Jumat, 09 Oktober 2020

Museum Negeri Bengkulu: Mengenal Sejarah dan Budaya Bengkulu


Museum Bengkulu

Hai sahabat backpacker

Hari ini adalah hari ketiga sekaligus hari terakhirku di Bumi Rafflesia. Pagi ini aku akan segera kembali ke Asahan, Sumatera Utara, kampung halamanku sendiri. Tiket busnya pun udah kupesan kemarin siang dan rencananya akan berangkat pukul 10,00 wib nanti. 

Baca juga: Pantai Panjang Bengkulu, Sunsetnya Juara

Tapi bukan Rudi Chandra Sambas sang backpacker tampan namanya kalo nggak memaksimalkan waktunya buat jalan-jalan. Oleh karena itu, sebelum berangkat ke pool bus, aku memutuskan untuk mengunjungi satu destinasi lagi di Kota Bengkulu ini dan tujuanku adalah Museum Negeri Bengkulu.

Alamat Museum Negeri Bengkulu

Museum Negeri Bengkulu beralamat di Jalan Pembangunan, No. 08, Kelurahan Padang Harapan, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu, Bengkulu.

Cara Menuju Museum Negeri Bengkulu

Museum Negeri Bengkulu ini masih berada di dalam Kota Bengkulu dan untuk mengunjunginya dari pusat kota bisa mengambil rute melalui Simpang Lima Ratu Samban, lalu ke Jalan S. Parman hingga tiba di Simpang Jalan Danau yang menuju Danau Dendam Tak Sudah. Namun berbeloklah ke kanan, ke Jalan Pembangunan. Dari persimpangan tersebut museum ini hanya berjarak 500 meter lagi.

Harga Tiket Masuk ke Museum Negeri Bengkulu

Harga tiket masuk ke Museum Negeri Bengkulu sangat murah meriah karena perorang dewasa cuma perlu membayar Rp. 3000 saja sedangkan anak-anak hanya Rp. 1000 saja. Murah banget cuy. 

Tiket masuk Museum Negeri Bengkulu

Sejarah Museum Negeri Bengkulu

Museum Negeri Bengkulu mulai dibangun pada tanggal 1 April 1978 dan baru mulai beroperasi secara umum pada tanggal 3 Mei 1980. Pada awalnya museum ini bertempat sementara di belakang Benteng Marlborough dengan koleksi awal berjumlah 51 koleksi dengan rincian 43 koleksi etnografi, 6 koleksi keramik dan 2 koleksi replika.

Barulah pada tanggal 3 Januari 1983 museum ini dipindah ke gedung yang sekarang yang berada di Padang Harapan, Kota Bengkulu. Statusnya pun ditingkatkan menjadi Museum Negeri Provinsi dengan klasifikasi museum umum tipe C. Peresmiannya dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 1988 oleh Dirjen Kebudayaan Drs. G.B.P.H. Poeger.

Koleksi Museum Negeri Bengkulu

Setelah membeli tiket masuknya yang murah meriah itu, aku pun segera menjelajahi isi museum untuk melihat berbagai koleksi yang tersimpan di dalam museum ini. Btw, ternyata aku menjadi pengunjung pertama hari itu, soalnya aku datang ke museum ini sebelum pukul 09.00 wib pagi.

Oh ya, saat membeli tiket juga diberikan buku panduan mengenai koleksi Museum Negeri Bengkulu. Buku panduannya pun ditempelin kulit kayu lantung. Kulit kayu khas Bengkulu yang sekarang sering diolah menjadi cinderamata khas Bengkulu. 

Buku panduan Museum Negeri Bengkulu

Selain itu di museum ini juga disediakan pemandu yang akan memandu pengunjung untuk berkeliling musum secara gratis. Saat itu pemandunya adalah siswi-siswi SMA. Mungkin mereka berasal dari SMK Pariwisata yang ada di Bengkulu.

Pemandunya cakep-cakep uy. :D

Katanya museum ini memiliki koleksi hingga 6.150 koleksi yang meliputi delapan jenis koleksi dengan rincian koleksi biologi, etnografi, arkeologi, historika, namismatika dan heraldika, filologika, keramologika dan koleksi teknologika. Tapi biar mudah, aku bakal jelasin koleksi museumnya sesuai urutan yang kuliat aja.

 Di bagian depan museum terdapat papan informasi yang memuat tentang informasi dari setiap kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Bengkulu. Lengkap dengan informasi tentang objek pariwisata yang ada di tiap kabupaten/kota yang ada. 

Profil kabupaten/kota di Bengkulu

Lanjut ke bagian dalam terdapat koleksi arkelogi dari jaman batu hingga perunggu. Di bagian ini terdapat kapak batu, menhir hingga nekara yang ditemukan di Bengkulu Utara. Di sisi sebelahnya terdapat pula koleksi arca-arca dari jaman Hindu dan Budha serta koleksi yang berhubungan dengan sejarah Islam di Bengkulu. 

Nekara yang ditemukan di Bengkulu Utara

Koleksi pada masa Islam

Lanjut lagi ke bagian dalam terdapat berbagai koleksi yang berhubungan dengan perjuangan mencapai kemerdekaan seperti senjata tradisional dan senjata rakitan yang digunakan untuk melawan penjajahan. 

Koleksi perjuangan melawan penjajahan

Selanjutnya terdapat koleksi yang berhubungan dengan etnografi alias  budaya dari suku-suka yang ada di Bengkulu. Di bagian ini terdapat koleksi berupa peralatan hidup seperti alat berburu, pertanian dan nelayan.  Kemudian juga ada peralatan adat, baju-baju adat, miniatur rumah adat dari suku-suku di Bengkulu hingga peralatan untuk pernikahan seperti pelaminan, baju pernikahan dan peralatan adatnya. Selain itu juga ada tentang informasi dan peralatan hidup Suku Enggano, salah satu suku yang ada di Bengkulu. 

Salah satu bagian dari alat pertanian 

Pelaminan pernikahan

Miniatur rumah adat di Bengkulu

Tongkat Raja Bengkulu

Berikutnya ada koleksi filologika yaitu koleksi naskah kuno yang dinamakan naskah ka-ga-nga. Isi naskahnya berupa doa/jampi, kisah/kejadian, adat dan hukum adat, pengobatan tradisional, aturan bertani, perambak bujang gadis, juga cerita rakyat. 

Naskah Ka Ga Nga

Aku kemudian pindah ke gedung belakang, di bagian ini terdapat koleksi biologika, yaitu awetan hewan, tumbuhan hingga fosil-fosil. Selain itu juga terdapat koleksi keramologika berupa benda-benda yang terbuat dari keramik serta tempayan-tempayan. Sayangnya ruangan ini sedikit gelap, jadi aku nggak berlama-lama di bagian ini. 

Koleksi tempayan

Aku kemudian berpindah ke ruangan bawah museum. Di ruangan ini terdapat koleksi numismatika dan heraldika yaitu koleksi mata uang dan alat tukar serta berbagai tanda jasa, lambang dan tanda pangkat resmi. Lalu juga ada mesin cetak yang dulu digunakan oleh Bung Karno ketika diasingkan di Bengkulu dan juga dipakai untuk mencetak uang PMR atau ORI.

Selain itu di ruangan ini juga terdapat berbagai hasil kesenian masyarakat Bengkulu seperti kain besurek, sejenis batik khas Bengkulu dengan motif kaligrafi aksara arab yang dihiasi perpaduan flora dan fauna. Lalu juga terdapat jenis-jenis kain lain, hasil anyaman hingga peralatan musik. 

Kain Besurek

Setelah menjelajahi seluruh bagian museum, aku pun mengakhiri petualangan di Museum Negeri Bengkulu dan segera menuju pool bus Putra Simas, bus yang akan membawaku kembali pulang.

Tiket Bus Putra Simas

Tepat pukul 10.00 wib pagi bus pun berangkat dari pool dan secara perlahan kami meninggalkan tanah Bengkulu. Ah... selamat tinggal Bengkulu, sampai ketemu lagi. 

Backpacker tampan di Museum Negeri Bengkulu

51 komentar:

  1. Wah murah banget tiket masuknya, padahal museum itu menarik lho karena banyak info2 tentang sejarah dimasa lalu :D

    Semoga makin banyak orang yang tertarik untuk datang ke museum ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rata-rata tiket masuk museum emang murah sih Mbak, apalagi kalo museum milik provinsi atau daerah.

      Bahkan beberapa museum menggratiskan tiket masuknya seperti Museum Asahan. Terus Museum Negeri Medan juga tiket masuknya cuma Rp. 1500, perorang Mbak.

      Aamiin... Semoga lah Mbak, soalnya selama ini walau harga tiketnya murah, yang berkunjung nggak begitu rame.

      Hapus
  2. jaman dulu tulisannya arabic tetapi berbahasa melayu yah ....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Katanya sih setelah masuk ke Indonesia, rata-rata kesultanan Islam di Indonesia emang pake aksara arab tapi bahaya Melayu.

      Hapus
    2. Kalo ga salah, namanya Huruf Jawi yaa..

      Hapus
    3. Iya Mas, sebagian huruf Jawi, tapi ada juga yang bahasa turunan dari sansekerta.

      Hapus
  3. Harga tiketnya murah sekali ya
    Wah kalau saya dekat ,akan sering berkunjung ke museum Negeri Bengkulu
    saya kan paling suka dengan sejarah
    Koleksi museumnya juga lengkap dan unik. Sangat menarik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Murah banget Mas, makanya Mas, kesini dong sesekali.

      Hapus
  4. Salut buat bang Rudi Candra yang suka pergi ke tempat wisata dan juga museum, jarang lho orang yang mau ke museum, padahal banyak sejarahnya ya.

    Waduh, udah harga tiketnya murah dapat buku panduan lagi. Enak ya bang.

    Kain besurek bagus juga ya, sekilas memang mirip dengan kain batik bang.😀

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahaha... Karena emang suka museum sih Mas, bahkan sebelum traveling ke satu tempat, saya selalu cari info bangunan sejarah dan museum yang ada di daerah tersebut buat dikunjungi.

      Enak dong Mas, udah gitu dipandu cewek cakep lagi. 🤣

      Iya Mas, tapi punya motif khas sendiri.

      Hapus
  5. Mas Rudi ini rajin banget ke museum hihi salut saya, terakhir baca post mas Rudi dan komentar itu waktu mas ke museum Lampung atau Jambi apa ya, saya lupa ~ yang rumah Pak Karno 😍

    By the way, saya jarang ke museum mas, tapi sangat menikmati cerita perjalanan teman-teman yang ke museum 😆 entah kenapa saya selalu deg degan kalau masuk museum soalnya ~ jadi harus pilah pilih dari review dulu baru berangkat.

    Ohya, seru juga kalau ternyata di museum provinsi ada guide-nya. Especially jika guide-nya anak sekolah. Biasanya mereka cenderung aktif dalam menjelaskan. It must be fun 😆 hehe. Ditunggu cerita perjalanan berikutnya, mas ~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahaha... Nama blog nya aja backpack sejarah Mbak, jadi emang suka ama sejarah-sejarah gitu.

      Ya masuk museum emang kadang bikin spooky sih. Soalnya kebanyakan museum itu kan gelap, terus auranya juga bikin nggak nyaman.

      Guide anak sekolah rmang lebih interaktif Mbak, udah gitu cakep-cakep lagi. 🤣

      Siap Mbak, mohon nantikan cerita selanjutnya ya. 😊

      Hapus
  6. yang keren itu peninggalan bersejarahnya....mantap sekali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, banyak koleksi peninggalan bersejarahnya yang unik-unik juga.

      Hapus
  7. Murah sekali tiket masuknya. Walaupun ini bagus bagi kita sebagai pengunjung, sebenarnya juga bisa menjadi tolok ukur bahwa museum di Indonesia kurang diminati sampai dibanderol semurah itu.

    Generasi sekarang makin melupakan dan tak tertarik dengan pendahulu mereka. Apalagi pelajaran sejarah mau dihapuskan, makin kasihan museum2.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Begitu lah Kak, minat orang Indonesia buat ngunjungi museum emang masih cukup rendah. Padahal tiket masuknya semurah itu.

      Iya Kak, semoga nggak jadi dihapuskan, karena gimana pun sejarah itu penting untuk mengingat jati diri bangsa.

      Hapus
  8. Tiketnya bisa murah gitu yaa mas. Padahal museum memberikan kita banyak informasi menarik. Tapi mungkin, wajar sih, sebab punya pemerintah. Saya pernah ke museum di pulau jawa, harga tiketnya sampe 100rb dong. Mahal kali hahaha..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mahal sekali ya Mas, tapi mungkin itu museum milik pribadi, jadi semahal itu.

      Kalo museum milik pemerintah, rata-rata murah sih.

      Hapus
  9. Bervariasi koleksinya, jadi makin tahu nih sama sejarah negeri Bengkulu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas, ada banyak jenis koleksi yang berbeda di Museum ini.
      Sekali berkunjung aja udah bisa dapat banyak pengetahuan tentang Bengkulu.

      Hapus
  10. Dari depan mirip museum transmigrasi di Lampung. Kalau liat isinya mirip museum Balaputradewa Palembang :)

    Murah ya tiketnya 3000 aja, dan sayangnya dengan tiket semurah itu masih sepi hiks.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah... Saya belum pernah tuh ke Museum Transmigrasi dan Museum Balaputeradewa. Semoga nanti kesampean ke sana. Aamiin..

      Iya Mas, rata-rata museum di Indonesia emang gitu. Padahal harga tiketnya murah.
      Tapi tetap aja sepi pengunjung.

      Hapus
  11. Cukup lengkap nih mas ulasannya jadi tahu sejarah meseum bengkulu meski belum pernah kesana. Tata ruang meseumnya juga cukup apik..😊😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas, pas datanya juga lumayan lengkap, terus dapat buku panduan juga. Jadi bisa nulis ulasan yang cukup panjang.

      Hapus
  12. Keren mas rudi, memang jaman skrng hrs mulau digalakkan lg kunjungan ke museum. Bahkan dg biaya masuk murah bgd, masih sedikit orng yg berminat jalan2 du museum. Padahal kan isinya bagus2 kaya ini, semua tntng bengkulu mulai peninggalan arkeologinya juga ada yaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget tuh Mbak, harusnya setiap siswa wajib dikenalin ama museum, biar mereka tau tentang sejarah daerahnya. Apalagi tiket masuk museum kan lebih murah ketimbang tiket wisata-wisata lainnya.
      Selain murah, bisa dapat ilmu lagi.

      Hapus
  13. Saya suka sekali rumah-rumah adat di Indonesia yang memakai konsep rumah panggung. Benar-benar mempertimbangkan keindahan, keamanan, dan kenyamanan penggunanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya juga suka banget ama rumah-rumah adat Indonesia Mas.
      Cuma sulitnya sekarang mencari rumah adat yang masih asli. Karena banyak daerah yang udah nggak punya rumah adat yang masih berdiri.

      Hapus
  14. Hi Kak Rudi, salam kenal 🤚🏻 maaf baru berkunjung balik ke sini 😅

    Btw, aku juga suka lho kalau pergi ke Museum meskipun nggak sesering Kak Rudy sih 🤭 tapi, aku cukup tertarik untuk melihat-lihat koleksi di Museum, makanya senang membaca tulisan Kakak ini sebab rasanya seperti diajak masuk ke Museum 🤭

    Oiya, koleksi Museum yang berupa pelaminan pernikahan itu cantik banget! Seperti di film-film Timur Tengah gitu ya kelihatannya. Baguss 😍

    Dan harga tiket masuknya murah sekaliiii!! Bahkan sama ongkos parkir aja, lebih mahal ongkos parkir deh 🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hai juga Kak Lia. Terima kasih banyak udah berkunjung ya. 😊

      Saya emang suka banget ama wisata sejarah kak. Jadi kalo pergi ke suatu tempat, pasti nyari wisata sejarahnya dulu.

      Itu pelaminan Melayu Bengkulu Kak. Mungkin dapat pengaruh Timur Tengah juga. Karena katanya Islam masuk ke Bengkulu emang dari pedagang Timur Tengah.

      Harga tiket masuk museum emang murah-murah Kak. Bahkan ada loh museum yang masuknya itu gratis, kayak Museum Asahan. Itu masuknya gratis.

      Hapus
  15. huahuahua ngiri aku tuhhh...asli ini kereeen perjalanannya, bengkulu salah satu yang masuk dalam wish list ku. noted kak, yang ditulis2 soal bengkulu ini huhu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahaha... Bengkulu emang menarik sih.
      Selain punya banyak tempat wisata yang menarik, mulai dari wisata alam sampe wisata sejarah, tempat-tempat wisatanya juga saling berdekatan. Jadi bisa sekali kunjungi aja.

      Hapus
  16. wah mana nih foto2 pemandunya? penonton kecewaaaaa ngga diliatin, wkwkwk..

    btw lumayan padat ya jadwal 3 hari di Bengkulu,, benar2 dimanfaatkan semaksimal mungkin, mantap!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahaha... Kalo foto pemandunya ditampilin, ntar yang punya blog kalah bersinar. 🤣

      Padat banget Mas, nggak nyia-nyiain waktu sedikit pun.
      Selesai ujian, langsung jalan-jalan lagi. 😆

      Hapus
  17. Saya sepekat dengan komen di atas, ulasan dan foto cukup lengkap. kecuali foto pemandu yang katanya cantik, tidak diketemukan... :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahaha... Foto pemandunya masih disembunyiin kak. 😆

      Hapus
  18. Wah murah ya tiket masuk ke museum negeri Bengkulu ini..
    Lengkap juga isinya ada guide nya juga buat pengunjung..
    Mulai dari peninggalan zaman prasejarah, peninggalan Hindu Budha, peninggalan Islam, adat istiadat.. komplit dech..
    Museum ini agus banget buat pelajar dan umum. Makasih atas info nya mas Rudi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, cukup murah lah dan dapat banyak ilmu pulak tuh. Jadi cukup menguntungkan berkunjung ke museum ini.

      Terima kasih juga udah singgah ke blog ini Mbak. 😊

      Hapus
  19. Memang benar kok, Bengkulu menjadi tempat yang asyik untuk berwisata heritage, setidaknya dari tulisan-tulisan abang, ada banyak destinasi yang bisa dikunjung. Seperti halnya museum ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget tuh Mas, Bengkulu emang punya banyak peninggalan bersejarah. Lokasinya pun saling berdekatan, jadi mudah buat ngunjunginya.

      Hapus
  20. Kdg aku bingung kenapa yaa museum kita itu murah2 bangettt, tp pengunjungnya ga banyak. Padahal visit museum itu menarik . Setidaknya ini cara belajar sejarah yg LBH gampang dimengerti, drpd baca bukunya yg suka ribet ;).

    Guidenya tapi aktif menjelaskan ya mas.. aku makin suka tuh kalo dpt guide yg pinter ngejelasinnya. Ga keberatan ksh tips lah kalo dpt yg begitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Entah lah Mbak, padahal harga tiketnya sangat terjangkau, tapi tetap aja sepi. Nggak cuma museum Mbak, bangunan peninggalan sejarah lainnya pun seperti itu.

      Pemandunya masih anak sekolah sih Mbak, jadi masih dalam tahap belajar. Bisa dimaklumi deh.

      Hapus
  21. Aku tuh termasuk yang suka ke tempat tempat bersejarah dan kuliner yang bersejarah. Hhehe. Mnurutku hal yangd iperjuangkan dulu harus di hargai. Sayangnya tak banyak yang suka ke tempat bersejarah. Aku pengen ke rumah Bu Fatmawati

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sayangnya emang banyak yang males ngunjungi bangunan bersejarah gini Mbak. Ada yang bilang takut lah, atau nggak menarik lah.

      Padahal kalo kita suka, pasti rasanya menarik, karena ada banyak cerita yang kita bisa tau dari sebuah bangunan bersejarah.
      Apalagi tiketnya juga murah-murah.

      Hapus
  22. banyak yg pada galfok pengen tau foto pemandunya tuh mas.. hehe.. wahh paling seru emang kalau pergi berkunjung ke museum.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ahahaha.... Mau share foto adik pemandunya, tapi nggak ada izinnya.
      Jadi segan deh.

      Iya Mbak, kalo jalan-jalan ke museum tuh selain murah, juga bisa dapat banyak ilmu.

      Hapus
  23. Salfok sama mie rebusnya. pengen bilang "kayak mie aceh" tapi kok pake toge & kentang hahah. Rasanya gimana sih. Gak ada fotonya sih. Kan jadi kepooo

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mie rebus itu rasanya enak, ada asin, sedikit asam dari cuka, trus ada manisnya juga dikit.

      Ntar kalo aku ke sana, aku fotoin yang lengkap mie rebusnya Mbak.

      Hapus
  24. Artikelnya keren Kak, Tolong Mampir ke Blog saya ya Kak, http://catatan-azis2.blogspot.com

    BalasHapus

Terima kasih telah berkunjung, silahkan berkomentar dengan sopan :)