Kamis, 20 Januari 2022

Bagian Dalam Rumah Limas Di Museum Balaputera Dewa Palembang

Rumah Limas Palembang
Rumah Limas Palembang

            Hai sahabat backpacker, gimana kabarnya? Semoga sehat-sehat aja ya. Aamiin...

Berhubung kemarin banyak yang protes karena aku nggak masuk ke dalam Rumah Adat Limas yang ada di Museum Balaputera Dewa, Palembang. Jadi aku ke sini lagi untuk masuk ke dalam rumah adat tersebut.

Ya nggak lah! Acem betul aja gara-gara itu aku balik lagi ke Palembang.

Jadi beberapa hari yang lalu kami dikabari oleh Balai Diklat Keagamaan Palembang bahwa sertifikat latsar yang kami ikuti di bulan Oktober udah keluar, jadi harus diambil langsung ke sana. Busyet! Kukira bakal dikirimin ke Bengkulu.

Atas dasar penghematan biaya, jadi dari Provinsi Bengkulu yang ada 68 orang CPNS , diwakili 4 orang yang berangkat ke sana dan aku salah satunya. Sebenarnya aku nggak mau berangkat sih, soalnya lagi nggak enak perut. Tapi karena teman-teman yang lain nggak ada yang mau, ya udah deh. Toh gratis. Muhehehehehe.....

Setelah urusan sertifikat tersebut selesai, maka esoknya sebelum bus travel yang membawa kami kembali ke Bengkulu menjemput, aku menyempatkan untuk jalan-jalan sejenak di Kota Pempek ini. Dan tujuanku adalah, Rumah Adat Limas Palembang

Rumah Limas Palembang
Pernah menghiasi uang Rp. 10.000

Alamat Rumah Adat Limas

Rumah adat Limas berada di dalam komplek Museum Balaputera Dewa yang beralamat di Jalan Srijaya, No. 1, Rw 5, Srijaya, Kecamatan Alang-Alang Lebar, Kota Palembang. Museum ini letaknya masih ada di sekitar pusat kota Palembang, bahkan museum ini juga nggak jauh dari Stasiun LRT RSUD Prov Sumsel. Jadi mudah banget deh kalo mau ke museum ini.

Sejarah Rumah Adat Limas

Konon Rumah Adat Limas ini sudah berdiri sejak tahun 1830, pada zaman Kesultanan Palembang dan merupakan peninggalan Pangeran Arab yang bernama Syarif Abdurrachman Alhabsi dan Syarif Ali. Rumahnya pun masih berdiri kokoh karena dibangun dari bahan kayu tembesu dan ulin yang terkenal kuat dan tahan air.

Dulunya rumah ini berada di tepian sungai Musi yang merupakan pusat pemerintahan Kesultanan Palembang dan sekarang dipindahkan ke belakang Museum Balaputera Dewa.

Isi Rumah Adat Limas

Setelah membayar tiket masuknya yang seharga Rp. 2000 aja, aku segera ke bagian belakang museum, langsung ke Rumah Adat Limasnya.

 Bagian pertama adalah Pagar Tenggalangong yang merupakan tempat bersantai. Pagarnya bernama Lawang Kipas dan bisa dibuka sehingga bisa menjadi teras dan biasanya digunakan sebagai tempat hajatan. 

Rumah Limas Palembang
Pagar Tenggalangong
Rumah Limas Palembang
Dari pagar Rumah Limas

Kemudian di depannya ada sebuah ruangan yang dilengkapi berbagai perabotan seperti lemari kayu, meja dan kursi hingga ada yang mirip dengan singgasana. Kemudian juga ada beberapa koleksi unik seperti tengkorak kepala rusa, piano tua, lampu minyak dan lemari kaca yang berisi berbagai keramik dan guci. 

Rumah Limas Palembang
Bagian dalam Rumah Limas
Rumah Limas Palembang
Lemari kayu
Rumah Limas Palembang
Kursi dan meja
Rumah Limas Palembang
Kayaknya lampu minyak sih
Rumah Limas Palembang
Tengkorak rusa
Rumah Limas Palembang
Piano tua
Rumah Limas Palembang
Guci dan keramik

Beranjak kebagian dalam ada dua kamar yang dulu dijaga pengawal khusus karena merupakan kamar pengantin dan kamar tamu kehormatan. Di dalamnya ada tempat tidur dan perabotan kamar. Selanjutnya ada ruangan untuk menerima tamu kehormatan. Di bagian belakang ada ruang kerja yang biasanya digunakan sebagai dapur dan tempat menenun bagi anak perempuan pemilik rumah. Terakhir ada ruangan sesimbur pengantin yaitu tempat mandi pengantin. 

Rumah Limas Palembang
Tempat menerima tamu
Rumah Limas Palembang
Kamar pengantin atau kamar tamu kehormatan 
Rumah Limas Palembang
Peralatan tenun

Setelah itu ada jembatan penghubung dengan rumah satunya, namun rumah satunya ini lebih berfungsi seperti gudang, tempat menyimpan berbagai peralatan dan koleksi lainnya. 

Rumah Limas Palembang
Jembatan penghubung
Rumah Limas Palembang
Ukiran khas

Puas menjelajahi isi dalam Rumah Limas, aku kembali beranjak ke depan rumah dan saatnya berfoto dengan latar Rumah Adat Limas bareng uang Rp. 10.000 emisi tahun 2004 yang bergambar rumah ini.

Oh ya, berhubung aku nggak bawa uangnya, jadi aku minjem uang Rp. 10.000 milik museum ini yang sudah dilaminating. Dan syarat peminjamannya cuma meninggalkan KTP.

Cekrek.. cekrek.. cekrek.. hmm... mantap juga ya. :D

Rumah Limas Palembang
Berfoto di depan Rumah Limas

25 komentar:

  1. Jadi bang Rudi balik lagi ke Palembang untuk lihat rumah Limas ya, eh bukan. Karena harus ngambil sertifikat ya.😅

    Rumah adat Limas besar banget ya. Ada ruang tamu, ruang kamar pengantin atau tamu kehormatan, dan juga gudang. Kalo malam kayaknya agak serem ya.😱

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas, ngambil sertifikat dong 🤣

      Iya Mas, rumahnya cukup besar, kalo malam kayaknya ngeri juga sih.

      Hapus
  2. Ternyata dalamnya luaaas ya mas. Tapi memang khasnya rumah zaman dulu sih. Aku mikirnya sempit Krn kalo dilihat dari luar bangunan kayak rendah dan ga luas aja.

    Semoga aku bisa balik lagi ke Palembang, kangen wiskulnya tapi juga mau eksplor tempat2 wisatanya ini 😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Luas sih mbak bagian dalamnya, tapi kalo dari luar emang nggak begitu kelihatan.

      Aamiin... Semoga bisa segera Mbak.

      Hapus
  3. aku suka rumah bernuansa kayu

    lihat kamar pengantin kasurnya banyak ditumpuk tumpuk ingat dongeng hans christian andersen mas rud...putri kacang polong wekekek

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rumah bernuansa kayu emang menarik Mbak, dan terasa lebih adem.

      Wah, saya sampe nyari dongengnya, dan kisahnya menarik juga.

      Hapus
  4. Mengunjungi tempat-tempat dan museum bersejarah begini punya keasyikan tersendiri. Semuanya bernuansa papan. Dapat sejenak melepaskan kejenuhan karena sibuk dengan rutinitas harian. Terima kasih telah berbagi, Mas Rudi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget Mbak, karena itu saya suka banget ngunjungi wisata sejarah dan budaya gini, rasanya bisa mengenal budaya Indonesia lebih jauh.

      Hapus
  5. Jalan jalan budaya sama sejarah sebenrnya asyik lho.. Aku kadang iri mas pgn kayak gini :(

    BalasHapus
  6. Meski tidak berada jauh dari kota Palembang tetapi Museum Rumah Limas tetap berdesain sederhana yaa mas, Seolah seperti berada disebuah pedesaan.


    Tetapi meski demikian suasana dalamnya cukup artistik sang selalu menyajikan benda-benda maupun ukiran khas sejarah kota Palembang terdahulu.😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena bangunannya masih asli nih Mas. Jadi kesan sederhananya masih kuat banget.

      Hapus
  7. Wah luas juga ya rumah adatnya... Baru ngeh kalau rumah limas ini jadi model uang 10.000 hehehe... Rumah adat begini kalau dibangun sekarang ini pasti biayanya mahal yah, kayu semua dalemannya 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas, uang Rp. 10.000 emisi 2004 emang gambarnya rumah limas ini.

      Wah, pasti mahal Mas, kayunya aja dari kayu tembesi dan kayu ulin yang harganya pasti mahal.

      Hapus
  8. Tak kirain balik lagi buat foto aja mas rudy ke sana.. hihi

    Oia, makan empek2 di pasar empek2 palembangnya ngga kemarin mas 🤭

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahaha... Nggak dong Mas, 🤣

      Makan dong Mas, beuh,,, mantap rasanya.

      Hapus
    2. Beuhh mantap kali mas 😂😂

      Hapus
    3. Iya dong Mas, nyobain pempek, lenggang, dan lain-lain.

      Hapus
  9. Ruangannya adem mas, padahal banyak tuh alat-alatnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin karena dari kayu Mas, terus bentuk atap dan rumahnya yang panggung, jadi adem di dalam.

      Hapus
    2. Iya juga mas. Soalnya, di kampung saya ada juga yang masih pake kayu tapi adem. Apalagi liat warna dinding sama lantainya satu warna, bikin mata gak lelah gara" banyak warna..

      Hapus
  10. pengennnn kerumah limas yang dijadiin foto duit 10ribu itu
    dulu aku mengira kalau gambar-gambar yang di mata uang Indo, cuman sekedar lukisan yang ada bentuk aslinya gitu
    ternyata aslinya aja sekeren ini
    ternyata dalemnya rumah adat limas gede juga ya, kalau nampak depan aku kira kayak rumah jawa biasa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setau ku, sekarang gambar di uang itu diambil dari tempat asli mbak.
      Karena itu aku berusaha ngunjungi tempat-tempat di uang rupiah itu mbak.

      Hapus
  11. Ada piano tua. Boleh dimainkan ga? Anakku lumayan bisa main piano hehehe. Benda2 bersejarah di dalam rumah limas ini eksklusif banget ya. Jadi kepengen bawa pulang hihihihi :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Boleh kok Mbak, pianonya juga masih berfungsi.

      Jangan dibawa pulang dong 🤣

      Hapus

Terima kasih telah berkunjung, silahkan berkomentar dengan sopan :)