Tampilkan postingan dengan label Rumah Adat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Rumah Adat. Tampilkan semua postingan

Selasa, 10 November 2015

T.B. Silalahi Center di Balige



T.B. Silalahi Center

            T.B. Silalahi Center adalah sebuah komplek museum yang didirikan oleh yayasan Tiopan Bernhard Silalahi pada tanggal 7 Agustus 2006 dan atas prakarsa Dr. T.B. Slalahi, SH. Yayasan T.B. Silalahi merupakan organisasi non-profit yang memiliki tujuan untuk pemeliharaan, pengembangan serta penelitian kebudayaan Batak dalam wujud museum. Dengan visi dan misi mengangkat harkat dan kualitas hidup melalui keunggulan tata nilai budaya.
Lokasi
T.B. Silalahi Center beralamat di Jalan pagar Batu, No. 88, Desa Silalahi, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir. Kurang lebih 250 km dari kota Medan sebagai ibu kota provinsi Sumatera Utara.
Koleksi
Yayasan T.B. Silalahi ini memiliki berbagai koleksi yang di simpan di dalam
1.      Museum Batak
Museum Batak
Museum Batak yang ada di Balige adalah sebuah museum yang menyimpan berbagai koleksi peninggalan sejarah dan kearifan budaya masyarakat Batak Toba. Museum ini didirikan oleh T. B. Silalahi, dan diresmikan pada tanggal 18 Januari 2011 oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Selengkapnya baca disini.

2.      Museum Jejak Langkah T.B. Silalahi
Museum T.B. Silalahi
Museum T.B. Silalahi Center adalah museum pribadi atau museum jejak langkah dari T. B. Silalahi yang berisi tentang sejarah dan biografi T.B. Silalahi. T.B. Silalahi membangun museum ini sebagai wadah untuk memotivasi generasi muda untuk terus meraih cita-cita dengan melihat pengalaman TB. Silalahi mulai dari kecil sebagai anak pengembala kerbau sampai menjadi seorang Jenderal. Selengkapnyabaca disini.
3.      Huta Batak
Huta Batak
Huta Batak adalah pemukiman yang khas berupa desa-desa yang tertutup dan membentuk masyarakat kelompok kecil. Biasanya kelompok ini adalah kumpulan marga/clan atau masih memiliki hubungan kekerabatan. Di dalam huta Batak ini ada Rumah Bolon dan Sopo, Patung Sigale-gale, Makam Batu, Patung Pangulubalang dan Pohon Hariara. Selengkapnyabaca disini.

Senin, 09 November 2015

Huta Batak di Balige



Huta Batak adalah pemukiman yang khas berupa desa-desa yang tertutup dan membentuk masyarakat kelompok kecil. Biasanya kelompok ini adalah kumpulan marga/clan atau masih memiliki hubungan kekerabatan. Nah, ada satu nih Huta Batak buatan yang bisa dikunjungi wisatawan dan dibangun agar wisawatan bisa lebih mengenal budaya Batak.
Lokasi
Huta Batak ini berlokasi di Komplek T.B. Silalahi Center, Jalan Pagar Batu No. 88, Desa Silalahi, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir.
Isi Huta Batak
Emang ada apaan aja di dalam Huta Batak ini? Huta Batak ini berisi berbagai peninggalan budaya masyarakat Batak Toba yaitu...

1.      Rumah Adat Batak Toba
Rumah Adat Batak Toba
Rumah adat suku Batak Toba disebut juga ‘rumah bolon’. Rumah ini berbentuk panggung dengan bahan utama bangunan berupa kayu. Hal yang paling menarik perhatian adalah bentuk atapnya yang melengkung dan runcing di tiap ujungnya.  Proses pembangunan rumah adat suku Batak selalu dilaksanakan secara gotong royong. Bahan yang digunakan adalah bahan yang dengan kualitas baik, umumnya seorang tukang akan memilih kayu-kayu dengan cara memukul kayu tersebut dengan suatu alat untuk mencari bunyi kayu yang nyaring. Selengkapnya baca di sini

2.      Sopo
Sopo
Sopo adalah tempat penyimpanan (lumbung) dan dipisahkan oleh pelataran luas yang berfungsi sebagai ruang bersama warga huta. Bangunan sopo berlantai dua, hanya mempunyai satu baris tiang-tiang depan dan ruangan bawah terbuka tanpa dinding berfungsi untuk musyawarah, menerima orang asing dan tempat bermain musik. Selengkapnya baca di sini

3.      Boneka Sigale-Gale
Boneka Sigale-gale
Sigale-Gale adalah sebuah boneka kayu yang berdiri layaknya manusia dan memang berbentuk seperti manusia lengkap dengan panca indera dan mengenakan pakaian adat Batak. Boneka Sigale-gale ini bisa menari layaknya manusia, bahkan gerakannya pun hampir sama dengan gerakan tarian yang dilakukan oleh manusia karena dibantu oleh beberapa dalang yang berada di belakangnya. Oh ya... katanya boneka ini juga bisa menangis lho. Selengkapnya baca di sini

4.      Makam Batu
Makam Batu
Makam Batu merupakan salah satu peninggalan budaya masyarakat Batak dari Zaman Megalithikum. Makam batu ini akan diletakkan di atas tanah. Berbeda dengan keranda biasa yang terbuat dari kayu yang biasanya dikubur di dalam tanah. Makam batu ini juga diberi pahatan-pahatan yang khas yang penuh makna. Selengkapnya baca di sini

5.      Patung Pangulubalang
Pangulubalang
Pangulubalang adalah benda berupa patung yang sudah diberi kekuatan mistis. Pangulubalang berfungsi sebagai panglima untuk melindungi dan memberi kesejahteraan kepada kampung atau marga. Konon diyakini sebagai penjaga yang mampu mengusir roh jahat yang ingin masuk ke dalam huta atau kampung. Selengkapnya baca di sini

6.      Pohon Hariara
Pohon Hariara
Hariara adalah  pohon yang sangat erat kaitannya dengan adat Batak karena pohon ini sering ditanam sebagai tanda pembatas antara satu huta dengan huta yang lain, bahkan simbol pengawal desa, sebagai tempat mamele (berdoa pada penghuni alam gaib) atau sebagai tanda kepemilikan satu wilayah atau sebagai lambang bagi satu klan/marga, atau bahkan sebagai saksi dalam perjanjian antar komunitas.

Itu lah isi dari Huta Batak yang berada di dalam Kompleks T.B. Silalahi Center, Balige ini. Menarik  bukan?

Minggu, 08 November 2015

Rumah Adat Batak Toba, si Rumah Bolon di Balige



Rumah Bolon
Huta Batak adalah pemukiman yang khas berupa desa-desa yang tertutup dan membentuk masyarakat kelompok kecil. Biasanya kelompok ini adalah kumpulan marga/clan atau masih memiliki hubungan kekerabatan. Nah, salah satu huta Batak yang bisa dikunjungi wisatawan adalah Huta Batak yang berada di Komplek T.B. Silalahi Center, Balige. Di sini menampilkan berbagai kearifan budaya masyarakat Batak. Salah satunya adalah Rumah Adat Batak. Di Huta Batak ini terdapat dua jenis rumah adat yang saling berhadapan yaitu ruma dan sopo.
Ruma dan Sopo
Kedua bangunan ini, meskipun secara sekilas kelihatan sama, sebenarnya berbeda dari sisi konstruksi dan fungsi. Ruma digunakan untuk tempat tinggal keluarga, sedangkan sopo digunakan sebagai tempat penyimpanan (lumbung). Rumah dan sopo dipisahkan oleh pelataran luas yang berfungsi sebagai ruang bersama warga huta. Perbedaan lainnya adalah Sopo berlantai dua, hanya mempunyai satu baris tiang-tiang depan dan ruangan bawah terbuka tanpa dinding berfungsi untuk musyawarah, menerima orang asing dan tempat bermain musik.
Huta Batak dan Ruma serta Sopo yang saling berhadapan
Ruma
Sopo
Arsitektur Rumah Bolon
Rumah adat suku Batak Toba disebut juga ‘rumah bolon’. Rumah ini berbentuk panggung dengan bahan utama bangunan berupa kayu. Hal yang paling menarik perhatian adalah bentuk atapnya yang melengkung dan runcing di tiap ujungnya.  Proses pembangunan rumah adat suku Batak selalu dilaksanakan secara gotong royong. Bahan yang digunakan adalah bahan yang dengan kualitas baik, umumnya seorang tukang akan memilih kayu-kayu dengan cara memukul kayu tersebut dengan suatu alat untuk mencari bunyi kayu yang nyaring.
Pondasi rumah adalah hal yang terpenting, dibuat dengan formasi berbentuk segi empat, dipadu tiang dan dinding yang kuat. Makna pondasi ini sendiri adalah saling bekerja sama demi memikul beban yang berat.  Untuk bagian atas rumah, ditopang oleh sebuah tiang yang biasa disebut tiang “ninggor” dibantu oleh kayu penopang yang lain. Tiang “ninggor” ini lurus dan tinggi, orang suku Batak memaknainya sebagai simbol kejujuran. Untuk menjunjung tinggi kejujuran, perlu didukung oleh rasa keadilan.
Di bagian depan atap terdapat “arop-arop” bermakna harapan untuk bisa hidup layak. Lalu ada “songsong boltok” untuk menahan atap, yang punya arti bila ada pelayanan tuan rumah yang kurang baik sebaiknya dipendam dalam hati saja.
Lokasi 
Komplek T.B. Silalahi Center, Jalan Pagar Batu No. 88, Desa Silalahi, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir.
Saya di depan Rumah Bolon

Selasa, 03 November 2015

Replika Rumah Adat Tongkonan di Balige



Rumah Tongkonan adalah sebuah rumah adat yang berasal dari Sulawesi Selatan atau yang lebih dikenal sebagai rumah adat masyarakat Toraja. Namun rumah adat Tongkonan yang akan saya ceritakan di sini bukanlah rumah adat yang ada di Tanah Toraja sana. Karena jujur saja guys, saya belum pernah menginjakkan kaki di Pulau Sulawesi. Nggak kuat ongkosnya. :D
Rumah adat Tongkonan yang saya bicarakan di sini adalah sebuah replika Rumah Adat Tongkonan.
Alamat 
Rumah Adat Tongkonan ini berada di dalam komplek T.B. Silalahi Center, yang beralamat di Jl. Pagar Batu No. 88, Desa Silalahi, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Sekitar 5 jam perjalanan dari Kota Medan.
Arsitektur
Meskipun hanya sebuah bangunan replika, tetapi Bentuk bangunan Rumah Tongkonan ini sama seperti Rumah Tongkonan aslinya yang ada di Toraja. Atap rumahnya melengkung menyerupai bentuk perahu, terdiri atas susunan bambu yang pada era sekarang sudah menggunakan seng, di deretan depannya terdiri dari deretan tanduk kerbau, sedangkan bagian dalamnya dijadikan sebagai ruang tidur dan dapur.
Arsitekturnya seperti yang asli
Temasuk ukiran dan hiasannya
di depannya terdapat tanduk kerbau
 Konon kata tongkonan berasal dari tongkon, yang berarti duduk. Dahulu rumah adat tongkonan merupakan pusat pemerintahan, kekuasaan adat, dan perkembangan kehidupan sosial budaya masyarakat Toraja. Rumah adat Tongkonan tidak bisa dimiliki oleh perseorangan melainkan turun temurun oleh keluarga atau marga suku Tana Toraja.

Yah, walaupun belum pernah melihat bangunan asli rumah adat masyarakat Toraja yang ada di Sulawesi Selatan, saya cukup senang bisa mengunjungi replika Rumah Tongkonan yang ada di Balige ini karena bentuk bangunannya sangat mirip seperti aslinya.
Saya di depan replika Rumah Adat Tongkonan