagea Sumping Asih
Museum Sri Baduga Bandung
Perangkat alat musik gamelan

Di ruang selanjutnya ada sejarah tentang Islam dan kerajaannya. Lalu sejarah masa kolonial dan perjuangan. Di sini juga ada berbagai koleksi mata uang yang digunakan masyarakat untuk bertransaksi. Selain itu masih terdapat banyak banget koleksi-koleksi lainnya yang berhubungan dengan sejarah, sosial, budaya Jawa Barat. Di bagian akhir, terdapat pula berbagai macam jenis permainan tradisional. Ngelihat itu jadi bernostalgia juga uy. 

Museum Sri Baduga Bandung
Berbagai koleksi Museum Sri Baduga Kota Bandung
Museum Sri Baduga Bandung
Koleksi mainan tradisional

Setelah puas menjelajahi setiap sudut bagian museum Sri Baduga dan berbagai koleksinya, aku pun keluar dari museum untuk menuju destinasi wisata Kota Bandung selanjutnya. 

Museum Sri Baduga Bandung
Siganteng dan Unyu di depan museum

To be continued.....

Rabu, 26 Januari 2022

Museum Sriwijaya, Bukti kebesaran Kerajaan Sriwijaya di masa lampau

Museum Sriwijaya
Museum Sriwijaya

Tap.. tap.. tap.. tap...

Setelah cukup puas menikmati berbagai peninggalan sejarah dan budaya yang ada di Museum Balaputera Dewa dan Rumah Limas, aku kembali melangkahkan kaki untuk menjelajah sudut-sudut wisata yang ada di Kota Palembang, Sumatera Selatan, sang Kota Pempek.

Langkah kakiku kemudian membawaku ke daerah pinggiran Sungai Musi. Cuaca panas Kota Palembang yang cukup menyengat lumayan terobati dari hembusan angin Sungai Musi yang terasa menyejukkan.

Seger juga.

Di sini aku berencana mengunjungi Museum Sriwijaya. Museum yang menyimpan bukti kebesaran Kerajaan Sriwijaya di masa lampau.

Alamat Museum Sriwijaya

Museum Sriwijaya terletak di dalam Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya di Jalan Syakyakirti, Karang Anyar, Kota Palembang. Museum ini diyakini berdiri di bekas kawasan istana Kerajaan Sriwijaya di masa lalu. Museum ini juga letaknya tak jauh dari Sungai Musi yang dulunya menjadi jalur perdagangan internasional. 

Museum Sriwijaya
Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya

Tiket masuk dan jadwal buka Museum Sriwijaya

Sebelum menjelajahi isi museum, aku harus membeli tiket masuknya. Pertama ada tiket masuk ke dalam Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya seharga Rp. 3000 dan udah bebas buat jelajahi bagian tamannya. Selanjutnya aku membayar lagi Rp. 2000 untuk tiket masuk ke dalam museumnya.

Oh ya, museum ini buka setiap hari kecuali hari senin dan hari libur nasional. 

Museum Sriwijaya
Tiket masuk Museum Sriwijaya

Isi Museum Sriwijaya

Museum Sriwijaya menyimpan berbagai benda peninggalan Kerajaan Sriwijaya berupa artefak, seperti prasasti, arca, manik-manik, keramik, hingga kayu pecahan kapal dan kemudinya. Beberapa artefak utama adalah prasasti yang menggambarkan kebesaran Kerajaan Sriwijaya seperti Prasasti Kedukan Bukit yang berisi tentang perjalanan Raja Sriwijaya bersama ribuan pasukannya dan memperoleh kemenangan. 

Museum Sriwijaya
Prasasti kedukan bukit
Museum Sriwijaya
Translate Prasasti Kedukan Bukit

Selanjutnya ada Prasasti Telaga Batu yang menceritakan struktur birokrasi pemerintahan Sriwijaya dan berbagai macam pekerjaan lainnya. Dan terakhir ada Prasasti Talang Tuo yang menceritakan pendirian Taman Srikesetra untuk masyarakat Sriwijaya.

Selain Prasasti, juga ada banyak artefak lainnya seperti kayu pecahan kapal dan kemudinya yang menjadi bukti bahwa Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim. Lalu ada banyak juga pecahan keramik yang menjadi bukti bahwa Sriwijaya pada masanya adalah pusat perdagangan. 

Museum Sriwijaya
Info tentang Kerajaan Sriwijaya
Museum Sriwijaya
Berbagai situs temuan peninggalan Sriwijaya
Museum Sriwijaya
Pecahan kayu kapal
Museum Sriwijaya
Artefak keramik

Terakhir, di museum ini juga banyak ditemukan arca Budha dan Hindu. Meskipun Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan yang bercorak Budha. Namun jika dilihat dari banyaknya artefak Hindu yang ditemukan menjadi bukti bahwa sejak dahulu sudah terbentuk toleransi dan keberagaman yang kuat di Bumi Sriwijaya.

Mantap. 

Museum Sriwijaya
Arca di depan museum

Setelah puas menjelajahi tiap sudut Museum Sriwijaya, aku pun keluar dari museum ini dan berencana melanjutkan petualangan. Sebenarnya masih ada Taman Sriwijaya yang menarik untuk dikunjungi, tapi entah kenapa rasanya mau ke tempat yang lain aja deh.

Aku kembali menyusuri jalanan di tepian Sungai Musi ini hingga sesaat mataku terpaku pada seorang gadis berkaos hitam berambut panjang yang baru keluar dari sebuah gang.

Perlahan langkah kami semakin mendekat,

Sepertinya manis juga.” Ucapku dalam hati.

Tiba-tiba angin dari Sungai Musi bertiup dan membuat rambutnya tergerai. Spontan dia merapikan rambutnya dan....

Busyet, manis banget sih. Serius!”.

“Kak, Jalan ke Museum Al-Quran Al Akbar yang mana ya?” Ucapku tanpa sadar ketika terpana melihatnya merapikan rambutnya yang tergerai. 

Museum Sriwijaya
Siganteng yang unyu di Museum Sriwijaya

To be continued.....

Selasa, 16 November 2021

Wisata Kota Palembang, Museum Balaputera Dewa

Museum Balaputera Dewa Palembang
Museum Balaputera Dewa Palembang

Hai kawan-kawan, gimana kabar kalian? Semoga sehat selalu dan untuk seterusnya juga begitu. Kalo pun ada yang sakit, semoga cepat sembuh ya. Aamiin... Kalo kabarku, alhamdulillah saat ini aku baik-baik aja dan semoga tetap baik untuk kedepannya.

Ternyata udah lama juga ya aku nggak nulis di blog ini. Bukan bermaksud untuk ngelupain sih, hanya saja setelah yang terakhir kali aku nulis tentang si dia itu, aku emang ingin nenangin diri sejenak. Kebetulan dapat jadwal latsar CPNS juga. Sehingga 3 bulan belakangan ini aku cukup disibukkan dengan tugas dan kegiatannya. Bahkan kegiatan klasikalnya kemarin sampe diadain di Palembang.

Syukurnya sekarang udah selesai, jadi udah lumayan tenang sih. Bisa nulis lagi deh. Apalagi ada beberapa cerita tentang Palembang nih. Jadi ceritanya kemarin itu aku ikut kegiatan klasikal latsar CPNS di Asrama Haji Palembang selama satu minggu. Dan selama satu minggu itu kami terkarantina di dalam asrama. Nggak kemana-mana coy.

Jadi setelah acaranya selesai, aku putusin untuk jalan-jalan menikmati Kota Pempek ini. Petualangaku pun di mulai dari Museum Balaputera Dewa atau yang nama resminya Museum Negeri Provinsi Sumatera Selatan “Balaputera Dewa”.

Alamat Museum Balaputera Dewa

Museum Balaputera Dewa beralamat di Jalan Srijaya, No. 1, Rw 5, Srijaya, Kecamatan Alang-Alang Lebar, Kota Palembang. Museum ini letaknya masih ada di sekitar pusat kota Palembang, bahkan museum ini juga nggak jauh dari Stasiun LRT RSUD Prov Sumsel. Jadi mudah banget deh kalo mau ke museum ini.

Sejarah Museum Balaputera Dewa

Museum Balaputera Dewa dibangun pada tahun 1978 dan diresmikan pada tanggal 5 November 1984. Museum ini berstatus sebagai Museum Negeri Provinsi Sumatera Utara. Penamaan Balaputera Dewa diambil berdasarkan nama Raja Sriwijaya yang memerintah ada abad ke-9 Masehi.

Tiket Masuk Museum Balaputera Dewa

Sebelum masuk ke dalam museumnya, udah pasti harus beli tiket dulu dong. Tiket masuknya murah meriah cuy, perorangnya cuma Rp. 2000 aja. Murah meriah dapat ilmu pengetahuan tentang sejarah dan budaya juga loh. Mantap banget coy. 

Museum Balaputera Dewa Palembang
Tiket masuknya cuma Rp. 2000 aja cuy

Koleksi Museum Balaputera Dewa

Setelah membayar tiket masuknya, aku pun segera menjelajahi setiap ruangan yang ada di museum ini. Ruangan pertama yang kumasuki adalah ruangan hibah. Ruangan ini menyimpan berbagai koleksi hasil hibah dari masyarakat dan orang-orang. Di dalamnya ada koleksi senjata, keramik hingga uang kuno. 

Museum Balaputera Dewa Palembang
koleksi hibah

Selain ruang hibah, masih banyak ruang-ruang lainnya yaitu, Gedung Pameran I, Gedung Pameran II dan Gedung Pameran III. Di dalam gedung pameran ini ada banyak koleksi lainnya seperti Galeri Melaka Bersejarah Bendaraya Warisan Dunia yang isinya berhubungan dengan sejarah dan budaya Melayu khususnya Melayu Melaka, 

Museum Balaputera Dewa Palembang
Gedung Pameran II
Museum Balaputera Dewa Palembang
Koleksi sejarah Melaka Melayu

Di ruang selanjutnya kemudian ada juga berbagai fosil-fosil dari hewan dan fosil lainnya yang ditemukan dari hasil ekskavasi di sekitar Sumatera Selatan. Selanjutnya ada berbagai barang peninggalan bersejarah dari Kerajaan Sriwijaya seperti prasasti dan arca-arca dari patung Budha serta berbagai sisa kayu kapal yang membuktikan kejayaan maritim Kerajaan Sriwijaya sebagai pusat perdagangan di Selat Malaka di masa lalu. 

Museum Balaputera Dewa Palembang
Berbagai fosil hasil ekskavasi
Museum Balaputera Dewa Palembang
Salah satu prasasti peninggalan Kerajaan Sriwijaya
Museum Balaputera Dewa Palembang
Koleksi tempayan dan guci serta gerabah
Museum Balaputera Dewa Palembang
Sisa kayu kapal bukti kejayaan kemaritiman Kerajaan Sriwijaya
Museum Balaputera Dewa Palembang
Koin kuno bukti Sriwijaya sebagai pusat perdagangan
Museum Balaputera Dewa Palembang
Koleksi porselin dan keramik

Setelah itu ada juga koleksi peninggalan dari Kerajaan Palembang yang bercorakkan Islam dan salah satu koleksinya adalah Al-Quran tua. Selanjutnya ada peninggalan dari masa penjajahan seperti benda-benda sisa perjuangan melawan penjajah. Terakhir ada barang-barang koleksi yang berhubungan dengan adat dan budaya masyarakat Sumatera Selatan seperti kain dan pakaian khas Sumsel hingga berbagai barbagai barang peralatan hidup masyarakat, seperti peralatan bertani, peralatan kegiatan adat dan lain-lain. 

Museum Balaputera Dewa Palembang
Koleksi Al-Quran tua dan naskah-naskah Islam
Museum Balaputera Dewa Palembang
Koleksi dari masa perjuangan
Museum Balaputera Dewa Palembang
Kain khas Sumatera Selatan
Museum Balaputera Dewa Palembang
Ada si ganteng yang unyu di Museum Balaputera Dewa

Rumah Adat Limas

Sebelum keluar dari Museum Balaputera Dewa, aku teringat kalo ternyata Rumah Adat Limas yang ada di uang Rp. 10.000 juga ada di museum ini, tepatnya ada di sisi belakang museumnya. Buru-buru deh aku ke belakang untuk melihat Rumah Adat Limas yang ikonik tersebut. 

Museum Balaputera Dewa Palembang
Siganteng yang unyu di depan Rumah Adat Limas

Kamis, 17 Juni 2021

Rumah Pengasingan Bung Karno di Berastagi

Rumah Pengasingan Bung Karo di Berastagi
Rumah Pengasingan Bung Karno di Berastagi

Hai sahabat backpacker, setelah sebelumnya aku singgah di Masjid Lama Kabanjahe yang merupakan masjid pertama dan tertua di Tanah Karo, aku kemudian kembali melanjutkan perjalananku di Bumi Karo ini dan tujuanku selanjutnya adalah Rumah Pengasingan Bung Karno di Berastagi.

Baca juga: Masjid Lama Kabanjahe, Masjid Pertama dan Tertua di Tanah Karo

Alamat Rumah Pengasingan Bung Karno di Berastagi

Rumah Pengasingan Bung Karno terletak di Jalan Sempurna Desa Lau Gumba, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo. Kalo dari Medan, rumah pengasingan ini terletak sebelum masuk ke Pasar Buah Berastagi dan simpangnya berada tepat sebelum Hotel Bukit Kubu. Dari persimpangan tersebut, rumah ini terletak sekitar 600 meter doang.

Sejarah Rumah Pengasingan Bung Karno

Berdasarkan sejarahnya, rumah bergaya Belanda ini dibangun pada tahun 1917, dulunya rumah ini adalah tempat tinggal seorang perwira Belanda. Pada Agresi Militer Belanda II, tepatnya pada tanggal 22 Desember 1948, tiga pemimpin Republik Indonesia, yaitu Bung Karno, Sjahrir dan Haji Agus Salim ditangkap Belanda di Yogyakarta dan dibuang ke Berastagi.

Mereka ditahan selama 12 hari di Berastagi dengan pengawasan ketat.. Namun karena masalah keamanan, saat itu di Tanah Karo ada basis perjuangan kemerdekaan yang dikenal dengan nama Laskar Rakyat, jadi Belanda memindahan mereka ke Parapat.

Meski hanya tinggal 12 hari di Berastagi, tetapi Bung Karno telah mendapat tempat khusus di hati masyarakat Karo. Bahkan mereka menjuluki Bung Karno sebagai Bapak Rakyat Sirulo yang berarti Bapak Lambang Kemakmuran Rakyat. 

Rumah Pengasingan Bung Karo di Berastagi
koleksi foto tua di dalam rumahnya
Rumah Pengasingan Bung Karo di Berastagi
Salah satu surat lama

Desain Arsitektur Rumah Pengasingan Bung Karno di Berastagi

Rumah Pengasingan ini dibangun dengan bangunan bergaya Belanda yang cukup kental. Rumahnya terbuat dari kayu jati dan berukuran 10x20 meter dengan cat putih dan seng berwarna merah. Di dalamnya terdapat beberapa ruangan seperti ruang tamu, kamar tidur, dapur dan kamar mandi.

Kondisi terkini Rumah Pengasingan Bung Karno di Berastagi

Saat ini Rumah Pengasingan Bung Karno di Berastagi masih terawat dengan baik. Bahkan keaslian furniturnya masih tetap terjaga seperti tempat tidur, lemari pakaian dan perabot lainnya. Di dalamnya juga ada foto-foto tua dan surat-surat lama milik beliau. Di pelataran depan rumah ini juga ada satu patung Bung Karno dari perunggu setinggi 7 meter dengan posisi duduk sebagai penanda bahwa rumah ini pernah menjadi saksi sejarah perjuangan Beliau. 

Rumah Pengasingan Bung Karo di Berastagi
Patung Bung Karno di pelataran rumah pengasingan
Rumah Pengasingan Bung Karo di Berastagi
Ada gazebo kecil di halaman rumahnya
Rumah pengasingan Bung Karno di Berastagi
Tempat tidur di dalam rumah pengasingan
Rumah Pengasingan Bung Karo di Berastagi
Meja dan kursi di dalam rumah

Hanya saja sekarang statusnya dijadikan sebagai Mess Pemprov Sumatera Utara sehingga cukup sulit untuk masuk ke dalam rumah ini dan butuh izin khusus. Untuk pengunjung umum, hanya dikasi izin untuk berfoto-foto di bagian depan rumah dan sekitaran Patung Bung Karno. 

Rumah Pengasingan Bung Karno di Berastagi
Sekarang menjadi Mess Pemprov

Padahal jika dijadikan sebagai museum atau bangunan wisata, tentu bisa menjadi tempat belajar sejarah tentang perjuangan Bung Karno dan para pahlawan lainnya dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. 

Rumah Pengasingan Bung Karo di Berastagi
Rumah Pengasingan Bung Karno di Berastagi
Rumah Pengasingan Bung Karo di Berastagi
Backpacker ganteng dan unyu di pelataran rumah pengasingan