Tampilkan postingan dengan label Pantai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pantai. Tampilkan semua postingan

Rabu, 07 Oktober 2020

Pantai Panjang Bengkulu, Sunsetnya Juara

Pantai Panjang Bengkulu

Hai Sahabat Backpacker, selamat datang di blognya petualang yang ganteng dan unyu. Masih ngelanjutin kisah petualanganku di Bumi Rafflesia yang mana sebelumnya aku udah bersantai menikmati es kelapa muda di Danau Dendam Tak Sudah. Tak terasa ternyata hari telah beranjak sore dan matahari telah condong jauh ke arah barat.

Baca juga: Danau Dendam Tak Sudah Bengkulu, Tempat Asyik Untuk Bersantai

Aku pun bergegas meninggalkan Danau Dendam dan menuju destinasi selanjutnya yaitu Pantai Panjang Bengkulu. Salah satu pantai yang ada di Kota Bengkulu dan menjadi salah satu ikon pariwisatanya. Katanya belum sah ke Bengkulu kalo belum ke pantai ini.

Alamat Pantai Panjang Bengkulu

Pantai ini terletak di Jalan Pariwisata, Pantai Panjang, Lempuing, Kecamatan Ratu Agung, Kota Bengkulu.

Cara menuju Pantai Panjang Bengkulu

Pantai ini posisinya tak begitu jauh dari pusat kota. Kalo naik kendaraan paling sekitar 5-10 menit doang udah sampe ke parkirannya. Untuk menuju pantai ini bisa naik bus Trans Bengkulu dan berhenti di halte depan Sport Center Pantai Panjang, posisi pintu masuk pantainya tepat di seberangnya. Sedangkan kalo naik kendaraan pribadi dari pusat kota bisa melalui rute Jl. Fatmawati – Jl. Ratu Agung – Jl. Samudera – Jl. Pariwisata.

Harga Tiket Masuknya Gratis cuy

Fasilitas di Pantai Panjang

Begitu memasuki kawasan Pantai Panjang langsung terlihat lapangan parkir yang cukup luas dengan pohon-pohon rindang di sekitarnya. Beranjak ke bagian dalam terdapat beberapa kios pedagang yang menjajakan souvenir khas Bengkulu seperti baju kaos, gantungan kunci dan lainnya. Harga bajunya Rp. 100.000/ 3 buah, sedangkan gantungan kunci seharga Rp. 5000 perbuah.

Tapi dari pada beli souvenir di sini, menurutku lebih baik beli di sentra oleh-oleh yang ada di Jalan fatmawati yang tak jauh dari Simpang Lima Ratu Samban. Karena di sana juga menjual berbagai macam souvenir yang lebih lengkap serta berbagai macam makanan khas Bengkulu hingga kopi Bengkulu juga ada.

Kembali lagi ke Pantai Panjang, di depan kios souvenir itu terdapat satu lapangan luas dan di ujungnya ada tulisan Pantai Panjang berwarna-warni berukuran besar. Tulisan ini menjadi salah satu spot foto yang cukup popular di sini. 

Tulisan Pantai Panjang

Di sisi kanan dan kiri lapangan tersebut berjejer pula kios-kios pedagang yang berjualan makanan dan minuman. Menunya pun beragam, mulai dari yang ringan seperti gorengan seafood, burger dan jagung bakar sampe yang berat seperti bakso, nasi goreng, mie goreng, ikan bakar dan makanan lainnya. 

Kios pedagang makanan

Di sini juga banyak yang menjual es kelapa muda. Tapi karena aku baru saja menikmati es kelapa muda di Danau Dendam, jadi menu ini diskip dulu. Perut udah nggak sanggup lagi cuy. Akhirnya aku memilih untuk menikmati es krim seharga Rp. 3000 sambil menunggu momen sunset di pantai ini.

Slruupp… seger cuy.

Pemandangan di Pantai Panjang

Sesuai dengan namanya, Pantai Panjang Bengkulu emang panjang banget. Panjang garis pantainya mencapai 7 km dengan lebar hingga 500 meter kala air surut. Tapi karena aku datangnya sore hari, jadi airnya sedang pasang dan lebar pantainya cuma sekitar 50-100 meter doang. Meski begitu, pantainya tetap terasa luas.

Pantainya pun berpasir putih dengan tekstur yang halus seperti tepung. Hampir bisa dipake buat bikin roti, roti rasa pasir. Wkwkwkwk... ya intinya pasirnya halus dan nggak bikin sakit di kaki. Di sekitar pantai juga berderet pohon cemara dan pinus, sehingga pantainya terkesan adem. 

Pantainya panjang dan berpasir putih
Pepohonan di sisi pantai

Sayangnya pantai ini kurang terjaga kebersihannya, ada beberapa sampah yang bertebaran di antara pasir pantainya. Selain itu tempat sampah yang tersedia juga cukup terbatas. Semoga saja ke depannya bisa lebih bersih lagi, biar pengunjung pun nyaman.

Pantai ini berhadapan langsung ama Samudera Hindia yang sangat luas. Jadi airnya pun jernih dan berwarna kebiruan. Tapi ombaknya gede juga, terutama saat air pasang. Jadi kurang aman buat berenang di pantai ini.

Kegiatan lain yang biasanya dilakuin di pantai ini seperti menikmati kuliner, duduk santai mandangi laut, bermain layangan, naik delman menyusuri pantai, hingga bermain bola bersama teman-teman serta yang paling banyak adalah foto-foto narsis. 

Bermain bola di Pantai Panjang

Selain itu, karena pantainya juga tepat menghadap ke sisi barat, jadi pantai ini merupakan lokasi yang cocok banget untuk melihat matahari terbenam.

Sunset Menawan di Pantai Panjang

Aku beruntung hari itu karena cuacanya cerah sehingga bisa menyaksikan momen matahari terbenam secara sempurna. Langit yang tadinya berwarna biru perlahan berubah menjadi kuning keemasan. Sang mentari sedikit demi sedikit tenggelam di ufuk barat. Seolah-olah ditelan Samudera Hindia.

Sunset di Pantai Panjang
Siluet ibu dan anak di Pantai Panjang

Cakepnya lagi, cahaya kuning keemasan dari momen matahari terbenam ini juga terpantul di atas permukaan laut dan pasir basah sehingga terlihat semakin cantik. Sedangkan di ujung pasir itu terlihat ombak yang bergulung-gulung, berkejaran menuju tepian pantai.

Sunset di pantai Panjang ini pemandangannya emang juara. 

Cahaya kuning keemasan yang indah
Senja di Pantai Panjang emang cantik
Sang backpacker di Pantai Panjang Bengkulu





Minggu, 20 September 2020

Wisata Alam Mangrove Silau Laut, Pesona Baru di Asahan

Wisata Alam Mangrove Silau Laut

Hai sahabat backpacker, selamat datang di blog nya orang ganteng dan unyu yang suka berpetualang. :D

Kali ini aku mau berbagi cerita tentang objek wisata yang baru aja di buka di desa sebelah tempat tinggalku. Namanya adalah Wisata Alam Mangrove Silau Laut.

Alamat Wiata Alam Mangrove Silau Laut

Objek wiata baru ini terletak di perbatasan antara Desa Silau Baru di Kecamatan Silau Laut dengan Desa Pematang Sei Baru, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Asahan. Bahkan jalan masuknya pun dari sisi Desa Pematang Sei Baru sih. Btw, Pematang Sei Baru itu adalah nama desaku dan di sini ada banyak kepiting dan udang segar. 

Udang asli kampungku

Promosi. Wkwkwkwkwk

Untuk menuju tempat ini telah disediain jalan tanah melalui perkebunan sawit dan tambak udang milik masyarakat. Namun biar lebih greget, aku dan sepupuku memutuskan untuk mengunjungi objek wisata ini via laut dengan menggunakan perahu milik sepupuku. Karena kami perginya pun beramai-ramai bareng keluarga, jadi cocok juga menggunakan perahu. 

Berperahu rame-rame

Brmmm.... brmmmm....

Meski sore itu anginnya bertiup cukup kencang, namun perjalanan via laut ini cukup lancar. Cuma baju aja yang sedikit basah, terkena cipratan ombak. Serta ponakanku yang menangis ketakutan karena perahunya bergoyang-goyang. Sebagai Incek alias Oom yang baik, aku pun menakutinya hingga dia menangis lebih keras.

Wkwkwkwkwkwk…

Dasar oom nggak ada akhlak 


Perjalanan via laut
Pohon manggrove di tepi laut

Tak begitu lama kami pun tiba di sebuah sungai kecil dengan alirannya yang tenang. Deburan ombak dari lautan terhalang akar-akar pohon mangrove yang ada di sekitar sini. Setelah menambatkan perahu, petualangaan kami di Wisata Alam Mangrove Silau Laut pun di mulai. 

Sungai kecil menuju objek wisatanya

Oh ya, sebelum itu bayar tiket masuknya dulu sih, perorangnya dikenakan biaya masuk Rp. 5000 saja dan anak-anak gratis biaya masuk. Mantap.

Pemandangan di Wisata Alam Mangrove Silau Laut

Sesuai namanya, Wisata Alam Mangrove Silau Laut ini menawarkan pemandangan alam hutan mangrove dan tepi lautnya dengan berbagai pohon mangrove yang rimbun dan aneka satwa liarnya.

Di sini pihak pengelola sudah membuatkan sebuah jembatan dari batang-batang kayu yang memanjang menuju tepi laut. Di sisi jembatan itu kita bisa melihat rimbunnya hutan mangrove dengan berbagai jenis pepohonan seperti bakau, api-api dan lain-lain. Di sisi satunya juga terdapat satu sungai kecil dengan aliran airnya yang tenang. Sedangkan di bagian ujung bisa terlihat lautan luas dari Selat Malaka.

Wisata Alam Mangrove Silau Laut
Berbagai jenis mangrove


Selain pepohonan, di sini juga bisa melihat berbagai satwa liar, terutama jenis unggas seperti bangau putih, elang, camar dan jenis burung lainnya. Jika beruntung juga bisa bertemu kera, lutung serta biawak yang habitatnya memang ada di sekitar hutan mangrove ini. 

Burung Elang terbang di atas pepohonan mangrove

Di bagian ujung jembatan, pihak pengelola juga telah menyediakan pondok-pondok untuk bersantai. Pondok ini bebas dipakai siapa saja dan tidak dikenakan biaya lagi. 

Pondok di Wisata Alam Mangrove

Karena ini merupakan piknik bersama keluarga, jadi kami memutuskan untuk memakan bekal yang di bawa dari rumah di pondok tersebut. Rasanya mantap juga, menikmati makanan dengan pemandangan berupa hutan mangrove, lautan luas dan suara kicauan burung. 

Pemandangan di Wisata Alam Mangrove
Backpacker ganteng di Wisata Alam Mangrove Silau Laut

Jumat, 03 Juli 2020

Pantai Tapak Paderi, Pondok Sendal Jodoh dan Bunker Jepang


Hai sahabat backpacker...

Selamat datang di blog backpack sejarah, blognya orang imut dan tampan. Gimana kabar kalian? Semoga sehat selalu ya. Aamiin...
Pantai Tapak Paderi

Setelah sebelumnya aku sholat dan beristirahat sejenak di Masjid Jamik Bengkulu yang punya hubungan erat dengan Ir. Soekarno, dan kemudian dilanjutkan dengan menikmati semangkok bakso di pelataran masjidnya, aku lantas melanjutkan penjelajahan di Bumi Rafflesia dan sekarang tujuanku adalah Pantai Tapak Paderi.

Baca juga :

Masjid Jamik Bengkulu, Masjid Bersejarah Yang Punya Hubungan Erat Dengan Soekarno


Lokasi Pantai Tapak Paderi

Pantai Tapak Paderi ini terletak di Kecamatan Teluk Segara, Kota Bengkulu. Kalo dari Masjid Jamik sekitar 2 kilometer jauhnya. Tapi karena cuaca siang itu cukup terik, jadi aku mutusin buat naik ojol aja ke pantai tersebut.

Brrrmmmm.... Brrmmm...

Bang, bang, kayaknya pantainya udah lewat.” Ucapku pada si abang ojol saat melihat posisi yang ditunjukin di GPS.

Oh iya, Pantai Tapak Paderi ya, bukan Pantai Zakat.” Jawab si abang ojol sambil memutar kembali motornya.

Busyet.... Jauh banget melengnya si abang ini. 😑

Setelah menyerahkan helm, aku kemudian menyusuri jalan setapak menuju tepian pantai dan taraaaa...
Tanda masuk ke Pantai Tapak Paderi

View Pantai Tapak Paderi

Selamat datang di Pantai Tapak Paderi

Pantai Tapak Paderi ini cukup cantik juga, pasirnya berwarna putih kecoklatan dengan tekstur halus dan lembut di kaki. Di tepian pantainya juga terdapat beberapa perahu yang sedang bersandar. Pantainya yang membentuk teluk juga membuat pemandangan di pantai ini cukup cantik karena di seberang sana jadi terlihat daratan dengan kontur perbukitan yang hijau. Perpaduan pasir putih kecoklatan, lautan biru dari Samudera Hindia dan perbukitan hijau cukup indah juga buat dipandangi.

Pantai Tapak Paderi juga merupakan pantai yang cukup bersejarah bagi Kota Bengkulu. Karena pantai ini menjadi pelabuhan laut pertama di Bengkulu dan dulunya juga dijadikan jalur perdagangan oleh Bangsa Inggris dan Belanda ketika mereka menjajah Tanah Bengkulu.

Sendal Jodoh

Di salah satu sudut Pantai Tapak Paderi ini terdapat dinding dari bambu yang ditempelin ratusan sendal bekas. Tempat ini dinamakan pondok sendal jodoh. Nama tersebut digunakan karena katanya sendal-sendal bekas ini biasanya tersisa separuh doang, padahal sendal itu harus sepasang. Nah, harapannya adalah agar pengunjung pantai ini juga bisa menemukan pasangannya, biar jodoh.

“Cuy, sendal aja punya pasangan, kau kok kagak?”

-_-

“Njir, dikalahin ama sendal dong.”

Ah, lanjutlah. Ide pembuatan Pondok Sendal Jodoh ini sebenarnya karena keprihatinan nelayan setempat atas banyaknya sampah botol plastik dan sendal bekas yang hanyut terbawa arus laut. Jadilah mereka membuat tempat ini untuk mengingatkan masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan.

Udah gitu, siapa sih yang iseng amat ngebuangin sendal ke lautan. Emangnya ada yang mau make gitu? Putri duyung aja kagak bisa pake sendal kok, wong tubuhnya setengah ikan. Jadi, kawan-kawan, janganlah buang sampah sembarangan. Oke?

Selain ditempelkan pada dinding bambu, sendal-sendal bekas ini juga dikreasikan menjadi bentuk kupu-kupu hingga tulisan I love you. Awalnya aku pengen berfoto dengan latar kreasi itu sih. Tapi setelah ku pikir ulang, fix, hasilnya bakal keliatan kalo aku jomblo. Jadi kuurungkan aja niatku tersebut.
Pondok Sendal Jodoh

Kreasi I Love You dari sendal bekas
Satu hal yang cukup mengganggu saat aku mengunjungi pantai ini, yaitu sepinya pengunjung. Malah cuman aku doang yang ada di sini. Pas kutanyain ama abang-abang yang lagi duduk santai merokok di pinggir pantai, katanya pantai ini ramenya jam 4 sore ke atas. Soalnya mereka mau nikmati sunset di pantai ini. Kalo siang gini, nggak ada pengunjung, panas cuy. Karena sepi itulah aku pun memutuskan untuk tak berlama-lama di pantai ini. Khawatirnya ntar aku diculik putri duyung pulak. Bahaya.

Bunker Jepang

Aku pun melanjutkan kembali perjalananku dan sekarang tujuanku adalah Benteng Marlborough yang letaknya cuma beberapa ratus meter doang dari pantai ini.

Tap.. tap.. tap.. aku melangkah santai, hingga akhirnya mataku terfokus pada satu bangunan dari beton berbentuk persegi dengan atap setengah lingkaram. Kondisinya yang tak terawat sempat membuatku berpikir kalo bangunan ini toilet umum. Sampe akhirnya aku melihat plang yang bertuliskan kalo bangunan ini adalah sebuah bunker Jepang. Sebuah bangunan yang termasuk dalam cagar budaya peninggalan dari masa penjajahan Jepang ketika tahun 1942-1945.

Aku kemudian singgah sejenak untuk melihat-lihat bangunan bersejarah ini. Sepertinya bunker ini dibangun Jepang untuk menjaga pelabuhan yang ada di sekitar Pantai Tapak Paderi dari serangan Pasukan Sekutu. Kondisi bunker ini kurang terawat sih, bagian dalamnya kosong dan kotor namun bangunannya terlihat masih cukup kokoh.
Bunker Jepang

Bagian dalam bunker
Setelah selesai melihat-lihat, aku pun kembali melanjutkan perjalananku menuju Benteng Marlborough. Tap.. tap.. tap... To be continued 
Sang backpacker di depan Bunker Jepang


Senin, 30 September 2019

Pantai Galau dan Tanjung Balai Saat Malam

Hai sahabat backpacker...

Salah satu masalah buatku saat jalan-jalan adalah rasa nagihnya itu. Serius, jalan-jalan tuh bikin nagih banget. Oleh karena itu, setelah kemarin aku jalan-jalan di Museum Asahan dan nikmati sunset di Taman Alun-Alun Kisaran, hari ini aku jalan-jalan lagi. Dan kali ini jalan-jalan ke arah Kota Tanjung Balai dan tujuan utamaku adalah Pantai Galau.
Pantai Galau
Alamat Pantai Galau

Pantai Galau ini letaknya di daerah Esdengki, Kwala Silau Bestari, Kecamatan Tanjung Balai Utara, Kota Tanjung Balai. Tempatnya memang agak-agak masuk ke dalam, tapi mudah kok menujunya. Kalo bingung, tinggal pake GPS aja (Gunakan Penduduk Setempat).

Kafe Pondok Naga Pantai Galau

Pantai Galau ini sebenarnya bukan pantai sungguhan sih. Tapi sebuah kafe yang berkonsep outdoor dan terapung di aliran Sungai Asahan.  Yup, sungai, bukan laut. Malah lautannya kagak keliatan dari tempat ini.
Berkonsep outdoor dan terapung
Btw, jangan heran dengan nama-nama pantai di Sumatera Utara ini. Kalo di sini mah, asal ada airnya bisa dibilang pantai, baik itu di sungai maupun di danau, kalo ada daratan berpasirnya dikit aja, udah pasti dibilang pantai. Bahkan kalo di daerah pegunungan pun, kalo sungainya berpasir, ya tetap pantai juga namanya. :D

Balik ke Pantai Galau, menurutku kafe ini keren juga, dengan payung-payung lucu dan bangku warna-warni. Jadi meski namanya Pantai Galau, tapi suasananya malah lebih romantis sih di kafe ini. Mungkin seharusnya aku bawa pasangan nih kalo ke sini. Suasananya romantis abis.
Kafe Pantai Galau
Untuk menunya sendiri cukup beragam, ada berbagai makanan dan minuman dengan harga mulai dari Rp. 15.000. Cukup terjangkaulah buat kantong. Aku sendiri sih mesan sop buah aja. Rasanya cukup enak dan jenis-jenis buahnya cukup lengkap. Mantap juga.

Pemandangan dari Pantai Galau

Tapi menurutku yang paling menarik dari kafe ini adalah pemandangannya. Karena lokasinya di pinggir aliran sungai Asahan, sungai terpanjang di Sumatera Utara, jadi aku bisa menikmati pemandangan Sungai Asahan yang menyatu dengan aliran Sungai Silau, terus di sungainya banyak kapal yang berlalu lalang maupun yang lagi berlabuh.
Pemandangan dari Pantai Galau
Terus di seberang sungai juga terlihat Kota Tanjung Balai dengan gedung-gedungnya yang sederhana. Bangunan Replika Rumah Balai pun terlihat jelas dari tempat ini. Bangunan replika tersebut dibangun sebagai pengingat sejarah tentang asal mula Tanjung Balai yang berasal dari Rumah Balai yang ada di Tanjung.
Replika Rumah Balai
Yang cantiknya lagi adalah saat malam menjelang, pemandangan dari kafe ini jadi lebih keren lagi. Karena cahaya lampu berwarna-warni dari gedung Kota Tanjung Balai di seberang sungai terlihat memantul di atas perairan sungai Asahan. Cantik banget.
Pemandangan saat malam hari

Tanjung Balai saat malam

Rumah Balai Tanjung Balai

Si ganteng yang unyu di Pantai Galau

Selasa, 17 Januari 2017

Pantai Janggawari, Pantai Tiga Rupa di Asahan



Pantai Janggawari
Yo Sobat Backpack Sejarah, rasanya udah lama juga aku, si cowok ganteng ini nggak pulang ke kampung halamanku yang ada di plosok Asahan sana. So... dalam kesempatan libur kali ini aku pun menyempatkan diri untuk pulang sejenak. Kalo nggak, ntar malah dikira Bang Toyib pulak yang nggak pulang-pulang. Hahahaha....

Dalam libur kali ini aku dapat informasi kalo sekarang ada beberapa objek wisata baru di sekitar kampung ku. Wow.... kalo kayak gini kan jadi mudah buat liburan nih dan bisa eksplore wisata kampung sendiri. Jadi dengan semangat yang membara dan menggebu-gebu aku pun menyusun jadwal jalan-jalan di antara jadwalku yang padat. #SokSibuk #PadahalPengangguran.

Objek wisata pertama yang mau ku kunjungi adalah Pantai Pasir Putih Janggawari yang kusingkat Pantai Jangga, soalnya nama nih pantai kepanjangan, susah ngetiknya.

Lokasi Pantai

Alasan pantai ini jadi yang pertama ku datangi adalah karena pantai ini lokasinya sangat dekat dari rumahku. Cuma di desa sebelah yang kalo naik kereta (baca:motor) paling hanya 15 menit aja dan kalo guling-guling paling juga masuk parit. Hahaha...

Pantai ini tepatnya berada di Dusun Janggawari yang masuk dalam wilayah Desa Silau Baru, Kecamatan Silau Laut, Kabupaten Asahan.
Penunjuk arah sederhana
Setelah mengajak sepupu-sepupuku untuk berangkat bareng, kami pun berangkat menuju pantai. Cusss... Karena ini adalah pantai yang baru dibuka sebagai objek wisata, jadi kondisi jalannya pun masih seadanya dan kondisi lapangan parkirnya juga masih apa adanya. Dari parkiran kami masih harus jalan kaki sekitar 5 menit melalui hutan bakau.
Jalan kaki dari parkiran cuy
Tapi ini sudah lumayan, soalnya kata sepupuku, Si Wahyu, Si Daus dan Si Tuah, sebelum ada jalan ini, mereka dan teman-teman sekolahnya biasanya melalui jalur lumpur biar nyampe ke pantai ini. Busyet deh, keliatan banget kurang pikniknya, hahaha... tapi gara-gara itu penduduk setempat berinisiatif membuka jalan menuju pantai ini. Terima kasih buat kalian, kalian luar biasa.

Pantai Tiga Rupa

Setelah jalan kaki sebentar, akhirnya nyampe juga ke Pantai Jangga. Pantainya sendiri khas pantai di Pesisir Timur Pulau Sumatera dengan airnya yang nggak biru toska tapi keruh dan cenderung berlumpur. Jadi kalo untuk maen air mah nggak bakal enak. Kondisi ini emang udah khas pantai-pantai di Pesisir Timur Pulau Sumatera sih, soalnya kondisi dasar lautnya memang lebih berlumpur gitu, bukan terumbu karang.

Tapi bukan berarti pantai ini nggak punya sisi eksotisnya lho. Malah menurutku keeksotisan pantai ini jarang ada di pantai lain, keseksotisannya yaitu pantainya punya tiga sisi lanskap yang berbeda.

Sisi yang pertama berada tepat di pintu masuk pantai, sisi ini punya lanskap berupa dataran pasir terbuka dengan pasir kasar bercampur kulit kerang.
Pantai dengan lanskap daratan terbuka
Sisi yang kedua berada di bagian tengah, sisi ini punya pemandangan berupa hutan mati, jadi di sini banyak batang-batang pohon mati yang masih berdiri. Pasir di bagian ini masih terasa kasar tapi tidak bercampur dengan kulit kerang.
Pantai hutan mati
Sisi yang ketiga berada di bagian ujung pantai, sisi ini dihiasi berbagai pepohonan rindang nan sejuk. Pasir di bagian ini juga paling lembut dan tidak bercampur dengan kulit kerang.
Pantai adem
Gimana?
Keren banget kan?

Satu pantai tapi punya tiga rupa berbeda. Oh ya, di ujung pantai ini juga terlihat samar-samar Pulau Salah Namo. Selain itu terlihat juga banyak burung-burung bangau yang lagi mencari makan. Melihat bangau-bangau itu makan aku juga jadi laper. So... saatnya buka bontot dan makan bersama. Nyam..nyam... nikmat banget ah makan di pantai bareng-bareng gini, jangan ngiler ya sobat backpack sejarah. Hahaha....
Makan bareng saudara
cowok ganteng menikmati pantai

Senin, 05 Desember 2016

Objek Wisata di Kabupaten Batu Bara


Istana Niat Lima Laras

Kabupaten Batu Bara adalah salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis, kabupaten ini berada di Pesisir Timur Pulau Sumatera dan berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Oleh karena itu, tidak heran jika kebanyakan destinasi wisata kabupaten ini adalah wisata bahari seperti pantai dan pulau. Selain itu, di kabupaten ini dulunya juga terdapat kerajaan Melayu dan masih terdapat banyak peninggalan-peninggalan bersejarah yang asyik untuk dijelajahi.
Namun karena kabupaten ini berada dekat dengan tempat tinggalku, membuat aku belum menjelajah keseluruhan destinasi wisatanya. Maklumlah terkadang karena tempatnya berada dekat dengan tempat tinggal kita, kita malah jadi kurang semangat mendatanginya. Maaf ya kawan-kawan dari Batu Bara, ini benar-benar penilaian yang subjektif.
Meski begitu, bukan berarti aku tidak menjelajah wisata Kabupaten Batu Bara sama sekali, ini adalah objek-objek wisata di Kabupaten Batu Bara yang pernah ku kunjungi dan semoga nantinya bisa bertambah.
Ikon Kabupaten Batu Bara: Istana Niat Lima Laras
1.      Istana Niat Lima Laras
Istana Niat Lima Laras adalah sebuah istana peninggalan Kerajaan Melayu Lima Laras yang dibangun pada tahun 1907 dan diselesaikan pada tahun 1912. Istana yang juga menjadi ikon dan identitas Kabupaten Batu Bara ini berada di Desa Laras, Kecamatan Tanjung Tiram. Selengkapnya baca di sini.
Istana Niat Lima Laras
2.      Pantai di Kabupaten Batu Bara
Kabupaten Batu Bara secara geografis berada di Pesisir Timur Pulau Sumatera dan berhadapan langsung dengan Selat Malaka. Karena itu, di kabupaten ini terdapat banyak pantai-pantai. Namun bagi yang sobat backpack sejarah yang pernah merasakan pantai-pantai yang eksotis, mungkin akan sedikit kecewa karena karakteristik dasar laut di Pesisir Timur Pulau Sumatera ini berlumpur jadi airnya cenderung coklat.
1)      Pantai Bunga
Pantai Bunga adalah salah satu pantai paling terkenal di Kabupaten Batu Bara karena lokasi pantai ini pun berada dekat dengan pusat Kota Batu Bara. Pantai berpasir putih ini umumnya selalu ramai dikunjungi wisatawan jika di hari libur.
Pantai Bunga
2)      Pantai Bogak
Pantai ini berada di sebelah kanan Pantai Bunga dengan karakteristik pantainya berpasir putih juga. Namun pantai ini tidak cocok untuk berenang karena ada beberapa bekas kayu, nibung dan bebatuan di bibir pantainya. Kalo nekat berenang mah bisa jadi sate tuh badan. Di pantai ini juga terdapat dua buah meriam bersejarah lho. Selengkapnya baca di sini.
Pantai Bogak
3)      Pantai Datuk
Pantai Datuk terletak di Desa Kuala Indah, Kecamatan Sei Suka dan berada di dekat Pelabuhan Kuala Tanjung. Pantai ini juga mirip dengan pantai lain di Kabupaten Batu Bara, yang berbeda adalah di sekitar pantainya lebih rindang karena banyak pepohonan. Jadinya lebih adem.
Pantai Datuk
3.      Pulau di Kabupaten Batu Bara
Kabupaten Batu Bara memiliki dua buah pulau yang menjadi mutiara dan andalan pariwisata kabupaten ini. Keindahan dua pulau ini sangat amat mempesona lho.
1)      Pulau Pandang
Pulau yang memiliki luas sekitar 2 hektar ini memiliki pesona bawah laut yang sangat mengagumkan. Selain itu, di pulau ini juga terdapat batu belah, batu unik yang terbelah rapi dan satu menara mercusuar yang dari atasnya tersaji keindahan landscape Pulau Pandang.  Cakep banget deh, kalo nggak percaya, baca selengkapnya di sini.
Pulau Pandang
2)      Pulau Salah Namo
Pulau Salah Namo adalah satu lagi pulau indah di perairan Kabupaten Batu Bara. Pulau ini memiliki keunikan berupa pantainya yang didominasi bebatuan tinggi nan terjal. Pulau ini juga sudah dikelola menjadi objek wisata yang menarik. Selengkapnya baca di sini.
Pulau Salah Namo
4.      Batu Belah
Nah, ini dia wisata unik di Batu Bara, batu belah merupakan sebuah batu besar yang terbelah dua secara sempurna dan rapi. Seolah-oleh dibelah dengan sebuah pedang, tapi siapa yang yang usil ngebelah nih batu? Batu ini berada di Pulau Pandang. Selengkapnya baca di sini.
Batu Belah
5.      Meriam Bogak
Di Kabupaten Batu Bara memang masih terdapat banyak sekali meriam, salah satunya adalah Meriam Bogak yang terletak di Pantai Bogak. Meriam tersebut diletakkan di sebuah tepat berpagar di dalam sebuah pondok. Meriam ini menyimpan sejarah Kabupaten Batu Bara. Selengkapnya baca di sini.
Meriam Bogak
6.      Rumah Adat Melayu Batu Bara
Salah satu keunikan Kabupaten Batu Bara adalah hampir seluruh kantor pemerintahan dan kantor dinasnya berbentuk Rumah Adat Melayu Batu Bara. Rumah adat ini memiliki arsitektur yang sangat cantik lho. Selengkapnya baca di sini.
Rumah Adat Melayu Batu Bara
Itulah beberapa objek wisata di Kabupaten Batu Bara yang pernah ku kunjungi. Semoga lain kali bisa lebih ke explore lagi biar daftarnya semakin lengkap. Amin...