Tampilkan postingan dengan label Makam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Makam. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 07 November 2015

Makam Batu Suku Batak



Suku Batak adalah salah satu suku yang berada di Sumatera Utara. Suku ini memiliki banyak peninggalan sejarah dan budaya yang bernilai tinggi dari berbagai zaman. Bahkan, suku Batak memiliki peninggalan dari jaman megalithikum, yaitu makam batu.
Makam Batu Batak
Replika kuburan/ makam batu ini mengikuti bentuk kuburan/ keranda batu kepala-kepala suku/ marga ratusan tahun yang lalu. Pembuatan replika ini dimaksudkan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa banyak peninggalan Batak yang berasal dari jaman batu besar (Megalithikum). Merupakan kehormatan jika seseorang dikuburkan di dalam batu. Keranda dari batu ini berbeda dengan keranda yang terbuat dari kayu dimana keranda dari kayu ditanam di dalam tanah sedangkan keranda batu diletakkan diletakkan di atas tanah.
Keranda batu biasanya dibuat dari batu besar dan utuh. Dalam perkembangannya, sejak masuknya teknologi campuran semen ke tanah Batak, pembuatan keranda batu ini tidak lagi menggunakan batu besar, akan tetapi menggunakan campuran semen yang dibentuk menyerupai keranda batu jaman dulu.
Diletakkan di atas tanah
dihiasi ukiran-ukiran

Lokasi 
Saat ini salah satu tempat untuk melihat makam batu peninggalan masyarakat batak ada di Balige, tepatnya di Huta Batak yang ada di Komplek T.B. Silalahi Center, Jalan Pagar Batu No. 88, Desa Silalahi, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir. Di sini terdapat replika makam batu dari peninggalan budaya Batak Toba.

Jumat, 30 Oktober 2015

Makam Sisingamangaraja XII di Balige

Sisingamangaraja XII adalah seorang pahlawan nasional yang pernah berjuang melawan Kolonial Belanda. Untuk mengenang jasa beliau dan memahami perjuangan beliau, para penikmat sejarah dapat mengunjungi makamnya yang terletak di Balige.
Lokasi
Makam Sisingamangaraja XII berada di dalam Komplek Taman Makam Pahlawan Sisingamangaraja, di jalan Soposurung, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba Samosir. Sesungguhnya sejak awal Sisingamangaraja XII bukan dimakamkan di Balige, melainkan di Kota Tarutung. Presiden Soekarno lah yang memiliki inisiatif memindahkan makamnya ke Balige. Karena Balige adalah tempat pertama kali meletusnya perang antara pasukan Sisingamangaraja XII dengan pasukan Belanda. Dan menurut Soekarno, makam di Tarutung adalah makam yang dibuatkan pihak Belanda untuk Sisingamangaraja XII sebagai tawanan dan tidak layak bagi pahlawan besar seperti Sisingamangaraja. Oleh karena itu, makam Sisingamangaraja XII pun dipindahkan ke Balige.
 

Landscape Komplek Makam
Komplek Makam Sisingamangaraja XII cukup asri dan teduh karena di sini terdapat banyak pohon-pohon rindang yang menaungi komplek makam ini. Sebelum memasuki areal makam, pengunjung akan melewati sebuah gapura kecil atau pondok kecil dengan atap berbentuk atap rumah adat Batak. Setelah itu barulah kita menjumpai makam Sisingamangaraja XII. Di dalam komplek makam juga terdapat perpustakaan sekaligus museum Sisingamangaraja yang berisi berbagai biografi Sisingamangaraja XII. Gedung perputakaan ini dibangun dengan arsitektur khas Batak Toba dan diberi ukiran gorga.
Pondok kecil
Makam putra dan putri Sisingamangaraja
 
Perpustakaan

Sisingamangaraja XII
Sisingamangaraja XII adalah seorang seorang raja di negeri Toba, Sumatera Utara. Beliau juga merupakan pahlawan nasional yang berjuang melawan pemerintah kolonial Belanda. pada masa awal pemerintahannya, kegiatan pengembangan agama Kristen sedang berlangsung di Tapanuli. Belanda ikut masuk dengan berlindung di balik kegiatan tersebut. Namun lambat laun Belanda mulai menunjukkan iktikad tidak baik dan bermaksud ingin menguasai wilayah kekuasaan Sisingamangaraja XII. Ketegangan pun terjadi di kedua belah pihak.
Pada tanggal 19 Februari 1878, Sisingamangaraja XII bersama rakyat Tapanuli mulai melancarkan serangan terhadap pos pasukan Belanda di Bahal Batu, dekat Tarutung. Dalam pertempuran tersebut pasukan Sisingamangaraja kalah dan terpaksa mundur. Namun, perlawanan pasukan Sisingamangaraja masih tetap tinggi dan Belanda semakin gencar mengejar Sisingamangaraja XII sampai membakar desa-desa hingga pertempuran meluas ke beberapa daerah.
Pada tanggal 17 Juni 1907, setelah 30 tahun bertempur, pasukan Sisingamangaraja di kepung pihak Belanda. dalam pertempuran tersebut, Sisingamangaraja XII tewas bersama dua putra dan satu putrinya, serta beberapa panglimanya.

Kamis, 29 Oktober 2015

Makam Nomensen di Sigumpar



Di Kabupaten Tobasa terdapat makam DR. IL Nomensen. Seorang pahlawan bagi orang Batak karena telah mengubah pola pikir dan keyakinan mereka dari Animisme ke dalam Agama Kristen.
Lokasi
Makam Nomensen terletak di belakang gereja HKBP DR. IL Nomensen, Kecamatan Sigumpar, Kabupaten Toba Somosir, Sumatera Utara. Di komplek pemakaman tersebut tidak hanya DR. IL Nomensen yang dimakamkan, tetapi terdapat juga makam teman-teman seperjuangan Nomensen dan istri DR. IL Nomensen yang dimakamkan berbagi satu nisan dengan DR. IL Nomensen.
Terletak di Sigumpar, Toba Samosir
Tepatnya di belakang gereja

DR. IL Nomensen
DR. IL Nomensen adalah seorang misionaris yang berasal dari Jerman. Beliau tidak bisa dilupakan bagi orang Batak di seluruh dunia karena telah membawa perubahan pola pikir dan kepercayaan yang mendasar bagi masyarakat Batak untuk melangkah keluar dari pola animisme ke arah “Ha Kristenon”. Sebagai paradigma baru dalam kehidupan orang Batak dengan nilai-nilai cinta kasih, pendidikan, kesehatan yang menjadi cikal bakal kemajuan dan pembaharuan hidup orang Batak.
Makam Nomensen
Seorang Pahlawan
Bagi orang Batak, DR. IL Nomensen adalah seorang pahlawan dan tokoh panutan karena dia lah yang membawa kemajuan dan membuka pola pikir bagi kehidupan orang Batak. Pertanda bahwa orang Batak sangat menghargai dan menghormati jasa DR. IL Nomensen dapat dilihat dari komplek pemakamannya yang berada di Sigumpar cukup bersih dan terawat.
Komplek makamnya bersih dan terawat
DR IL Nommensen menghembuskan nafasnya yang terakhir pada usia 84 tahun, tepatnya pada tanggal 23 Mei 1918. Kemudian beliau dimakamkan di belakang Gereja HKBP Nommensen, Sigumpar. saat ini komplek makamnya dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata religi masyarakat Batak.
Berfoto di depan makam Nomensen