Jumat, 27 Maret 2020

Mengunjungi Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Hai sahabat backpacker...

Setelah aku selesai membayangkan tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia di Taman Proklamasi Indonesia, aku pun melanjutkan petualangan di Ibu Kota ini. Tujuanku selanjutnya adalah Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang masih berhubungan erat dengan peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Berhubung kagak ada keliatan bus yang lewat dari Taman Proklamasi ini, lagi-lagi pilihanku adalah naik motornya abang ojol untuk mengantarkan ku ke museum tersebut.

“Ayok bang! Let's go.”

Brrmm... Brmmm...

Alamat Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Tak begitu jauh dari Taman Proklamasi, palingan cuma sekitar 7 menit doang dari Taman Proklamasi, aku pun sampe di pintu masuk Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Museum ini beralamat di Jalan Imam Bonjol, No. 1, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat. Letaknya nggak begitu jauh dari Monas dan Bundaran HI.
Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Sejarah Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Gedung museum ini pertama kali dibangun pada tahun 1920 dengan gaya arsitektur Eropa dan dikelola oleh PT. Asuransi Jiwasraya. Selanjutnya gedung ini diambil alih oleh Konsulat Inggris pada saat Perang Pasifik dan kemudian dimiliki oleh Jepang ketika mereka menjajah Indonesia dan menjadi rumah tinggal Laksamana Muda Tadashi Maeda. Setelah masa kemerdekaan, gedung ini beralih-alih kepemilikan, seperti Markas Tentara Inggris, dikontrak Konsulat Inggris, kemudian dijadikan perkantoran Perpustakaan Nasional hingga pada tahun 1992 gedung ini dijadikan Museum Perumusan Naskah Proklamasi karena menjadi tempat yang sangat bersejarah bagi kemerdekaan Indonesia.
Gedung Museum Perumusan Naskah Proklamasi

Koleksi Museum dan Sejarah Perumusan Naskah Proklamasi

Tiket masuk ke museum ini cuma Rp. 2000 aja. Murah banget cuy, beli jajanan aja segitu kagak kenyang. Setelah membeli tiket yang super murah dan menitipkan ransel yang mulai terasa berat, aku pun mulai menjelajahi gedung saksi sejarah perumusan naskah proklamasi ini.
Jam buka dan harga tiket masuk museum
Bagian pertamanya adalah ruang Pra-perumusan Naskah Proklamasi. Ruang ini adalah ruang tamu yang digunakan Laksamana Maeda menemui tokoh-tokoh proklamasi dan memberitahukan bahwa Jepang terikat perjanjian atas status quo Indonesia. Oleh karena itu beliau memutuskan untuk tidak ikut campur, dan mengundurkan diri ke dalam kamarnya di lantai atas. Namun tetap mengizinkan kediamannya digunakan untuk membahas kemerdekaan Indonesia.
Ruang Pra-perumusan Naskah Proklamasi
 Di ruangan selanjutnya terdapat patung diorama yang menggambarkan kisah ketika Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo menyusun draft naskah proklamasi. Naskah tersebut ditulis tangan oleh Soekarno, sedangkan Hatta dan Ahmad Soebardjo menyumbangkan pikirannya secara lisan.
Soekarno, Hatta dan Ahmad Soebardjo merumuskam naskah proklamasi

Draft naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia
Setelah selesai, naskah tersebut kemudian dibacakan di hadapan tokoh-tokoh yang hadir dan mereka menerima draft naskah tersebut dengan suara bulat. Naskah tersebut kemudian diketik oleh Sayuti Melik di Ruang Pengetikan Naskah Proklamasi dan ditemani oleh B.M Diah.
Pengetikan naskah proklamasi oleh Sayuti Melik ditemani B.M Diah
Setelah itu sempat terjadi perdebatan tentang siapa yang akan menandatangani naskah proklamasi kemerdekaan tersebut. Kemudian Soekarni maju dan memberikan pendapat agar naskah tersebut ditandatangani oleh Soekarno-Hatta dengan atas nama Bangsa Indonesia. Usul ini diterima secara bulat oleh para tokoh yang hadir dengan tepuk tangan.
Ruangan para tokoh menanti naskah proklamasi

Para tokoh yang hadir
 Soekarno dan Hatta pun menandangani naskah proklamasi kemerdekan tersebut di atas piano hitam yang ada di dekat tangga. Dengan demikian, selesailah perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dirumuskan pada malam menjelang subuh hari tersebut dan keesokan harinya dibacakan di halaman rumah Soekarno, di Jalan Pegangsaan Timur, No. 56 yang sekarang menjadi Taman Proklamasi Indonesia.
Piano di dekat tangga
Selain koleksi tersebut, di dalam museum ini juga masih banyak koleksi lainnya yang masih berhubungan ama kejadian Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Di bagian belakang terdapat perpustakaan kecil dengan koleksi buku-buku sejarah dan museum. Sedangkan di lantai 2 nya terdapat berbagai macam barang koleksi milik tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia. Di sini juga ada salinan teks proklamasi hingga kaset dan piringan hitam yang merekam pembacaan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Bagian belakang museum

Ada perpustakaan kecil

Kaset rekaman Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Piringan hitam yang merekam Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Meski barang-barang  furnitur yang ada di museum ini hanya replika karena gedung museum ini sempat beralih-alih kepemilikan, namun museum ini sangat wajib dikunjungi agar kita tau perjuangan para tokoh kemerdekaan dalam menggapai kemerdekaan Indonesia sehingga kita sebagai generasi selanjutnya bisa menikmati nyamannya hidup di negara yang merdeka.

Merdeka!
Si ganteng yang unyu di Museum Perumusan Naskah Proklamasi

17 komentar:

  1. Murah amat mas, tiket masuknya cuma 2.000, beli cilok saja tidak kenyang.��

    Aku seperti nya pernah lewat sih waktu mau ke Monas dari stasiun Senen, tapi ya lewat saja, tidak mampir.��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang iya mas, permen aja cuma dapat beberapa biji tuh.

      Wah... Seharunya mampir dong mas, nggak kalah menarik ama Monas kok.

      Hapus
    2. Penginnya sih mampir kang, cuma naik busnya penuh, jadinya mau bilang stop udah keburu nyampai Monas.😂

      Hapus
    3. Busyet... Bisa gitu ya Mas. 😂😂

      Hapus
  2. Di halaman belakangnya ada bunkernya. Sempat melongok ke dalam bunker nggak? Saya suka ke sini di sekitar bulan Agustus, biasanya ada acara khusus di sini. Btw, sebetulnya ada bus Transjakarta yang lewat sini , tapi selama wabah COVID-19 tidak beroperasi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pas ke sini, bunkernya lagi ditutup mbak, ada renovasi gitu. 😑

      Iya mbak, kalo dari sini ada. Tapi pas di Taman Proklamasi, kagak keliatan busnya.

      Hapus
  3. Mas Rudi. saya punya selera yang sama, yaitu sejarah. mengunjungi blog mas rudi, serasa travelling time

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah... Syukurlah ada yang punya selera yang sama. Semoga betah ngunjungin blog ku ya mas. 🙂

      Hapus
  4. Aku pernah lewat lokasi gedung museum ini,cuma saat itu gedung belum difungsikan sebagai museum.

    Aku notes lokasinya,ntar kalau ke Jakarta lagi aku mampir kesana.
    Thanks infonya ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama mas, semoga nanti kunjungannya menyenangkan. Aamiin.. 😊

      Hapus
  5. Estetik sekali ya museumnya. Bisa jadi sumber belajar dan sejarah yang baik buat masyarakat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya bang, pas aku ke sini, banyak anak sekolah juga yang datang kok.

      Hapus
  6. Serasa kembali ke pelajaran masa SD dulu.. Bring backs all the good memories.. :)

    -Traveler Paruh Waktu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pelajaran kelas 6 kan Mas?
      Tapi kalo dulu kan taunya dari buku Mas, ini lebih seru karena ngunjungin langsung.

      Hapus
  7. Baca postingan ini saya jadi bisa membayangkan peristiwa pembuatan naskah proklamasi. Baru tahu kalau ternyata penandatanganannya dilakukan di atas piano. Klasik banget pasti adegannya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mas, sebenarnya pembuatan naskah proklamasi tuh kisahnya panjang sih, yang ku bikin ini versi singkatnya aja.

      Tapi kalo ngunjungi museum ini, kita bisa membayangkan adegan-adegan yang terjadi sih.

      Hapus

Terima kasih telah berkunjung, silahkan berkomentar dengan sopan :)