Tampilkan postingan dengan label Budaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Budaya. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 Oktober 2020

Museum Negeri Bengkulu: Mengenal Sejarah dan Budaya Bengkulu


Museum Bengkulu

Hai sahabat backpacker

Hari ini adalah hari ketiga sekaligus hari terakhirku di Bumi Rafflesia. Pagi ini aku akan segera kembali ke Asahan, Sumatera Utara, kampung halamanku sendiri. Tiket busnya pun udah kupesan kemarin siang dan rencananya akan berangkat pukul 10,00 wib nanti. 

Baca juga: Pantai Panjang Bengkulu, Sunsetnya Juara

Tapi bukan Rudi Chandra Sambas sang backpacker tampan namanya kalo nggak memaksimalkan waktunya buat jalan-jalan. Oleh karena itu, sebelum berangkat ke pool bus, aku memutuskan untuk mengunjungi satu destinasi lagi di Kota Bengkulu ini dan tujuanku adalah Museum Negeri Bengkulu.

Alamat Museum Negeri Bengkulu

Museum Negeri Bengkulu beralamat di Jalan Pembangunan, No. 08, Kelurahan Padang Harapan, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu, Bengkulu.

Cara Menuju Museum Negeri Bengkulu

Museum Negeri Bengkulu ini masih berada di dalam Kota Bengkulu dan untuk mengunjunginya dari pusat kota bisa mengambil rute melalui Simpang Lima Ratu Samban, lalu ke Jalan S. Parman hingga tiba di Simpang Jalan Danau yang menuju Danau Dendam Tak Sudah. Namun berbeloklah ke kanan, ke Jalan Pembangunan. Dari persimpangan tersebut museum ini hanya berjarak 500 meter lagi.

Harga Tiket Masuk ke Museum Negeri Bengkulu

Harga tiket masuk ke Museum Negeri Bengkulu sangat murah meriah karena perorang dewasa cuma perlu membayar Rp. 3000 saja sedangkan anak-anak hanya Rp. 1000 saja. Murah banget cuy. 

Tiket masuk Museum Negeri Bengkulu

Sejarah Museum Negeri Bengkulu

Museum Negeri Bengkulu mulai dibangun pada tanggal 1 April 1978 dan baru mulai beroperasi secara umum pada tanggal 3 Mei 1980. Pada awalnya museum ini bertempat sementara di belakang Benteng Marlborough dengan koleksi awal berjumlah 51 koleksi dengan rincian 43 koleksi etnografi, 6 koleksi keramik dan 2 koleksi replika.

Barulah pada tanggal 3 Januari 1983 museum ini dipindah ke gedung yang sekarang yang berada di Padang Harapan, Kota Bengkulu. Statusnya pun ditingkatkan menjadi Museum Negeri Provinsi dengan klasifikasi museum umum tipe C. Peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 1988 oleh Dirjen Kebudayaan Drs. G.B.P.H. Poeger.

Koleksi Museum Negeri Bengkulu

Setelah membeli tiket masuknya yang murah meriah itu, aku pun segera menjelajahi isi museum untuk melihat berbagai koleksi yang tersimpan di dalam museum ini. Btw, ternyata aku menjadi pengunjung pertama hari itu, soalnya aku datang ke museum ini sebelum pukul 09.00 wib pagi.

Oh ya, saat membeli tiket juga diberikan buku panduan mengenai koleksi Museum Negeri Bengkulu. Buku panduannya pun ditempelin kulit kayu lantung. Kulit kayu khas Bengkulu yang sekarang sering diolah menjadi cinderamata khas Bengkulu. 

Buku panduan Museum Negeri Bengkulu

Selain itu di museum ini juga disediakan pemandu yang akan memandu pengunjung untuk berkeliling musum secara gratis. Saat itu pemandunya adalah siswi-siswi SMA. Mungkin mereka berasal dari SMK Pariwisata yang ada di Bengkulu.

Pemandunya cakep-cakep uy. :D

Katanya museum ini memiliki koleksi hingga 6.150 koleksi yang meliputi delapan jenis koleksi dengan rincian koleksi biologi, etnografi, arkeologi, historika, namismatika dan heraldika, filologika, keramologika dan koleksi teknologika. Tapi biar mudah, aku bakal jelasin koleksi museumnya sesuai urutan yang kuliat aja.

 Di bagian depan museum terdapat papan informasi yang memuat tentang informasi dari setiap kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Bengkulu. Lengkap dengan informasi tentang objek pariwisata yang ada di tiap kabupaten/kota yang ada. 

Profil kabupaten/kota di Bengkulu

Lanjut ke bagian dalam terdapat koleksi arkelogi dari jaman batu hingga perunggu. Di bagian ini terdapat kapak batu, menhir hingga nekara yang ditemukan di Bengkulu Utara. Di sisi sebelahnya terdapat pula koleksi arca-arca dari jaman Hindu dan Budha serta koleksi yang berhubungan dengan sejarah Islam di Bengkulu. 

Nekara yang ditemukan di Bengkulu Utara

Koleksi pada masa Islam

Lanjut lagi ke bagian dalam terdapat berbagai koleksi yang berhubungan dengan perjuangan mencapai kemerdekaan seperti senjata tradisional dan senjata rakitan yang digunakan untuk melawan penjajahan. 

Koleksi perjuangan melawan penjajahan

Selanjutnya terdapat koleksi yang berhubungan dengan etnografi alias  budaya dari suku-suka yang ada di Bengkulu. Di bagian ini terdapat koleksi berupa peralatan hidup seperti alat berburu, pertanian dan nelayan.  Kemudian juga ada peralatan adat, baju-baju adat, miniatur rumah adat dari suku-suku di Bengkulu hingga peralatan untuk pernikahan seperti pelaminan, baju pernikahan dan peralatan adatnya. Selain itu juga ada tentang informasi dan peralatan hidup Suku Enggano, salah satu suku yang ada di Bengkulu. 

Salah satu bagian dari alat pertanian 

Pelaminan pernikahan

Miniatur rumah adat di Bengkulu

Tongkat Raja Bengkulu

Berikutnya ada koleksi filologika yaitu koleksi naskah kuno yang dinamakan naskah ka-ga-nga. Isi naskahnya berupa doa/jampi, kisah/kejadian, adat dan hukum adat, pengobatan tradisional, aturan bertani, perambak bujang gadis, juga cerita rakyat. 

Naskah Ka Ga Nga

Aku kemudian pindah ke gedung belakang, di bagian ini terdapat koleksi biologika, yaitu awetan hewan, tumbuhan hingga fosil-fosil. Selain itu juga terdapat koleksi keramologika berupa benda-benda yang terbuat dari keramik serta tempayan-tempayan. Sayangnya ruangan ini sedikit gelap, jadi aku nggak berlama-lama di bagian ini. 

Koleksi tempayan

Aku kemudian berpindah ke ruangan bawah museum. Di ruangan ini terdapat koleksi numismatika dan heraldika yaitu koleksi mata uang dan alat tukar serta berbagai tanda jasa, lambang dan tanda pangkat resmi. Lalu juga ada mesin cetak yang dulu digunakan oleh Bung Karno ketika diasingkan di Bengkulu dan juga dipakai untuk mencetak uang PMR atau ORI.

Selain itu di ruangan ini juga terdapat berbagai hasil kesenian masyarakat Bengkulu seperti kain besurek, sejenis batik khas Bengkulu dengan motif kaligrafi aksara arab yang dihiasi perpaduan flora dan fauna. Lalu juga terdapat jenis-jenis kain lain, hasil anyaman hingga peralatan musik. 

Kain Besurek

Setelah menjelajahi seluruh bagian museum, aku pun mengakhiri petualangan di Museum Negeri Bengkulu dan segera menuju pool bus Putra Simas, bus yang akan membawaku kembali pulang.

Tiket Bus Putra Simas

Tepat pukul 10.00 wib pagi bus pun berangkat dari pool dan secara perlahan kami meninggalkan tanah Bengkulu. Ah... selamat tinggal Bengkulu, sampai ketemu lagi. 

Backpacker tampan di Museum Negeri Bengkulu

Senin, 02 Maret 2020

Mengenal Sejarah dan Budaya Jawa di Museum Sonobudoyo Yogyakarta

Setelah sebelumnya aku nggak sengaja menemukan Masjid Keraton Soko Tunggal di kawasan Taman Sari, aku kemudian beranjak ke Masjid Gedhe Kauman untuk sholat Jumat di sana. Setelah itu baru deh makan di angkringan yang ada di halaman masjid. Ini nih enaknya Jogja, makanannya murah-murah. Nggak nyampe Rp. 10.000, perut udah kenyang dengan makanan angkringan yang murah-murah. Mantap cuy.

Setelah mengisi perut, aku pun melanjutkan petualanganku di Bumi Jogja ini. Apalagi ini hari terakhirku di sini, jadi harus dimaksimalkan jalan-jalannya. Tujuanku selanjutnya adalah Museum Sonobudoyo yang tidak begitu jauh dari Masjid Gedhe Kauman ini.

Tap..tap..tap.. nggak lama jalan kaki, sampe juga aku di halaman museumnya.
Museum Sonobudoyo

Alamat Museum Sonobudoyo


Museum Sonobudoyo ini letaknya di Jalan Pangurakan No. 6, Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta. Letaknya ada di sisi utara dari Alun-Alun Utara Yogyakarta. Jadi mudah banget buat ngunjungi museum ini, karena berada di pusat kota dan dekat dari objek-objek wisata lainnya.

Oh ya, tiket masuknya juga murah banget, perorangnya cuma bayar Rp. 3000 aja sebagai tiket masuknya. Murah meriah cuy. Btw ini juga sih yang bikin aku suka ngunjungi museum, soalnya tiket masuknya murah dan ada banyak hal yang bisa dilihat di dalam, terus dapat ilmu dan pengetahuan juga. Mantap banget kan?

Makanya, hayuk ke museum!

Sejarah Museum Sonobudoyo

Museum Sonobudoyo ini awalnya adalah sebuah yayasan yang bergerak di bidang kebudayaan Jawa, Madura, Bali, Lombok yang berdiri tahun 1919 di Surakarta dengan nama Java Instituut. Dengan tujuan untuk mengumpulkan kebudayaan dari daerah-daerah tersebut, maka Java Instituut ini ingin mendirikan sebuah museum dan museumnya pun didirikan di Yogyakarta dengan tanah yang diberikan oleh Sultan Hamengku Buwono VII. Peresmiannya pun dilakukan langsung oleh Sultan pada tanggal 6 November 1935.
Prasasti pembangunan Museum

Koleksi Museum Sonobudoyo

Setelah membeli tiket masuknya yang murah meriah, seharga nasi angkringan, aku pun segera masuk dan menjelajahi ruangan demi ruangan di museum ini. Di bagian paling depan terdapat koleksi gamelan yang sangat lengkap. Saking lengkapnya, aku pun nggak tau nama jenis-jenisnya.
Gamelan

Beranjak ke bagian dalam, aku melihat ruangan yang berisi koleksi dari peninggalan masa prasejarah. Di dalamnya terdapat banyak tengkorak, bahkan ada satu kuburan kaca yang berisi kerangka manusia purba. Iiii.... Serem.

Tapi katanya itu cuma replika aja. 😂

Selain itu juga ada beberapa peralatan dari batu dan tulang yang digunain pada masa prasejarah.
Tengkorak manusia purba

Kerangka di dalam museum

Di ruangan selanjutnya terdapat ruang klasik dan peninggalan Islam. Di sini juga ada Al-Qur'an tua hingga kitab-kitab kuno. Sayang aku nggak bisa baca isi kitab nya, kan mana tau isinya tentang ilmu kanuragan. 😂
Salah satu catatan kuno koleksi museum

Ruangan selanjutnya berisi berbagai kesenian dan kebudayaan seperti batik dan alat-alat batik, lalu ada koleksi wayang yang beraneka ragam, ada juga koleksi topeng yang terbuat dari kayu. Selanjutnya juga ada koleksi berbagai macam jenis keris. Ternyata keris pun ada bermacam-macam dan memiliki banyak makna. Bahkan jumlah lekuknya juga punya makna tersendiri. Keren...
Batik dan alat-alatnya

Koleksi wayang

Koleksi keris

Di bagian ujung, terdapat pula koleksi berupa permainan-permainan tradisional yang dulunya biasa dimainin para anak-anak seperti ketapel, tembak-tembakan, congklak, kapal othok-othok dan banyak lagi jenis permainan tradisional lainnya. Ngelihat koleksi permainan tradional ini membuatku jadi bernostalgia. Ah.. jadi inget masa saat masih jadi anak-anak.
Permainan tradisional

Koleksi terakhir adalah koleksi budaya Bali. Katanya sih budaya Bali dan Jawa itu memiliki kemiripan. Karena itu benda-benda budaya Bali juga tersimpan di dalam museum ini. Di ruangan terakhir ini terdapat beberapa artefak dan ukiran yang memiliki ciri khas budaya Bali.

Setelah selesai menjelajahi satu demi satu ruangan di Museum Sonobudoyo ini, aku pun segera keluar dari museum untuk melanjutkan petualangan ke destinasi selanjutnya. Let's go...
Museum Sonobudoyo

Senin, 12 Agustus 2019

Petualangan di Taiwan: Hamasen Railway Cultural Park

Hai sahabat backpacker...

Petualanganku di Kota Kaohsiung, Taiwan belumlah berakhir, setelah sebelumnya puas menikmati mulusnya paha cewek-cewek Taiwan. Eh... Maksudku puas menjelajahi Takao Railway Museum, kami bermaksud untuk melanjutkan petualangan ke British Consulate of Takow alias gedung bekas konsulat Inggris. Katanya sih tata kota dan bangunan di sekitarnya terlihat mirip suasana di Eropa dan letaknya tidak begitu jauh dari museum ini. Lokasinya yang berada di atas bukit juga membuat kita bisa melihat Kota Kaohsiung dari ketinggian. Wih... Keren banget nih.

Dari informasi yang diberikan mbak-mbak petugas museum, untuk menuju gedung konsulat ini cukup naik bus dari halte yang ada di dekat museum ini. Tapi saat kami masuk ke dalam bus, sopirnya bilang salah bus, padahal nomornya udah sesuai. Kami berusaha menjelaskan pada sopir bus tujuan kami, namun tetap lumayan sulit menjelaskannya, si sopir juga sulit dimengerti perkataannya. Akhirnya bahasa tetap menjadi kendala utama kami saat berpetualang di Tanah Taiwan ini. -_-“
Halte dan busnya, tapi salah -_-
Jadinya bingung deh mau kemana, ditambah cuaca yang panas dan perut yang mulai lapar, teman-teman memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar museum, menelusuri jalan Linhai  sambil mencari kedai yang menyediakan makanan yang bisa dimakan, alias tanpa bahan yang haram.
Jalan-jalan aja dulu
Hingga akhirnya kami nemuin satu kedai makanan, tapi lagi-lagi kendala bahasa, sehingga kawan-kawan pun harus susah payah menjelaskan menu yang dimau dengan bantuan google. Soalnya tulisan menunya pake bahasa Tionghoa.

Akhirnya mereka memesan sejenis sup seafood gitu sih. Meski begitu, aku belum mesan apapun, soalnya ragu juga mau ikutan makan, jadi rencanaku nunggu dulu pesanan mereka. Kalo enak, baru ikutan mesan. 2 teman yang lain juga gitu, nggak ikutan mesan.

Saat makanannya datang, emang terlihat aman, isinya pun hewan-hewan laut, seperti udang, kerang dan ikan. Tapi ada bau amis sedikit yang tercium, wajar sih namanya juga makanan laut. Tapi aku yang emang nggak terbiasa ama bau amis seperti itu memilih tidak jadi memesan. Takutnya daripada mesan tapi nggak kemakan.
Seafood Taiwan

Di saat seperti inilah aku pun membuka tas kecil yang ku bawa. Dan taraaa... Ada beberapa roti yang kuambil dari kapal sebelum turun di Taiwan. Meski udah sedikit dingin, tapi masih enak kok. Apalagi saat perut lapar gini. Nyam.. nyam...

Dasar backpacker kere.

Yeee... Ini namanya hemat cuy.

Setelah selesai makan, baru deh kami ngelanjutin petualangan, dan karena gagal ke gedung konsulat Inggris, kami memilih mengunjungi Hamasen Railway Cultural Park, sebuah taman yang ada tepat di belakang Museum Kereta Takao tadi.

Hamasen Railway Cultural Park

Tempat ini bisa dibilang adalah sebuah taman dari bekas stasiun kereta api. Di sini terdapat banyak besi-besi bekas jalur rel kereta api. Tempat ini dulunya merupakan sebuah Stasiun Central Kereta Api pelabuhan dan tempat penyimpanan gerbong dan gudang sebelum diubah menjadi taman.

Di tengah-tengah lapangan yang luas ini cukup banyak yang bermain layangan dan gelembung sabun. Yang uniknya sih, di sini juga ada banyak instalasi seni yang terbuat dari besi-besi bekas. Instalasi seni tersebut dibentuk menjadi berbagai benda seperti koper, roket, bola, hingga terompet yang berukuran besar.
Cewek main layangan
Hamasen Museum of Taiwan Railway
Hamasen Museum of Taiwan Raliway

Tepat di seberang Taman Hamasen ini ada pula sebuah museum yang menempati salah satu bangunan bekas gudang kereta api pelabuhan. Museum ini menyimpan koleksi dari sejarah perkeretaapian Taiwan dari masa ke masa. Tapi aku nggak masuk sih, soalnya museum yang ini harus bayar.

Petualang gratisan.

Jadi aku memilih di luar aja. Dan saat itu mataku tertuju ama lintasan rel kecil yang dilengkapi palang pintu kereta api yang juga berukuran kecil. Tak lama, melintaslah sebuah kereta api berukuran mini yang bisa diduduki anak-anak. Yang anehnya, orang tuanya juga ikutan naik. -_-

Kereta api ini ada dua, yang pertama berbentuk kereta api uap dan yang satunya berbentuk kereta api modern. Kedua kereta api ini akan membawa pengunjung mengelilingi kawasan Hamasen Museum.
Kereta kecil yang modern

Kereta kecil model uap
Jujur, cukup lucu juga sih ngelihat uwak-uwak ikutan naik kereta-kereta apian gitu. Nggak ingat umur uwak-uwak ini. Padahal pengen nyoba juga, tapi mahal. Wkwkwkwkw...
Ada penjual makanan juga

Penglai Area of Pier 2 Art


Oh ya, kawasan ini juga terhubung langsung dengan Penglai Area of Pier 2 Art. Katanya sih kawasan ini merupakan perluasan dari Pier 2 Art Center yang tak jauh dari sini. Di Penglai ini juga terdapat beberapa instalasi seni dari berbagai benda-benda.

Berhubung hari yang semakin sore, kami memutuskan untuk segera kembali ke kapal. Wah... Petualangan 1 hari di Taiwan yang menyenangkan. Tapi kisah ini belum berakhir kok, setelah ini aku akan menyaksikan matahari terbenam. See you...

....to be continued
Si ganteng yang unyu

Senin, 20 Agustus 2018

Jelajahi Kota Semarang, Ini Tempat Wisata yang Greget Banget!

Yo sahabat backpacker...

Gimana kabar kalian? Semoga sehat selalu ya kawan-kawan, amin....

Wah... lama juga ya aku nggak berbagi cerita, soalnya mau gimana lagi, beberapa waktu belakangan ini aku emang lagi sibuk banget, maklumlah namanya kemarin itu masih berstatus mahasiswa semester terakhir. Jadinya ya sibuk banget lah ama skripsi. Sibuk kena coret-coret. Wkwkwkwk...
Tapi alhamdulillah, beberapa waktu yang lalu aku lulus juga dan sekarang malah lebih sibuk, dsibuk ditolak kerjaan. Hiks..hiks...

Tapi daripada sedih mikirin hal tersebut, mending traveling lha kan, apalagi sebagai seorang backpacker yang ganteng dan unyu, traveling itu merupakan penghibur hati yang efektif. Lalu enaknya traveling kemana ya? Ehm.... gimana kalo ke Semarang buat nyicipin Lumpia?

Pergi jauh-jauh ke Kota Semarang cuma demi mencicipi Lumpia? Tidak salah sih tapi rugi di waktu banget! Beruntungnya meski tak punya banyak waktu untuk berlibur, ada banyak tempat wisata di Semarang yang bisa kita kunjungi, lho! Jadi buat kalian yang sudah susun rencana untuk berpetualang di Semarang, masukkan destinasi-destinasi di bawah ini dalam agenda perjalananmu di Kota ATLAS ini.

CitraSun Garden

sumber:seputarsemarang.com
CitraSun Garden adalah sebuah kompleks perumahan di Semarang. Di tengah-tengah kawasan ini terdapat sebuah tempat yang layak dikunjungi sejenak untuk mencoba menaiki bianglala tertinggi di Semarang. Dari wahana ini kita bisa menikmati keindahan Kota Semarang dari ketinggian. Sudah banyak bukti di media sosial yang menunjukkan bahwa bianglala di CitraSun Garden ini merupakan objek wisata di Semarang yang wajib kita kunjungi.

Kampung Pelangi

sumber:travel.kompas.id
Konsepnya mirip dengan Kampung Warna-Warni di Kota Malang, yaitu permukiman penduduk yang dipoles total menjadi salah satu tempat wisata di Semarang yang kini digemari banyak orang. Bersiaplah terkagum melihat keceriaan bangunan dan masyarakat Kampung Pelangi.

Hutan Wisata Tinjomoyo

sumber:@zahrolaila
Kalau ingin sejenak mendinginkan tubuh, menghindar dari teriknya matahari Semarang, berhentilah sejenak di Hutan Wisata Tinjomoyo. Biarkan pepohonan rindang melindungimu dari pancaran sinar sang surya, ditemani dengan hembusan angin sepoi yang akan membuat hati jadi tenteram. Selain itu, jangan lupa berfoto di salah satu spot terbaiknya, yaitu Jembatan Merah.

Menyusuri Kampung Batik Semarang

sumber:@inggit_10
Senang. Itulah kesan yang kita dapatkan ketika berkeliling Kampung Batik Semarang. Bukan hanya karena ada banyak baju-baju batik yang siap dibawa pulang, sepanjang permukiman ini juga dihiasi dengan lukisan dinding atau mural yang sangat indah dan memiliki ‘nafas’ batik di setiap goresannya.

Kota Lama Semarang

sumber:halallifestyle.id
Seperti Jakarta, Semarang pun dulunya juga merupakan salah satu pusat perdagangan di Pulau Jawa, terutama di era penjajahan Belanda. Kawasan Kota Lama masih menyimpan sisa-sisa kejayaan tersebut dengan bangunan-bangunan era kolonial yang menghiasi sudut-sudutnya. Karena keunikan inilah kawasan Kota Lama jadi salah satu ikon tempat wisata di Semarang dan menjadi salah satu tempat wajib kukunjungi.

Selain lima tempat wisata di Semarang tersebut, masih ada banyak daya tarik lainnya yang tersebar di berbagai penjuru kota. Kalau punya banyak waktu, coba untuk menjelajahi lebih dalam supaya petualanganmu di Kota Lumpia benar-benar terasa istimewa.

Selain atur rencana untuk penjelajahan Kota Semarang, mulai berburu tiket kereta api sejak sekarang. Supaya urusan cari kursi KA jadi lebih mudah, pakai aplikasi Traveloka karena fitur terbarunya, Seat Alert bikin beli tiket kereta jadi lebih mudah.

Seat Alert adalah teman perjalanan yang menyenangkan karena mengingatkan atau menginformasikan waktu terbaik booking tiket kereta api. Setiap kali tiket yang diinginkan mulai dijual, atau tersedia lagi, pengguna akan mendapatkan notifikasinya. Jadi tak perlu khawatir kehabisan tiket. Cuma Traveloka, agen penjualan resmi PT KAI yang dilengkapi Seat Alert. Fungsi baru agar incar tiket kereta jadi lebih mudah dan menyenangkan.

So... sampai ketemu di Semarang ya kawan-kawan.

Selasa, 30 Mei 2017

Petualangan di Jakarta: Museum Wayang

Museum Wayang
Yo Sobat Backpacker, selamat berpuasa ya. :)

Sorry ya blog tercintaku, beberapa hari ini aku lagi di daerah, jadi agak jarang mengunjungimu. Nah, sekarang aku mau ngelanjutin ceritaku tentang petualangan di Kota Tua Jakarta.

Setelah sebelumnya aku beristirahat di Taman Fatahillah seusai menjelajah Museum Bank Mandiri, Museum Bank Indonesia dan Museum Fatahillah dan bertemu Meriam Si Jagur di taman, akhirnya tenagaku kembali penuh dan aku pun melanjutkan penjelajahan di Kota Tua Jakarta ini dan tujuanku selanjutnya adalah Museum Wayang. Lets go.

Alamat Museum Wayang

Museum ini letaknya persis berada di sisi Taman Fatahillah, jadi cukup beberapa langkah aja dari tempatku istirahat udah nyampe. Alamat pastinya berada di Jalan Pintu Besar Utara No.27, Jakarta Barat, Jakarta.

Sejarah Museum Wayang

Dulunya Gedung Museum Wayang ini adalah sebuah bangunan gereja yang dibangun pada tahun 1640 dengan nama “de Oude Hollandshe Kerk” dan pada tahun 1732 diperbaiki dan berganti nama menjadi “de Nieuw Holandsche Kerk”. Pada tahun 1939, bangunan ini diubah pula menjadi Gedung Museum Batavia hingga pada 13 Agustus 1975 diresmikan oleh H. Ali Sadikin, Gubernur Jakarta sebagai Museum Wayang. Wuih... sungguh sejarah yang panjang.

Koleksi Museum Wayang

Dengan Pede aku masuk ke dalam Museum Wayang, tapi seorang bapak-bapak berkumis tebal kemudian bertanya. “Mau kemana dik?”

“Mau masuk ke museum pak.” Jawabku pede.

“Ini pintu keluar dik, pintu masuknya sebelah sana.” Ucapnya sembari menunjuk pintu museum satu lagi.

Sial...!!!

Sial...!!!

Sial...!!!

Malu-maluin aja ah salah pintu.

Siallll...!!!

“Oh... begitu ya pak, terima kasih kalo begitu.” Ucapku sambil tersenyum. Senyum palsu menahan malu. Damn!

Eh... tapi di pintunya ini emang kagak ada tulisan pintu masuk atau pintu keluarnya kok. So... bukan salah ku dong.

Iya kan?

Iya kan?

Setelah masuk dari pintu yang benar, aku kemudian membeli tiket masuknya seharga Rp. 5000 aja untuk umum dan cuma Rp. 3000 untuk mahasiswa. Murah meriah uy.. apalagi ada kartu sakti, kartu tanda mahasiswa. Muhahahahha.....

Begitu masuk ke dalam, aku terperangah melihat koleksi wayang di museum ini. bener-bener buanyak coy. Di kanan ada wayang, di kiri ada wayang, di depan ada wayang, di belakang pun ada wayang. Tapi wajar sih, namanya juga museum wayang, ya isinya wayang la, masak kue lepat.
Terperangah melihat koleksi wayang
Kanan kiri ada wayang

Selama ini yang aku tau tentang wayang cuma wayang kulit, wayang golek dan wayang orang aja. Padahal ternyata wayang itu punya buanyak jenis. Ada wayang kulit, wayang golek, wayang  kardus, wayang rumput, wayang janur, wayang beber dan macem-macem. Bahkan wayang kulit, wayang golek dan wayang-wayang lainnya ini punya jenis-jenisnya lagi. beuh... keluarga besar wayang ternyata ada bermacam-macam banget.
Koleksi wayang
Selain koleksi wayang-wayang dari seluruh Indonesia, ada juga koleksi boneka-boneka khas dari daerah Indonesia seperti boneka Sigale-Gale dari Sumatera Utara dan Onde-Onde dari Jakarta. Selain itu ada pula koleksi boneka-boneka yang berasal dari Eropa, Thailand, Suriname, Tiongkok, Vietnam, India, Kolombia dan lain-lain.

Berbagai perlengkapan pewayangan juga lengkap di museum ini, seperti alat musik set gamelan, alat penerangan, panggung dan alat-alat lainnya. Serta ada juga lukisan-lukisan wayang dan silsilah tokoh-tokoh pewayangan.
Set Gamelan
Yang paling menarik untukku di sini adalah aku bertemu boneka si Unyil. Horeeee.... soalnya aku emang suka banget tuh nonton acara laptop si Unyil di tv, jadi rasanya seneng banget bisa ketemu langsung dengan boneka Si Unyil dan kawan-kawannya macem si Pak Raden, Usro, Pak Ogah, dan lain-lain. Hihihi....


Kosakata

Lepat = Makanan dari pisang, ubi atau labu yang ditumbuk halus kemudian di bungkus daun pisang dan dikukus.

Senin, 05 Desember 2016

Objek Wisata di Kabupaten Batu Bara


Istana Niat Lima Laras

Kabupaten Batu Bara adalah salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis, kabupaten ini berada di Pesisir Timur Pulau Sumatera dan berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Oleh karena itu, tidak heran jika kebanyakan destinasi wisata kabupaten ini adalah wisata bahari seperti pantai dan pulau. Selain itu, di kabupaten ini dulunya juga terdapat kerajaan Melayu dan masih terdapat banyak peninggalan-peninggalan bersejarah yang asyik untuk dijelajahi.
Namun karena kabupaten ini berada dekat dengan tempat tinggalku, membuat aku belum menjelajah keseluruhan destinasi wisatanya. Maklumlah terkadang karena tempatnya berada dekat dengan tempat tinggal kita, kita malah jadi kurang semangat mendatanginya. Maaf ya kawan-kawan dari Batu Bara, ini benar-benar penilaian yang subjektif.
Meski begitu, bukan berarti aku tidak menjelajah wisata Kabupaten Batu Bara sama sekali, ini adalah objek-objek wisata di Kabupaten Batu Bara yang pernah ku kunjungi dan semoga nantinya bisa bertambah.
Ikon Kabupaten Batu Bara: Istana Niat Lima Laras
1.      Istana Niat Lima Laras
Istana Niat Lima Laras adalah sebuah istana peninggalan Kerajaan Melayu Lima Laras yang dibangun pada tahun 1907 dan diselesaikan pada tahun 1912. Istana yang juga menjadi ikon dan identitas Kabupaten Batu Bara ini berada di Desa Laras, Kecamatan Tanjung Tiram. Selengkapnya baca di sini.
Istana Niat Lima Laras
2.      Pantai di Kabupaten Batu Bara
Kabupaten Batu Bara secara geografis berada di Pesisir Timur Pulau Sumatera dan berhadapan langsung dengan Selat Malaka. Karena itu, di kabupaten ini terdapat banyak pantai-pantai. Namun bagi yang sobat backpack sejarah yang pernah merasakan pantai-pantai yang eksotis, mungkin akan sedikit kecewa karena karakteristik dasar laut di Pesisir Timur Pulau Sumatera ini berlumpur jadi airnya cenderung coklat.
1)      Pantai Bunga
Pantai Bunga adalah salah satu pantai paling terkenal di Kabupaten Batu Bara karena lokasi pantai ini pun berada dekat dengan pusat Kota Batu Bara. Pantai berpasir putih ini umumnya selalu ramai dikunjungi wisatawan jika di hari libur.
Pantai Bunga
2)      Pantai Bogak
Pantai ini berada di sebelah kanan Pantai Bunga dengan karakteristik pantainya berpasir putih juga. Namun pantai ini tidak cocok untuk berenang karena ada beberapa bekas kayu, nibung dan bebatuan di bibir pantainya. Kalo nekat berenang mah bisa jadi sate tuh badan. Di pantai ini juga terdapat dua buah meriam bersejarah lho. Selengkapnya baca di sini.
Pantai Bogak
3)      Pantai Datuk
Pantai Datuk terletak di Desa Kuala Indah, Kecamatan Sei Suka dan berada di dekat Pelabuhan Kuala Tanjung. Pantai ini juga mirip dengan pantai lain di Kabupaten Batu Bara, yang berbeda adalah di sekitar pantainya lebih rindang karena banyak pepohonan. Jadinya lebih adem.
Pantai Datuk
3.      Pulau di Kabupaten Batu Bara
Kabupaten Batu Bara memiliki dua buah pulau yang menjadi mutiara dan andalan pariwisata kabupaten ini. Keindahan dua pulau ini sangat amat mempesona lho.
1)      Pulau Pandang
Pulau yang memiliki luas sekitar 2 hektar ini memiliki pesona bawah laut yang sangat mengagumkan. Selain itu, di pulau ini juga terdapat batu belah, batu unik yang terbelah rapi dan satu menara mercusuar yang dari atasnya tersaji keindahan landscape Pulau Pandang.  Cakep banget deh, kalo nggak percaya, baca selengkapnya di sini.
Pulau Pandang
2)      Pulau Salah Namo
Pulau Salah Namo adalah satu lagi pulau indah di perairan Kabupaten Batu Bara. Pulau ini memiliki keunikan berupa pantainya yang didominasi bebatuan tinggi nan terjal. Pulau ini juga sudah dikelola menjadi objek wisata yang menarik. Selengkapnya baca di sini.
Pulau Salah Namo
4.      Batu Belah
Nah, ini dia wisata unik di Batu Bara, batu belah merupakan sebuah batu besar yang terbelah dua secara sempurna dan rapi. Seolah-oleh dibelah dengan sebuah pedang, tapi siapa yang yang usil ngebelah nih batu? Batu ini berada di Pulau Pandang. Selengkapnya baca di sini.
Batu Belah
5.      Meriam Bogak
Di Kabupaten Batu Bara memang masih terdapat banyak sekali meriam, salah satunya adalah Meriam Bogak yang terletak di Pantai Bogak. Meriam tersebut diletakkan di sebuah tepat berpagar di dalam sebuah pondok. Meriam ini menyimpan sejarah Kabupaten Batu Bara. Selengkapnya baca di sini.
Meriam Bogak
6.      Rumah Adat Melayu Batu Bara
Salah satu keunikan Kabupaten Batu Bara adalah hampir seluruh kantor pemerintahan dan kantor dinasnya berbentuk Rumah Adat Melayu Batu Bara. Rumah adat ini memiliki arsitektur yang sangat cantik lho. Selengkapnya baca di sini.
Rumah Adat Melayu Batu Bara
Itulah beberapa objek wisata di Kabupaten Batu Bara yang pernah ku kunjungi. Semoga lain kali bisa lebih ke explore lagi biar daftarnya semakin lengkap. Amin...